Anda di halaman 1dari 7

Tugas Individual (1)

Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan I


Hari/Jam Kuliah: Rabu, 10.20-12.50
Dosen: Rr. Dini Diah Nurhadianti, S.Psi, M.Si

1. Menurut Anda apa manfaat kita mempelajari psikologi perkembangan ?


 Mengetahui tingkah laku sendiri itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia atau
perkembangannya.
 Manfaat bagi individu, yaitu akan mampu memahami diri pribadinya dan individu
pada umumnya dengan lebih baik, sehingga dapat membina dan mengembangkan
ke arah kehidupan yang lebih positif.
 Memungkinkan untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi – berat, usia
– mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
 Manfaat bagi orang tua, yaitu orang tua dapat memberikan pendidikan yang tepat
sesuai dengan pola – pola dan tingkat – tingkat perkembangan anak, membantu
apa yang diharapkan oleh anak dan kapan yang diharapkan itu muncul,
mengetahui perkembangan yang normal pada anak, membantu orang tua dalam
menghadapi tantangan saat membesarkan dan mendidik anak

2. Jelaskan diri Anda berdasarkan usia kronologis, usia biologis, usia psikologis dan usia
sosial !
Usia Kronologis : 19 tahun
Usia Biologis : Memiliki fisik yang sehat
Usia Psikologis : Sudah mengenal diri saya, menyadari tujuan hidup saya.
Mempunyai pendirian dan memahami arah hidup saya.
Usia Sosial : Mempunyai sejumlah teman yang bisa diajak bermain, curhat.

3. Saat ini Anda berada pada tahap perkembangan apa ? Jelaskan !


Secara perkembangan psikoseksual saya berada pada tahap fase genital dimana
kematangan seksualitas masa dewasa. Secara perkembangan psikososial saya berada pada
tahap Intimasi VS Isolasi dimana saya mulai membangun relasi baru dengan sesama dan
lawan jenis. Secara perkembangan kognitif saya berada pada tahap periode operasional
formal dimana saya berpikir abstrak, bernalar secara logis, dan mengambil kesimpulan
dari suatu informasi.

4. Sebutkan teori – teori dibawah ini lengkap dengan usia masing – masing tahap dan
penjelasannya
a. Teori perkembangan psikoseksual
Perkembangan psikoseksual adalah teori yang dibawa oleh Sigmund Freud.
Menurut Sigmund Freud (1856 – 1939) fase – fase perkembangan individu
didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido ini merupakan energi yang
bersifat seksual (diartikan secara luas sebagai dorongan kehidupan) dan sudah ada
sejak bayi. Setiap tahap perkembangan ditandai dengan berfungsinya dorongan –
dorongan tersebut pada daerah tertentu.
Teori perkembangan psikoseksual menyatakan bahwa penyebab dari
perubahan yang terjadi pada setiap fasenya, dipengaruhi oleh faktor bawaan yang
dimodifikasi oleh pengamatan. Teori psikoseksual menyatakan bahwa
pengalaman diawal masa kanak – kanak membentuk kepribadian secara permanen
(sementara waktu). Tahapan psikoseksual diantaranya :
 Fase Oral (usia 0 – 1 tahun)
Sumber kenikmatan bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut, seperti
menelan (makan, minum) dan menghisap (menyusu, memasukkan jari –
jari tangan ke mulut)
 Fase Anal (usia 1 – 3 tahun)
Anak mendapatkan kepuasan seksual dengan menahan dan melepas feces.
Zona kepuasannya adalah daerah anal dan toilet training merupakan
aktivitas penting.
 Fase Falik (usia 3 – 6 tahun)
Anak menjadi lengket dengan orang tua dari jenis kelamin berlainan dan
kemudian mengidentifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama.
Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah genital.
 Peiode Laten (usia 6 – 12 tahun)
Masa yang relative tenang diantara tahapan – tahapan yang lebih
bergelora.
 Fase Genital (usia 12 tahun keatas)
Kemunculan kembali dorongan seksual tahap falik, disalurkan kepada
kematangan seksualitas masa dewasa.

b. Teori perkembangan psikososial


Teori Psikososial dari Erikson. Perkembangan psikososial adalah tahap –
tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh –
pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang
secara fisik dan psikologis, perkembangan psikososial juga berhubungan dengan
perubahan – perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan
dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Tahapan psikososial :
 Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12 – 18 bulan)
Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik
dan aman. Hikmah : Harapan
 Autonomi (Kemandirian) VS Rasa Malu dan ragu (12 – 18 bulan hingga 3
tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri
terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah : Kehendak
 Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 tahun)
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak
terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah : Tujuan
 Industri VS Inferioritas (6 – 12 tahun)
Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak
kompeten. Hikmah : Keterampilan
 Identitas VS Kekacauan Identitas (Mulai 12 tahun)
Remaja harus menentukan pemahaman akan diri sendiri ( “Siapakah saya
ini?” ) atau merasakan kekacauan peran. Hikmah : Loyalitas / Dapat
dipercaya.
 Intimasi VS Isolasi (18 – 40 tahun)
Individu mencoba membuat komitmet dengan orang lain; apabila tidak
sukses, maka dia akan menderita isolasi dan pemisahan diri. Hikmah :
Cinta
 Produktivitas VS Stagnasi (40 – 60 tahun)
Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan
membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri.
Hikmah : Rasa Peduli
 Integritas Ego VS Putus asa (60 tahun keatas)
Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup,
membuatnya dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas
ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya.
Hikmah : Kebijaksanaan
c. Teori perkembangan kognitif
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori ini
membahas munculnya dan diperolehnya schemata – skema tentang bagaimana
seorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan – tahapan perkembangan,
saat seseorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara
mental. Teori ini digolongkan kedalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti
teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai
pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa
kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi
dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dan semakin
canggih seiring pertambahan usia :
 Periode sensorimotor (usia 0 – 2 tahun)
Pada tahap ini, bayi lahir dengan sejumlah reflex bawaan selain juga
dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk
melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Tahapan ini menandai
perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam
sub – tahapan :

a) Sub – tahapan skema refleks


Muncul saat lahir – usia 6 minggu dan berhubungan terutama
dengan refleks.
b) Sub – tahapan fase reaksi sirkular primer
Dari usia 6 minggu – 4 bulan dan berhubungan terutama dengan
munculnya kebiasaan – kebiasaan.

c) Sub – tahapan fase reaksi sirkular sekunder


Muncul antara usia 4 – 9 bulan dan berhubungan terutama dengan
koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d) Sub – tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder
Muncul dari usia 9 – 12 bulan, saat berkembangnya kemampuan
untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi
objek)
e) Sub – tahapan fase reaksi sirkular tersier
Muncul dalam usia 12 – 18 bulan dan berhubungan terutama
dengan penemuan cara – cara baru untuk mencapai tujuan.
f) Sub – tahapan awal representasi simbolik
Berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas
 Periode praoperasional (usia 2 – 7 tahun)
Tahapan ini adalah prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap objek – objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang
jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar
menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata –
kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat
dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek
menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau
bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau
warnanya berbeda-beda. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
keterampilan berbahasanya.
 Periode operasional konkrit (usia 7 – 11 tahun)
Mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses
– proses penting selama tahapan ini adalah :
Pengurutan : kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya.
Klasifikasi : kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik
lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda – benda dapat
menyertakan benda lainnya kedalam serangkaian tersebut.
Decentering : anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh, anak tidak
akan lagi menganggap bahwa cangkir yang pendek tapi lebar memiliki isi
lebih sedikit dibanding cangkir yang tinggi tapi ramping.
Reversibility : anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda
dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
Konservasi : memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut.
Penglihatan sifat Egosentrisme : kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah).
 Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir
secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami
hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Pendekatan lintas – bagian
Pendekatan lintas – bagian (cross – sectional approach) adalah strategi penelitian
yang membandingkan individu – individu yang berbeda usia pada waktu tertentu.
b. Pendekatan longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah suatu strategi penelitian yang mempelajari
individu – individu tertentu selama suatu periode waktu tertentu.
c. Efek kohort
Efek kohort berkaitan dengan waktu kelahiran seseorang, zaman, atau generasi,
tidak dengan usia sebenarnya.

Sumber
http://blog.unnes.ac.id/filosofi/2015/11/18/penelitian-dalam-perkembangan-masa-hidup-4/
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=xQsxmVNNU5gC&oi=fnd&pg=PA1&dq=Teori+perkembangan+psikoseksual&ots=dboRdG0
EYx&sig=nF-OIeCaDTxMYGFe6YcBV22J0pM&redir_esc=y#v=onepage&q=Teori%20perkembangan
%20psikoseksual&f=false

Anda mungkin juga menyukai