Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK PGSD E

Nama Kelompok :

1. Bena Oktara
2. Elgi Tri Candra
3. Israwati Nafi
4. M. Miftakhul Khoiri
5. Serly Nova Anggraini
6. Siti Dwi Rahayu

Ruang Kolaborasi (Diskusi Kelompok) Topik 3 PSE


Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas
minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok dalam kelas.

Kondisi / Kasus :

1. Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan


alasannya!
Jawaban : experiential learning adalah suatu proses pembelajaran yang didalamnya
menggunakan pengalaman langsung sebagai sebuah media pembelajaran. Experiential
learning ini berfokus kepada proses pembelajaran dimana guru berperan sebagai
fasilitator yang kreatif dan mampu mendorong kreatifitas peserta didi. Dalam
penyampaian materinya guru hendaknya menyesuaikan dengan kodrat zaman sehingga
peserta didik dapat memperoleh pengalaman konkret untuk memudahkannya dalam
mengembangkan pengetahuan. Experiential learning melibatkan dua cara untuk
mendapatkan pengetahuan yaitu melalui pengalaman konkret dan konseptual abstrak.
Experiential learning dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran tetapi dengan materi
atau topic yang telah disesuaikan. Beberapa mata pelajaran yang dapat menerapkan
pendekatan experiential learning ini yaitu;
a. Matematika, sebagai salah satu ilmu pengetahuan pasti matematika yang dikenal
sebagai mata pelajaran dengan banyaknya angka dan hitungan juga dapat
memanfaatkan pendekatan experiential learning ini dalam proses pembelajaran. Hal
ini dapat dilakukan karena matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya yaitu dalam materi menghitung nilai mata uang peserta didik dapat
mempraktekkannya secara langsung dengan menggunakan uang jajan yang
dimilikinya. Selain itu banyak juga permainan yang melibatkan matematika
didalamnya seperti berhitung yang dapat dikaitkan dengan konsep matematika untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman konkret bagi peserta didik.
b. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) , dalam matapelajaran ini banyak sekali
materi yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik sehingga sangat
memungkinkan untuk menerapkan pendekatan ini didalamnya. Banyak hal yang ada
dilingkungan sekitar peserta didik seperti di lingkungan rumah, lingkungan sekolah
dan lingkungan sosial peserta didik yang sangat berkaitan dengan mata pelajaran ini
sehingga dalam pelaksanaannya secara tidak langsung peserta didik telah memiliki
pengalaman konkret yang membantu mereka mengembangkan pengetahuannya.
c. Bahasa dan Sastra, dalam pembelajaran ini peserta didikdapat menggunakan
pendekatan experiential learning dalam beberapa materi, misalnya membuat karya
berupa puisi maupun cerpen yang berkaitan dengan lingkungannya yang
menunjukkan kreatifitas peserta didik dalam menggambarkan pengalaman dan
pengamatan yang mereka lakukan terkadap lingkungan sekitarnya.
d. Seni budaya dan keterampilan, dalam mata pelajaran ini pendekatan ini dapat
diimplementasikan dengan mengenalkan secara langsung budaya yang ada didaerah
mereka seperti rumah adatnya, tarian, music dan lainnya kemudian guru juga dapat
mengajak peserta didik untuk mengasah keterampilan mereka dalam memainkan alat
music, menggambar, melukis, menari dan lainnya.

2. Apakah manfaat experiential learning?


Jawaban : Manfaat experiential learning, yaitu:
a. Memberikan pengetahuan yang bermakna, pengetahuan yang bermakna dapat
diperoleh melalui pengalaman langsung dan konkret yang dirasakan peserta
didik untuk mengasah kemampuan mereka dalam memahami makna konsep
pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Pembelajaran yang menyenangkan dan efektif, guru sebagai fasilitator
hendaknya mampu mengeluarkan kreatifitasnya untuk membuat suatu proses
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik sehingga pembelajaran dapat berjalan dnegan efektif.
c. Kemampuan pemecahan masalah, dengan adanya pembelajaran ini peserta
didik akan dihadapkan pada pengalaman langsung yang konkret yang apabila
mereka menemukan masalah dalam pembelajarannya mereka dapat
menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
d. Kemapuan berpikir kritis, dengan adanya pengalaman langsung maka peserta
didik akan diajarkan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dengan
berdasarkan pada pengalaman mereka untuk membangun konsep
pembelajaran yang bermakna sehingga mampu mengasah kemampuan
berpikir mereka.
e. Mengembangkan keterampilan peserta didik, dengan adanya pendekatan
pembelajaran ini peserta didik diajarkan untuk mengembangkan
keterampilannya melalui kegiatan kerjasama, diskusi kelompok, observasi,
eksperimen, dan lainnya.

