Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DIANA NOVI ANGGRAENI

NIM : 2202114373

KELAS : 22.1/SD-B

TOPIK 3 KONEKSI MATERI FILOSOFI PENDIDIKAN

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari
Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia Indonesia
menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar. Mahasiswa
membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata
Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial budaya dan
pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.

Selanjutnya, silakan ketikkan hasil kesimpulan Anda sesuai petunjuk pengiriman di bawah.

JAWAB :

Sejarah pendidikan di Indonesia memiliki cerita yang menarik dari masa ke masa.
Sejarah Pendidikan Indonesia di masa lampau hingga sekarang memberikan gambaran bahwa
Pendidikan itu tetaplah penting untuk membentuk karakter pribadi. Keluarga adalah tempat
pembentukan karakter. Walaupun sistem penerapannya berbeda-beda tetapi Pendidikan
memiliki kesamaan tujuan. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi
pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan.

Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang Mengingat


semboyan yang menjadi rangkaian asas-asas ke-Tamansiswaan-an yang dikemukakan pidato
Ki Hadjar Dewantara yang mengajarkan bahwa di dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia
luar harus kontinuitas dengan alam kebudayaan sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayan-
kebudayaan lain yang ada, dan akhinya jika sudah bersatu dalam alam universal, bersama
mewujudkan persatuan dunia dan manusia yang konsentris.

Menurut Ki Hajar Dewantara “Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih


kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur
peradaban dan kebudayaan tadi tumbuh dengan baik-baiknya.” Sedangkan Pendidikan nasional
adalah Pendidikan yang berdasarkan garis-garis bangsanya (kultural-nasional) dan ditunjukkan
untuk keperluan peri kehidupan, yang dapat mengangkat derajat negeri dan rakyatnya,
sehingga bersamaan kedudukan dan bekerjasama dengan bangsa lainnya.

Dari sifat “ Bhineka Tunggal Ika” identitas manusia Indonesia yang lahir, tumbuh dan
berkembang dalam kebhinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang disampaikan Ki
Hadjar Dewantara. Dalam Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai
interaksi antar manusia dalam suatu budaya berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini,
interaksi yang dimaksud adalah adanya kesesuaian-kesesuaian yang berkesinambungan
mengenai sebuah peran, aturan serta nilai budaya. Interaksi sosiokultural dalam pendidikan
menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi bangsa, baik yang disebabkan oleh
cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap teman yang berbeda.

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana manusia tertaut
dengan tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu pendidikan sendiri sebenarnya
saling terintegrasi dengan kebudayan, pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan
kebudayaan. Karena Pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin
nilai-nilai kebudayaan. Oleh karena itu setiap fase peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran menjadi sangat penting.

Pada perspektif pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga telah menyampaikan "Dalam


melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan
anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya,
jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan,
baik pada alam maupun zaman.satu upaya untuk mengurangi pengaruh budaya asing dengan
menerapkan pembelajaran sosiokultural untuk menuntun dan membentuk karakter peserta
didik

Anda mungkin juga menyukai