Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 7

Triana Andini Putri

Widi Afrizal

Zakiyah Rahmah

Zola Romadani

1. Pilihlah usia peserta didik yang Anda harapkan bisa mengajarnya suatu hari nanti.
Usia peserta didik yang akan kami pilih yaitu umur 7-18 tahun.
2. Buatlah daftar karakteristik anak tersebut menurut teori:
a) Perkembangan kognitif Piaget,
1) Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)
Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap
dalam teori Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget.
Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang
dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat,
mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai,
menyentuh). Perkembangan utama selama tahap sensorimotor
adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia
secara alami dari tindakannya sendiri.
Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut,
anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak
terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal
tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.
2) Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)
Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga
kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat
simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak
tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan,
atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari
membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja
menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran
logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa
merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda),
dan terlibat dalam permainan simbolik.
3) Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)
Perkembangan kognitif anak di tahap ini berlangsung sekitar
usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan
pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap
konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif
anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, Si
Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran
logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak
mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume,
orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah dengan cara
logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.
4) Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir
menurut Piaget dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung
hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka
memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan
memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada
manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan
matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan
membayangkan hasil dari tindakan tertentu.
b) teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner dan
1) Mikrosistem adalah setting. Dimana individu menghabiskan banyak
waktu. beberapa konteks dalam sistem ini antara lain keluarga,
teman sebaya, sekolah dan tetangga. Dalam mikrosistem ini,
individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman seusia
dan orang lain. Menurut Bronfenbrenner murid bukan penerima
pengalaman secara pasif didalam setting ini, tetapi murid adalah
orang yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain, dan
membantu menkonstruksi setting tersebut.
2) Mesosistem adalah kaitan antar mikrosistem. Contohnya, hubungan
antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman disekolah,
dan antara keluarga dan teman sebaya.Misalnya, salah satu
mesosistem penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga.
Dalam sebuah studi terhadap seribu anak kelas delapan (atau
setingkat kelas 3 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983). murid yang
diberi kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dan
mengambil keputusan, entah itu di rumah atau di kelas,
menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang lebih baik
3) Eksosistem terjadi ketika pengalaman di setting lain (dimana murid
berperan aktif) memperngaruhi pengalaman murid dan guru dalam
konteks mereka sendiri. Misalnya dewan sekolah dan dewan
pengawas taman di dalam satu komunitas. Mereka memegang peran
kuat dalam menentukan kualitas sekolah, taman, fasilitas rekreasi,
dan perpustakaan. Keputusan mereja bisa membantu atau
menghambat perkembangan anak.
4) Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah
luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas dimana murid
dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
Misalnya beberapa kultur di beberapa negara Islam menekankan
pada peran gender tradisional dan pendidikannyaa mempromosikan
dominasi pria. Kultur lain (seperti di AS) menerima peran gender
yang lebih bervariasi dan pendidikannya semakin mendukung nilai
kesetaraan antara pria dan wanita. Salah satu aspek dari status
sosiekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan.
Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak
kemampuan mereka untuk belajar, meskipun beberapa anak di
lingkungan yang miskin sangat ulet.
5) Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan
anak. Misalnya, murid-murid sekarang ini tumbuh sebagai generasi
yang tergolong pertama (Louv, 1990). anak-anak sekarang adalah
generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generasi
pertama yang tumbuh di lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh
komputer dan bentuk media baru, generasi pertama yang tumbuh
dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang tumbuh di dalam
kota yang semrawut dan tak terpusat, yang tidak lagi jelas batas
antara kota, pedesaan atau subkota. Bronferbrenner makin banyak
memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan
yang penting. Dia memerhatikan dua problem penting: (1)
banyaknya anak di Amerika yang hidup dalam kemiskinan,
terutama dalam keluarga single-parent; dan (2) penurunan nilai-nilai
(Bronferbrenner dkk., 1996)

c) Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.