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?
Jawaban : untuk mendukung pelaksanaan experiential learning sekolah dapat
menyiapkan beberapa hal utama diantaranya yaitu dengan menyiapkan kurikulum
pembelajaran yang mendukung pendektaan tersebut. Pada saat ini telah dilakukan
pembaharuan kurikulum dengan menggunakan kurikulum merdeka yang dapat dijadikan
sebagai pendukung pelaksanaan pendekatan experiential learning karena pada kurikulum
ini menuntut pembelajaran dengan student center atau pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dimana guru bertindak sebagai fasilitator dan guru hendaknya mampu
menuangkan kreatifitasnya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna bagi peserta didik. Selain itu sekolah juga dapat membantu dengan
memberikan dan melengkapi fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran dengan
berbagai media serta kebutuhan belajar konkret bagi peserta didik. Peserta didik juga
diberikan motivasi dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya belajar melalui
pengalaman untuk membentuk kemampuan mereka dalam mengembangkan
pengetahuannya.
Tantangan yang dihadapi sekolah dalam menerapkan pendekatan ini yaitu dengan
menerapkan kurikulum baru tentunya bukan hal yang mudah bagi sekolah untuk
mengubahnya karena membutuhkan waktu yang relative lama serta perlu adanya adaptasi
baik dari skeolah, guru maupun peserta didik terhadap kurikulum dan pembelajaran yang
baru. Selain itu dalam penerapannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit mulai dari
melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas, buku pelajaran serta pelatihan-pelatihan bagi
guru untuk menerapkan pendekatan tersebut.

4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran


experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Jawaban : Ya, karena dalam penerapan pendekatan experiential learning ini
pembelajaran banyak berpusat kepada peserta didik dan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator dimana kita mengetahui setiap peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda-beda mulai dari minat, keterampilan, motivasi belajarnya, gaya belajar yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga guru harus bisa
membuat perencanaan pembelajaran dengan kreatif disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik tersebut. Untuk menghadapi kendala tersebut maka ada
beberapa hal yang dapat dilakukan guru yaitu:
a. Membuat profiling peserta didik, hal ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik untuk membantu guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran yang tepat untuk peserta didik.
b. Memberikan motivasi dan bimbingan, hal ini bertujuan untuk memberikan
motivasi dan semangat belajar kepada peserta didik dan menyampaikan tujuan
atau kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar peserta didik mampu
mengikuti dan memahami alur pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Menciptakan kegiatan yang menyenangkan, kegiatan yang dapat dilakukan
berupa Tanya jawab, permainan, ice breaking, kuis dan lainnya untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengembalikan fokus belajar
siswa.
d. Membuat kelompok belajar dan diskusi, hal ini bertujuan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama
dan menciptakan lingkungan belajar yang beragam.

5. Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?


Jawaban : pada dasarnya akan lebih baik jika experiential learning dilaksanakan secara
langsung karena memerlukan bimbingan dari guru secara penuh. Tetapi pendekatan ini
juga dapat dilakukan pada kondisi daring (online) dengan menggunakan berbagai
kegiatan serta media pendukung. Dalam pelaksanaannya tentu memerlukan bimbingan
dan arahan yang jelas dari guru untuk peserta didik, arahan ini bisa dilakukan secara
langsung melalui diskusi dengan menggunakan aplikasi pembelajaran atau dengan
menggunakan media pembelajaran video dan lembar kerja yang dikirmkan melalui grup
kelas. Guru juga bisa mengajak peserta didik membuat proyek yang berkaitan dengan
materi dengan memanfaatkan sarana dan bahan yang ada disekitar lingkungan rumahnya.
Proses pembuatan proyek dan hasilnya dapat diabadikan dalam bentuk foto dan video
yang akan dikirimkan kepada guru untuk dinilai. Guru juga bisa mengajak peserta didik
untuk melakukan presentasi maupun diskusi melalui online terhadap hasil kerja peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai