Anda di halaman 1dari 53

Nama Peserta

: Rohani

Unit Kerja

: TK Srikandi

Mapel

: Taman Kanak-kanak

Kelompok Kompetensi : A
Tanggal

: 19-10-2016

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

A. Pandangan tentang Anak Usia Dini


Anak merupakan individu yang sedang menjalani proses dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Proses ini yang kemudian menentukan
bagaimana anak menjalani kehidupan dewasa selanjutnya. Anak adalah
keturunan yang kedua setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil.
Berkisar usia 3 sampai 6 tahun (Hadi Subrata, 1988: 69). Ki Hajar Dewantara
(1962:

20)

menyatakan

bahwa

anak

sebagai

kodrat

alam

memiliki

pembawaan masing-masing dan sebagai individu yang memiliki potensi


untuk menemukan pengetahuan, secara tidak langsung akan memberikan
peluang agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
Sepanjang sejarah pun para ahli mempunyai pandangan yang beragam
tentang anak. Ada tiga pandangan filosofis dari Eropa yang berpengaruh
dalam

istilah

menggambarkan

anak-anak

1. Pada abad pertengahan, pandangan dosa asal (original sin view) yang
secara khusus muncul selama abad pertengahan. Anak-anak dipandang lahir
ke dunia ini sebagai makhluk jahat. Tujuan dari merawat anak adalah
memberikan penyelamatan, menghapus dosa dari kehidupan si anak.
2. Mendekati akhir abad ke-17, pandangan tabularasa dicetuskan oleh ahli
filosofi Inggris John Lock. Ia membantah bahwa anak-anak tidak buruk sejak
lahir, melainkan seperti papan kosong. Lock percaya bahwa pengalaman
masa kanak-kanak sangat menentukan karakteristik seseorang ketika
dewasa. Ia menyarankan para orang tua untuk menghabiskan waktu
bersama anak-anak mereka dan membantu mereka menjadi anggota

masyarakat

yang

berguna.

3. Pada abad ke-18, pandangan kebaikan alami (innate goodness view)


ditawarkan oleh ahli filosofi Prancis kelahiran Swiss Jean-Jacques Rousseau.
Ia menekankan bahwa anak-anak pada dasarnya baik. karena anak-anak
pada dasarnya baik, maka mereka seharusnya diizinkan tumbuh secara
alami dengan seminimal mungkin pengawasan atau batasan dari orang tua.

B. Teori Perkembangan Anak Usia Dini


Keragaman teori perkembangan dapat dilihat dari pemikiran berbagai
sudut pandang para ahli. Ada lima perspektif teoritis utama dalam
perkembangan, yaitu psikoanalisis, kognitif, perilaku dan sosio-kognitif,
etologi, dan ekologis. Pendekatan teoritis tersebut sama-sama meneliti tiga
proses utama dalam perkembangan anak di tingkat yang berbeda-beda,
yaitu biologis, didaktis dan psikologis.
1. Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis menggambarkan perkembangan sebagai sesuatu
yang biasanya tidak disadari (di luar kesadaran) dan diwarnai oleh emosi.
Ahli teori psikoanalisis percaya bahwa perilaku hanyalah sebuah karakteristik
permukaan

dan

bahwa

pemahaman

yang

sebenarnya

mengenai

perkembangan hanya didapat dengan menganalisis makna simbolis perilaku


dan kerja pikiran yang dalam. Ahli psikoanalisis juga menekankan bahwa
pengalaman

dini

dengan

orang

tua

secara

signifikan

membentuk

perkembangan. Karakteristik ini ditekankan dalam teori psikoanalisis dari


Sigmund Freud.
Sigmund Frued memandang manusia sebagai makhluk biologis yang
kompleks, baik dalam hal sosial, emosional dan juga sebagai suatu
organisme yang dapat berpikir. Di dalam terminologinya mengatakan bahwa
anak-anak bergerak melalui langkah-langkah yang berbeda dengan tujuan
untuk mencari kepuasan yang berasal dari sumber berbeda, di mana mereka
juga harus berusaha menyeimbangkan keadaan tersebut dengan harapan
orang tua. Konflik yang timbul antara kebutuhan akan kepuasan dan
penindasan dapat berguna untuk memuaskan dan juga menciptakan
ketertarikan. Kebanyakan orang belajar untuk mengendalikan perasaan

mereka dan juga berusaha agar dapat diterima dalam lingkungan sosial
serta untuk mengintegrasikan diri mereka.
2. Teori Kognitif
Teori kognitif meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha
memahami dunia di sekeliling mereka, anak membangun pemahaman
mereka sendiri terhadap dunia sekitar dan pembelajaran menjadi proses
interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang dewasa dan lingkungan.
Setiap anak membangun pengetahuan mereka sendiri berkat pengalamanpengalaman dan interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dan budaya di
mana mereka berada melalui bermain. Piaget sebagai tokoh aliran ini
menganggap bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak sudah
membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan pada
lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Piaget percaya bahwa kita
beradaptasi dalam dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi
saat anak menggabungkan informasi ke dalam pengetahuan yang telah
mereka miliki. Akomodasi terjadi bila anak menyesuaikan pengetahuan
mereka agar cocok dengan informasi dan pengalaman baru.
Sedangkan Lev Vygotsky berpendapat bahwa pengetahuan tidak
diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan
sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak. Vygotsky yakin bahwa
belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksa dari luar karena
anak adalah pembelajar aktif dan memiliki struktur psikologis yang
mengendalikan perilaku belajarnya.
3. Teori Perilaku dan Sosial-kognitif
Teori perilaku dan sosial-kognitif merupakan pandangan psikolog yang
menekankan bahwa perilaku, lingkungan dan kognisi faktor kunci dalam
perkembangan. Teori ini terkait dengan bagaimana anak-anak berkembang
secara sosial, emosional, dan intelektual, tetapi tidak menjelaskan tentang
perkembangan

fisik

karena

banyak

orang

yang

menyetujui

bahwa

perkembangan fisik berkaitan dengan genetika (keturunan) yang ditentukan


berdasarkan gen dari kedua orang tuanya, sehingga dengan demikian tidak
mempengaruhi perilaku anak. Tiga versi pendekatan perilaku dan sosialkognotif ini adalah classical conditioning dari Pavlov (sebuah stimulus netral
memperoleh kemampuan untuk menghasilkan sebuah respon yang tadinya

dihasilkan oleh stimulus lain), operant conditioning dari Skinner (konsekuensi


dari suatu perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas kejadian
perilaku tersebut), dan teori sosial-kognitif dari Albert Bandura (menekankan
interaksi timbal balik antara manusia (kognisi), perilaku dan lingkungan).
4. Teori Etologi
Teori etologi memandang bahwa perilaku sangat dipengaruhi biologi
dan evolusi. Teori ini juga menekankan bahwa kepekaan kita terhadap jenis
pengalaman yang beragam berubah sepanjang rentang kehidupan. Ada
periode kritis atau sensitif bagi beberapa pengalaman, jika kita gagal
mendapat pengalaman selama periode sensitif tersebut, teori etologi
menyatakan bahwa perkembangan kita tidak mungkin dapat optimal. John
Bowbly salah satu tokoh teori etologi menyatakan bahwa kelekatan pada
pengasuh selama satu tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi
penting sepanjang hidup. Jika kelekatan ini positif dan aman, seseorang
mempunyai dasar untuk berkembang menjadi individu yang kompeten yang
memiliki hubungan sosial positif dan menjadi matang secara emosional. Jika
hubungan kelekatannya negatif dan tidak aman, maka saat anak tumbuh ia
akan menghadapi kesulitan dalam hubungan sosial serta dalam menangani
emosi.
5. Teori Ekologi
Teori

ekologi

merupakan

pandangan

Bronfenbrenner

bahwa

perkembangan dipengaruhi oleh lima sistem lingkungan, berkisar dari lima


konteks dasar mengenai interaksi langsung dengan orang-orang hingga
konteks

budaya

berdasar

luas.

Lima

sistem

dalam

teori

ekologi

Bronfenbrenner yaitu:
a. Mikrosistem adalah lingkungan di mana individu tinggal.
b. Mesosistem mencakup hubungan antar mikrosistem atau hubungan antar
konteks.
c. Eksosistem terlibat saat pengalaman dalam lingkungan sosial lain -di
mana individu tidak mempunyai peran aktif- mempengaruhi apa yang
dialami individu dalam konteks langsung.
d. Makrosistem mencakup budaya di mana seseorang tinggal.

e. Kronosistem mencakup pembuatan pola kejadian lingkungan dan transisi


sepanjang kehidupan.

C.

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

dan

Perkembangan Anak Usia Dini


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang
normal dan merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tadi dibagi dalam 2
golongan:
1. Faktor Internal
a. Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa, maka tidak mungkin ia
memiliki faktor hereditas ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan
tiap bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai
ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras orang Mongol.
b. Keluarga
Ada kecendrungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang
gemuk-gemuk.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa disbanding anak laki-laki. Pada masa pubertas
wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian
setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
e. Kelainan genetik
Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme,
sedangkan sindroma marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang
berlebihan.

f. Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti sindroma downs dan sindroma turners.
2. Faktor eksternal
a. Faktor Pranatal
1) Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis. Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
congenital

seperti

club

foot.

3) Toksin/zat kimia. Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan


kelainan congenital seperti palatoskisis.
4)

Endokrin.

Diabetes

mellitus

dapat

menyebabkan

makrosomia,

kardiomegali, hyperplasia adrenal.


