Anda di halaman 1dari 10

RUANG KOLABORASI

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PELAJARANNYA

Tentang

Teori Perkembangan (Kognitif dan Sosio-Emosional)

Disusun Oleh

Anggota Kelompok 5

1. Dwita Mariana
2. Dewi Sri Mangesti
3. Mardiana
4. Nisa Nabilatus Soleha
5. Rizki Fitriana Surya
1. Menurut pendapat ahli, umumnya usia 7-12 tahun mempunyai karakteristik yaitu mulai
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menyelidiki, mencoba, dan
bereksperimen mengenai sesuatu hal yang dianggap menarik bagi dirinya. Salah satu
sikap kita sebagai guru profesional menghadapai karakter tersebut dengan menyampaikan
apa yang kita pikirkan dengan cara interaksi yang baik dan tidak melukai hati anak-anak.
Kelompok kami berharap untuk mengajar di kelas III dimana diketahui karakteristik
pembelajaran anak pada tahap ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa,
bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
Proses belajar harus dikembangkan secara interaktif dengan tujuan agar kemampuan
siswa dan sistem penilaian sesuai dengan taraf kemampuan perkembangan siswa.
Contohnya, menulis jelas serta rapi.

2. Daftar Karakteristik Anak Menurut Teori Perkembangan.

NO Teori Perkembangan Teori Perkembangan Teori Perkembangan


Kognitif Piaget Sosial-Emosional Sosial-Emosional
Bronfenbrenner Erikson
1 a. Tahap sensori motorik - Mikrosistem adalah - Tahap Membangun
(lahir-2 tahun) lingkungan terkecil yang Kepercayaan (Trust vs.
Pada masa ini, dimiliki oleh seorang Mistrust) Tahap
kemampuan bayi terbatas individu. Lingkungan ini pertama ini terjadi
pada gerak refleks dan adalah lingkungan tempat dalam rentang bayi
panca inderanya. individu tumbuh dan berusia usia 0 – 18
Contohnya: pergerakan berkembang misalnya saja bulan. Dimana pada
tubuh manusia, rumah. Seorang anak tahap ini berperan besar
pengelihatan, daya memulai perkembangan dalam menentukan
tangkap, indra perasa, sosial - emosional nya apakah dia akan mudah
sentuhan, dll. Awal dari dirumah dengan orangtua percaya atau curiga
kemampuan melakukan dan saudaranya. kepada orang lain.
rekonstruksi dalam pikiran - Mesosystem, merupakan - Di usia batita konflik
terhadap hal-hal yang telah lingkungan yang ada dua kutub yang
dicapai dalam bentuk disekitar individu seperti dihadapi adalah
perilaku. Contohnya : anak sekolah. Pada tahap dua autonomy vs shame
mulai mengumpulkan ini anak sudah mulai and doubt, atau
benda - benda ke dalam melakukan perkembangan kemandirian versus
satu warna (merah, Sosial ekonomi rasa malu dan
kuning, hijau,dsb), anak dilingkungan sekolah yaitu keraguan.
mulai membiasakan diri bermain dan berinteraksi Gambarannya, di masa
untuk membersihkan dengan teman sebayanya. batita, anak seakan-
mainannya setelah - Ekosistem, suatu sistem akan menjadi peneliti
bermain, sudah mampu ekologi yang terbentuk cilik. Ia serba ingin
menggunakan toilet secara oleh hubungan timbal tahu dan melakukan
fungsional, sudah bisa balik tak terpisahkan berbagai percobaan.
mengganti pakaian secara antara makhluk hidup Beberapa
mandiri walau belum dengan lingkungannya. eksperimennya dapat
maksimal. Disini bagaimana menjadi hal yang lucu
ekosistem sangat penting dan membanggakan
b. Tahap Pra Operasional untuk memenuhi bagi orangtua.
(2-7 tahun) kebutuhan manusia. Sebaliknya, ada juga
Pada tahap ini anak Contohnya, hubungan aksi coba-cobanya yang
berpikir pada tahap manusia dengan alam mengesalkan sekaligus
simbolik tapi belum yaitu didarat, laut, dan mengkhawatirkan.
menggunakan operasi alam buatan. Akibatnya, sering kali
kognitif. Selama akhir - Makrosistem adalah orangtua melarang
tahap ini, anak secara sistem lapisan terluar dari dengan mengatakan
mental bisa lingkungan anak. “jangan” atau “malu
mempresentasikan Subsistem makrosistem dong” tanpa disertai
peristiwa dan objek serta terdiri dari ideologi alasan yang jelas dan
terlibat dalam permainan negara, pemerintah, tradisi, masuk akal sesuai usia
simbolik. Contohnya anak- agama, hukum, adat si kecil. Jika tanggapan
anak sudah menegenal istiadat, budaya, nilai seperti ini yang sering
simbol atau tanda masyarakat secara umum, diterima si kecil, tak
c. Tahap Operasional dan lain sebagainya, di heran kalau ia akan
Konkret (7-11 tahun) mana individu berada. selalu merasa bersalah
Di tahap ini anak sudah - Kronosistem mencakup dan malu serta ragu
memahami konsep sebab- pengaruh lingkungan dari akan keinginannya.
akibat secara rasional dan waktu ke waktu beserta Perasaan ragu dan malu
sistematis.contohnya : caranya mempengaruhi ini sudah tentu akan
kemampuan untuk perkembangan dan menghambat
mengurutkan objek perilaku perkembangan emosi-
menurut ukuran, bentuk, sosialnya karena
atau ciri lainnya. keinginan majunya
Contohnya, bila diberi justru dihalangi oleh
benda berbeda ukuran, kekhawatiran yang
mereka dapat diembus-embuskan
mengurutkannya dari orangtua.
benda yang paling besar ke - Dalam fase ini, anak
yang paling kecil. mulai mencoba dan
Kemampuan untuk mengembangkan
berpikir secara abstrak, inisiatifnya. Anak
menalar secara logis, dan banyak bertanya dan
menarik kesimpulan dari mencoba hal-hal baru
informasi yang yang ada di sekitarnya.
tersedia.contohnya : Jika pertanyaan dan
kemampuan untuk keingintahuan ini
mengurutkan objek difasilitasi, anak akan
menurut ukuran, bentuk, mengembangkan
atau ciri lainnya. kepercayaan diri untuk
Contohnya : sudah dapat berinisiatif.Usia ini
memahami hal-hal seperti ditandai dengan
cinta, bukti logis, dan lepasnya kemelekatan
