Dosen Pengampu:
Ratika Ningsih S.Pd.I,M.Pd,I
Oleh:
Teori perkembangan anak menurut Jean Piaget ini disebut juga dengan
genetic epistemology. Ilmuwan asal Swiss tersebut mengatakan, perkembangan
kognitif anak berkembang secara bertahap pada rentang umur berbeda. Teori ini
berfokus pada pengaruh cara berpikir terhadap karakter seseorang selama seumur
hidup. Piaget mencoba menjelaskan perilaku manusia dengan memahami proses
berpikir. Asumsinya, manusia adalah makhluk logis yang membuat pilihan yang
paling masuk akal bagi mereka. "Pemrosesan informasi" adalah deskripsi yang
umum digunakan untuk menggambarkan proses mental--kalau boleh
membandingkan pikiran manusia dengan komputer. Menurut Piaget, tingkatan
perkembangan intelektual manusia turut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
kedewasaan, penalaran moral, pengalaman logika-matematika, transmisi sosial,
dan pengaturan sendiri.
5.Albert bandura
PEMBAHASAN
Pendidikan
Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus
globalisasi, sehingga berbagai upaya perlu dilakukan agar peserta didik kelak
mampu mendapatkan kehidupan yang layak di negaranya sen- diri ataupun di luar
negeri. Pendidikan anak pertama kali diperoleh dari lingkungan keluarga terutama
dari kedua orang tuanya. Selanjutnya anak akan berinteraksi dengan lingkungan
keduanya yang tidak lain adalah lembaga pendidikan.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak
usia 3 s/d 6 tahun (PP No. 27/1990 Pasal 6). Akan tetapi, Undang- undang Nomor
20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Lalu, pendidikan perlu
dilakukan bagi anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun. Sementara Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 4
menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dalam pasal 9 dinyatakan dua hal pokok anak usia dini, yakni: pertama, setiap
anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya; dan kedua, selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
khususnya anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar
biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapat
pendidikan khusus. Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting sebab
anak memiliki karakteristik perkembangan dan kemampuan tersendiri.
6. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan
tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
7. Senang dan kaya dalam fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang
imajinatif. Anak tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal yang
disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang
lain.
8.Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi
sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila keinginannya
tidak terpenuhi. 9.Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu
anak belum memiliki pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan
hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.
10.Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian
yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsic menarik dan
menyenangkan.
11.Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, yaitu anak
senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan
tingkah laku pada dirinya sendiri.
Karakteristik unik yang dimiliki anak persis sama dengan Islam yang
memiliki keunikan. Anak adalah makhluk unik yang berbeda dengan orang
dewasa. Anak memiliki keunikan dapat berubah sesuai dengan lingkungan
dimana mereka hidup sama halnya dengan islam yang dipandang relevan dengan
persoalan ruang dan waktu itu sendiri. Antara anak dengan Islam adalah 2 unsur
yang sama, yang sama-sama merupakan sebuah ciptaan Tuhan.
Sedangkan anak suka bermain, maksudnya setiap anak usia dini merupakan
usianya bermain. Artinya, anak akan mengisi hidup-hidup dalam kesehariannya
dengan bermain. Oleh karena itu, dalam kontek ini, orang tua maupun pendidik
harus mengisi keseharian belajar anak dengan aktivitas bermain. Dengan dasar
inilah muncul istilah belajar sambil bermain ayau bermain sambil belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa bermain erat kaitannya dengan dunia anak.
Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam
berprilaku. Dengan demikian, dalam hal belajar anak juga memliki karakteristik
yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak
merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari usia 2-6 tahun, oleh orang tua
disebut sebagai usia problematis, menyulitkan, atau main; oleh para pendidik
disebut usia pra sekolah; dan oleh para ahli psikologi sebagai prakelompok,
penjelajah atau usia bertanya.
Pada jalur pendidikan formal, pendidikan anak usia dini berbentuk taman
kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfal (RA), atau yang sederajat.
Pada pendidikan nonformal, pendidikan anak usia dini berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau yang sederajat.
Pada jalur informal berupa pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat.
Secara umum anak usia dini dikelompokkan dalam usia (0-1 tahun),
(2-3 tahun), (4-6 tahun); dengan karakteristik masing-masing sebagai
berikut:14
1. Usia 0-1 tahun
yaitu:
1. Perkembangan jasmani (Fisik Dan Motorik)
badan serta keterampilan lainnya. Pada anak usia ini tampak otot-otot
tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai
jenis keterampilan. Semakin bertambah usia, perbandingan antara bagian tubuh
akan berubah pula. Selain itu, letak gravitasi makin berada di bagian bawah
tubuh sehingga keseimbangan akan berada pada tungkai bagian bawah
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan bicara
5. Perkembangan Emosi
6. Perkembangan social
Setiap orang akan melalui pola perkembangan moral yang sama, yang
terbagi dalam tiga tingkatan, dan masing-masing dibagi menjadi dua, hingga
keseluruhannya ada enam stadium. Oleh karena itu, perkembangan moral
seseorang dapat diramalkan.
Masa prasekolah anak berada pada tingkatan pertama yang disebut
dengan” moralitas prakonvensional”. Dalam hal ini, perilaku anak tunduk pada
kendali eksternal. Pada tahap ini, anak berorientasipada kepatuhan dan hukuman.
Moralitas suatu tindakan dinilai atas dasar akibat fisiknya. Anak hanya
mengetahui bahwa aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak
dapat diganggu gugat.
Prakonvensional terdiri dari dua tahap yaitu moralitas heteronomy dan
tahap individualisme, tahap moralitas heteronomy adalah tindakan berbuat benar
karena taat kepada aturan dan hukum, serta takut sanksi apabila tidak mengikuti
aturan dan hukum.
8. Perkembangan spiritual