5) Radiasi. Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
6)

Infeksi.

Infeksi

pada

trimester

pertama

dan

kedua

oleh

TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit


Menular Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan jantung congenital.
7) Kelainan Imunologi. Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan
golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody
terhadap sel darah merah janin; kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernicterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia Embrio. Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi
plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9)

Psikologis

ibu.

Kehamilan

yang

tidak

diinginkan,

perlakuan

salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan sebagainya.


b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
c. Pasca Natal
1) Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit Kronis/kelainan congenital. Tuberculosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia. Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercury, rokok, dan sebagainya) mempunyai dampak yang negative
terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis. Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5) Endokrin. Gangguan hormone misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan

anak

mengalami

hambatan

pertumbuhan.

Defisisnesi

hormone pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.


6) Sosio-ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat
pertumbuhan anak
7) Lingkungan pengasuhan. Pada lingkungan pangasuhan, interaksi ibu-anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya
dalam

keluarga,

misalnya

penyediaan

alat

mainan,

sosialisasi

anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak,


perlakuan ibu terhadap perilaku anak.
9) Obat-obatan. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan,

demikian

halnya

dengan

pemakaian

obat

perangsang

terhadap susunan syaraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi


hormon pertumbuhan.
d. Faktor lingkungan
1) Lingkungan keluarga, yaitu lingkungan yang dialami anak dalam
berinteraksi dengan anggota keluarga baik interaksi secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga khususnya dialami anak usia 0
3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak untuk melalui proses
selanjutnya.
2)

Lingkungan

masyarakat

atau

lingkungan

teman

sebaya.

Seiring

bertambahnya usia, anak akan mencari teman untuk berinteraksi dan


bermain bersama. Kondisi teman sebaya turut menentukan bagaimana anak
dalam tumbuh kembangnya.
3) Lingkungan sekolah. Pada umumnya anak akan memasuki lingkungan
sekolah pada usia 4 5 tahun atau bahkan yang 3 tahun. Lingkungan di
sekolah besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Sekolah yang
baik akan mampu berperan secara baik dengan memberi kesempatan dan
mendorong anak untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan
yang sesungguhnya.

D. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini


Sesuai dengan sifat individu yang unik, adanya variasi individual dalam
perkembangan anak merupakan hal normal terjadi. Terkadang anak yang
satu lebih cepat berkembang daripada anak yang lainnya, begitupun dalam
perbedaan minat dan kecakapan, sementara sebagian anak lebih senang
melakukan gerakan-gerakan fisik atau bermain kelompok dengan temannya.
Berdasarkan dari tahapan perkembangan yang telah dibahas, uraian berikut
mengetengahkan tentang karakteristik anak yang dibatasi pada hal-hal yang
bersifat menonjol dan lebih terkait dengan proses pembelajaran anak:
1. Perkembangan anak usia 0 2 tahun
Pada masa bayi secara umum anak mengalami perubahan yang jauh lebih
pesat dibanding dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya.
Berbagai

kemampuan

dan

keterampilan

dasar,

baik

yang

berupa

keterampilan lokomotor (bergulir, duduk, berdiri, merangkak, dan berjalan),


keterampilan

memegang

benda,

penginderaan

(melihat,

mencium,

mendengar, dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi


secara emosional dan sosial (berhubungan dengan orang tua, pengasuh, dan
orang-orang

dekat

lainnya)

dapat

dikuasai

pada

fase

ini.

Berbagai

kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan modal penting


bagi

anak

untuk

mengarungi

dan

menjalani

orang

dewasa

proses

perkembangan

selanjutnya.
Komunikasi

responsif

dengan

akan

mendorong

dan

memperluas respon-respon verbal dan non-verbal bayi. Bayi mulai belajar


tentang pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi-ekspresi perasaan,
meskipun

bayi

belum

memahami

kata-kata.

Penyajian

pengalaman-

pengalaman menarik dengan menyediakan obyek-obyek mainan menarik


merupakan hal yang bias berpengaruh positif terhadap perkembangan
kemampuan bayi dalam mengekspresikan perasaan dan keterampilanketerampilan sensori lainnya. Menurut Bredkamp (Solehuddin, 2000), jika
bayi terasing dari pengalaman-pengalaman sensori-motor tersebut, maka
bukan saja perkembangan emosionalnya yang akan terhambat melainkan
juga perkembangan kognisinya.
2. Perkembangan anak usia 2 3 tahun
Di samping masih memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan pada
masa sebelumnya, anak usia 2-3 tahun memiliki karakteristik khusus. Dari
segi fisik, pada fase ini anak masih tetap mengalami pertumbuhan yang
pesat, khususnya berkenaan dengan pertumbuhan dengan pertumbuhan
otot-otot besar. Anak pada usia ini sudah tahu bagaimana berjalan dan
berlari. Anak juga mulai senang memanjat dan menaiki sesuatu, membuka
pintu, serta mencoba berdiri di atas satu kaki dan berloncat. Anak senang
mencoba sesuatu sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas untuk itu.
Dengan penguasaan keteramppilan-keterampilan dasar yang diperoleh pada
masa bayi, anak seusia ini akan tampak senang melakukan banyak aktivitas.
Anak juga biasanya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada
disekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam, menyerap dan
membuat

perbendaharaan

membedakan antara

bahasa

baru,

belajar

tentang

jumlah,

konsep satu dengan banyak. Mulai senang

mendengarkan cerita-cerita sederhana, dan gemar melihat-lihat buku.


Melalui berbagai aktivitas itulah menurut pengamatan piaget (Solehuddin:

2000) anak pada usia ini berpikir, pada saat anak aktif melakukan aktivitasaktivitas fisik, secara stimulant aktivitas mentalnya juga terlibat.
3. Perkembangan anak usia 3 4 tahun
Pada usia ini anak juga masih mengalami perkembangan pesat dalam
banyak hal. Anak mengalami peningkatan yang cukup berarti baik dalam
perkembangan

perilaku

motorik,

berpikir

fantasi,

maupun

dalam

kemampuan mengatasi frustasi. Anak dapat menguasai semua jenis


gerakan-gerakan tangan kecil, dapat memungut benda-benda kecil, dapat
memegang benda, dan dapat memasukkan benda ke lubang-lubang kecil,
anak juga memiliki keterampilan memanjat atau menaiki benda-benda
secara lebih sempurna. Meskipun sifat egosentrisnya masih melekat pada
anak seusia ini, biasanya sudah bisa bekerja dalam suatu aktivitas tertentu
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima secara sosial daripada
sebelumnya. Aktivitas-aktivitas bermain bersama sudah dapat dilakukan
secara

lebih

lama

oleh

anak

seusia

ini.

Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih
banyak kamandirian. Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak
memperlihatkan kesiapan untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih
lama. Anak menyenangi dan menghargai sajak-sajak sederhana, begitupun
kemandirian yang dituntutnya membuat ia tidak mau banyak diatur dalam
kegiatan-kegiatannya. Tingkat frustasi usia ini cenderung menurun bila
dibanding sebelumnya, hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif, di
samping juga karena peningkatan kemampuan dalam mengekspresikan
keinginan-keinginannya kepada orang lain.
4. Perkembangan anak usia 4 5 tahun
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu
merupakan cirri yang menonjol pada anak usia sekitar 4-5 tahun. Anak
memiliki sikap berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat. Anak akan
banyak memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang berbagai hal
yang sempat dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini
juga memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri,
anak

senang

dengan

nyanyian,

permainan,

dan/atau

rekaman

yang

membuatnya untuk lebih mengenal tubuhnya. Minatnya yang kuat untuk


mengobservasi lingkungan dan benda-benda di sekitarnya membuat anak

seusia ini senang ikut bepergian ke daerah-daerah sekitar lingkungannya.


Anak akan sangat mengamati bila diminta untuk mencari sesuatu, karenanya
pengenalan terhadap binatang-binatang piaraan dan lingkungan sekitarnya
dapat merupakan pengalaman yang positif untuk pengembangan minat
keilmuan anak. Seiring dengan pendapat diatas, Snowman (1993) yang
dikutip oleh patmonodewo (2000), anak usia prasekolah atau TK memiliki
sejumlah ciri yang dapat dilihat dari aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1. Ciri fisik
a. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Anak pada usia ini sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan atas kemauan sendiri. Kegiatan mereka
yang dapat diamati adalah seperti; suka berlari, memanjat dan melompat.
b. Anak membutuhkan istirahat yang cukup. Dengan adanya sifat aktif, maka
biasanya setelah melakukan banyak aktivitas anak me-merlukan istirahat
walaupun kadangkala kebutuhan untuk ber-istirahat ini tidak disadarinya.
c. Otot-otot besar anak usia prasekolah berkembang dari kontrol jari dan
tangan. Dengan demikin anakusia prasekolah belum bisa me-lakukan
aktivitas yang rumit seperti mengikat tali sepatu.
d. Sulit memfokuskan pandangan pada objek-objek yang kecil ukurannya
sehingga koordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna.
e. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi
otak masih lunak sehingga berbahaya jika terjadi benturan keras.
f. Dibandingkan dengan anak laki-laki, anak perempuan lebih terampil dalam
tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.
2. Ciri sosial
a. Anak pada usia ini memiliki satu atau dua sahabat tetapi sahabat ini cepat
berganti. Penyesuaian diri mereka berlangsung secara cepat sehingga
mudah bergaul. Umumnya mereka cenderung me-milih teman yang sama
jenis kelaminnya, kemudian pemilihan teman berkembang kejenis kelamin
yang berbeda.

b. Anggota kelompok bermain jumlahnnya kecil dan tidak terorganisir


dengan baik. Oleh karena itu kelompok tersebut tidak bertahan lama dan
cepat berganti-ganti.
c. Anak yang lebih kecil usianya seringkali bermain bersebelahan dengan
anak yang lebih besar usianya.
d. Pola bermain anak usia prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai
dengan

kelas

sosial

dan

gender.

e. Perselisihan sering terjadi, tetapi hanya berlangsung sebentar kemudian


hubungannya menjadi baik kembali. Anak laki-laki lebih banyak melakukan
tingkah

laku

agresif

dan

perselisihan.

f. Anak usia prasekolah telah mulai mempunyai kesadaran terhadap


perbedaan jenis kelamin dan peran sebagai anak laki-laki dan anak
perempuan. Dampak kesadaran ini dapat dilihat dari pilihan terhadap alatalat permainan.
3. Ciri emosional
a. Anak usia praskolah cenderung mengekspresikan emosinya secara bebas
dan

terbuka.

