Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302)
S1 PGSD Universitas Terbuka
Tutor : DR. LENNY NURAENI, M.PD

Disusun oleh:

Nama : Retna Puspita


NIM 857494958
Pojkar : Centeh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
SOAL !

1. Bu Erli, guru kelas 3 SD Warawiri sedang asyik di dalam kelas membimbing siswa
mengukur tinggi badan dengan menggunakan meteran. Istilah meter (m) dan centimeter
(cm) diperkenalkan kepada anak-anak dengan langsung memperagakannya melalui alat
meteran. Anak-anak bekerja dalam kelompok, saling mengukur dan mencatat tinggi
badan anggota kelompok dan mengukur tinggi badan. Kemudian Bu Erli bertanya
mengapa ada yang badanya tinggi dan ada yang pendek, lalu anak-anak menjawab
dengan bermacam-macam jawaban. Tetapi Bu Erli mengarahkan kepada dua hal yaitu
makanan yang sehat dan olah raga yang rutin.
a. Dari segi materi pelajaran, model pembelajaran apa yang sedang diterapkan oleh Bu
Erli?Berikan alasanya dari kasus pembelajaran tersebut!
b. Identifikasi minimal dua kekuatan yang terdapat dalam pembelajaran di atas!

Jawaban

a. Model pembelajaran yang dilakukan oleh bu Erli yaitu model pembelajaran langsung
(direct learning) menggunakan alat peraga ukur. Hal tersebut karena bu Erli
memberikan pengetahuan kepada siswa dengan cara mempraktikan cara mengukur
tinggi badan menggunakan alat ukur secara langsung dengan meteran. Dalam
mengukur tinggi badan, digunakan satuan ukur meter dan centimeter sehingga siswa
mengetahui informasi satuan ukur yang digunakan tersebut dengan
memperagakannya/mempraktikannya secara langsung.

b. Kekuatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh bu Erli di antaranya


1) Menggunakan benda konkrit sebagai sumber dan media pembelajaran sehingga
memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Hal ini dapat membantu siswa kelas rendah (kelas 3) untuk memamahi dan
mencerna materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Dengan menggunakan alat
peraga yang bisa dipegang, disentuh, dilihat, dan digunakan maka akan
mempermudah siswa dalam membangun pemahaman dan pengetahuan baru
yang diperolehnya.

2) Proses pembelajaran bersifat student centered.


Proses pembelajaran yang dilakukan bu Erli dengan membentuk ke kelompok dan
bekerja dalam kelompok, siswa aktif membangun informasi dan pengetahuan
dengan cara mempraktikan secara langsung (mengukur dan mencatat tinggi
badan siswa). Proses pembelajaran berpusat pada siswa dengan penggunaan
pengalaman belajar secara langsung membentuk pengalaman belajar yang
bermakna.

2. Pak Basuki adalah seorang guru yang mengajar kelas VI di SD Putra. Dalam mengajarkan
matematika nilai yang diperoleh siswa selalu dibawah KKM. Untuk memotivasi siswanya
agar lebih bersemangat dalam belajar, Pak Basuki memberikan angket 7 kebiasaan guru
yang efektif untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
a. Jelaskan apa 7 kebiasaan guru yang efektif dalam proses pembelajaran matematika!

1) Guru memiliki gaya mengajar yang bervariasi dan menciptakajan llingkungan


yang positif agar siswa tidak jenuh dan monoton, seperti melakukan ice breaking
di setiap pergantian pembelajaran, menggunakan permainan untuk belajar dan
penggunaan teknologi dalam proses belajar.
2) Menggunakan media dan sumber belajar yang konkrit dan menarik untuk siswa
untuk aktif belajar, seperti penggunaan alat peraga, media audio-visual, visual,
diagram, permainan matematika, dll.
3) Menggunaan strategi dan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk
belajar aktif dan mandiri, yaitu proses belajar yang bersifat student centered.
Penggunaan model pembelajaran discovery learning, cooperatif learning,
problem based learning, project based learning dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika.
4) Guru memiliki sikap yang hangat, menjadi pendengar yang baik, menimbulkan
rasa ingin tahu, mengembangkan ide yang bertentangan untuk meningkatkan
atau menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
5) Memperhatikan siswa sebagai individu yang unik, menyesuaikan kemampuan dan
minat siswa dalam belajar, seperti penggunaan media dan alat yang digunakan
untuk belajar disesuaikan dengan keinginan siswa dapat membantu mengaktifkan
siswa dalam belajar.
6) Guru memberi acuan, apersepsi, dan memberikan umpan balik pembelajaran
yang positif dan membangun.
7) Memberikan evaluasi yang bersifat menantang dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa dalam belajar.

b. Sebagai pendidik, kiat-kiat apa yang dilakukan guru dalam mengajarkan matematika
agar siswa menyenangi mata pelajaran matematika!

1) Melakukan konsistensi dalam menegakan peraturan dan kesepakatan kelas.


Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan dan mengondisikan kelas agar kondusif
selama pembelajaran.

2) Perlakukan siswa sebagai individual


Hal ini dilakukan untuk menjalin kedekatan antara siswa dengan guru, semakin
siswa mengenal guru dan sebaliknya, maka interaksi dan komunikasi akan berjalan
dua arah dan siswa akan lebih menghormati guru di dalam kelas saat mengajar.

3) Jadikan lingkungan fisik kelas memiliki nuansa belajar


Pengaturan tempat duduk agar siswa dapat berdikusi dan bekerja sama dengan
temannya dapat meningkatkan keterampilan dan pemecahan masalah
matematika.
4) Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin dengan alasan yang kuat.
Melakukan penilaian terhadap portofolio, unjuk kerja dan keterampilan dan
semua hasil yang diperoleh siswa disampaikan secara individu agar siswa terpicu
untuk melakukan pencapaian lebih baik lagi dan melakukan hal yang terbaik saat
belajar karena terpicu dengan hasil belajar yang diperolehnya.

5) Memberikan umpan balik dari cara mengajar dan bekerja


Umpan balik diberikan dari siswa kepada guru dengan menggunakan perangkat
TIK untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran. Selain itu umpan balik juga
dapat dilakukan dari guru ke siswa terhadap hasil kerja yang dilakukan siswa agar
siswa bisa lebih meningkatkan hasil belajar yang kurang.

6) Libatkan diri dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal dan informal.
Hal ini akan membuka dan membangun pola fikir yang terbuka, bebas, dan kritis
sehingga dapat bebas memikirkan alternatif cara memotivasi siswa dalam belajar.

7) Membuka diri terhadap kebutuhan siswa


Mulai dari kecerdasan majemuk, yang memaparkan bahwa setiap anak memiliki
potensi dan kekuatannya sendiri berbeda satu sama lain. Sehingga untuk
membuka terhadap kebutuhan siswa, guru dapat memberikan pembelajaran
berkelompok agar membuka seluruh potensi terbaik siswa.

3. Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 lebih. Mereka memiliki
kemampuan intelektual umum dan akademis, maupun berfikir kreatif produktif, memiliki
jiwa kepemimpinan, memiliki prestasi tinggi dibidang seni atau keterampilan lain. Sesuai
dengan karakter dan kemampuannya tersebut, anak berbakat membutuhkan layanan
yang berbeda dengan siswa lainnya.
Anda sebagai pendidik, langkah-langkah apa yang dilakukan agar siswa mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal namun tidak lepas dari dunia
anak-anak!

Jawab

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki


oleh anak berbakat secara optimal yaitu

1) Mengidentifikasi keberbakatan anak yang dapat dilakukan oleh ahli agar dapat
memilih layanan pendidikan yang sesuai.
2) Memilih layanan pendidikan yang tepat disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan
siswa. Seperti menggunakan layanan adaptasi lingkungan di dalam kelas dengan
memberikan kelas pengayaan, adanya guru konsultan, ruangan sumber belajar, studi
mandiri, dan kelas khusus.
3) Layayan pendidikan untuk siswa berbakat dapat juga menggunakan adaptasi program
belajar seperti melakukan percepatan akselerasi pada materi pelajaran, memberikan
pengayaan yaitu mempelajari materi yang lebih luas dengan menggunakan ilustrasi
khusus dll, pencanggihan mata pelajaran, pembaharuan, dan modifikasi kurikulum
sebagai alternatif.
4) Memilih Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran anak berbakat
yaitu disesuaikan dengan kebutuhanan anak berbakat tersebut.

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut
• Pembelajaran diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih
sesuai dengan kemampuan anak yang tebih tinggi.
• Mengembangkan kecerdasan akademik dan emosional.
• Pembelajaran berorientasi pada modifikasi proses, isi dan produk.
• Strategi membuat siswa lebih tertantang, menyenangkan dan aktif dalam
pembelajaran.

