Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Buletin Psikologi

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA


VOLUME 23, NO. 2, DESEMBER 2015: 103 – 111 ISSN: 0854-7108

Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah


Femmi Nurmalitasari1
Program Magister Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Pengantar American Academy of Pediatrics (2012)


menyatakan bahwa perkembangan sosial
Perkembangan1 sosial emosi semakin emosi mengacu pada kemampuan anak
dipahami sebagai sebuah krisis dalam untuk: memiliki pengetahuan dalam
perkembangan anak. Hal ini disebabkan mengelola dan mengekspresikan emosi
karena anak terbentuk melalui sebuah secara lengkap baik emosi positif maupun
perkembangan dalam proses belajar. Dari emosi negatif, mampu menjalin hubungan
masa perkembangan awal, bayi menun- dengan anak-anak lain dan orang dewasa
jukkan rasa aman dalam keluarganya disekitarnya, serta secara aktif mengeks-
apabila kebutuhannya terpenuhi oleh ling- plorasi lingkungan melalui belajar.
kungan. Bayi akan mengeksplorasi melalui
Usia dini disebut juga sebagai tahap
sentuhan, rasa, dll. Dari mengeksplorasi
perkembangan kritis atau usia emas
itulah bayi akan belajar. Sebaliknya,
(golden age). Pada tahap ini sebagian besar
apabila bayi merasa tidak aman dalam
jaringan sel-sel otak berfungsi sebagai
lingkungan keluarga, bayi akan mengha-
pengendali setiap aktivitas dan kualitas
biskan energinya untuk mengatur dirinya
manusia. Dua tahun pertama kehidupan
sehingga bayi tidak memiliki kesempatan
manusia sangat penting bagi perkembang-
untuk mengeksplorasi. Ketika bayi tidak
an anak. Anak mulai mengembangkan
dapat kesempatan untuk bereksplorasi,
kemampuan motorik indrawi, visual dan
bayi tidak memiliki kesempatan untuk
auditori yang distimulasi melalui ling-
belajar.
kungan sekitarnya (Schunk, 2012).
Proses belajar pada masa inilah yang
mempengaruhi perkembangan pada ta- Anak usia dini
hapan selanjutnya (Briggs, 2012). Masa
perkembangan bayi hingga memasuki Anak usia dini adalah seorang anak
sekolah dasar menjadi “fondasi” belajar yang usianya belum memasuki suatu lem-
yang kuat bagi anak untuk mengembang- baga pendidikan formal seperti sekolah
kan kemampuan sosial emosinya menjadi dasar (SD) dan biasanya mereka tetap
lebih sehat dan anak siap menghadapi tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan
tahapan perkembangan selanjutnya yang dalam benntuk berbagai lembaga pendi-
lebih rumit. Pada tahap krisis inilah men- dikan pra-sekolah, seperti kelompok ber-
jadi waktu yang tepat dalam meletakkan main, taman kanak-kanak, atau taman
dasar-dasar pengembangan kemampuan penitipan anak. Anak usia dini adalah
sosial emosi. anak yang berusia 0-8 tahun. Sedangkan
pada hakekatnya anak usia dini (Augusta,
2012) adalah individu yang unik dimana
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat dila- memiliki pola pertumbuhan dan perkem-
kukan melalui: femmi.nurmalitasari@gmail.com

BULETIN PSIKOLOGI 103


NURMALITASARI

bangan dalam aspek fisik,kognitif,sosial dalam keluarga kependidikan dalam ling-


emosional, kreativitas, bahasa dan komu- kungan sekolah. Karena pada tahapan ini,
nikasi yang khusus yang sesuai dengan anak tidak lagi berkumpul dan bergaul
tahapan yang sedang dilalui oleh anak bersama keluarga dirumah namun sudah
tersebut. Dan berbagai penelitian menyim- berkumpul bersama dengan figur baru
pulkan bahwa anak usia dini adalah anak yaitu guru dan teman sebayanya. Anak
yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam harus dibimbing untuk memperoleh
tahap pertumbuhan dan perkembangan, keterampilan sosial yang berhubungan
baik fisik maupun mental. dengan emosional.
Definisi lain menyebutkan bahwa
anak usia dini yaitu anak dengan usia 4-6 Tahapan Perkembangan Sosial Emosi Anak
tahun dimana anak telah memasuki jen- Perkembangan sosial merupakan per-
jang prasekolah. Anak pada usia tersebut kembangan tingkah laku pada anak dima-
mengalami perubahan pada fase kehidup- na anak diminta untuk menyesuaikan diri
an sebelumnya. Masa anak usia dini sering dengan aturan yang berlaku dalam
disebut dengan “golden age” atau masa lingkungan masyarakat. Dengan kata lain,
emas. Pada masa ini hampir seluruh perkembangan sosial merupakan proses
potensi anak mengalami masa peka untuk belajar anak dalam menyesuaikan diri
tumbuh dan berkembang secara tepat dan dengan norma, moral dan tradisi dalam
hebat. Perkembangan setiap anak tidak sebuah kelompok (Yusuf dalam Yahro,
sama karena setiap individu memiliki 2009). Piaget menunjukkan adanya sifat
perkembangan yang berbeda. egosentris yang tinggi pada anak karena
Taman kanak-kanak sebagai salah anak belum dapat memahami perbedaan
satu bentuk pendidikan prasekolah yang perspektif pikiran orang lain (Suyanto,
ada di jalur pendidikan yang memberikan 2005). Pada tahapan ini anak hanya
layanan bagi anak usia dini hingga mementingkan dirinya sendiri dan belum
memasuki tahapan pendidikan dasar. mampu bersosialisasi secara baik dengan
Patmonodewo (2003) menyebutkan “anak orang lain. Anak belum mengerti bahwa
prasekolah adalah mereka yang berusia lingkungan memiliki cara pandang yang
antara 3-6 tahun. Mereka biasanya meng- berbeda dengan dirinya (Suyanto, 2005).
ikuti program prasekolah. Sedangkan di Anak masih melakukan segala sesuatu de-
Indonesia, umumnya mereka mengikuti mi dirinya sendiri bukan untuk orang lain.
program tempat penitipan anak (3 bulan – Awal perkembangan sosial pada anak
5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tumbuh dari hubungan anak dengan
tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun orang tua atau pengasuh dirumah teru-
biasanya mereka mengikuti program tama anggota keluarganya. Anak mulai
taman kanak-kanak”. Pendidikan pada bermain bersama orang lain yaitu keluar-
taman kanak-kanak diarahkan untuk ganya. Tanpa disadari anak mulai belajar
mengembangkan potensi anak semaksimal berinteraksi dengan orang diluar dirinya
mungkin sesuai dengan tahapan perkem- sendiri yaitu dengan orang-orang diseki-
bangan anak melalui kegiatan bermain tarnya. Interaksi sosial kemudian diper-
sambil belajar. Selain itu, taman kanak- luas, tidak hanya dengan keluarga dalam
kanak diharapkan juga berusaha untuk rumah namun mulai berinteraksi dengan
mengembangkan segi kepribadian anak tetangga dan tahapan selanjutnya ke
dalam rangka menjembatani pendidikan sekolah.

104 BULETIN PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Perkembangan sosial anak sangat Begitu pentingnya perkembangan sosial


dipengaruhi oleh proses perlakuan atau hingga Sri Esti (Yahro, 2009) mengatakan
bimbingan orang tua terhadap anak dalam dalam buku psikologi pendidikan bahwa
mengenalkan berbagai aspek kehidupan anak yang kurang popular adalah anak
sosial atau norma dalam masyarakat. Pro- yang kurang memiliki keterampilan sosial.
ses ini biasanya disebut dengan sosialisasi. Perkembangan sosial dapat dipetakan
Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu dalam beberapa aspek. Kostelnik,
yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari Soderman dan Waren (Yahro, 2009)
kematangan. Perkembangan sosial anak menyebutkan bahwa perkembangan sosial
diperoleh selain dari proses kematangan meliputi komperensi sosial dan tanggung
juga melalui kesempatan belajar dari jawab sosial. Kompetensi sosial menggam-
responss terhadap tingkah laku. barkan keefektifan kemampuan anak
Perkembangan sosial mulai agak dalam beradaptasi dengan lingkugan so-
komplek ketika anak menginjak usia 4 sialnya. Misalnya mau bergantian dengan
tahun dimana anak mulai memasuki teman lainnya dalam sebuah permainan.
ranah pendidikan yang paling dasar yaitu Tanggung jawab sosial menunjukkan
taman kanak-kanak (Rahman, 2002). Pada komitmen anak terhadap tugasnya, meng-
masa ini anak belajar bersama teman- hargai perbedaan individual, memperhati-
teman diluar rumah. Anak sudah mulai kan lingkungannya dan mampu menjalan-
bermain bersama teman sebaya (cooperative kan fungsinya.
play). Vygotsky dan Bandura menyebut- Perkembangan sosial anak diperoleh
nya dengan teori belajar sosial melalui dari kematangan dan kesempatan belajar
perkembangan kognitifnya. dari berbagai respons lingkungan terha-
Anak usia TK (4-6 tahun) perkem- dap anak. Perkembangan sosial yang
bangan sosial sudah mulai berjalan. Hal optimal diperoleh dari respons sosial yang
ini tampak dari kemampuan mereka sehat dan kesempatan yang diberikan
dalam melakukan kegiatan secara berke- kepada anak untuk mengembangkan
lompok. Kegiatan bersama berbentuk konsep diri yang positif. Melalui kegiatan
seperti sebuah permainan. Tanda-tanda bermain, anak dapat mengembangkan
perkembangan pada tahap ini adalah: (1) minat dan sikapnya terhadap orang lain.
Anak mulai mengetahui aturan-aturan, Dan sebaliknya aktivitas yang terlalu
baik di lingkungan keluarga maupun banyak didominasi oleh guru akan meng-
dalam lingkungan bermain, (2) Sedikit hambat perkembangan sosial emosi anak.
demi sedikit anak sudah mulai tunduk
pada peraturan, (3) Anak mulai menyadari Perkembangan Emosi
hak atau kepentingan orang lain, dan (4)
Campos (dalam Santrock 2007) men-
Anak mulai dapat bermain bersama anak-
definisikan emosi sebagai perasaan atau
anak lain, atau teman sebaya (peer group).
afeksi yang timbul ketika seseorang bera-
Dari sisi sosial emosional, kegiatan da dalam suatu keadaan yang dianggap
bermain dalam melatih anak dalam mema- penting oleh individu tersebut. Emosi
hami perasaan teman lainnya. Konflik diwakilkan oleh perilaku yang mengeks-
dalam interaksi keduanya akan membantu presikan kenyamanan atau ketidaknya-
anak dalam memahami bahwa orang manan terhadap keadaan atau interaksi
selain dirinya yaitu temannya memiliki yang sedang dialami. Emosi dapat ber-
cara pandang yang berbeda dari dirinya.

BULETIN PSIKOLOGI 105


NURMALITASARI

bentuk rasa senang, takut, marah, dan bing oleh pengalaman emosional. Seluruh
sebagainya. kapasitas ini berkembang secara signifikan
Karaktristik emosi pada anak berbeda selama masa prasekolah dan beberapa
dengan karakteristik yang terjadi pada diantaranya tampak dari meningkatnya
orang dewasa, dimana karekteristik emosi kemampuan anak dalam mentoleransi
pada anak itu antara lain; (1) Berlangsung frustasi.
singkat dan berakhir tiba-tiba; (2) Terlihat Kemampuan untuk mentoleransi frus-
lebih hebat atau kuat; (3) Bersifat tasi ini, yang merupakan upaya anak
sementara atau dangkal; (4) Lebih sering untuk menghindari amarah dalam situasi
terjadi; (5) Dapat diketahui dengan jelas frustasi yang membuat emosi tidak
dari tingkah lakunya, dan (6) Reaksi terkontrol dan perilaku menjadi tidak
mencerminkan individualitas. terorganisir. Anak-anak tampak mening-
Emosi dapat diklasifikasikan menjadi kat kemampuannya dalam mentoleransi
dua yaitu, emosi positif maupun negatif. frustasi ketika diminta melakukan sesuatu
Santrock mengungkapkan bahwa emosi yang berlawanan dengan keinginan
dipengaruhi oleh dasar biologis dan juga mereka. Mereka juga mulai belajar bagai-
pengalaman masa lalu. Terutama ekspresi mana menegosiasikan konflik tersebut.
wajah dari emosi, disini dituliskan bahwa Sedangkan Kemampuan untuk me-
emosi dasar seperti bahagia, terkejut, nunjukkan kontrol diri terhadap emosi
marah, dan takut memiliki ekspresi wajah akan menjadi anugerah yang dilematis
yang sama pada budaya yang berbeda. bagi anak apabila anak tidak mampu
Emosi memiliki peranan yang sangat menyesuaikan levelnya terhadap situasi
penting dalam perkembangan anak, baik tertentu. Pada beberapa situasi anak
pada usia prasekolah maupun pada tahap- diharapkan mampu menahan diri, tetapi
tahap perkembangan selanjutnya, karena pada situasi yang lain anak-anak dapat
memiliki pengaruh terhadap perilaku berperilaku impulsif dan ekspresif seperti
anak. Woolfson menyebutkan bahwa anak yang mereka inginkan.
memiliki kebutuhan emosional, seperti Intinya, anak pra sekolah diharapkan
ingin dicintai, dihargai, rasa aman, merasa mampu untuk mengekspresikan emosinya
kompeten dan mengoptimalkan kompe- dengan baik dan tanpa merugikan orang
tensinya. lain, serta dapat pula mulai belajar mela-
Pada usia prasekolah anak-anak kukan regulasi emosi.
belajar menguasai dan mengekspresikan Santrock (2007) perkembangan emosi
emosi. Pada usia enam tahun anak-anak pada masa kanak-kanak awal ditandai
memahami konsep emosi yang lebih dengan munculnya emosi evaluatif yang
kompleks, seperti kecemburuan, kebang- disadari rasa bangga, malu, dan rasa
gaan, kesedihan dan kehilangan, tetapi bersalah, dimana kemunculan emosi ini
anak-anak masih memiliki kesulitan di menunjukkan bahwa anak sudah mulai
dalam menafsirkan emosi orang lain. Pada memahami dan menggunakan peraturan
tahapan ini anak memerlukan pengalaman dan norma sosial untuk menilai perilaku
pengaturan emosi, yang mencakup kapa- mereka. Berikut penjelasan dari tiga emosi
sitas untuk mengontrol dan mengarahkan tersebut:
ekspresi emosional, serta menjaga perilaku
yang terorganisir ketika munculnya
emosi-emosi yang kuat dan untuk dibim-

106 BULETIN PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

1) Rasa bangga perkembangan kognitif anak, dimana


Perasaan ini akan muncul ketika anak perkembangan kognitif anak ini akan
merasakan kesenang setelah sukses mempengaruhi kemampuan untuk
melakukan perilaku tertentu. Rasa mengontrol diri dan menghambat
bangga sering diasosiasikan dengan impuls.
pencapaian suatu tujuan tertentu. 2) Perubahan ekspresi wajah terhadap
2) Malu emosi
Perasaan ini muncul ketika anak Seperti halnya orang dewasa, ekspresi
menganggap dirinya tidak mampu perasaan anak-anak juga terlihat dari
memenuhi standar atau target tertentu. ekspresi wajahnya. Seiring dengan
Anak yang sedang malu sering kali bertambahnya usia mereka, anak-anak
berharap mereka bisa bersembunyi semakin mampu dalam mengekspresi-
atau menghilang dari situasi tersebut. kan emosi mereka melalui tersenyum,
mengerutkan kening, dan ekspresi
Secara fisik anak akan terlihat menge-
lainnya perasaan. Kemampuan meng-
rut seolah-olah ingin menghindar dari
gambarkan ekspresi emosi mereka
tatapan orang lain. Dan biasanya rasa
semakin kompleks dan terlihat dari
malu lebih disebabkan oleh interpre-
raut wajah mereka.
tasi individu terhadap kejadian
tertentu. 3) Menunjukkan emosi yang kompleks
3) Rasa bersalah Anak-anak di usia prasekolah mem-
perlihatkan ekspresi wajah yang
Rasa ini akan muncul ketika anak
menunjukkan kebanggaan, malu-malu,
menilai perilakunya sebagai sebuah
malu, jijik, dan rasa bersalah yang
kegagalan. Dan dalam mengekspresi-
tidak terlihat pada bayi atau anak yang
kan perasaan ini biasa anak terlihat
lebih muda. Ekspresi yang lebih
seperti melakukan gerakan-gerakan
kompleks dapat di tunjukkan dan
tertentu seakan berusaha memperbaiki
kemampuan ini sangat dipengaruhi
kegagalan mereka.
oleh perkembangan kognitif untuk
Terdapat beberapa hal penting dalam mereka mengalami dan mengekspresi-
perkembangan emosional anak yang perlu kan perasaan-perasan tersebut.
difahami: 4) Bahasa tubuh
1) Usia berpengaruh pada perbedaan Ternyata wajah tidak cukup bagi anak
perkembangan emosi untuk mengekspresikan emosi, anak
Setiap rentang usia menunjukkan juga menggunakan seluruh tubuhnya
beberapa perbedaan yang paling untuk mengekspresikan perasaannya.
mencolok dalam ekspresi dan regulasi Mereka mengekspresikannya melalui
emosi. Selama usia prasekolah, anak gerak gerik dan bahasa tubuhnya.
juga mengalami stress dan meres- 5) Suara dan kata
ponsnya, namun di usia ini mereka
Anak-anak semakin baik dalam meng-
juga berusaha untuk mengatur pera-
ekspresikan perasaan mereka melalui
saan dan dorongan dirinya sendiri.
suara dan kata seiring bertambahnya
Perbedaan kemampuan dalam meng-
usia. Mereka mulai memberi label
ekspresikan dan meregulasi emosi
yang sederhana terhadap apa yang
pada anak ini juga terkait dengan
mereka rasakan kemudian berkem-

BULETIN PSIKOLOGI 107


NURMALITASARI

bang menjadi pelabelan yang semakin mampu untuk menyesuaikan diri


kompoleks seiring dengan perasaan dengan aturan-aturan tidak tertulis
yang semakin kompleks yang mereka apa pun yang ada dalam budaya dan
alami. masyarakat mereka, tentang menun-
6) Representasi simbolik jukkan atau menyembunyikan emosi
Sejak batita, balita, dan selanjutnya, 9) Respons pada perasaan lainnya
anak-anak semakin baik dalam meng- Anak menikmati dalam menunjukkan
gunakan simbol, memainkan permain- emosi yang kuat, dan tampaknya
an, menggambar, dan memanipulasi kegiatan ini menjadi salah satu cara
material, untuk mengkomunikasikan mereka belajar tentang perasaan.
dan mengarahkan emosi. Kemampuan berempati juga semakin
7) Pengetahuan emosi berkembang. Dan ekspresi emosi yang
ditampilkan untuk satu keadaan yang
Anak telah mulai mampu mengiden-
sama dapat saja berbeda dari setiap
tifikasi dan memberi nama perasaan
rentang usia, misalnya batita akan
yang dialaminya dan orang lain, dima-
merasa takut saat melihat anjing yang
na kemampuan ini sangat dibutuhkan
besar berlari kencang, namun anak
untuk regulasi emosi anak dalam
yang lebih tua akan menunjukkan
berempati dan menunjukkan sikap pro
perasaan tertarik.
sosial yang sesuai. Emosi anak ber-
kembang lebih awal dibanding dengan 10) Ikatan emosional dengan yang lain
saat anak mulai mampu berfikir. Batita Ikatan emosional dengan orang lain
sudah mampu memberi label pada mulai berkembang, dan akan berkem-
emosinya yang sederhana, walaupun bang lebih cepat pada anak-anak yang
mereka membutuhkan waktu lebih dibesarkan dalam lingkungan yang
lama untuk melabel emosi yang lebih mendukung seperti banyak mengha-
kompleks atau campuran dari bebe- biskan waktu bersama saudara kan-
rapa emosi yang terjadi dalam satu dung atau ditempat pengasuhan atau
waktu. Perubahan dari batita ke masa penitipan yang banyak terdapat orang.
prasekolah, anak berfikir bahwa orang 11) Tahap-tahap perkembangan emosional
akan merasa apa yang mereka rasakan
Terdapat beberapa model perkem-
menjadi bahwa perasaan mereka
bangan emosi yang dapat dijadikan
sendiri mungkin berbeda dari orang
landasan untuk mempelajari perkem-
lain. Serta belajar kapan mereka perlu
bangan emosi anak prasekolah. Seperti
dan tidak perlu mengungkapkan pera-
teori dari Stanley Greenspan, Kurt
saan mereka sesuai dengan tuntutan
Fischer, dan Carolyn Saarni. Dimana
social.
Model Greenspan menjadi lebih
8) Perubahan usia dalam regulasi emosi psikodinamik, Fischer berfokus lebih
Anak usia ini lebih dapat menyamar- pada kognitif yaitu pada pertumbuhan
kan atau melebihkan emosi yang mere- keterampilan emosi tertentu, dan
ka rasakan dari reaksi yag biasanya Saarni datang dari perspektif
mereka tampilkan di usia yang lebih konstruktivis sosial.
muda. Anak yang lebih tua lebih

108 BULETIN PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Tabel 1
Model Perkembangan Emosi
Greenspan Emotional thinking merupakan dasar untuk berfantasi, menyadari
kenyataan, dan membentuk harga diri