Ciri

ini

dapat

dilihat

dari

sikap

marah

yang

sering

ditunjukannya.
b. Sikap iri hati pada anak usia prasekolah sering terjadi, sehingga mereka
berupaya untuk mendapatkan perhatian orang lain secara berebut.
4. Ciri Kognitif
a. Anak prasekolah umumnya telah terampil dalam berrbahasa. Pada
umumnya mereka senang berbicara, Khususnya dalam kelompoknya.
b.

Kompetensi

anak

perlu

dikembangkan

melalui

interaksi,

minat,

kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang.


Sementara itu, santoso (2000) mengemukakan pula beberapa karaktrestik
anak pra sekolah, yaitu: (a) suka meniru, (b) ingin mencooba, (c) spotan, (d)
jujur, (e) riang, (f) suka bermain, (g) ingin tahu (suka bertanya), (h) banyak
gerak, (i) suka menunjuk akunya, dan (j) unik. Sebagai indivdu yang sedang
berkembang, anak memiliki sifat suka meniru tanpa mempertimbangkan
kemampuan yang ada padanya. Hal ini didorong oleh rasa ingin tahu dan
ingin mencoba sesuatu yang diminati, yang kadang kala muncul secara

spontan. Sikap jujur yang menunjukan kepolosan seorang anak merupakan


ciri yang juga dimiliki oleh anak. Kehidupan yang dirasakan anak tanpa
beban menyebabkan anak selalu tampil riang, anak dapat bergerak dan
beraktivitas. Dalam aktifitas ini, anak cenderung pula menunjukkan sifat
akunya, dengan mengakibatkan apa yang dimiliki oleh teman lain. Akhirnya
sifat unik menunjukan bahwa anak merupakan sosok individu yang kompleks
yang memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Pemahaman guru tentang
karakteristik anak akan bermanfaat dalam upaya menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan anak

Tanggal

: 20-10-2016

MENELAAH INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGAGOGIK


YANG RELEVAN DENGAN MATERI KP 1

Soal :
1. Salah satu contoh teknik pembelajaran seni dan kreativitas, dimana anak
mengungkapkan perasaan hatinya melalui menggambar dan bermain
musik, adalah ....

A.
B.
C.
D.

Eksplorasi.
Ekspresi.
Apresiasi.
Eksposisi.

2. Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak benar, berkenaan dengan


konsepsi

bahwa

pertumbuhan

lebih

bersifat

kuantitatif

dan

perkembangan lebih kearah kualitatif ....


A. Pertumbuhan diindikasikan oleh penambahan tinggi badan.
B. Perkembangan diindikasikan oleh peningkatan kemampuan anak
berbediri.
C. Perkembangan diindikasikan oleh perubahan dalam ukuran.
D. Perkembangan diindikasikan oleh
kesiapan anak
memasuki
pendidikan.

Tanggal

: 20-10-2016

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK


Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah
mengalami perkembagan dengan baik adalah memulai apa yang disebut
dengan

tugas-tugas

perkembangan

atau

Development

Task.

Tugas

perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar


berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet
training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif,
belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang
sederhana

mengenai

kenyataan

sosial

dan

fisik,

belajar

untuk

mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak


saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.
Menurut

Havighurts

(dalam

Gunarsa,

1986)

tugas-tugas

perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik,
rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai
aspirasi-aspirasinya. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai
berikut: tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar
memfungsikan visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan
makanan padat, belajar bahasa, kontrol badan, mengenali realita sosial atau
fisiknya, belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara
dan lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani.
Tugas-tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah menggunakan
kemampuan

fisiknya,

belajar

sosial,

mengembangakan

kemampuan-

kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung, memperoleh


kebebasan

pribadi,

bergaul,

mengembangkan

konsep-konsep

yang

dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya sebagai jenis


kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral, menentukan
skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau
lembaga (Havighurts dalam Gunarsa, 1986).
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada
masa anak-anak adalah sebagai berikut: a) Mempelajari ketrampilan fisik
yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. b) Membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya d) Mulai
mengembangkan

peran

sosial

pria

atau

wanita

yang

tepat

e)

Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis


dan berhitung f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari g) Mengembangkan hati nurani, pengertian
moral, dan tata dan tingkatan nilai h) Mengembangkan sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga i) Mencapai kebebasan
pribadi.
Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas,
tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada

perkembangan mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap


perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu
dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas ini
menimbulkan perasaan bahagia serta keberhasilan pada tugas berikutnya,
sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan dan kesulitan
atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus
dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan
sangat

mempengaruhi

pencapaian

perkembangan

pada

masa

perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal


menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan
mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa
berikutnya.
Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas
perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa
kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 :
45) adalah sebagai berikut :
a)

Berkembang

menjadi

pribadi

yang

mandiri.

Anak

belajar

untuk

berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi


segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya di
usia Taman Kanak-kanak.
b) Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa
Taman Kanak-kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan
yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja,
dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi dan
belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.
c) Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan
kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain
dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
d) Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk
bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk
mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada
masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan
menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.
e) Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar
bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang
dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang
dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi
mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
f) Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu
mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana
penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
g)

Belajar

menguasai

ketrampilan

motorik

halus

dan

kasar.

Anak

belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot


kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar
diantaranya

berlari,

melompat,

menendang,

menangkap

bola

dan

sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus


adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
h) Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini
diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan,
dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal
ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya. Selain dari itu,
anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain berdasarkan ciriciri yang dimiliki benda tersebut.
i) Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak
belajar menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan
benda-benda

yang

ada

di

sekitarnya,

maupun

berinteraksi

dengan

lingkungannya.
Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak
lain untuk bermain, dan sebagainya.
j) Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan.
Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang
terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya,
saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang dimilikinya.
KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI
Kemampuan Kognitif Anak
Sesuai KBK-TK disebutkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif
anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak
agar dapat mengolah perolehan belajarnya. Menurut PIAGET menjelaskan
bahwa kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sudah
dirintis sejak kecil. Contohnya anak sudah dapat membedakan warna,
binatang, beberapa benda hidup dan benda mati. Anak usia TK sudah bisa

berhitung, mulai dari mengenal angka, mengukur, menghitung benda.


Perkembangan

kognisi

anak

menurut

Piaget

terletak

pada

tahap

praoperasional. Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal
yg berkaitan dengan aktifitas fisik dan pengamatan sendiri.
Kemampuan Sosial Emosional Anak
Pengembangan ini bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu
bersosialisasidengan orang lain, menahan emosinya jika berada dalam suatu
keadaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan anak.
Pengembangan sosial anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak
untuk mengenal diri dan lingkungannya. Interaksi dengan keluarga sendiri
dan orang lain juga akan menbantu anak membangun konsep dirinya.
Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya,
misalnya dengan bermain peran prilaku. Dengan belajar beberapa peran
tersebut, anak dapat belajar mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak
dilakukan.
Kemampuan Nilai Moral Agama Anak
Sesuai dengan KBK TK pengembangan kemampuan mengenal nilai dan
moral agama bertujuan agar anak dapat mengenal penerapan tatacara
beribadah atau berdoa sesuai agamanya, dan membiasakan mereka untuk
hidup sesuai aturan agama, tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman
anak TK.
Kemampuan Fisik Motorik Anak
Hafidin, dkk menguraikan bahwa untuk pengembangan kemampuan
motorik kasar anak , guru terencana dapat mengajak anak untuk melakukan
gerakan dan permainan serta keghiatan yang membantu meningkatkan
perkembangan keterampilan. Kegiatan ini dapat diiringi musik atau irama.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah melompat, memanjat, melalui rintangan,
berguling. Kegiatan permainan sebaiknya melibatkan seluruh kelompok anak
dan membuat anak-anak bergerak.
Kemampuan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa anak TK masih jauh dari semprna. Namun
demikian potensinya bisa dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan bahasa anak TK
dapat ditumbuhkan dengan membacakan cerita, berita atau surat untuknya
atau bermain tebak-tebakkan kata, mendongeng dengan alat peraga atau
membuat pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab anak. Keterampilan

berbahasa anak harus diasah sejak dini, anak dapat diarahkan untuk belajar
menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
Kemampuan Seni Anak
Kemampuan kemampuan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan
sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan
menghargai hasil seni.Aktivitas seni unyuk anak TK yang lain adalah
kegiatan bermain musik, kegiatan bernyanyi, dan kegiatan menari. Bermain
musik juga dapat meningkatkan koordinasi mata tangan dan keterampilan
motorik anak.
KECERDASAN JAMAK ( MULTIPLE INTELEGENCES )
Kecerdasan Linguistik
Adalah