nilai. anak dari orang tua,
terutama ibu. Anak
d. Tahap Operasional mulai mengenal teman
Formal (11-15 tahun) sebaya, lingkungan
Pada tahap ini anak sudah maupun guru.Ketika
mampu berpikir abstrak orang tua memutuskan
dan logis dengan memberi hewan
menggunakan pola peliharaan, mereka
berpikir kemungkinan. belajar merawat hewan
Contohnya jika ada diberi untuk tetap hidup.
dua kemungkinan - Tahap lima ini terjadi
penyebab, C1 dan C2 selama masa kanak-
menghasilkan R anak kanak antara usia
dapat merumuskan sekitar enam hingga
beberapa kemungkinan. sebelas tahun.tahap ini
sangat vital dalam
mengembangkan rasa
percaya diri pada anak.
Selama sekolah dan
kegiatan sosial lainnya,
anak-anak menerima
pujian dan perhatian
karena melakukan
berbagai tugas seperti
membaca, menulis,
menggambar, dan
memecahkan masalah .
- Fase selanjutnya
adalah “identity vs role
confusion” yaitu saat
remaja mencari jati diri
yang akan berpengaruh
pada hidupnya dalam
jangka panjang.
Remaja yang berhasil
akan konsisten dengan
dirinya, sementara yang
gagal akan merasa
bingung tentang jati
dirinya.Remaja yang
berhasil akan konsisten
dengan dirinya,
sementara yang gagal
akan merasa bingung
tentang jati dirinya.Jati
diri ini berkaitan
dengan kepercayaan,
konsep ideal, dan nilai
yang membentuk
karakter seseorang. Jika
berhasil, maka akan ada
hasil akhir berupa
fidelity, kemampuan
untuk hidup
berdampingan dengan
harapan dan standar
masyarakat.
- Fase “intimacy vs
isolation” berkaitan erat
dengan hubungan kasih
sayang dengan
pasangan. Jika berhasil,
maka orang bisa
membentuk hubungan
yang kuat. Sebaliknya
jika gagal, seseorang
justru akan menutup
dirinya.Mengingat tiap
tahapan berkaitan
dengan fase
sebelumnya, hal ini
berkaitan pula dengan
identitas. Orang yang
tidak yakin tentang
identitas dirinya
cenderung lebih mudah
merasa kesepian hingga
depresi. Hasil akhir dari
tahapan ini adalah love.
- Berada di fase
dewasa, seseorang
tentu ingin melakukan
sesuatu yang membuat
dirinya berguna. Jika
sukses, maka akan
muncul rasa berguna.
Sebaliknya jika gagal,
akan merasa
keterlibatannya di
dunia tidaklah
signifikan. Ini adalah
fase “generativity vs
stagnation”.Hasil akhir
dari fase ini adalah
kepedulian atau care.
Mulai dari melihat anak
tumbuh dewasa hingga
merasa dekat dengan
pasangan adalah bagian
penting dari tahapan
ini.
- Inilah tahap ketika
seseorang melakukan
refleksi pada apa yang
dilakukannya semasa
muda. Jika merasa puas
dengan pencapaiannya,
maka akan muncul rasa
cukup. Sebaliknya jika
tidak puas, akan
muncul penyesalan
hingga rasa putus asa.
Hasil akhir dari fase ini
adalah kebijaksanaan
atau wisdom. Orang
yang merasa puas
terhadap apa yang
dilakukannya semasa
muda akan siap
menghadapi akhir
hidupnya dengan
damai.