5) Memberikan stimulus langsung kepada siswa berbakat dengan penggunaan model


layanan kognitif efektif.
6) Memilih metode pembelajaran dimana siswa dapat berkelompok dengan teman
sebaya dan berdiskusi terkait nilai, moral, dengan bermain peran, drama kreatif,
permainan untuk melatih perkembangan moral anak.
7) Memberikan pelayanan kepemimpinan, pengembangan seni rupa, dan seni
pertunjukkan jika siswa memiliki kecerdasan di bidang nonakademik.
8) Bekerja sama dengan orangtua dan guru lain untuk memberikan lingkungan belajar
yang kondusif, mendukung pengembangan potensi, dan tidak memaksakan layanan
pendidikan yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Ibu Tita adalah seorang guru SD. Sebelum menjalankan tugas sebagai guru, ia masuk
Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 melalui seleksi cukup ketat. Selama kuliah ia
mendapatkan teori dan praktek tentang keguruan di SD yang disupervisi secara ketat.
Akhirnya, setelah melalui berbagai macam ujian, ia berhasil lulus dan layak menjalani
profesi sebagai guru SD. Sekarang Ibu Tita telah menguasai 4 standar kompetensi
seorang Guru SD.
a. Apakah pekerjaan Ibu Tita sebagai guru SD bisa digantikan oleh Guru SMP atau
SMA?Mengapa demikian!

Menurut pendapat saya pekerjaan Ibu Tita mungkin dapat digantikan oleh
Guru SMP atau SMA jika guru SMP dan SMA tersebut menguasai dan memiliki
kualifikasi cara mengajar siswa dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah
dasar. Apalagi memang jika guru tersebut telah melalui proses pembelakan sebagai
guru sekolah dasar. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa pengalaman banyak
guru di kota yang mengikuti program mengajar di Pedesaan terpencil dan
ditempatkan di sekolah terpencil.

Namun memang lebih baik jika guru yang mengajar di sekolah dasar memiliki
kualifikasi linier sesuai pendidikan sesuai yang dipersyaratkan yaitu PGSD dibanding
Guru SMP atau SMA. Alasan pertama yaitu karena guru SD dan Guru di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi memiliki karaktertistik dan kompetensi mengajar yang
berbeda disesuaikan dengan karakteristik (fisik, mental, dan kognitif) siswa di satuan
mengajar masing-masing. Alasan kedua, meskipun menyandang gelar yang sama
yaitu Sarjana Pendidikan (S.Pd), namun ilmu yang dipelajari mahasiswa PGSD dan
mahasiswa yang menjadi guru di SMP dan SMA akan sangat jauh berbeda. Selain itu
guru di SMP atau SMA sudah difokuskan untuk mengambil 1 mata pelajaran yang
menjadi fokus pengembangan karirnya sebagai guru seperti Guru Bahasa Indonesia,
PKn, IPS, Matematika, berbeda dengan guru SD yang harus mempelajari dan
mengajar seluruh mata pelajaran tanpa terpisah, kecuali bidang Agama dan Olahraga.

Alasan ketiga yaitu, Guru SD harus memberikan layanan pendidikan kepada


siswa sekolah dasar yang memiliki usia di antara 6-12 tahun, berbeda dengan guru
SMP dan SMA dengan siswa antara 13-15 tahun (SMP), dan 15 – 18 tahun (SMA).
Karakter siswa SD yang sangat berbeda dengan karakter siswa SMP dan SMA
tentunya perlu guru yang dapat membimbing siswa untuk belajar disesuaikan
karakteristik perkembangan siswa yang dihadapinya.
Alasan keempat, karakter fisik dan mental serta kognitif siswa yang berada
pada tahap pra operasional, opersional konkret, dan operasi abstrak awal berbeda
dengan siswa SMP dan SMP yang sudah berada pada tahap operasi abstrak,
mengharuskan guru untuk bisa memberikan layanan pendidikan (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang sesuai. Oleh sebab itu guru SD harus mampu membawakan materi
pembelajaran dengan berpandangan holistik, belajar terpadu, dan tidak memandang
bagian-bagian secara terpisah.
Guru SD meskipun memiliki kualifikasi mengajar standar yang sama Menurut
UU dengan Guru SMP dan SMA, namun peran guru di SD merangkap sebagai guru
pembimbing dan wali kelas. Hal itu menjadikan guru SD memiliki peran besar dan
tugas besar dalam membangun pengetahuan dan kebiasaan yang baik bagi siswa.

Kesimpulan : Perbedaan guru SD dan guru SMP atau SMA adalah terletak dari
penguasaan dan penerapan cara pedagogik disesuaikan untuk siswa yang memiliki
karakter (fisik, mental, kognitif) yang unik dan khas berbeda dengan tingkat satuan
pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu Guru SD harus memiliki karakter yang hangat
antusias dan menyukai anak-anak dengan tingkat kesabaran yang harus tinggi
menghadapi siswa di masa kanak-kanak. Oleh sebab itu peran ibu Tati akan sangat
berat jika digantikan oleh guru SMP dan guru SMA yang tidak memiliki persyaratan
dan kualifikasi umum dan khusus menjadi guru SD.

b. Selama menjadi guru SD, pelatihan apa yang pernah Anda ikuti? Apakah ada
pembaharuan/inovasi bagi upaya peningkatan mutu pendidikan?