keberdasan

dalam

memperoleh

kata

atau

kemampuan

menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Anak anak
yang versad dalam bidang ini akan senang bercerita, membaca dan atau
menulis cerita atau puisi. Sebenarnya kecerdasan ini dapat meliputi empat
keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun tak
semua anak yang cerdas dalam kecerdasan linguistik ini menguasai keempat
keterampilan tersebut.
Kecerdasan Logika Matematik
Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini
melibatkan keterampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan
logika atau akal sehat. Anak anak yang cerdas di bidang ini akan senang
bertanya dajn ingin tahu segala hal yang berkaitan dengan peristiwa alam.
Mereka juga senang berhitung dan mengerjakan hal hal yang berkaitan
dengan angka-angka.
Kecerdasan Fisik (Kinestetik-Jasmani)
Adalah anak anak yang sering tak dapat diam saat sedang duduk,
makan, dan biasanya anak yang cerdas dibidang ini adalah anak yang sering
dan senang bermain diluar. Mereka senang melompat, berlari, membuat
sesuatu misalnya melukis. Beberapa anak yang cerdas di bidang ini menjadi
atlet atau penari atau aktor yang baik. Anak anak yang butuh dibidang ini
butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak ayau meragakan sesuatu .
Kecerdasan Visual Spasial
Anak anak pada usia ini suka membangun dengan balok balokLego
atau melamun untuk menghasilkan sesuatu, seperti mesin atau bentuk
bangunan yang indah. Anak yang memiliki kecerdasan visual adalah seorang
anak yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan gambar di dalam

fikirannya atau seorang anak dapat memecahkan suatu masalah atau


menemukan suatu jawaban dengan memvisualkan suatu gambar.
Kecerdasan Intrapersonal
Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampuan
untuk berfikir secara reflektif, mengacu pada kesadaran reflektif menangani
perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Anak yang cerdas dibidang ini
sangat memahami dirinya sendiri, apa kelemahan dan kekurangannya dan
sangat percaya diri.
Kecerdasan Interprasional (Antarpribadi)
Adalah kemampuan berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain.
Anak anak yang berbakat dibidang ini dapat memahami orang lain. Oleh
sebab itu, anak yang cerdas dibidang ini dapat menjadi pemimpin temantemanya karena ia dapat mengorganisir, dan pandai berkomunikasi dengan
orang lain. Cara belajar terbaik anak anak yang cerdas di bidang ini adalah
dengan berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Secara umum
kecerdasan ini menganggu pada keterampilan manusia, seperti keterampilan
membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Kecerdasan Musikal
Anak yang cerdas dibidang musikal senang bernyanyi, bersenandung ,
atau bersuil seorang diri. Jika mendengar suara musik anak akan menggerakgerakkan tubuhnya mengikuti irama dan ikut bernyanyi. Ada pula anak yang
cerdas dibidang ini dengan cara menunjukkan rasa apresiasi yang baik pada
musik.
Kecerdasan Naturalis
Adalah

anak

mengkategorikan

yang

spesies

mempunyai

flora

atau

fauna

keahlian
serta

mengenali
kepekaan

dan

terhadap

fenomena alam. Anak anak dekat bakat ini dapat menjadi seorang pencinta
alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, mengumpulkan flora, fauna
atau batu-batuan.
Kecerdasan Eksistensialis
Adalah

kemampuan

seseorang

untuk

menempatkan

diri

dalam

hubungan dengan jangkauan kosmos terjauh, yang tak terhingga besar atau
kecilnya, misalnya memahami makna hidup dan cinta pada manusia.

Tanggal

: 21-10-2016

PENDALAMAN MATERI
MENGERJAKAN LK 2

Nama Peserta

Didik

Deskripsi Perkembangan
mau

membagi

miliknya,

mau

meminjakan

miliknya dengan senang hati, saling membantu


sesama

teman,

secara

bersama-sama

membersihkan lingkungan sekolah, bekerjasama


1

merapikan

tempat

belajar

setelah

digunakan,

merapikan mainan/alat yang telah digunakan,


menolong teman yang terjatuh, mengikuti aturan
permainan, berbicara jujur, menggunakan barang
orang

lain

dengan

hati-hati,

bersabar

saat

menunggu giliran
secara bersama-sama membersihkan lingkungan
sekolah, bekerjasama merapikan tempat belajar
2

setelah digunakan, berbicara jujur, menggunakan


barang orang lain dengan hati-hati, bersabar saat
menunggu giliran, mengikuti aturan permainan,
berbicara jujur
mau membagi miliknya, mau meminjakan
miliknya dengan senang hati, saling membantu
sesama teman, secara bersama-sama
membersihkan lingkungan sekolah, bekerjasama

merapikan tempat belajar setelah digunakan,


merapikan mainan/alat yang telah digunakan,
menolong teman yang terjatuh, mengikuti aturan
permainan, berbicara jujur, menggunakan barang
orang lain dengan hati-hati
merapikan mainan/alat yang telah digunakan,
menolong teman yang terjatuh, mengikuti aturan

permainan, berbicara jujur, menggunakan barang


orang lain dengan hati-hati, bersabar saat

menunggu giliran
mau meminjakan miliknya dengan senang hati,
saling membantu sesama teman, secara bersama-

sama membersihkan lingkungan sekolah,


bekerjasama merapikan tempat belajar setelah
digunakan, berbicara jujur, menggunakan barang
orang lain dengan hati-hati, bersabar saat
menunggu giliran

Tanggal

: 22-10-2016

MENELAAH INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGAGOGIK


YANG RELEVAN DENGAN MATERI KP 2

Soal :
1. Tujuan utama perkembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini
adalah ....
A. Anak mampu membaca doa dan mengerjakan kewajiban agama.
B. Anak mampu mengenal, menirukan, dan mencontoh aktifitas
keagamaan.
C. Anak memiliki komitmen terhadap agama yang dianutnya.
D. Anak memiliki kepedulian terhadap penganut agama lain.
2. Kemampuan anak belajar keseimbangan dan stabil/mantap, merupakan
salah satu bentuk perkembangan ....
A. Nilai-nilai Agama dan Moral.
B. Fisik
C. Bahasa
D. Kognitif
3. Contoh perilaku perkembangan kesehatan dan keselamatan untuk anak
usia 4 6 tahun adalah ....
A. Menutup hidung dan mulut (ketika batuk dan bersin).
B. Membersihkan kotoran hidung.
C. Mengelap tangan dan muka sendiri.
D. Mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh.

Tanggal

: 22-10-2016

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI

A.

Pengertian

Deteksi

dini

tumbuh

kembang

anak

balita

adalah

kegiatan

atau

pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh


kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik(anatomi) dan struktur


tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi
(bertambah banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya
sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik
seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar

kepala.(IDAI, 2002)
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan

panjang dan berat (Depkes RI, 2005).


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dari struktur / fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirkan,
dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

organ organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002)


Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialasi dan kemandirian (Depkes RI, 2005).

B. Cara deteksi tumbuh kembang anak


1.Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya :
a. Pengukuran antropometri

Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan,


tinggi badan , lingkar kepala dan lingkar lengan atas

b. Pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan
untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yg ada
pada tubuh
c. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang


digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di samping factor genetik

2. Pertumbuhan dan perkembangan anak :


Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup.
Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan,
melepas pakaian sendiri.
Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1
warna.
Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa
bantuan (Depkes RI, 2005).
C. Tujuan ilmu tumbuh kembang
1.

Sebagai upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang


anak baik fisik, mental dan sosial

2.

Menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang

3.

Kemungkinan penanganan yang efektif

4.

Mencari penyebab dan mencegahnya

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita


1). Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan factor yang dapat diturunkan sebagai


dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, factor herditer meliputi
factor bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan
cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan
bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan
akan mengalami pertumbuhan yang lebih cpat ketika mereka mencapai
masa pubertas. (Alimul, 2008 : 11)

2). Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan factor yang memegang peranan penting


dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki.
Faktor

lingkungan

lingkungan

ini

dalam

dapat

meliputi

kandungan)

dan

lingkungan
lingkungan

prenatal

(yaitu

postnatal

(yaitu

lingkungan setelah bayi lahir)


Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi :
1). Faktor lingkungan prenatal

Gizi pada waktu ibu hamil

Zat kimia atau toksin

Hormonal

2)Faktor lingkungan postnatal


a). Budaya lingkungan

Dalam hal ini adalah budaya dalam masyrakat yang mempengaruhi


pertumbuhan

dan

perkembangan

anak,

budaya

lingkungan

dapat

menentukan bagaimana seseorang mempersepsikan pola hidup sehat


b). Status sosial ekonomi

Anak dengan keluaraga yang memiliki sosial ekonoi tinggi umumnya


pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak
dengan sosial ekonomi rendah

c). Nutrisi

Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tunbuh dan berkembang selama


masa pertumbuhan, dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air

d). Iklim dan cuaca

Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah


diperoleh namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya, sebagai
contoh pada saat musim kemarau penyediaan air bersih atau sumber
makanan sangatlah sulit

e). Olahraga atau latihan fisik


Dapat memacu perkembanagn anak karena dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubu dapat tertur serta
dapatmeningkatkan

stimulasi

pertumbuhan sel lainnya


f). Posisi anak dalam keluarga

perkembangan

tulang,

otot,

dan

Secara umum anak pertama memiliki kemampuan intelektual lebih


menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan
orang dewasa namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang
terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara
kandungnya, sedangkan pada anak kedua atau tengah kecenderungan
orang tua yang sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri
sehingga kemamapuan anak untuk berdaptasi lebih cepat dan mudah
meski dalm perkembangan intelektual biasanya kurang dibandingkan
dengan ank pertamanya

g). Status kesehatan

Apabila anak berada dalam kondisi sehat dan sejahtera maka


percepatan

untuk

tumbuh

kembang

menjadi

sangat

mudah

dan

sebaliknya.contoh apabila anak mempunyai penyakit kronis yang ada


pada diri anak maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam
tumbuh kembang akan terhambat karena anak memiliki masa kritis
3). Factor hormonal

Factor

hormonal

anakantara

lain

Hormone

somatotropin

mempengaruhi

yang

hormone

berperan

somatotropin,
(growth

pertumbuhan

tinggi

dalam
tiroid

hormone)
badan

tumbuh
dan

glukokortikoid.

berperan

dengan

kembang
dalam

menstimulasi

terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system skeletal, hormone tiroid


berperan

menstimulasi

metabolism

tubuh.

Hormone

glukokortiroid

mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis


(untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi
estrogen), selnjutnya hormone tesebut menstimulasi perkembangan
seks, baik pada anak laki-laki maupun perempua yang sesuai dengan
peran hormonnya (wong 2000) (Alimul, 2008 : 13)
E. Tahap pencapaian tumbuh kembang anak
1. Masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus, pada
fase embrio pertumbuhan mulai dari konsepsi hingga 8 minggu
pertama ,pada minggu kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi
pemisahan jaringan antara entoderm dan ectoderm pda minggu ketiga
terbentuk lapisan mesoderm
2. Masa postnatal

Pertumbuhan

atau

perkembangan

postnatal

dikenal

dengan

pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir ini diawali dengan masa


neonates (0-28hari) yang merupkan masa terjadi kehidupan yang baru
dalam ekstra uteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ
tubuh. (Alimul, 2008 : 13)
F. Ciri-ciri tumbuh kembang anak / balita
1. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan
perkembangan

terjadi

bersamaan

intelgensia

pada

dengan

seorang

pertumbuhan

anak

akan

misal,

menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf


2.

Pertumbuhan

dan

perkembangan

pada

tahap

awal

menentukan

perkembangan selanjutnya

Setiap anak tidak akan bis melewati tahapan sebelumnya misal,


seorang anak tidak bias berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain
yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat karena perkembangan
awal

merupakn

masa

kritis

untuk

menentukan

perkembangan

selanjutnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatn yng


berbeda baik perkembangan fisik maupun fungsi organ

4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya


serta bertambah kepandaiannya.

5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum:

1. Perkembangan terjadi dahulu di daerah kepala kemudian menuju arah


anggota tubuh
2. Perkembang antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembng ke bagin distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimosdital)
6. Perkembangan memiliki tahap yan berurutan

Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum


mampu membuat gambar kotak anak mampu berdiri sebelum berjalan.
(Depkes, 2005 : 4)

G. Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak


Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau :
1.

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan


dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri, dsb

2.

Gerak halus atau motorik halus adala aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,
dsb

3.

Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan


dengan

kemampuan

untuk

memberikan

respons

terhadap

suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dsb


4.

Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan


kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain),

berpisah

dengan

ibu/pengasuh

anak,

bersosialisasi

berinteraksi dengan lingkungannya, dsb (Depkes, 2005)

dan

Tanggal

: 23-10-2016

PENDALAMAN MATERI
MENGERJAKAN LK 3.1

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik deteksi dini tumbuh kembang

anak !
Teknik deteksi dini pertumbuhan anak adalah merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan seca

b. Jelaskan apa saja teknik yang digunakan dalam deteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan anak

Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan , lingkar kepala d
b. Pengukuran berat badan
Pengukuran berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai hasil peningkata
c. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan untuk menilai sta

c. Pelaksana dan alat yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan


pertumbuhan
Tingkat
Pelayanan
Keluarga,
masyarakat
Puskesmas

Pelaksana
- Orang Tua
- Kader Kesehatan
- Petugas PAUD, BKB, dan
Guru TK
- Dokter
- Bidan
- Perawat

Alat yang Digunakan


- KMS
- Timbangan dacin

- Tablet BB/TB
- Grafik LK
- Timbangan

- Ahli Gizi
- Petugas Lain

- Alat ukur tinggi badan


- Pita pengukur lingkar
kepala

d. Pelaksana dan alat yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan


perkembangan
Tingkat
Pelayanan
Keluarga dan
masyarakat

Puskesmas

Pelaksana
- Orang Tua
- Kader Kesehatan, BKB, TPA

Alat yang Digunakan


- Buku KIA

- Petugas pusat PAUD terlatih - Guru TK terlatih


- Dokter
- Bidan
- Perawat
-

KPSP
TDL
TDD
KPSP
TDL
TDD

Tanggal

: 23-10-2016

PENDALAMAN MATERI
MENGERJAKAN LK 3.2

Kasus 1
Langkah yang harus dilakukan adalah Untuk membantu anak mengatasi
perasaan malunya, ketika dirinya hendak berinteraksi sosial atau bergaul,
Kita harus peka terhadap perasaan negatif hati anak dan yang membuat
hilangnya keberanian anak untuk memulai interaksi sosialnya atau bergaul.
Kita perlu mencari tahu penyebab atau pemicu yang membuat anak tidak
memiliki keberanian untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mengetahui
pemicu ketakutan anak untuk berinteraksi, maka kita harus secara aktif
menjalin

komunikasi

dengan

anak.

Kita

harus

mau

mendengarkan,

memperhatikan dan menangkap, baik secara tersurat maupun yang tersirat


bentuk-bentuk keluhan anak, mengapa dirinya tidak memiliki keberanian
untuk berinteraksi dan lebih banyak diam.
Instrumen yang digunakan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Membantu anak untuk lebih mengenal dirinya


Mengajak anak mau belajar dan berinteraksi
Mengajarkan anak untuk mahir bertanya dan bersikap terbuka
Bantu anak untuk melakukan pendekatan (PDKT) pada teman-temannya
Bantu anak untuk bersikap lebih agresif dan adaptif
Bantu anak untuk mau berempati
Membiasakan anak berada di tengah-tengah teman sebayanya
Bantu anak Membangun relasi dengan teman
Mengembangkan sikap toleransi anak dalam berteman

Kasus 2
Yang harus dilakukan adalah Tenangkan anak, terutama saat ia marah atau
tidak senang, dengan memeluk hangat, lembut tetapi erat, intonasi yang
ritmis dan kontak mata yang hangat. Jangan tegang atau kuatir karena hal
tersebut akan dirasakan olehnya dan semakin membuatnya tidak tenang.
Cari cara interaksi yang bisa memancing keterlibatan, ekspresi wajah, bunyi,
sentuhan, dll. Cari berbagai pendekatan, eksplorasilah bersama-sama
sampai menemukan cara mana yang paling disukainya. Bacalah dan beri
respon terhadap sinyal emosi anak, ada saat ia membutuhkan kedekatan

namun ada juga saat ia ingin menjadi lebih asertif dan mandiri. Ikuti apa
yang

diinginkannya,

jangan

memaksakan

agenda

kita.

Tunjukkan

kegembiraan, antusiasme dan gairah dalam berinteraksi.


Tanggal

: 24-10-2016

MENELAAH INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PROFESIONAL


YANG RELEVAN DENGAN MATERI KP 3

Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang
anak ?
A. Pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang anak
B. Pemeriksaan kesehatan untuk anak dan balita.
C. Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua.
D. Teknik pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui

kelainan

pertumbuhan anak.
2. Dibawah ini tujuan untuk dari deteksi dini adalah ?
A. Memudahkan untuk mengetahui emosi.
B. Memudahkan untuk membuat rencana tindakan intervensi bila anak
mendapat ciri-ciri kelainan.
C. Menganalisa tumbuh kembang yang optimal.
D. Mengorganisasikan lingkup perkembangan sesuai dengan karakteristik
anak usia dini.
3. Dibawah ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
balita, kecuali ?
A. Status kesehatan anak, nutrisi, lingkungan
B. Emosional
C. Kegiatan bermain
D. Bekerjasama dengan temannya
4. Alat yang digunakan untuk mendeteksi perkembangan mental emosional
anak adalah ?
A. Kuesioner masalah mental emosional (KMME) bagi anak umur 36-72
bulan.
B. Ceklis autis anak pra sekolah bagi anak umur 18-36 bulan.
C. Formulir
deteksi
dini
Gangguan
Pemusatan
Perhatian
Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak umur 36 bulan keatas.
D. Semua benar.

dan

5. Tujuan Strategi Pelaksanaan Deteksi Perkembangan Anak Dengan Tes


Daya Lihat (TDL) adalah ?
A. Untuk mendeteksi secara dini kelainan agar dapat dilakukan tindakan
lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya
lihat menjadi besar.
B. Untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
C. Untuk
mengetahui
perkembangan
anak
normal

atau

ada

penyimpangan.
D. Untuk mendeteksi secara dini adanya masalah mental emosional pada
anak.

