Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
Izin Pendirian Kepmendikbud Nomor: 558/E/O/2014
Jalan Parit Derabak, Ahmad Yani II, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Posel: fkip@unukalbar.ac.id, Laman: fkip.unukalbar.ac.id

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan


Semester : III
Hari/Tanggal : 31 Oktober 2023
Dosen Pengampu : Yunika Afryaningsih, M. Pd.
Waktu Pengerjaan : 31 Oktober – 7 November 2023
Jenis Pengerjaan : take home

Petunjuk:

a. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan referensi yang sahih.


b. Tidak diperkenankan melakukan kecurangan atau plagiasi. Jika ditemukan dua hal
tersebut, maka nilai UTS mahasiswa bersangkutan akan dibatalkan.
c. Masing-masing soal bernilai 20.
d. Jawaban diketik rapi dengan huruf Times New Roman 12 poin dan jarak 1,5 spasi.
e. Jawaban UTS dikumpulkan paling lambat pada Selasa, 7 November 2023, pukul 14.00
WIB. Dihimpun dulu oleh penanggung jawab (PJ) mata kuliah.

Soal

1. Menurut Piaget, tahap perkembangan siswa usia SD berada pada operasi konkrit (7-11
tahun). Sebagai calon guru, mengetahui hal tersebut, apa yang akan Anda lakukan dalam
merancang pembelajaran di kelas Anda?
2. Anda memahami terdapat tiga gaya belajar mendasar yang akan muncul pada siswa
dengan masing-masing gaya belajar mungkin lebih dominan dari yang lain. Menurut
Anda, adakah pengaruh gaya belajar pada hasil belajar siswa? (dukunglah pendapat Anda
dengan data hasil penelitian)
3. Siswa di kelas Anda memiliki latar belakang budaya dan etnis berbeda. Bagaimana Anda
akan membentuk kelompok di dalam kelas Anda ketika menerapkan pembelajaran yang
menghendaki adanya kerja sama kelompok?
4. Perilaku agresi yang dilakukan oleh siswa beragam bentuknya. Dua siswa Anda di kelas
menunjukkan perilaku agresi dalam bentuk fisik, seperti suka memukul, bahkan
menendang ketika setiap kali muncul perasaan marah dan juga permusuhan. Sebagai
guru, bagaimana Anda akan mengendalikan perilaku agresi kedua siswa di kelas Anda
tersebut?
5. Pada awal semester Anda menemukan bahwa seorang siswa di kelas Anda memiliki
konsep diri yang negatif hingga berdampak pada kepercayaan dirinya, cara apa yang
paling nyata yang akan Anda lakukan untuk membantu mengubah konsep diri siswa
Anda tersebut?
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
Izin Pendirian Kepmendikbud Nomor: 558/E/O/2014
Jalan Parit Derabak, Ahmad Yani II, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Posel: fkip@unukalbar.ac.id, Laman: fkip.unukalbar.ac.id

Nama : Syahroni
Nim : D012240
Kelas : 3B
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Yunuka Afryaningsih,M.Pd.
Hal : Jawaban UTS

Jawaban
1. sebagai calon guru, mengetahui siswa usia 7-11 tahun berada pada tahap operasional
konkrit menurut teori Piaget, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
merancang pembelajaran di kelas:
1) Memberikan pengalaman belajar langsung: Siswa pada tahap operasional
konkrit mampu berpikir logis tentang peristiwa dan objek konkrit. Oleh karena
itu, memberikan pengalaman belajar langsung dapat membantu mereka
memahami konsep dengan lebih baik. Misalnya, dalam pengajaran
matematika, guru dapat menggunakan alat manipulatif seperti balok atau
penghitung untuk membantu siswa memahami konsep matematika.
2) Mendorong kerja kelompok: Siswa pada tahap ini mampu memahami sudut
pandang orang lain dan dapat bekerja secara kolaboratif. Mendorong kerja
kelompok dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial
mereka dan belajar satu sama lain.
3) Gunakan alat bantu visual: Alat bantu visual seperti diagram, bagan, dan
gambar dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik. Guru
dapat menggunakan alat bantu visual untuk menjelaskan konsep yang
kompleks dan membantu siswa memvisualisasikan ide-ide abstrak.
4) Memberikan kesempatan melakukan refleksi: Siswa pada tahap ini mampu
berpikir logis dan merefleksikan pemikirannya sendiri. Guru dapat
memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan terbuka dan mendorong siswa untuk menjelaskan pemikirannya.
5) Mendorong pemecahan masalah: Siswa pada tahap ini mampu memecahkan
masalah secara logis dan sistematis. Guru dapat mendorong pemecahan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
Izin Pendirian Kepmendikbud Nomor: 558/E/O/2014
Jalan Parit Derabak, Ahmad Yani II, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Posel: fkip@unukalbar.ac.id, Laman: fkip.unukalbar.ac.id

masalah dengan memberikan siswa masalah dunia nyata untuk dipecahkan dan
mendorong mereka untuk menggunakan pemikiran logis untuk menemukan
solusi.
Dengan menerapkan strategi tersebut, guru dapat membantu siswa pada tahap
operasional konkrit untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya dan menjadi
pembelajar yang lebih mandiri.

2. Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa gaya belajar
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berikut beberapa temuan dari
penelitian tersebut:
1) Sebuah pelajaran menemukan bahwa siswa memiliki tiga jenis gaya belajar:
visual, auditori, dan kinestetik. Studi ini juga menemukan bahwa guru dapat
menggunakan strategi seperti alat bantu visual, mendorong siswa untuk
membaca dengan suara keras, dan menggabungkan aktivitas fisik untuk
membantu siswa belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.Studi lain
menemukan bahwa gaya belajar mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menemukan bahwa gaya belajar
visual mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap hasil belajar siswa,
disusul gaya belajar kinestetik dan auditori.
2) Sebuah pelajaran menemukan bahwa gaya belajar mempunyai kontribusi yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa, dengan kontribusi sebesar 52%
terhadap prestasi belajar siswa.Sebuah pelajaran menemukan bahwa gaya
belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn. Penelitian menemukan bahwa variabel gaya belajar
mempunyai pengaruh sebesar 98,01% terhadap hasil belajar siswa.
3) Sebuah pelajaran menemukan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika. Penelitian menemukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas
VIII SMP Negeri 23 Ambon.Sebuah pelajaran menemukan bahwa gaya
belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi. Penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa.
Secara keseluruhan, penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa gaya
belajar mempunyai dampak terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penting
bagi guru untuk mengidentifikasi gaya belajar siswanya dan menggunakan strategi
pengajaran yang tepat untuk membantu siswa belajar sesuai dengan
gaya belajarnya.

3. Saat merancang kerja kelompok di kelas dengan siswa dari latar belakang budaya dan
etnis yang berbeda, penting untuk mempertimbangkan tip berikut:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
Izin Pendirian Kepmendikbud Nomor: 558/E/O/2014
Jalan Parit Derabak, Ahmad Yani II, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Posel: fkip@unukalbar.ac.id, Laman: fkip.unukalbar.ac.id

1) Pertimbangkan latar belakang budaya siswa: Guru harus menyadari perbedaan


budaya dan menghindari pengelompokan siswa dengan cara yang mungkin
tidak sensitif atau menyinggung budaya tertentu. Misalnya, beberapa budaya
mungkin lebih menghargai kerja individu daripada kerja kelompok, sementara
budaya lain mungkin lebih suka bekerja dalam kelompok besar.
2) Ciptakan kelompok yang heterogen: Penelitian menunjukkan bahwa kelompok
heterogen, dimana siswa memiliki kemampuan dan latar belakang yang
berbeda, bisa lebih efektif daripada kelompok homogen. Hal ini dapat
membantu siswa belajar satu sama lain dan mengembangkan keterampilan
sosial mereka.
3) Memberikan instruksi yang jelas: Guru harus memberikan instruksi yang jelas
untuk kerja kelompok dan memastikan bahwa semua siswa memahami apa
yang diharapkan dari mereka. Hal ini dapat membantu menghindari
kebingungan dan kesalahpahaman.
4) Mendorong komunikasi: Guru harus mendorong siswa untuk berkomunikasi
satu sama lain dan mendengarkan sudut pandang satu sama lain. Hal ini dapat
membantu membangun kepercayaan dan rasa hormat di antara siswa dari latar
belakang yang berbeda.
5) Pantau kerja kelompok: Guru harus memantau kerja kelompok untuk
memastikan bahwa semua siswa berpartisipasi dan tidak ada konflik atau
kesalahpahaman. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa kerja kelompok
efektif dan semua siswa belajar.
Dengan mengikuti tips berikut, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang
positif dan inklusif di mana siswa dari berbagai latar belakang dapat bekerja
sama secara efektif.