Selama menjadi guru SD banyak pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, dimulai


dari mengikuti pelatihan yang diwajibkan dari sekolah dalam forum KKG (Kelompok
Kerja Guru). Pada forum ini saya memperoleh banyak pelatihan terkait kurikulum
merdeka mengajar, membuat media dan buku, dan juga penggunaan teknologi
informasi dalam pembelajaran agar meningkatkan mutu pendidikan di era 5.0.
Selain itu, saya mengikuti pelatihan-pelatihan online yang disediakan oleh
kemendikbud. Pelatihan yang saya ikuti tentang pengembangan kurikulum,
pengembangan strategi, pengembangan media ajar, dan pelatihan membuat
administrasi guru, serta penguasaan teknologi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang lebih baik.

Pelatihan-pelatihan saya ikuti memiliki topik yang berhubungan dengan


pendidikan di sekolah, sehingga pelatihan-pelatihan ini dapat saya terapkan dan
kembangkan di sekolah melalui suatu pembaharuan dan inovasi untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah.

5. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan pengembangan kurikulum dan pembelajaran


hendaknya memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan dan karakteristik mata pelajaran
.
a. Jelaskan 5 prinsip pengembangan kurikulum!

1) Prinsip Relevansi
Prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan tantangan dan kebutuhan
perkembangan peserta didik dan masyarakat sesuai dengan jamannya.

2) Prinsip efektivitas
Prinsip ini mencangkup kegiatan perencanaan dan impelementasi kurikulum,
mengacu pada sejauh mana kurikulum dapat dilaksanakan dan dicapai di sekolah.
Melalui prinsip efektivitas maka kurikulum diharapkan dapat mencapai tuuan
yang ditetapkan.

3) Prinsip efesiensi
Prinsip ini berkenaan dengan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan.
Dengan menerapkan efisiensi maka kurikulum dapat dirancang dan dilaksanakan
dengan lancar dann optimal. Hendaknya pada pengembangan kurikulum dapat
memperhatikan berbagai faktor pendukung dan penghambat pengelolaan
pelaksanaan di sekolah dan mencari alternatif agar kurikulum dapat
diimplementasikan dengan lancar dan optimal.

4) Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini menuntut kurikulum dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisisi
sekolah tempat kurikulum diimplementasikan. Oleh sebab itu guru dapat
menyesuaikan pelaksanaan atau penerapan di sekolah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi sekolah.

5) Prinsip berkesinambungan
Prinsip ini didasarkan pada pandangan perkembangan dan proses belajar anak
berlangsung secara berkesinambungan sehingga kurikulum dirancang
berkesinambungan antara 1 tingkatan kelas dengan tingkatan setelahnya.
b. Bandingkan struktur kurikulum yang berlaku pada kurikulum 2004 (KBK), kurikulum
2006 (KTSP) dan kurikulum 2013!

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013


1 Standar kompetemsi Standar kompetemsi lulusan Standar kompetemsi lulusan
lulusan diturunkan dari diturunkan dari standar isi. diturunkan dari kebutuhan
standar isi. masyarakat.
2 Standar isi diturunkan Standar isi diturunkan dari Standar isi diturunkan dari
dari Standar kompetensi Standar kompetensi lulusan Standar kompetensi lulusan.
lulusan mata pelajaran. mata pelajaran.
3 Pemisahan antar mata Pemisahan antar mata Semua mata pelajaran
pelajaran berbentuk pelajaran berbentuk sikap, memiliki komponen
sikap, keterampilan, dan keterampilan, dan pembentukan sikap,
pengetahuan. pengetahuan. keterampilan, dan
pengetahuan.
4 Kompetensi diturunkan Kompetensi diturunkan dari Kompetensi diturunkan dari
dari mata pelajaran mata pelajaran kompetensi yang ingin
dicapai.
5 Mata pelajaran lepas satu Mata pelajaran lepas satu Semua mata pelajaran diikat
dengan yang lain seperti dengan yang lain seperti oleh komponen inti tiap
sekumpulan mata sekumpulan mata pelajaran kelas.
pelajaran terpisah. terpisah.
6 Pengembangan Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
kurikulum sampai silabus sampai kompetensi dasar sampai pada buku teks dan
pedoman buku.
7 Tematik kelas 1 dan II Tematik kelas 1- III mengacu Tematik integratif kelas I -VI
mengacu pada mapel pada mapel mengacu pada kompetensi

Anda mungkin juga menyukai