Anda di halaman 1dari 3

EKSPLORASI KONSEP

 Pilihlah usia peserta didik yang Anda harapkan bisa mengajarnya suatu hari nanti.
 Buatlah daftar karakteristik anak tersebut menurut teori:
o Perkembangan kognitif Piaget,

o teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner dan

o Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.

 Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda sendiri.
 Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.
o Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta
sosio-emosionalnya?
o Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa berinteraksi
secara efektif bersama Anda?

Jawab:

 Saya mempunyai harapan untuk mengajar murid dengan usia sekitar 15 - 18 tahun yaitu
siswa kelas X SMA, dengan harapan saya mengajar siswa kelas x SMA ini dapat pula
jadi guru BK yang profesional dan mampu di bidangnya

 Daftar karakteristik anak menurut teori

1. Perkembangan kognitif Piaget

Mengutip artikel Fatimah Ibda berjudul "Perkembangan Kognitif: Teori Jean


Piaget" dalam Jurnal Intelektualita (Vol. 3, No. 1, 2015), studi Piaget yang berfokus
pada struktur kognitif manusia dilakukan dalam rentang waktu yang panjang. Dia
melakukan penelitian dan menulis subjek perkembangan kognitif pada kurun 1927-
1980. Piaget kemudian merumuskan kesimpulan yang merevisi pandangan sejumlah
ahli psikologi. Ia menemukan bukti bahwa cara berpikir anak berbeda secara
kualitatif dengan orang dewasa.

Hasil penelitian Piaget menunjukkan ada sejumlah tahap perkembangan


kemampuan intelektual individu. Tahapan itu memperlihatkan bahwa perkembangan
usia menentukan kemampuan manusia dalam menyerap pengetahuan. Piaget pun
memberi penjelasan tentang struktur kognitif yang melandasi cara anak-anak
mengembangkan konsep pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.

Dalam teori Piaget anak yang berusia 16 tahun berada Tahap keempat Pada
tahap operasional formal (11-16), anak telah mampu berpikir secara abstrak dan
mengembangkan hipotesis dengan logis. Anak mampu memecahkan masalah dan
membentuk argument.

2. Teori perkembangan sosial-emosional

Sosial-Emosional merupakan suatu proses yang dialami individu ketika


berhubungan atau berinteraksi dengan individu lain, proses perubahan emosi serta
perubahan kepribadian (Santrock, 2011). Menurut American Academy of Pediatric
(dalam Nurmalitasari, 2015) mengatakan bahwa perkembangan sosial-emosional
mengarah kepada kemampuan anak untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan
mengekspresikan emosi dengan baik, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak
dan orang dewasa disekitarnya dan secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui
belajar.

3. Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.

Delapan tahap perkembangan psikososial Erikson yang di maksud tersebut meliputi:

1. Infancy/bayi (0-1 tahun), dengan kecenderungan: trust vs mistrust atau kepercayaan


melawan kecurigaan;
2. Early childhood/anak usia awal (1-3 tahun), dengan kecenderungan: autonomy vs shame,
doubt atau otonomi melawan malu dan ragu-ragu;
3. Preschool age/anak usia prasekolah (4-5 tahun), dengan kecenderungan: Initiative vs
Guilt atau Inisiatif melawan perasaan salah;
4. School age (6-11 tahun), dengan kecenderungan: Industry vs Inferiority atau kerajinan
melawan inferioritas;
5. Adolescence (12-20 tahun), dengan kecenderungan: Identity vs Identity Confusion atau
identitas melawan kekacauan identitas;
6. Young adulthood ( 21-40 tahun), dengan kecenderungan: Intimacy vs Isolation atau
keintiman melawan isolasi;
7. Adulthood (41-65 tahun), dengan kecenderungan: Generativity vs Stagnation atau
generativitas melawan stagnasi;
8. Senescence (+65 tahun), dengan kecenderungan: Ego Integrity vs Despair atau integritas
melawan keputusasaan (Thahir, 2018, hlm. 33-50).

 Karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda sendiri.


Jawab: Melihat kembali masa kecil saya, saya terikat dengan keasikan masa bermain dan
ketika saya kecil saya merasa seakan-akan tidak ada masalah hidup, ini menandakan
bahwa masa anak-anak memiliki beberapa kharakteristik:

1. Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan
masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD

2. Orang tua sering menyebut masa anak awal sebagai usia sulit dan mengundang
masalah. Mengapa? Karena pada masa ini anak sedang dalam proses
pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak
sulit diatur, bandel, keras kepala, kadang menentang dan melawan orang tua, atau
orang dewasa lainnya. Penyebabnya ialah mulai berkurangnya ketergantungan
anak dibandingkan dengan pada masa bayi sebelumnya. Kemauan anak pun
mulai berkembang.

3. Masa anak awal berlangsung dari usia 2 – 6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan
dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan
pola perilaku, minat, dan nilai pada diri anak.

 Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.

1. Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta sosio-
emosionalnya?

Jawab: Cara anak mengolah fungsi kognitifnya bisa dengan membiasakan anak
untuk belajar mandiri dan berusaha mencari tahu seuatu hal yang belom dia tahu,
kemudian membiasakan dari kecil untuk berbagi dengan sesama, sehingga anak mau
menerima lingkungan sosial

2. Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa berinteraksi secara
efektif bersama Anda?

Jawab: Hal yang saya butuhkan adalah waktu untuk bersama anak lebih banyak agar
komunikasi antara saya dan anak terjalin secara dua arah, karena dengan itu anak
akan lebih merasa dekat dengan saya dan anak mudah untuk menyampaikan apa
yang menjadi kendala terhadap anak

Anda mungkin juga menyukai