4. Sebagai seorang guru, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
mengendalikan perilaku agresif di kelas. Berikut beberapa tipnya:
1) Identifikasi penyebab perilaku agresif: Guru harus mencoba mengidentifikasi
penyebab perilaku agresif. Hal ini dapat membantu mengatasi masalah
mendasar dan mencegah insiden di masa depan.
2) Menyediakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung: Guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung di mana siswa
merasa nyaman dan dihormati. Hal ini dapat membantu mengurangi
kemungkinan perilaku agresif.
3) Mengajarkan keterampilan resolusi konflik: Guru harus mengajarkan siswa
keterampilan resolusi konflik seperti mendengarkan secara aktif, pemecahan
masalah, dan negosiasi. Hal ini dapat membantu siswa untuk menyelesaikan
konflik dengan cara yang damai dan penuh hormat.
4) Gunakan penguatan positif: Guru harus menggunakan penguatan positif untuk
mendorong perilaku positif. Hal ini dapat mencakup memuji siswa atas
perilaku baik mereka dan memberi penghargaan atas upaya mereka.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
Izin Pendirian Kepmendikbud Nomor: 558/E/O/2014
Jalan Parit Derabak, Ahmad Yani II, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Posel: fkip@unukalbar.ac.id, Laman: fkip.unukalbar.ac.id

5) Tetapkan ekspektasi dan konsekuensi yang jelas: Guru harus menetapkan


ekspektasi yang jelas terhadap perilaku di kelas dan mengomunikasikan
konsekuensi atas perilaku agresif. Hal ini dapat membantu mencegah siswa
melakukan perilaku agresif.
6) Bekerja dengan orang tua dan profesional lainnya: Guru harus bekerja sama
dengan orang tua dan profesional lain seperti konselor atau psikolog untuk
mengatasi perilaku agresif. Hal ini dapat membantu memberikan dukungan
dan sumber daya tambahan bagi siswa yang mungkin mengalami kesulitan.
Dengan menerapkan strategi ini, guru dapat membantu mengendalikan perilaku
agresif di kelas dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung
bagi semua siswa.

5. Untuk membantu mengubah konsep diri negatif siswa, berikut beberapa strategi yang
dapat digunakan:
1) Membangun hubungan positif dengan siswa: Guru harus membangun
hubungan positif dengan siswa dengan menunjukkan minat pada kehidupan
mereka, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan memberikan umpan balik
positif. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dan menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan mendukung.
2) Memberikan peluang untuk sukses: Guru hendaknya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk merasakan kesuksesan di kelas. Hal ini dapat mencakup
menetapkan tujuan yang dapat dicapai, memberikan umpan balik positif, dan
mengakui prestasi siswa.
3) Mendorong self-talk positif: Guru harus mendorong siswa untuk
menggunakan self-talk positif dengan mengingatkan mereka akan kekuatan
dan kemampuan mereka. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan
diri dan harga diri siswa.
4) Gunakan pembelajaran kooperatif: Guru dapat menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa bekerja dengan orang lain dan
mengembangkan keterampilan sosial mereka. Hal ini dapat membantu
membangun kepercayaan diri dan harga diri siswa.
5) Memberikan konseling atau dukungan: Guru dapat merujuk siswa ke konselor
atau layanan dukungan lainnya jika diperlukan. Hal ini dapat memberikan
dukungan dan sumber tambahan bagi siswa untuk mengatasi konsep diri
negatif mereka.
Dengan menerapkan strategi ini, guru dapat membantu mengubah konsep diri negatif
siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung semua siswa.

Anda mungkin juga menyukai