Anda di halaman 1dari 3

TOPIK 3

PENGEMBANGAN DAN PERANCANGAN KURIKULUM


TUGAS DEMONTRASI KONTEKSTUAL
RANCANGAN PEMBELAJARAN DALAM Understanding by Desaign

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Amelia Nur Fitriani ( 2312902 )
2. Anisa Nuryanti ( 2312905 )
3. Sutrianingsih ( 2312778 )
4. Ismi Azmiyati ( 2313175 )

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN SENI BUDAYA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2023/2024
Topik 3 Ruang kolaborasi

NASKAH RANGKUMAN DAN PENDAPAT KELOMPOK MENGENAI ASPEK


PEMAHAMAN “BEREMPATI” DALAM PRINSIP UbD

Understanding by Design (UbD) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat


pada pembelajaran dan pemahaman siswa yang mendalam (Wiggins and Mc Tighe, 2005).
Dalam UbD, pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk menggunakan
pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
berpikir kritis. Dalam hal ini guru memiliki andil yang besar untuk mendorong siswa mencapai
tingkat pemahaman tersebut. Ada 6 aspek yang dapat digunakan untuk mengukur pembelajaran
siswa, salah satunya adalah kemampuan berempati. Aspek ini mengukur kemampuan siswa
untuk untuk memposisikan diri di posisi orang lain, merasakan emosi yang dialami oleh orang
lain, serta memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Ini adalah kunci untuk membangun
hubungan yang kuat dan bermakna untuk membantu orang lain dan membuat keputusan yang
baik.

Ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan kemampuan berempati siswa. Indikator-
indikator ini dapat dilihat dalam perilaku, ucapan, dan sikap dari siswa sendiri, yaitu : Sensitive,
artinya memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perasaan orang lain. Siswa dapat merasakan
emosi orang lain, baik itu emosi positif maupun negatif. Terbuka, artinya memiliki pikiran dan
hati yang terbuka terhadap pengalaman orang lain. siswa tidak menilai atau menghakimi orang
lain, dan mereka bersedia untuk mendengarkan dan memahami perspektif orang lain. Perseptif,
yaitu memiliki kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Dalam hal ini
siswa apat memahami bagaimana perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain yang dapat
memengaruhi perilaku mereka. Reseptatif yaitu menunjukkan rasa hormat terhadap perasaan
dan pengalaman orang lain. Mereka tidak memaksakan pendapat atau keyakinan mereka sendiri,
dan mereka berusaha untuk menghargai perbedaan. Taktis yaitu siswa dapat memahami situasi
dan menyesuaikan pendekatan mereka untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Dengan adanya aspek kemampuan berempati pada siswa akan membangun hubungan
yang lebih kuat baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan teman sejawatnya,
menjadikan perilaku yang lebih bertanggung jawab, menyelesaikan konflik dengan lebih efektif
dan damai, serta membuat keputusan yang lebih baik baik untuk diri mereka sendiri maupun
orang lain.

Berikut beberapa contoh konkret penerapan aspek kemampuan berempati pada proses
pembelajaran seni budaya, diantaranya :

1) Pada saat pembelajaran seni lukis di kelas 9 SMP N 43 Bandung, guru mengajak siswa
untuk mendiskusikan makna dari sebuah karya seni lukis yang ditayangkan pada sebuah
proyektor. Masing-masing siswa mencoba untuk merasakan dan memahami pesan atau
perasaan apa yang ingin diungkapkan sang seniman melalui lukisan tersebut lalu
mengutarakannya. Dalam menangkap pesan dari lukiana tersebut masing-masing anak ada
yang berbeda karena informasi yang di tangkap oleh mata di pengaruhi juga dengan
pengalaman hidup atau memori dari masing-masing siswa.
2)

Anda mungkin juga menyukai