bentuk rasa senang, takut, marah, dan bing oleh pengalaman emosional. Seluruh
sebagainya. kapasitas ini berkembang secara signifikan
Karaktristik emosi pada anak berbeda selama masa prasekolah dan beberapa
dengan karakteristik yang terjadi pada diantaranya tampak dari meningkatnya
orang dewasa, dimana karekteristik emosi kemampuan anak dalam mentoleransi
pada anak itu antara lain; (1) Berlangsung frustasi.
singkat dan berakhir tiba-tiba; (2) Terlihat Kemampuan untuk mentoleransi frus-
lebih hebat atau kuat; (3) Bersifat tasi ini, yang merupakan upaya anak
sementara atau dangkal; (4) Lebih sering untuk menghindari amarah dalam situasi
terjadi; (5) Dapat diketahui dengan jelas frustasi yang membuat emosi tidak
dari tingkah lakunya, dan (6) Reaksi terkontrol dan perilaku menjadi tidak
mencerminkan individualitas. terorganisir. Anak-anak tampak mening-
Emosi dapat diklasifikasikan menjadi kat kemampuannya dalam mentoleransi
dua yaitu, emosi positif maupun negatif. frustasi ketika diminta melakukan sesuatu
Santrock mengungkapkan bahwa emosi yang berlawanan dengan keinginan
dipengaruhi oleh dasar biologis dan juga mereka. Mereka juga mulai belajar bagai-
pengalaman masa lalu. Terutama ekspresi mana menegosiasikan konflik tersebut.
wajah dari emosi, disini dituliskan bahwa Sedangkan Kemampuan untuk me-
emosi dasar seperti bahagia, terkejut, nunjukkan kontrol diri terhadap emosi
marah, dan takut memiliki ekspresi wajah akan menjadi anugerah yang dilematis
yang sama pada budaya yang berbeda. bagi anak apabila anak tidak mampu
Emosi memiliki peranan yang sangat menyesuaikan levelnya terhadap situasi
penting dalam perkembangan anak, baik tertentu. Pada beberapa situasi anak
pada usia prasekolah maupun pada tahap- diharapkan mampu menahan diri, tetapi
tahap perkembangan selanjutnya, karena pada situasi yang lain anak-anak dapat
memiliki pengaruh terhadap perilaku berperilaku impulsif dan ekspresif seperti
anak. Woolfson menyebutkan bahwa anak yang mereka inginkan.
memiliki kebutuhan emosional, seperti Intinya, anak pra sekolah diharapkan
ingin dicintai, dihargai, rasa aman, merasa mampu untuk mengekspresikan emosinya
kompeten dan mengoptimalkan kompe- dengan baik dan tanpa merugikan orang
tensinya. lain, serta dapat pula mulai belajar mela-
Pada usia prasekolah anak-anak kukan regulasi emosi.
belajar menguasai dan mengekspresikan Santrock (2007) perkembangan emosi
emosi. Pada usia enam tahun anak-anak pada masa kanak-kanak awal ditandai
memahami konsep emosi yang lebih dengan munculnya emosi evaluatif yang
kompleks, seperti kecemburuan, kebang- disadari rasa bangga, malu, dan rasa
gaan, kesedihan dan kehilangan, tetapi bersalah, dimana kemunculan emosi ini
anak-anak masih memiliki kesulitan di menunjukkan bahwa anak sudah mulai
dalam menafsirkan emosi orang lain. Pada memahami dan menggunakan peraturan
tahapan ini anak memerlukan pengalaman dan norma sosial untuk menilai perilaku
pengaturan emosi, yang mencakup kapa- mereka. Berikut penjelasan dari tiga emosi
sitas untuk mengontrol dan mengarahkan tersebut:
ekspresi emosional, serta menjaga perilaku
yang terorganisir ketika munculnya
emosi-emosi yang kuat dan untuk dibim-
Tabel 1
Model Perkembangan Emosi
Greenspan Emotional thinking merupakan dasar untuk berfantasi, menyadari
kenyataan, dan membentuk harga diri
Fischer Representasi situasi emosi melalui bermain pura-pura dan bahasa spontan
(sebagai hasil pembangunan melalui representasi emosi yang semakin
kompleks, namun terus berhubungan dengan peristiwa nyata dan
pengalaman langsung)
Saarni 2 ½ -5 tahun
berkembangnya penggunaan simbol-simbol untuk mewakili emosi
Penggunaan emosi pura-pura dalam permainan dramatis dan menggoda
Menyadari kemampuan untuk menyesatkan orang lain dengan
menggunakan ekspresi palsu
Dengan berkomunikasi dengan orang lain, belajar lebih banyak tentang
bagaimana berperilaku dalam situasi sosial
Bersimpati pada anak-anak lain; membantu perilaku dalam meningkat-
kan wawasan emosi yang lain
5-7 tahun
Mencoba untuk mengatur/menyadari emosi sendiri (malu, bangga, malu)
Masih membutuhkan orang dewasa untuk membantu tetapi lebih
memilih untuk mengatasi dan pemecahan masalah sendiri
Mengadopsi emosi yang tenang dengan rekan-rekan
Keterampilan sosial lebih terkoordinasi dengan perasaan sendiri maupun
orang lain
Mulai untuk mengkoordinasikan emosi yang sesuai dengan orang lain
faktor utama dalam menunjang keberha- sayang akan mudah bersosialisasi dengan
silan dalam pergaulan. Goleman (2006) orang disekitarnya.
