Anda di halaman 1dari 5

2.

2 TEORI-TEORI PERKEMBNGAN MANUSIA


A. PERAN ILMU PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan saat ini seperti bukan lagi keharusan namun lebih kepada sebuah
kebutuhan. Dengan pendidikan seseorang akan mampu mengubah pola pikirnya
menjadi lebih terbuka dan berkembang. Tujuan utama pendidikan sebenarnya
bukanlah untuk mencari atau mendapatkan suatu pekerjaan, memang hal tersebut
tidak dapat dihindari. Tetapi sebenarnya pendidikan lebih ditujukan untuk
mengubah mindset seseorang dalam berpandangan atau menyelesaikan
masalah(problem solving).
Dalam mengubah pola piker tersebut dibutuhkan pendidik yang dapat
memahami sampai tahap mana perkembangan psikologi muridnya, hal tesebut
sangatlah penting karena perkembangan setiap orang berbeda-beda dan terdapat
faktor lain yang juga dapat mempengaruhinya. Psikologi perkembangan
merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari mengenai perkembangan
atau kemunduran gejala jiwa seseorang mulai dari sebelum dilahirkan hingga
dewasa(Ajhuri & KF,2019).
Terdapat tiga fase perkembangan yang digunakan Osward Kroch dalam ciri-
ciri psikologi yang berupa tortz atau sifat keras kepala yang dimiliki seorang
anak(Purnomo,2010), tiga fase tersebut yaitu:
1. Fase anak awal yang memiliki kerentanan umur 0-3 tahun.
2. Fase keserasian sekolah antara umur 3-13 tahun
3. Fase kematangan yakni umur 13-21 tahun.
Penjelelasan kali ini akan langsung membahas fase kedua dan ketiga. Pada fase
ini merupakan fase dimana seseorang sedang berada pada masa pendidikan.
Dalam fase kedua seorang anak akan mengalami fase tortz kedua, dimana anak
mulai suka membantah, berperang, dan trauma terhadap orang tua. Kemudian
anak akan masuk fase ketiga, di fase ini anak mulai menyadari kekurangan dan
kelebihannya. Memang hal itu sudah wajar pada tahap perkembangan tersebut,
namun perlu pendekatan-pendekatan yang tepat agar kebiasaan seperti itu tidak
menjadi karakter pada seseorang yang bisa dibawa sampai dia dewasa.
Hal tersebutlah yang membuat pentingnya memahami psikologi perkembangan
bagi seorang pendidik. Sisi lain dapat mengetahui bagaimana perkembangan
muridnya, tetaoi juga tahu bagaimana pendekatan yang tepat saat menghadapi
anak didik sesuai dengan perkembangannya.
Setelah pendekatan yang berhasil, akan memudahkan kita dalam berkomunikasi
dengan murid mengenai permasalahan-permasalahan seperti apanyang sedang
dialaminya. Dan kita sebagai pendididik, masuk sebagai orang yang bisa menjadi
pemberi solusi bagi permasalahnnya. Sehingga murid dapat memiliki berbagai
macam perspektif dan cara dalam menghadapi masalah yang sedang dialami.
Agar hal di atas dapat tercapai dengan baik bukan hanya peran guru saja yang
dibutuhkan, namun orang tua juga memiliki peran yang besar dalam
perkembangan anaknya. Karena orang tua merupakan pendidikan yang pertama
dan utama dalam keluarga.
Dapat ditarik kesimpulan, jadi memahami psikologi perkembangan merupakan
hal yang penting saat kita menjadi seorang pendidik maupun orang tua, agar kita
tahu sampai mana perkembangan anak dan tentunya juga dapat memberikan
solusi yang tepa tatas permasalahan yang dialaminya.

B. RAGAM TEORI PERKEMBANGAN


Teori adalah pernyataan yang digunakan untuk memahami dunia di sekitar
kita, sehingga memahami teori yang berkembang dalam hal perkembangan adalah
hal yang penting untuk guru. Teori-teorinya adalah;
 TEORI PSIKOSOSIAL: ERIKSON
Teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Erik Erikson yang
merupakan salah satu teori psikososial yang paling popular hingga saat ini. Beliau
melalui teori ini mengemukakan delapan tahapan perkembangan psikososial
individu yang berfokus terhadap interaksi sosial serta konflik. Teori ini fokus pada
aspek seksual seseorang. Teori ini juga berfokus kepada interaksi sosial serta
pengalaman seseorang yang menjadi penentunya. Tahapan perkembangan anak
yang ada pada teori ini juga digunakan untuk menjelaskan proses individu sejak
bayi hingga meninggal dunia. Berbagai konflik yang dihadapi di setiap tahapan
nantinya akan berpengaruh saat dewasa kepada pembentukan karakternya.
 TEORI KONSTRUKTIVISME: PIAGET
Teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Jean Piaget yang berupa
teori kognotif. Fokus dari teori ini adalah pola piker individu. Beliau
mengemukakan bahwa seorang anak memiliki cara piker yang berbeda jika
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada teori ini proses berpikir individu
menjadi pertimbangan penting sebagai aspek yang menentukan cara pandang
untuk memahami dunia ini oleh seseorang. Terdapat beberapa tahapan yang
dibedakan oleh teori ini, yaitu sebagai berikut:
1. Sensorimotor stage, yang terjadi ketika anak berumur 0 bulan hingga 2
tahun. Pada tahapan ini, pengetahuan yang dimiliki anak terbatas oleh
persepsi sensori serta aktivitas motoriknya saja.
2. Pre-Operational stage, yang terjadi ketika anak berumur 2 hingga 6 tahun.
Pada tahapan ini seorang anak mulaibelajar untuk menggunakan bahasa
tanpa memahami konsep logika.
3. Concrete Operational stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 7
hingga 11 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak mulai memahami konsep
atau cara piker logis, namun masih belum memahami konsep abstrak.
4. Formal Operational stage, yang terjadi ketika seorang anak berumur 12
tahun hingga dewasa. Pada tahapan ini, seorang individu sudah memiliki
cara berpikir abstrak serta kemampuan berpikir logis, analisis serta
dedukatif, dan juga perencanaan sistematis.

 TEORI SOSIOKULTURAL: VYGOTSKY


Teori ini dikemukakan oleh Lev Vygotsky. Pada teorinya, beliau
mengemukakan bahwa seorang anak belajar secara aktif melalui pengalaman yang
dialaminya secaa langsung. Teori ini berpendapat bahwa orangtua, pengasuh,
maupun teman menjadi faktor penting pada pembentukan seorang anak. Melalui
teori ini juga ditekankan bahwa belajar merupakan proses yang tidak dapat
dipisahkan dari aspek sosial. Melalui interaksi antar individu maupun kelompok
yang ada menjadi proses belajar bagi seseorang.

 TEORI BELAJAR SOSIAL: BANDURA


Teori ini dikemukakan oleh psikolog Bernama Albert Bandura. Pada teorinya,
beliau meyakini bahwa seorang anak mendapatkan informasi serta kemampuan
dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku orang lain yang ada
disekitarnya. Walaupun begitu, pengamatan yang dilakukan tersebut tidak selalu
secara langsung. Pengamatan ini dapat melalui tokoh fiksi yang ada di buku, film,
maupun proses pembelajaran aspek sosial yang dilakukannya berupa observasi.

 TEORI SISTEM EKOLOGI: BRONFENBRENNER


Seorang ahli psikologi dari Amerika bernama Urie Bronfenbrenner
merumuskan teori ekologi dalam psikologi perkembangan untuk menjelaskan
bagaimana kualitas yang diwarisi oleh seorang anak dan lingkungan tempatnya
berinteraksi dapat mempengaruhi bagaimana tumbuh kembang anak. Melalui teori
ekologinya tersebut, Bronfenbrenner menekankan pentingnya untuk mempelajari
seorang anak dalam konteks lingkungan yang beragam yang juga dikenal dengan
istilah sistem ekologi dalam usaha untuk memahami proses perkembangannya.
Seorang anak biasanya akan berada dalam ekosistem yang berbeda secara
simultan, dari lingkungan yang paling akrab di rumah menuju lingkungan luar ke
sekolah dan ke lingkungan yang paling luas yaitu budaya dan masyarakat. Setiap
sistem ini tidak dapat dihindari untuk berinteraksi dan saling mempengaruhi setiap
aspek kehidupan seorang anak. Teori ini akan membantu kita untuk memahami
mengapa kita dapat berperilaku berbeda di lingkungan yang berbeda, misalnya
perilaku kita ketika di rumah akan berbeda dengan perilaku yang kita tunjukkan
ketika berada di lingkungan luar.
DAFTAR PUSTAKA
Eggen, P., & Kauchak, D. (2016). Educational psychology: Windows on
classrooms. Essex, UK: Pearson Education Limited.
Gillibrand, R., Lam, V., & O’Donnell, V.L. (2016). Developmental psychology.
Harlow, UK: Pearson.
Lightfoot, C., Cole, M., & Cole, S.R. (2013). The development of children. New
York, NY: Worth Publishers.
Santrock, J.W. (2013). Life-span development. New York, NY: McGraw-Hill.
Santrock, J.W. (2018). Educational psychology. New York, NY: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai