1. Saya tinggal di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Menurut saya, ada beberapa
kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya yang
sejalan dengan pemikiran KHD, yaitu:
Nilai gotong royong. Nilai gotong royong merupakan salah satu nilai luhur
budaya Indonesia yang diajarkan oleh KHD. Nilai gotong royong dapat
diwujudkan dalam pembelajaran dengan cara berkolaborasi dan saling
membantu antar peserta didik dan guru.
Nilai kearifan lokal. Nilai kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat secara turun-temurun. Nilai kearifan lokal
dapat diintegrasikan dalam pembelajaran untuk memperkaya pemahaman
peserta didik tentang budayanya.
Nilai religius. Nilai religius merupakan nilai yang berkaitan dengan agama.
Nilai religius dapat diintegrasikan dalam pembelajaran untuk membentuk
karakter peserta didik yang bermoral dan beretika.
Guru mengajarkan peserta didik tentang nilai gotong royong dalam pembelajaran
tematik. Peserta didik diajak untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan
tugas.
Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional. Kegiatan ini dapat
membantu peserta didik untuk mengenal dan melestarikan budaya daerah.
Sekolah mengadakan kegiatan bakti sosial di desa. Kegiatan ini dapat membantu
peserta didik untuk belajar berbagi dan peduli terhadap sesama.
Salah satu kekuatan pemikiran KHD yang dapat ditekankan di kelas atau sekolah
dengan konteks lokal sosial budaya di Indonesia adalah nilai-nilai budaya gotong-
royong yang sejalan dengan prinsip kolaborasi dalam KHD. Gotong-royong adalah
konsep dalam budaya Indonesia yang menekankan kerjasama, tolong-menolong, dan
keterlibatan bersama dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan bersama.
Penerapan konsep kolaborasi atau kerja sama sejalan dengan nilai-nilai gotong-royong
di Indonesia. Berikut adalah contoh bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam
konteks kelas atau sekolah:
1. Kerja sama dalam Proyek Kelompok: Mendorong siswa untuk bekerja dalam
kelompok dan menyelesaikan proyek-proyek bersama. Ini membangun semangat
kerjasama, di mana setiap anggota kelompok memiliki peran penting dalam mencapai
tujuan bersama.
2. Mengadopsi Pendekatan Inklusif: Memastikan bahwa setiap siswa merasa dihargai
dan didengar dalam lingkungan kelas. Membangun atmosfer yang inklusif akan
mendorong siswa untuk bekerja sama dan membantu satu sama lain.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah Lokal: Mengintegrasikan masalah-masalah lokal ke
dalam kurikulum untuk mendorong siswa bekerja sama dalam menemukan solusi untuk
masalah-masalah yang ada di sekitar mereka.
4. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif: Mendorong partisipasi aktif dari siswa
dalam proses pembelajaran. Diskusi, proyek kolaboratif, dan kegiatan yang mendorong
kerjasama bisa menjadi bagian dari strategi pembelajaran.
5. Pemberdayaan Komunitas Sekolah: Melibatkan orang tua, staf sekolah, dan
komunitas lokal dalam upaya pendidikan. Kolaborasi antara semua pihak dapat
menghasilkan lingkungan pendidikan yang lebih kuat.
Saya setuju bahwa nilai kearifan lokal seperti nilai toleransi dapat menjadi kekuatan
pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau sekolah Anda sesuai
dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda.
Toleransi merupakan salah satu nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Nilai
toleransi mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, baik perbedaan agama, suku,
budaya, maupun pendapat.
Nilai toleransi penting untuk diterapkan di kelas atau sekolah karena dapat membantu
peserta didik untuk:
Berikut adalah beberapa contoh penerapan nilai toleransi di kelas atau sekolah Anda:
Guru dapat mengajarkan peserta didik tentang pentingnya toleransi dengan cara
mengajak mereka untuk mempelajari tentang agama dan budaya lain.
Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk toleransi, seperti
dengan melarang segala bentuk diskriminasi dan kekerasan.
Guru dapat memberikan contoh perilaku toleransi kepada peserta didik, seperti dengan
menghormati pendapat orang lain, meski berbeda dengan pendapatnya.
Dengan menerapkan nilai toleransi di kelas atau sekolah, Anda dapat membantu
peserta didik untuk menjadi individu yang berkarakter dan berjati diri. Peserta didik juga
akan menjadi anggota masyarakat yang dapat berperan aktif dalam pembangunan
masyarakat yang harmonis dan damai
Menitikberatkan pada nilai kearifan lokal, seperti nilai toleransi, merupakan kekuatan
pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang bisa sangat relevan dan diterapkan dalam
konteks lokal sosial budaya di daerah Anda. Nilai toleransi menjadi landasan yang
sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan
menghormati keberagaman di sekolah.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana nilai toleransi dapat diterapkan dalam konteks
sekolah atau kelas dengan mengikuti pemikiran Ki Hajar Dewantara:
Menerapkan nilai toleransi dalam lingkungan pendidikan sesuai dengan prinsip Ki Hajar
Dewantara akan memberikan fondasi yang kuat bagi pendidikan yang inklusif dan
membangun karakter siswa yang menghargai keberagaman. Hal ini sejalan dengan cita-
cita pendidikan yang merangkul nilai-nilai lokal dalam menciptakan lingkungan belajar
yang bermakna dan mendukung bagi semua siswa.