juga menyebutkan bahwa salah satu kunci Dalam Peraturan Menteri Nomor 58
kecakapan sosial adalah seberapa baik Tahun 2009 mengenai standar pendidikan
atau buruk seseorang mengungkapkan anak usia dini sudah dibuat standar
perasaanya. mengenai tingkat pencapaian perkem-
Sehingga dapat diketahui bahwa per- bangan berdasarkan kelompok usia.
kembangan emosi sangat berpengaruh Kelompok usia dibagi menjadi tahap usia
besar terhadap perkembangan sosial anak. 0 - <2 tahun, tahap usia 2 - <4 tahun, tahap
Interaksi sosial membutuhkan usia 4 - ≤6 tahun. Anak prasekolah seperti
keterampilan khusus yang didorong oleh yang disebutkan diatas yaitu antara usia 3-
kondisi emosi anak seperti motivasi, 6 tahun. Adapun tingkat pencapaian per-
empati dan menyelesaikan konflik. Anak kembangan pada lingkup perkembangan
yang dapat mengendalikan diri dan sosial emosi anak pada usia 3-6 tahun
mudah menunjukkan empati dan kasih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Tingkat pencapaian perkembangan sosial emosi anak pada usia 3-6 tahun
Tingkat Pencapaian Perkembangan
2 - <3 tahun 3 - <4 tahun 4 - <5 tahun 5 - ≤6 tahun
1. Mulai bisa meng- 1. Mulai bisa 1. Menunjukkan sikap 1. Bersikap kooperatif
ungkapkan ketika melakukan buang mandiri dalam dengan teman.
ingin buang air air kecil tanpa memilih kegiatan. 2. Menunjukkan sikap
kecil dan buang air bantuan. 2. Mau berbagi, toleran.
besar. 2. Bersabar menolong, dan 3. Mengekspresikan
2. Mulai memahami menunggu giliran. membantu teman. emosi yang sesuai
hak orang lain 3. Mulai 3. Menunjukan dengan kondisi yang
(harus antri, menunjukkan antusiasme dalam ada (senang-sedih-
menunggu giliran). sikap toleran melakukan antusias dsb.)
3. Mulai sehingga dapat permainan 4. Mengenal tata krama
menunjukkan bekerja dalam kompetitif secara dan sopan santun
sikap berbagi, kelompok. positif. sesuai dengan nilai
membantu, bekerja 4. Mulai menghargai 4. Mengendalikan sosial budaya
bersama. orang lain. perasaan. setempat.
4. Menyatakan 5. Bereaksi terhadap 5. Menaati aturan yang 5. Memahami peraturan
perasaan terhadap hal-hal yang berlaku dalam suatu dan disiplin.
anak lain (suka dianggap tidak permainan. 6. Menunjukkan rasa
dengan teman benar (marah 6. Menunjukkan rasa empati.
karena baik hati, apabila diganggu percaya diri. 7. Memiliki sikap gigih
tidak suka karena atau diperlakukan 7. Menjaga diri sendiri (tidak mudah
nakal, dsb.). berbeda). dari lingkungannya. menyerah).
5. Berbagi peran 6. Mulai 8. Menghargai orang 8. Bangga terhadap hasil
dalam suatu menunjukkan lain. karya sendiri.
permainan ekspresi menyesal 9. Menghargai keung-
(menjadi dokter, ketika melakukan gulan orang lain.
perawat, pasien kesalahan.
penjaga toko atau
pembeli).