NIM : 223113914745
3) Pertumbuhan fisik
a. Karena adanya penambahan ukuran kerangka tulang, sistem otot, dan ukuran
organ tubuh, tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah.
b. Standar baku ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, diperkirakan
berkisar antara 2,5-3,5 kg dan 5-7 cm pertahun.
c. Tahapan pubertas anak, mentruasi untuk anak perempuan, tumbuh jakun, mimpi
basah, tertarik pada lawan jenis
4) Proporsi dan bentuk tubuh anak SD
a. Bentuk tipologi tubuh anak SD yaitu: 1. endomorph yakni yang tampak dari luar
berbentuk gemuk dan berbadan besar; 2. mesomorph yang kelihatannya kokoh,
kuat, dan lebih kekar; 3. ectomorph yang tampak jangkung, dada pipih, lemah,
dan seperti tak berotot.
b. Sikap-sikap negative atas kondisi proporsi bentuk tubuh kurang seimbang dan
berkelainan disebut penolakan terhadap dirinya sendiri (self rejection),
pembentukkan kesan tentang tubuh (body image) dan konsep dirinya (self
concept).
5) Pertumbuhan otak dan sistem syaraf
a. Elaborasi Sel (cell olaboration) yaitu terjadinya proses jaringan syaraf panjang
dalam neuron, membentuk syaraf synapses.
b. Fungsi otak kanan adalah berpikir holistik, nonlinier, non-verbal, intuitif,
imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan mistik. Fungsi otak kiri adalah
berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linier, analitis, referensial, dan konfergen.
Berkaitan erat dengan kemampuan belajar membaca, berhitung, dan bahasa.
6) Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik menurut Hurlock (1998), perkembangan pengendalian
gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang
terkoordinasi. Perkembangan motorik adalah proses perubahan kapasitas fungsional
atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi
dan terspesialisasi.
Ciri-ciri perkembangan kognitif kelas rendah (7-9 tahun), masa tahap Operasional
Konkret.
a. Kosakata meningkat menjadi sekitar 2.000 kata.
b. Dapat menulis kalimat dengan lima kata atau lebih.
c. Dapat menghitung sampai 10 benda pada satu waktu.
d. Mengetahui mana yang kiri dan kanan.
e. Mulai mampu berpikir dan berdebat, mereka mulai menggunakan kata-kata seperti
mengapa dan karena.
f. Dapat mengkategorikan benda: “Ini adalah mainan; ini adalah buku-buku.”
g. Memahami konsep-konsep seperti kemarin, hari ini, dan besok.
h. Mampu mengikuti petunjuk guru dan mandiri melakukan tugas sederhana di kelas.
i. Mulai mengembangkan rentang perhatian yang lebih lama.
j. Bersedia untuk mengambil tanggung jawab lebih.
k. Memahami pecahan dan konsep ruang.
l. Memahami uang.
m. Memberitahu waktu.
n. Dapat menyebut nama bulan dan hari dalam seminggu.
o. Dapat membaca buku sendiri.
Anak pada masa ini akan belajar membaca dan menulis, mengerjakan
penjumlahan, mulai mengerjakan sesuatu secara mandiri. Guru mulai dapat mengajar
siswa pada kemampuan yang lebih khusus. Selain itu, anak mulai mengembangkan rasa
bangga akan prestasi dan kemampuannya. Anak mulai dapat mengatasi tuntutan akademis
dan sosial. Apabila ia merasa mampu, maka akan memupuk rasa percaya diri jika anak
merasa kurang maka akan timbul rasa rendah diri
Perkembangan penalaran tahap akhir ini dimulai pada usia anak 12 tahun. Pada
tahapan ini, anak mulai mengerti apa itu moralitas. Sehingga penilaian dilakukan atas
dasar penilaian sendiri dan dia memutuskan atas pertimbangannya sendiri.
Kontrak sosial dan perorangan seperti hak masyarakat dengan hak individual
bersifat relatif pada setiap anak. Namun anak mulai mengerti konsep ini, sehingga anak
mulai bisa mengemukakan pendapat pribadi, menjelaskan perbedaan nilai dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat.
Pada tingkat akhir Kohlberg menilai, anak melakukan penalaran moral
berdasarkan prinsip-prinsip universal.
Pada masa ini anak mulai mengenal konsep moral (mengenai benar salah atau
baik buruk pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak
tidak mengerti konsep moral ini,tetapi lambat laun anak akan memahaminya.
- Perkembangan Moral pada masa Remaja (awal 12-15, madya 15-18, akhir 19-22
tahun)
Melalui pengalaman atau berinterkasi sosial dengan orang tua,guru,teman sebaya
atau orang dewasa lainnya,tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika
dibandingkan dengan usi anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral
atau konsep-konsep moralitas sperti kejujuran,keadilan,kesopanan dan kedisiplinan.