1) Kepercayaan vs Ketidakpecyaan (usia 0-1 tahun). Pada tahap ini
harus belajar menumbuhkan kepercayaan pada orang lain,
contohnya anak kepada ibunya. Jika anak tidak berhasil dalam tahap
ini, maka ia akan jadi anak yang mudah takut dan rewel.
2) Otonomi vs Malu dan Ragu-Ragu (usia 1-3 tahun). Pada tahap ini
anak mulai belajar kemandirian (otonomi), seperti makan atau
minum sendiri. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini karena selalu
ditegur dengan kasar ketika proses belajar, maka anak akan menjadi
pribadi yang pemalu dan selalu ragu-ragu dalam melakukan sesuatu.
3) Inisiatif vs Rasa Bersalah (usia 3-6 tahun). Pada tahp ini anak mulai
memiliki gagasan (inisiatif) berupa ide-ide sederhana. Jika anak
mengalami kegagalan pada tahap ini, maka ia akan terus merasa
bersalah dan tidakmampu menampilkan dirinya sendiri.
4) Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun). Pada tahap ini anak
mulai mampu berkerja keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil, maka
kedepannya anak akan menjadi pribadi yang rendah diri (minder)
dan tidak mampu menjadi pemimpin.
5) Identitas vs Kebingungan Identitas (usia 12-19 tahun). Pada tahap
ini individu melakukan pencarian atas jati dirinya (identitasnya).
Jika ia gagal pada tahp ini, mak ia akan merasa tidak utuh.
6) Keintiman vs Isolasi (usia 20-25 tahun). Pada tahap ini individu
mulai keintiman psikologis dengan oranglain. Jika ia gagal pada
tahap ini, maka ia akan merasa kosong dan terisolasi.
7) Generativitas vs Stagnasi (usia 26-64 tahun). Pada tahap ini individu
memiliki keinginan untuk menciptakan dan mendidik generasi
selanjutnnya. Jika ia tidak berhasil dalam tahap ini, maka ia akan
merasa bosan dan tidak berkembang.
8) Integritas vs Keputusan (usia 65 tahun ke atas). Pada tahap ini
individu akan menelaah kembali apa saja yg sudah ia lakukan dan ia
capai dalam hidupnya. Jika ia berhasil pada tahp ini, maka ia akan
mencapai integritas (penerimaan akan kekurarangan diri, sejarah
kehidupan, dan memiliki kebijakan), sebaliknya jika ia
gagal, maka ia akan merasa menyesal atas apa yg telah terjadi dalam
hidupnya
3. Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda
sendiri.
Karakteristik yang saya alami pada masa kecil jika dilihat pada teori pieget
pada Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun) Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun
dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun seingat saya orang tua menunjukkan sikap
yang cukup tegas karena saya merasa ketika itu dituntut menjadi anak yang mandiri.
Dimulai dari hal yang saya takutkan ketika masuk sekolah dasar harus berjalan
sendiri ke sekolah yang jaraknya kurang lebih 500m dari rumah. Meskipun jalan
yang saya lewati jalan raya yang banyak kendaraan namun ketika itu ada ketakutan
yang saya rasakan. Disamping itu saya ingat betul merasa sedih karena lebih banyak
anak-anak yang diantar ke sekolah oleh orang tua atau keluarganya.
4. Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.
1) Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya
serta sosio-emosionalnya?
Dari contoh pengalaman yang saya alami di usia SD dan cara apa
anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta sosio-emosionalnya.
Hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru ataupun orang tua memberikan
penjelasan dan menyampaikan dengan baik apa tujuan dan hal yang
diharapkan dengan kalimat atau penyampaian yang sederhana. Tujuannya
sesuai dengan fungsi kognitif sosial-emosional anak tentang inisiatif dan
rasa bersalah, serta kerja keras vs rasa inferior. Supaya anak dalam
berkembang secara pola pikir yang lebih matang meskipun di usia dini ke
anak-anak, dan juga dimulai dari hal;hal kecil atau keputusan kecil dari
orang tua.
2) Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa
berinteraksi secara efektif bersama Anda?
Penyesuaian yang dapat dilakukan ketika anak baru di usia 6 atau 7
tahun mereka butuh di dengarkan dan diberikan penjelasan yang sederhana
agar bisa belajar berfikir secara logis. Karena tiap perkembangan dan umur
anak ada poin-poin yang harus dipelajari dan diketahui oleh orang tua dan
guru menggunakan ilmu psikologi atau ilmiah. Tujuannya dari usia dini
mereka terbentuk pola pikir yang bisa membedakan dan memilah serta
mendapat solusi yang sesuai dengan masalah atau kendala yang dihadapi.
DAFTAR KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama :
Kelas :
Umur :
Pekerjaan orang tua :
Catatan hasil wawancara ringan atau berisi pengalaman dan apa Keterangan
yang diingat dari setiap fase pengelompokkan :
1. Perkembangan kognitif Piaget,

 Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)


 Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)
 Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)
 Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas

2. Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner

 Mikrosistem adalah setting


 Mesosistem adalah kaitan antar mikrosistem.
 Eksosistem terjadi ketika pengalaman di setting lain
(dimana murid berperan aktif)
 Makrosistem adalah kultur yang lebih luas
 Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari
perkembangan anak

3. Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.

 Kepercayaan vs Ketidakpecyaan (usia 0-1 tahun).


 Otonomi vs Malu dan Ragu-Ragu (usia 1-3 tahun)
 Inisiatif vs Rasa Bersalah (usia 3-6 tahun).
 Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun).
 Identitas vs Kebingungan Identitas (usia 12-19 tahun).
Kesimpulan dan solusi

Anda mungkin juga menyukai