Nama Kelompok : 3
Anggota Kelompok : 1. Bena Oktara
2. Israwati Nafi
3. Kris Agil Saraswati
4. Shintia Maruli
Kelas : IP-2 PGSD
Latihan.
1. Pilihlah usia peserta didik yang Anda harapkan bisa mengajarnya suatu hari nanti.
2. Buatlah daftar karakteristik anak tersebut menurut teori:
o Perkembangan kognitif Piaget,
o Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner dan
o Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.
3. Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda sendiri.
4. Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.
a. Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta
sosio-emosionalnya?
b. Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa
berinteraksi secara efektif bersama Anda?
Jawaban :
Sesuai dengan usia peserta didik di kelas III yang usianya kisaran 9 tahun, tahap
perkembangan anak berada pada tahap operasional konkrit. Pada tahap ini diperoleh karakter istik
anak sebagai berikut :
a) Pengurutan : pengurutan adalah kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya. Sebagai contoh, anak diberi benda yang berbeda ukuran. Ia dapat
mengurutkannya dari ukuran paling besar ke benda terkecil.
b) Klasifikasi : klasifikasi adalah kemampuan memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda tampilan, ukuran, atau karakteristik lainnya. Klarifikasi juga
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam
rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animism, yakni
tanggapan (pemikiran) bahwa semua benda hidup dan memiliki perasaan. Contohnya,
anak sudah mengetahui bentuk kubus, bola, dan silinder. Ia hendak menyususn tiga benda
tersebut dalam suatu rangkaian, tetapi bolanya kurang satu. Maka, si anak mencari suatu
benda berbentuk bulat untuk dimasukkan ke dalam rangkaian.
c) Decentering : Decentering adalah kemampuan anak dalam mempertimbangkan beberapa
aspek dari suatu permasalahan agar mampu memecahkannya. Contohnya, anak tidak akan
lagi menganggap kelas A lebih lebar dari kelas B. Ia sudah bisa mengatakan bahwa gelas
A dapat lebih banyak menampung air daripada gelas B. Sebab, gelas A lebih lebar dan
tinggi disbanding gelas B.
d) Reversibility : reversibility ialah kemampuan anak untuk memahami bahwa suatu jumlah
atau benda dapat diubah sekaligus dapat dikembangkan pada keadaan semula. Contohnya,
tanah lempung berbentuk bulat dapat diubah menjadi bentuk kubus, tetapi bisa
dikembalikan ke bentuk bola seperti semula. Atau, anak mengetahui bilangan 4 jika
ditambah 4 sama dengan 8. Untuk mengembalikan ke jumlah sebelumnya, ia akan
mengurangi angka 8 dengan 4.
e) Konservasi : konservasi adalah kemampuan mamahami bahwa kuantitas, panjang, atau
jumlah benda-benda tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan. Sebagai contoh,
anak diberi dua gelas seukuran dan berisi air sama banyak. Bila air digelas pertama
dituang ke dalam ember, ia akan tahu bahwa air di dalam ember sama banyaknya dengan
air pada gelas kedua.
f) Penghilangan sifat egosentrisme adalah kemampuan untuk melihat suatu dari sudut
pandang orang lain, bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah.
Contohnya, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan kamar.
Kemudian, Baim masuk ke kamar Lala dan memindahkan boneka itu ke dalam laci.
Beberapa menit kemudian, Lala kembali ke kamarnya. Edi sebagai anak dalam tahap
operasional konkret akan mengatakan bahwa Lala akan menganggap boneka itu ada di
dalam kotak. Padahal, Edi mengetahui bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci
oleh Baim.
Ditahap dewasa, anda akan berfokus pada kontribusi kepada masyarakat dan generasi
berikutnya, termasuk mebesarkan anak. Anda yang berhasil akan merasa berguna karena
bisa berkontribusi pada masa depan masyarakat. Sementara jika gagal, anda akan merasa
tidak berkontribusi apa-apa untuk dunia. Akhirnya, anda menjadi stagnan dan merasa tidak
prosuktif.
8) Tahap Kematangan (Integrity vs Despair) (65 tahun hingga meninggal)
Pada tahap ini, anda akan merefleksikan apa yang telah dilakukan saat menjalani masa
muda. Jika puas dengan pencapaian anda, maka anda akan merasa cukup. Akan tetapi, saat
tidak puas, anda akan merasa menyesal dan putus asa. Hasil akhir dari tahap psikososial
ini adalah kebijaksanaan.
Dalam usia anak kelas III maka tahapan perkembangan anak berada pada tahap Merasa
Mampu . Pada fase ini, pihak yang paling berperan adalah sekolah dan tetangga. Krisis utama
yang dialami adalah rasa percaya diri atau rendah diri di dalam kelompok-kelompok sebaya.
Mereka sangat aktif melakukan kegiatan fisik seperti olah raga, game, dan lain- lain.
3. Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda
sendiri. Karakteristik Pengalaman Saya saat Umur 6-11 Tahun di fase SD :
a. Berdasarkan dari pengalaman saya pada tahap operasional konkret saya sudah dapat
b. Memahami materi belajar, sudah mampu berpikir logis, memahami konsep percakapan,
dan mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret.
c. Egosentris terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Artinya pada masa ini masih
berpusat kepada diri sendiri dan hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan seperti
keluarga, rumah, dan taman kanakkanaknya.
d. Senang bermain.
e. Kreatif.
f. Mampu bercakap dengan baik.
g. Punya rasa ingin tahu yang lebih tinggi.
.
4. Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.
a. Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta
sosio- emosionalnya ?
1. Mengembangkan fungsi kognitif anak
Teori Belajar Piaget di Tahap Opersional Konkret dimulai dari sekitar umur tujuh tahun
sampai sekitar sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup pengguna operasi.
Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret.
Kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada. Tetapi belum bisa memecahkan
problem-problem abstrak. Anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya dengan cara :
a) Guru memberikan dorongan kepada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip.
Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan atau relevan tentang apa yang
sedang dipelajari atau dibahas untuk membantu siswa dalam memahami beberapa
aspek dari pembelajaran yang mereka ikuti. Jangan memberi tahu jawaban
pertanyaan secara langsung kepada siswa. Biarkan mereka mencari jawaban sendiri
dengan pemikiran mereka sendiri. Dengan demikian fungsi kognitif anak akan terbangun
dengan sendirinya
b) Guru menghadapkan siswa dengan tugas-tugas operasional dalam proses pembelajaran
dikelas. Pada masa ini anak sudah mendapatkan tugas berupa penjumlahan,
pengurangan, pembagian, pengurutan dan pembalikan. Sebaiknya menggunakan benda
benda kongkrit untuk tugas ini karena anak belum sepenuhnya bisa berpikir dengan
abstrak pada fase ini, Apabila sudah memungkinkan guru menggunakan simbol
matematika dalam pembelajaran di kelas tetapi tetap mengginakan objek konkrit.
c) Pada tahap operasinal konkrit guru juga bisa merencanakan aktivitas yang membuat
siswa akan terus berlatih mengenai konsep mengurutkan suatu objek secara menaik
atau menurun. Misalnya guru memberitahu siswa untuk mengurutkan bilangan dari
terkeci sampai paling besar begitu pula sebaliknya. Guru juga dapat mengajak
siswa untuk mengurutkan benda mulai dari benda paling besar atau benda paling
kecil. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
d) Dengan memberikan materi yang bisa digunakan agar mampu merangsang siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang bagus untuk didiskusikan di kelas ini akan membuat
siswa terkejut dan mendorong mereka untuk berfikir lagi.
e) Guru juga memberikan siswa melakukan eksperimen dalam pelajaran sains atau
ilmu alam. Guru dapat menggunakan materi kongkrit untuk pelajaran matematika,
membuat dan membacakan suatu karya dalam pelajaran sastra dan ajar mereka
berdiskusi tentang perspektif mereka, serta lakukan perjalanan untuk pelajaran ilmu
sosial dari siswa.
2. Cara anak bisa mengembangkan fungsi sosio-emosionalnya
Perkembangan sosio emosional adalah kemampuan peserta didik untuk berinteraksi
dengan lingkungan dan bagaimana peserta didik menyikapi hal yang terjadi di
sekitarnya. Berikut cara anak mengembangkan fungsi sosio-emosional:
a) Pada fase ini anak sudah bisa mengatasi konflik dan bernegosiasi dengan
lingkungan disekitarnya
b) Anak akan lebih terlihat aktif di dalam kegiatan dengan teman ketimbang keluarga.
c) Memahami bahwa hubungan pertemanan bukan sekadar tentang persamaan minat.
d) Mulai tertarik pada teman lawan jenis atau pura-pura tertarik pada teman lawan
jenis agar diterima oleh teman sebaya f) Lebih bisa mengendalikan emosi, tapi masih
sering mengalami mood swing dan rasa tidak percaya diri.
b. Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa
berinteraksi secara efektif bersama Anda?
Penyesuaian yang diperlukan agar dapat berinteraksi secara efektif dengan anak, yaitu
sebagai berikut:
1. Membentuk komunikasi yang harmonis antara siswa dengan guru, guru diharapkan
mampu menyesuaikan diri dengan peserta didik, sehingga peserta didik merasa aman,
nyaman dan lebih terbuka dengan guru. Dengan demikian komunikasi yang tercipta
akan lebih baik dan bermakna. Siswa mampu mengekspresikan keluh kesahnya dan
hambatan yang mereka rasakan, sehingga dengan komunikasi yang baik dapat
membantu memberikan solusi yang terbaik.
2. Menyesuaikan kondisi sosial peserta didik dengan lingkungannya, penyesuaian
lingkungan peserta didik dengan perkembangan sosialnya perlu diperhatikan agar
siswa mampu berinteraksi dan berkomunikasi sesuai dengan perkembangan sosialnya
saat ini. Misalnya mengajarkan siswa kelas I untuk berani berkomunikasi di depan kelas,
guru harus menyesuaikan kondisi perkembangan siswa. Mungkin diawali dengan latihan
memimpin doa, dan membiasakan siswa agar terbiasa untuk berkomunikasi di depan
kelas