Tanggal

: 24-10-2016

PERMASALAHAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


DAN PENANGANANNYA

Permasalahan pada anak usia dini adalah sesuatu hal yang akan
mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidaksesuaian pada
perkembangannya. Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat
digolongkan

menjadi

dua,

yaitu

masalah

internal

dan

masalah

eksternal.masalah internal terdiri dari masalah fisik (kesehatan) dan psikis


merupakan masalah yang timbul dari dalam diri anak, sedangkan masalah
eksternal adalah masalah yang terdiri dari masalah sosial merupakan
masalah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
A. Permasalahan Internal Anak Usia Dini
1. Fisik (Kesehatan)
Permasalahan Kesehatan adalah permasalahan yang sangat berpengaruh
besar terhadap aspek perkembangan lainnya, ketika kesehatan anak
bermasalah maka perkembangan anak akan tehambat. Perkembangan aspek
fisik terkait dengan keutuhan dan kemampuan fungsi panca indera anak,
kemampuan melakukan gerakan-gerakan sesuai perkembangan usianya
serta

kemampuan

mengontrol

pembuangan

Anak

yang

mengalami

hambatan dalam hal-hal tersebut dapat dikatakan mengalami masalah


secara fisik. Lebih lanjut permasalahan-permasalahan fisik tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan fungsi pancaindera
1. Masalah Penglihatan

Merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan


perbedaan bentuk benda. Warna sebagai dasar untuk mpengembangan
kognitif. Masalah penglihatan yang bisa terjadi pada anak usia dini adalah
sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya.
Selain itu, mereka juga sulit mengamati benda secara jelas. Permasalahan
yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan
gangguan ingatan.gangguan ungatan tersebut antara lain :
Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
Tidak mampu menguraikan benda dari beberapa aspek bentuk, warna,
fungsi dan lain-lain )
Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk
Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak
Tidak mampu melihat apa yang ditulis oleh guru dipapan tulis

2. Masalah Pendengaran
Merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan
persamaan suara. Gangguan suara pada anak usia dini bukan berarti anakanak mengalami tuli tetapi, anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada
disekelilingnya. Seperti suara alam, bisikkan arah suara dan lain lain. Anak
menjadi tidak peka terhadap suara yang ada disekitarnya. Kemudian tidak
mampu menirukan berbagai suara tertentu, tidak mampu menyanyikan lagu
sederhana, tidak mampu menceritakan kembali sebuah kejadian, tidak
mampu mengulangi kembali urutan cerita, dan tidak mampu mendengarkan
persamaan-persamaan

dalam

kata-kata

yang

bersajak,

dan

lain-lain.

Sebagian besar orangtua menganggap permasalahan pendengaran anak


merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya ganguan kecil
menjadai gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir
jika orangtua sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan berbagai
suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri yang
bernyanyi saat bermain pada anaknya, orang tua harus memberikan
stimulasi-stmulasi sejak dini misalnya seperti, sering mengajak bicara anak

sehingga terjadi kontak mata pada anak, sering menmanggil namanya untuk
melatih kepekaan pendengarannya.
3. Indra Penciuman
Anak usia dini sering menderita sinus dan mimisan yang menyebabkan
ketidak pekaan terhadap penciuman mereka hal ini disebabkan oleh daya
tahan tubuh anak yang sangat lemah.
4. Cacat tubuh
Cacat tubuh yang dialami anak usia dini merupakan faktor bawaan
yang sudah dialami sejak ia lahir. Cacat tubuh yang terjadi antara lain, tidak
memiliki jari yang sempurna, tuli, anggota tubuh yang tidak sempurna,
namun ada juga anak yang terlahir dalam keadaan normal akan tetapi ketika
berusia 8 bulan ia mengalami panas yang sangat tinggi dan sejak itu anak
tersebut mengalami kecacatan selamanya. Dalam hal ini, orang tua
sebaiknya menerima anak apa adanya, mensyukuri apa yang diberikan
tuhan, menghargai anak akan tetapi pada kenyataannya banyak orang tua
yang malu dan tidak mau mengakui sebagai anaknya hal itu terjadi karena
kurangnya pendidikan dan pemahaman orang tua yang berasumsi bahwa
anak adalah amanah yang harus kita jaga maka dari itu perlu sekali
penyuluhan-penyuluhan, seminar atau pun parenting untuk meningkatkan
pemahaman

orang

tua

tentang

hakikat

anak.

5. Kegemukkan (Obesitas)
Anak yang mengalami obesitas menjadi sangat terbatas ruang gerak
yang ia miliki. karena ia harus menopang berat beban paada tubuhnya.
biasanya hal ini disebabkan karena gizi yang berlebihan. Dalam hal ini,
sebaiknya orangtua memperhatikan asupan makanan dengan kadar yang
sesuai dan tidak berlebihan dan sering mengajaknya berolahraga.
6. Gangguan gerak peniruan
Anak yang mengalami gangguan gerak peniruan adalah anak yang
tidak bisa menirukan gerakan-gerakkan yang dicontohkan oleh gurunya, ia
akan merasa cemas ketika gurunya memerintahkan untuk menirukan
gerakkannya. Anggota tubuh anak akan kaku saat melakukan gerakkan
sederhana. Permasalahn yang sering terjadi pada anak usia dini adalah anak
masih kesulitan dalam menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti :

Berguling

Menangkap

Melempar

Berlari

Senam
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik

halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh


secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang
menunjang motorik halus. Selain itu, belum sempurnanya koordinasi dalam
mengontrol motorik kasar. Ketika ditugaskan berjalan tanpa menyentuh
temannya. Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini
adalah kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik halus merupakan
keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera.
Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk kesiapan
menulis, membaca, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi adalah
anak-anak masih sulit menjiplak membentuk lingkaran, segitiga dan persegi
serta masih sulit menggenggam pensil. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua
menstimulasi sejak dini dengan mengarahkan anak untuk meremas-remas
kertas

dan

sebagainya.

7. Gangguan Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengar, berbicara,
membaca dan menulis. Dalam hal keterampilan yang diutamakan adalah
mendengar dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia dini
berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang
diucapkan

orang-orang

perkembangan
beberapa

sekelilingnya.

bahasanya

pada

gangguan,

Anak

umumnya

yang
anak

bermasalah
tersebut

misalnya

dalam

mengalami
:

Speech delay
Keterlambatan bicara adalah salah satu gangguan perkembangan yang
paling sering ditemukan pada anak.deteksi dini gangguan bicara dan bahasa
ini harus dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan
anak ini mulai dari orang tua, keluarga, dan dokter. Pada anak normal tanpa

gangguan bicara dan bahasa juga perlu stimulasi kemampuan bicara dan
bahsa sejak lahir, bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam
kandungan. Dengan stimulasi dini diharapkan kemampuan anak dalam
berbahsa, khususnya berbicara akan berjalan optimal. Speech delay bisa
disebabkan karena pemberian makan dengan tekstur yang tidak sesuai.
Penanganan keterlambatan berbicara dilakukan dengan pendekatan medis
sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Biasanya anak yang mengalami
speech delay ia juga bermasalah pada gangguan pendengarannya.
Gagap (stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar.
Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendatsendat. Gejala yang sering diperhatikan dengan gagap adalah sering
mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau kata-kata dan sering
terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus irama
bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena anak sering dibentak,
dimarahi dan sering membiasakan anak menjawab pertayaan dengan
potongan-potongan kata.
Cadel
Anak yang menderita cadel tidak dapat menyebut huruf tertentu
dengan jelas misalnya R L S dan lain-lain. Penyebab cadel biasanya
terjadi karena orang disekitarnya telah membiasakan berbicara yang tidak
sesuai dengan kata sebenarnya, contoh : sayang jadi tayang atau makan
jadi mamam.
8. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam
menggunakan tangan kanan.tetapi kidal juga muncul karena kebiasaan anak
dalam menggunakan tangan kirinya. Beberapa factor penyebab kidal pada
anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam otak lebih unggul
daripada kiri bisa juga disebabkan karena pembiasaan yang salah, Namun
bisa saja tidak terjadi apabila sejak dini kita arahkan. Pada umumnya anak
yang mengalami kidal akan memiliki suatu kelebihan yang tak dimiliki oleh
anak
9. Hiperaktif

lainnya.

Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari attention deficit disorder


(ADD) dikategorikan pada gangguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan
yang berlebihan.anak hiperaktif
memusatkan

perhatian

pada

biasanya
jangka

mengalami
waktu

kesukaran

dalam

tertentu,jangka

waktu

perhatiannya sangat pendek,mudah terganggu perhatian, pikirannya tidak


tenang dan tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara serta tindakkannya
tidak bertujuan, tidak berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. ADD
biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun. Lama gangguan
sedikitnya 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal atau
otak tidak dapat berfungsi penuh, melainkan hanya sebagian saja. Penyebab
lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan tambahan pada
makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan
lingkungan.
10. Ngompol (Enuresis) dan Buang air besar di sembarang tempat
(Encopresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3
tahun. Biasanya terjadi pada malam hari (Nocturnal), tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadai pada siang hari. Faktor penyebab ngompol dan buang
air besar di sembarang tempat adalah penggunan diapers, ketika anak
dibiasakan mengunakan diapers dan tidak dibiasakan toilet trainee maka
anak akan merasa aman untuk melakukan buang air dimana pun ia
berada,namun ketika usia anak bertambah dan mencoba untuk melepaskan
pampers ia akan terbiasa untuk buang air dimana pun ia berada karena
pembiasaan penggunaan diapers itu sendiri.
11. Gangguan kesehatan (penyakit)
Gangguan kesehatan yang dimaksud disini adalah penyakit yang
sering terjadi misalnya, batuk, pilek, demam, diare, radang, cacar, campak,
dan lain-lain. Penyakit penyakit tersebut disebabkan oleh kuman dan
bekteri yang dipengaruhi dari makanan dan kebersihan lingkungan sekitar.
12. Kekurangan gizi
Kekurangn gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktifitas
berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan yang dapat
menghambat perkembangan anak. Anak yang kekurangan gizi sangat