3. a. Daftar karakteristik anak berdasarkan pengalaman masa kecil dan teori perkembangan

NO Teori Perkembangan Tahapan Anak Usia 8 Karakteristik Anak Berdasarkan


Tahun Berdasarkan Teori Pengalaman Pribadi
Perkembangan
1 Teori Perkembangan Anak zaman sekarang pada Pada saat saya masa kecil di
Kognitif Piaget usia 8 tahun yaitu pada fase usia 8 tahun, saat itu saya
opratoinal konkrit, mereka sedang berada di kelas 2 SD
sudah mulai melek dimana saya berada di tahap
teknologi, mereka sudah operasional konkret ( usia 7 - 11
memahami dan bisa tahun ) menurut piaget. Di usia
membaca dan menulis ini dalam perkembangan
sehingga kebanyakan kognitif saya sudah mampu
kehidupan mereka menulis dan membaca serta
memainkan gadget atau memahami arahan Guru saya
teknologi yang ada. Anak waktu itu dengan baik dan
pada fase ini mempunyai benar.
daya ingin tahu yang tinggi,
dan dengan adanya
kemajuan teknologi dapat
membantu mengembangkan
kreatifitas anak
2 Teori Perkembangan Karakteristik anak zaman Dalam teori perkembangan
Sosial-Emosional sekarang secara sosial sosial - emosional
emosional, karena berada bronfrenbanner saya berada di
pada zaman teknologi anak fase mesosistem dimana saya
zaman sekarang lebih sudah mampu berinteraksi
banyak menghabiskan dengan teman sebaya yaitu
waktu bersama gadget dan berada dilingkungan sekolah,
kurang bersosialisasi interaksi saya saat itu mungkin
dengan masyarakat di kurang bagus untuk anak usia
sekitarnya. saya saat ini, karena pada saat
Secara emosional anak usia itu saya sudah mampu
zaman sekarang sudah menjaili teman saya untuk
terbiasa mengungkapkan menarik perhatian mereka
emosinya secara terbuka terhadap saya, tidak hanya itu
seperti emosi marah, secara tidak langsung saya
senang, suka, dan tidak mengumumkan ke mereka
suka. Dengan adanya bahwa saya tidak bisa
kemajuan teknologi anak dikalahkan ( ditakuti).
biasanya menyalurkan
3 Teori Perkembangan berbagai emosinya melalui Dalam teori perkembangan
Sosial-Emosional media sosial. Selain itu saat sosial - emosional menurut
Erikson ini anak sudah mulai Erickson saya berada pada tahap
mengenal emosi cinta intiative and guilt di usia ini
sehingga saat ini banyak saya sudah sering menerima
kita lihat anak SD sudah pujian dari Guru saya karena
mulai menjalin hubungan saya termasuk sering juara kelas
percintaan dengan teman dan termasuk aktif dikelas, akan
sebayannya. tetapi saya juga jadi pusat
perhatian guru saya karena saya
sering menjaili teman sebaya
saya dan saya sering melakukan
hal diluar nalar guru saya saat
itu.
4. Kemampuan kognitif sangat dibutuhkan oleh anak untuk mempelajari berbagai hal.
Kemampuan kognitif ini dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan , diantaranya:
a. Membaca buku. Dengan membiasakan membaca buku dapat mengembangkan
keterampilan berpikir anak, melatih penalaran, dan pemecahan masalah.
b. Bermain atau mendengarkan musik. Aktivitas memainkan musik merupakan salah
satu cara untuk merangsang secara emosional untuk mengembangkan koordinasi
dan imajinasi
c. Bermain berbagai permainan yang merangsang kemampuan berpikir seperti teka-
teki, puzzle, petak umpet dan sebagainya
d. Membuat karya seni dan kerajinan . Dengan membuat karya seni dan kerajinan
akan melatih anak untuk berkreasi dan berpikir kreatif
Selain kemampuan kognitif, kemampuan sosio-emosional anak juga perlu
dikembangkan. Hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan anak dalam
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tugas-tugas sosial yang
penting. Beberapa cara atau kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan sosio-emosional anak antara lain:
a. Bermain dalam kelompok. Melalui permainan kelompok anak akan belajar
bersosialisasi dengan teman kelompoknya, selain itu anak juga akan belajar untuk
bekerjasama dan memahami perasaan orang lain.
b. Melakukan permainan yang mengasah emosi anak seperti permainan meniup
lilin, meggambar emosi, dan sebagainya. Melalui permainan ini anak akan
mengenal emosi yang dirasakan, belajar bersabar, fokus dan optimis.
Anak memiliki pribadi dan emosi yang berbeda dengan orang dewasa, sehinggaa
diperlukan beberapa penyesuaian agar bisa berinteraksi dengannya. Agar dapat
berinteraksi dengan anak diperlukan penggunaan kata yang tepat, tempo yang tidak
terlalu cepat, dan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
2. Perhatikan penggunaan kata kata „kamu‟ dan „saya‟
3. Bersikap asertif saat menangani konflik
4. Hindari kata-kata yang terkesan menyalahkan siswa
5. Jadilah pendengar yang baik
6. Perhatikan komunikasi non verbal
7. Ciptakan suasana yang menguntungkan
8. Tanamkan sikap respek
9. Pahami kondisi siswa
10. Tunjukkan sikap yang baik
11. Makna dari pesan harus jelas
12. Tanamkan sikap pengendalian diri
13. Bersikap rendah hati

Anda mungkin juga menyukai