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

dan

perkembnagannya,

produksi

tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak dan perilaku. Maka dari
itu, anak usia dini membutuhkan asupan makanan dengan gizi seimbang.
Salah satu faktor kekurangan gizi pada anak usia dini adalah perekonomian
keluarga yang tidak mencukupi untuk memenuhi gizi sang anak. Padahal
menu makanan dengan gizi seimbang tak harus mahal. Misalnya daging
sebagai protein bisa diganti dengan telur atau tahu dan tempe, brokoli
sebagai sayur bisa diganti dengan bayam, dan masih banyak susu yang
dijual dengan harga terjangkau. Namun pada kenyataannya di kota besar
seperti Jakarta banyak orang yang mampu bahkan orang kaya tetapi anakanak dari mereka mengalami kekurangan gizi karena kurangnya perhatian
orang tua yang terlalu sibuk akan pekerjaannya masing-masing, sehingga
anak mereka terlantar. Mereka hanya memberikan makanan instan (cepat
saji) untuk anak ankanya.
13. Permasalahan Psikis (Mental)
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang
dimilikinya atau ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalam kondisi
yang tidak normal. Beberapa permasalahan psikis yang seringkali dialami
anak

adalah

sebagai

berikut.

a. Gangguan konsentrasi
Disleksia
Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang
umumnya terjadi pada anak, yang ditandai dengan kesulitan belajar
membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal
atau diatas rata-rata. Ada tiga aspek kognitif penderita dysleksia yaitu,
pendengaran,penglihatan dan perhatian. Disleksia dapat mempengaruhi
perkembangan bahasa seseorang. Penderita disleksia secara fisik tidak
terlihat

sebagai

penderita.disleksia

tidak

hanya

terbatas

pada

ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam


urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan termasuk dari atas
kebawah dan dari kiri ke kanan serta sulit menerima perintah yang
seharusnya dilanjutkan ke otak. Hal ini yang sebenarnya dianggap penderita
dysleksia tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam mengatasi disleksia
biasanya dilakukan terapi Binaural Beats Dysleksia.

Dyscalculia
Dyscalculia adalah kesulitan dalam belajar atau memahami matematika
(termasuk tentang symbol-simbol dan bentuk matematika), diskalkulia bisa
terjadi akibat dari cidera otak. anak yang mengalami dyscalculia akan
kesulitan dalam menghafal bentuk angka dan bangun geometri sederhana
seperti(lingkaran,persegi dan segitiga), ia juga kesulitan dalam menghitung
bilangan sederhana misalnya ( 1+2) dan memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.dyscalculia dapat terdeteksi pada usia dini dan
langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan memahami cara bermatematika yang diajarkan kepada anak-anak
dan tentunya dilakukan sambil bermain dan menyenangkan.
b. Inteligency (baik tinggi maupun rendah)
Pada umumnya anak usia dini ada yang memiliki tingkat intelegensi yang
tinngi dan ada juga yang rendah,biasanya anak yang memiliki inteligensi
tinggi ia selalu cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya, memiliki daya
tangkap

dan

daya

ingatan

yang

sangat

bagus

dan

ia

pun

sering

mengganggu teman-temannya ketika ia telah selesai mengerjakan tugasnya.


Begitu juga sebaliknya anka yang memiliki intelegensi yang rendah ia akan
lama untuk mengingat dan menangkap suatu pelajaran dan informasi yang
diterimanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada asupan nutrisi yang
diberikan

sang

ibu

sejak

dalam

rahim,

karena

pada

saat

itulah

pembentukkan otak akan berkembang sejak dalam kandungan.


c. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para
pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan
dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga
mendorongnya

untuk

berbohong,karena

ingin

dipuji

juga

karena

imajinasinya.
Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti.Setiap orang
butuh diberi kepercayaan, begitu pula anak-anakkita. Dahulukan prasangka
baik dengan mendengarkan alasan-alasan yang dikemukakan. Jika tidak
mendapatkan kepercayaan ia akan menolak untuk berkomunikasi.Menjadi
pendengar

yang

baik,

untuk

mengetahui

apa

yang

sedang

terjadi

pada anak.Jika mengetahui anak berbohong, langsung jelaskan faktanya

tidak perlu menunggu sampai dia mengaku, apalagi memaksa ia untuk


mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini hanya akan mendidiknya
lebih canggih untuk berbohong.
Kontrol emosisaat mengetahui anak berbohong.Emosi yang berlebihan dan
memenggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah,
malah makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan
bahwa

jika

ia

bereterus

terang

kita

akan

memaafkan

dan

tidak

menghukumnya.Mengevaluasi diri, apakah kita terlalu keras kepada anak,


sehingga tersumbat jalur komunikasi dengan anak.Jika anak berbohong
karena imajinasi maka ajari anak untuk membedakan antara hal realistik dan
imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.
d.

Emosi

(takut,

cemas,

mudah

menangis,

marah,sering

membangkang, mau menang sendiri dan lain-lain) Penakut


Ketakutan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya cerita
seram dan menakutkan. takut pada gelap karena membayangkan hal-hal
yang seram,peniruan dari orang dewasa misalnya takut pada ulat, dan
kesalahan mendidik orang tua.dan ada juga ketakutan ketakutan lainnya
yang dialami anak, misalnya takut pada orang tua, rasa takut kepada orang
tua karena orang tua yang sering membentak, memarahi dan menghukum,
dan sering juga terjadi takut ditinggal ibu dan pengantar hal ini terjadi
karena anak tidak dibiasakan bersosialisasi dengan lingkungan.
Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang
meliputi interprestasi subyektif dan rangsangan fisiologis,misalnya bernafas
lebih cepat,jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pada umumnya
kecemasan pad anak usia dini secara bertahap akan berkurang seiring
bertambahnya usia anak.
e. Mencuri
Penyebab anak mencuri adalah tidak terpenuhinya kebutuhan secara
materil, rasa kepemilikkan yang tinggi terhadap barang orang lain,karena
tidak mengerti,karena kebutuhan identitas diri,karena mencontoh yng
salah,karena adanya tekanan inginmemiliki.cara menangani anak yang suka
mencuri adalah mencukupi kebutuhan anak dan memberikan pengertian
untuk bersabar,mengenali pergaulan anak,memberi perhatian yang cukup

menyelidikki motivasinya dan memasukkan konsep nilai yang benar dan


mendidiknya dalam kebenaran.
B. Permasalahan Eksternal Anak Usia Dini
1. Permasalahan Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam
berinteraksi

dengan

teman

sebaya,

orang

dewasa,

atau

lingkungan

pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian, permasalahan anak dalam


bidang sosial juga berkaitan dengan pergaulan atau hubungan sosial, yang
meliputi perilaku-perilaku sebagai berikut.
a. Tingkah laku agresif
Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau
berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan.
Penyebab anak agresif diantarnya karena terkekang, reaksi emosi terhadap
frustasi karena dilarang melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa. Hal
ini dapat terjadi karena, pada keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah
laku otang tua juga merupakan model yang paling efektif bagi anak. Dengan
kata lain, anak menjadi agresif karena mencontoh orang tuanya.sejak dini
anak sudah bisa menangkap acara di tv. Acara televisipun memberinya ide
untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan yang ditontonnya,
katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, perlu
dijelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu
merupakan perilaku yang tidak bisa diterima umum, ucapkan pesan tersebut
secara berulang-ulang.
b. Daya saing kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan)
Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Daya suai kurang diakibatkan oleh ruang
lingkup anak yang masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah. Apalagi
sebelum anak masuk sekolah orang tua kurang memberi kesempatan pada
anak untuk mengenal lingkungan luar. Ciri anak yang memiliki daya suai
kurang adalah pemalu, sulit bergaul, minder, cenderung pasif dan rendah
diri. Daya suai kurang dapat diatasi dengan cara membiarkan anak
bereksplorasi,perkenalkan lingkungan luar kepada anak termasuk teman
sebaya.

c. Pemalu
Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan
menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan,
harga diri belajar dan penyesuian diri.umumnya ciri anak pemalu ialah
terlalu sensitive,ragu-ragu,murung dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini
disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya yang menuntut anaknya untuk
bagus dari sang anak dan kurangnya sosialisasi sehingga anak tidak percaya
diri.
d. Manja
Anak

yang

manja

biasanya

merupakan

cerminan

dari

didikan

orang tuanya.anak yang selalu dilayani semua kebutuhannya maka ia akan


berubah menjadi anak yang manja dikemudianhari.dalam hal ini seharusnya
orang tua melatih anak untuk melakukan aktifitas sendiri,memberikan
kesempatan dan penghargaan atas apa yang ia Lakukan.
e. Negativisme (pembangkangan)
Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada
umumnya setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa
pembangkangan anak ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan
yang diberikan orang tuanya.ketika orang tua bisa menangani anak denga
benar

maka

masa

pembangkangan

pada

anak

tersebut

akan

cepat berlalu.cara efektif untuk mengatasi naka yang membangkang adalah


bukan dengan memberikan kemarahan kepada anak ataupun tidakkan galak
lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah barubdan bisa
menghambat perkembangan anak.
f. Perilaku berkuasa
Wujudnya

anak

suka

meminta,memerintah,mengancam,dan

memaksa

teman sebayanya. penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia


anak tunggal,orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya.
g. Perilaku merusak

Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting dan


melemparkan barang-barang yang ada disekitarnya disaat keinginannya
tidak terpenuhi.hal ini disebabkan oleh perilaku kasar dari lingkungan
rumah.berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin tahu anak
sangat tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.
C. Factor Penyebab Permasalahan Anak
Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik yang
bersifat intrinsik (berasal dari diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal
dari luar diri anak). Secara umum, faktor-faktor tersebut adalah :
pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang ada pada dirinya;

lingkungan

keluarga,

mencakup

pola

asuh

orang

tua,kasih

sayang,stimulasi, keadaan social ekonomi keluarga, dan lain-lain;


lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru, proses belajar mengajar,
kurikulum, fasilitas/media, suasana belajar, metode pembelajaran, dan lain
lain.
masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.
D. Cara Mengidentifikasi Masalah Anak
Mengidentifikasi permasalahan anak diartikan sebagai upaya menemukan
gejala-gejala yang tampak pada penampilan dan perilaku anak dalam
memperkirakan penyebab masalah hingga bentuk bantuan yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya.
Berbagai cara dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mengetahui apakah
anak mengalami permasalahan atau tidak. Cara-cara tersebut secara umum
dibagi dua, yakni melalui tes dan non tes.
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar/ baku. Bentuk tes
ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas tugas yang harus
dijawab atau dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam
jenis tes yang banyak dipergunakan, di antaranya adalah :

a. tes bakat
b. inteligensi
c. prestasi
d. diagnostik
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan
anak dengan cara mengamati penampilan serta perilaku anak dalam
aktivitas kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel bila dibandingkan
dengan teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pula kumpulan hasil karya
dan pekerjaan anak selama periode waktu tertentu.Beberapa macam teknik
non-tes yang populer, di antaranya adalah:
a. observasi
b. wawancara
c. Angket
d. Portofolio
e. catatan anekdot
f. daftar cek
g. skala penilaian
h. sosiometri
i. angket
j. Tugas kelompok

E. Langkah-langkah dan Tekhnik Penanganan Masalah


1. Langkah-langkah Penanganan Masalah

Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut.
a. Identifikasi kasus
yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang diperkirakan mengalami
masalah.dengan mendeteksi permasalahan anak.
b. Identifikasi masalah
yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang dihadapi anak.
c. Diagnosis
merupakan

langkah

untuk

mengidentifikasi

karakteristik

serta

faktor

penyebab masalah yang dialami anak.


d. Prognosis
merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan sesuai
dengan karakteristik permasalahan yang dialami.menentukan jalan apa yang
akan dilakukan orang tua untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi
pada anaknya.
e. Treatment
merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.melakukan perawatan atau
terapi sesuai masalah anak demi penyembuhannya.terapi bisa berbentuk
medis ataupun non medis, bisanya permasalahan yang menggunakan
treatment adalah permasalahan fisik dan psikis yang membutuhkan dokter
dan psikiater atau psikolog.
f. Tindak lanjut
Dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian bantuan yang
telah dilakukan serta kemungkinan penggunaan langkah-langkah berikutnya.
2. Teknik Penanganan Masalah
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk menangani
permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatu teknik akan
bergantung kepada karakteristik anak, jenis permasalahan,kemampuan serta

keterampilan pemberi bantuan, serta faktor feasibilitasnya. Di antara


berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk membantu
menangani permasalahan anak adalah sebagai berikut :
a. Latihan
Dengan latihan kita dapat mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana
kemampuan anak,juga dapat mengetahui dimana kelemahan anak.Latihan
diberikan kepada anak untuk melatih konsentrasi atau aspek kognitif anak.
b. Permainan
Permainan dan bermain merupakan kebutuhan bagi anak.melalui permainan
anak

dapat

mengembangkan

berbagai

aspek.termasuk

aspek

social

emosional yang dapat membantu pengembangan karakter anak usia


dini.permainan merupakan sumber media untuk menstimulasi anak.
c. Saran dan nasihat
Dalam menangani masalah anak saran dan nasihat sangat diperlukan untuk
mengarahkan anak dan menjelaskan nilai baik buruk kepada anak.ketika kita
memberikan nasihat akan mudah diterima ketika anak masih berada pada
usia dini.
d. Pengkondisian (conditioning)
Ketika kita akan mengatasi masalah yang sedang dihaadapi anak hendaknya
kita harus melihat kondisi dan keadaan yang memungkinkan untuk
melakukannya
e. Model dan peniruan (modeling and imitation)
Anak adalah peniru ulung, anak hanya melakukan apa yang ia lihat, ia
dengar dan ia rasakan maka dari itu kita sebagai orang tua harus menjadi
teladan

yang

baik

bagi

anak.

f. Konseling
Merupakan proses yang terjadi antara anak dan seorang konselor yang
membantu

anak-anak

untuk

sembuh

dan

kembali

rasa

percaya

dirinya.selama konseling,seorang anak didorong untuk dapat menyatakan


perasaan mereka.

F. Syarat Menangani Permasalahan Anak


Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat membantu
menangani
diharapkan

permasalahan

anak

memiliki

dengan

tepat,

beberapa

orang

tua

karakteristik

dan

guru

sebagai

persyaratannya.Beberapa karakteristik di bawah ini setidaknya dapat


membantu

mempermudah

orang

tua

dan

guru

permasalahan yang dihadapi anak.


1. Kesabaran
2. Penuh kasih sayang
3. Penuh perhatian
4. Ramah
5. Toleransi terhadap anak
6. Empati
7. Penuh kehangatan
8. Menerima anak apa adanya
9. Adil
10. Dapat memahami perasaan anak
11. Pemaaf terhadap anak
12. Menghargai anak
13. Memberi kebebasan terhadap anak
14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak

dalam

menangani

Tanggal

: 25-10-2016

PENDALAMAN MATERI
MENGERJAKAN LK 4.1

a. Permasalahan perkembangan anak usia dini adalah ....

Permasalahan pada anak usia dini adalah sesuatu hal yang akan mengganggu kehidupan anak, yang timbul k

b. Permasalahan yang sering terjadi di lingkungan sekolah adalah ....

Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya


Tidak mampu menguraikan benda dari beberapa aspek bentuk, warna, fungsi dan lain-lain )
Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk
Hiperaktif
Manja

Tanggal

: 25-10-2016

PENDALAMAN MATERI
MENGERJAKAN LK 4.2

a. Gangguan Perkembangan Fisik Motorik dan penanganannya !

Kegemukan (Obesitas).
Penanganannya : Dengan memperhatikan asupan makanan dengan kadar yang sesuai dan tidak

Gangguan Berbahasa.
Penanganannya : Dengan cara mengajak anak tersebut untuk aktif dalam kegiatan diskus

b. Gangguan perkembangan bahasa dan penanganannya !

Speech delay.
Penanganannya : Biasanya Speech delay bisa disebabkan karena pemberian makan dengan tekstur yan
Gagap (stuttering).

Penanganannya : a. Pendekatan Task Analysis Approach, yaitu merupakan suatu pendeka


b. Pendekatan Perilaku, yaitu untuk mengatasi masalah bahasa yang dialami anak berkes

c. Gangguan perkembangan psiko-sosial dan penanganannya !

Agresivitas.
Penanganannya : a. Mengajarkan pada semua anak tentang keterampilan sosial untuk berhubungan
Temper Tatrum.
Penangananya : dihadapi dengan sikap yang tenang, lemah lembut, dan tidak terpancing untuk ikut

Tanggal

: 25-10-2016

MENELAAH INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PROFESIONAL


YANG RELEVAN DENGAN MATERI KP 4
Soal :
1. Aktivitas motorik yang tinggi pada anak dengan ciri-ciri aktivitas selalu
berganti,

tidak

mempunyai

tujuan

tertentu,

berulang

dan

tidak

bermanfaat, disebut :
A. Agresivitas
B. Hiperaktif
C. Implusif
D. Temper tantrum
2. Salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan terhadap anak yang
pemalu adalah ....
A. Pendidik hendaknya selalu memberikan dorongan dan pujian pada
anak
B. Pendidik mengajarkan tentang kemandirian
C. Memelihara kenyamanan dan keamanan
D. Mengajarkan sifat kesadaran
3. Salah satu faktor yang menyebabkan sifat pemalu pada anak adalah ....
A. Anak selalu ditinggal sendirian di rumah
B. Orang tua terlalu menetapkan aturan yang berlebihan
C. Anak terlalu banyak menerima hukuman karena dianggap salah
D. Anak kurang bersosialisasi di lingkungannya
4. Berikut ini merupakan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan perilaku
agresif pada anak, kecuali ....

A.
B.
C.
D.

Kemiskinan
Suhu udara yang panas
Meniru (modeling)
Orang tua yang terlalu melindungi

5. Salah satu permasalahan psiko-sosial pada anak, dimana anak suka


melakukan tindakan kekerasan baik fisik maupun verbal kepada guru
atau temannya adalah ....
A. Kecemasan
B. Agresivitas
C. Ketakutan
D. Hiperaktif
KUNCI JAWABAN

Kegiatan Pembelajaran 1
1. A
2. A
Kegiatan Pembelajaran 2
1. B
2. B
3. A
Kegiatan Pembelajaran 3
1.
2.
3.
4.
5.

A
B
C
D
A

Kegiatan Pembelajaran 4
1.
2.
3.
4.
5.

B
A
D
D
B

Anda mungkin juga menyukai