Fischer Representasi situasi emosi melalui bermain pura-pura dan bahasa spontan
(sebagai hasil pembangunan melalui representasi emosi yang semakin
kompleks, namun terus berhubungan dengan peristiwa nyata dan
pengalaman langsung)

Saarni 2 ½ -5 tahun
 berkembangnya penggunaan simbol-simbol untuk mewakili emosi
 Penggunaan emosi pura-pura dalam permainan dramatis dan menggoda
 Menyadari kemampuan untuk menyesatkan orang lain dengan
menggunakan ekspresi palsu
 Dengan berkomunikasi dengan orang lain, belajar lebih banyak tentang
bagaimana berperilaku dalam situasi sosial
 Bersimpati pada anak-anak lain; membantu perilaku dalam meningkat-
kan wawasan emosi yang lain
5-7 tahun
 Mencoba untuk mengatur/menyadari emosi sendiri (malu, bangga, malu)
 Masih membutuhkan orang dewasa untuk membantu tetapi lebih
memilih untuk mengatasi dan pemecahan masalah sendiri
 Mengadopsi emosi yang tenang dengan rekan-rekan
 Keterampilan sosial lebih terkoordinasi dengan perasaan sendiri maupun
orang lain
 Mulai untuk mengkoordinasikan emosi yang sesuai dengan orang lain

12) Menempatkan perubahan bersama- dan (f) Terintegrasi, positif, dan


sama dari berbagai teori Greenspan, otonom, namun berhubungan secara
Fischer, dan Saarni percaya bahwa emosional, perasaan diri.
perkembangan dari bayi, batita, dan
anak-anak prasekolah itu slalu akan Keterkaitan Perkembangan Sosial dan Emosi
bergerak maju. Seperti: (a) Semakin Anak
luas, dan memiliki hubungan
Dalam konteks sosial emosi, emosi
emosional yang semakin kompleks,
cenderung mendorong aktivitas sosial
(b) Kemampuan yang lebih baik dalam
seseorang. Kompetensi sosial ditentukan
mengkoordinasikan dan mengontrol
oleh kompetensi emosi seseorang. Sese-
emosi dan menghubungkan emosi, (c)
orang dengan kecerdasan emosional yang
Lebih mampu untuk merefleksikan
tinggi cenderung menjadi pribadi yang
perasaan mereka sendiri dan orang
kompeten secara sosial. Goleman (2006)
lain, (d) Representasi emosi melalui
menyatakan bahwa kematangan emosi
bahasa, bermain, dan fantasi, (e)
seseorang anak merupakan kunci keber-
Menghubungkan emosi individual
hasilan dalam menjalin hubungan sosial-
terhdapa nilai dan standar budaya,
nya. Kecakapan tersebut merupakan

BULETIN PSIKOLOGI 109


NURMALITASARI

faktor utama dalam menunjang keberha- sayang akan mudah bersosialisasi dengan
silan dalam pergaulan. Goleman (2006) orang disekitarnya.
juga menyebutkan bahwa salah satu kunci Dalam Peraturan Menteri Nomor 58
kecakapan sosial adalah seberapa baik Tahun 2009 mengenai standar pendidikan
atau buruk seseorang mengungkapkan anak usia dini sudah dibuat standar
perasaanya. mengenai tingkat pencapaian perkem-
Sehingga dapat diketahui bahwa per- bangan berdasarkan kelompok usia.
kembangan emosi sangat berpengaruh Kelompok usia dibagi menjadi tahap usia
besar terhadap perkembangan sosial anak. 0 - <2 tahun, tahap usia 2 - <4 tahun, tahap
Interaksi sosial membutuhkan usia 4 - ≤6 tahun. Anak prasekolah seperti
keterampilan khusus yang didorong oleh yang disebutkan diatas yaitu antara usia 3-
kondisi emosi anak seperti motivasi, 6 tahun. Adapun tingkat pencapaian per-
empati dan menyelesaikan konflik. Anak kembangan pada lingkup perkembangan
yang dapat mengendalikan diri dan sosial emosi anak pada usia 3-6 tahun
mudah menunjukkan empati dan kasih dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2
Tingkat pencapaian perkembangan sosial emosi anak pada usia 3-6 tahun
Tingkat Pencapaian Perkembangan
2 - <3 tahun 3 - <4 tahun 4 - <5 tahun 5 - ≤6 tahun
1. Mulai bisa meng- 1. Mulai bisa 1. Menunjukkan sikap 1. Bersikap kooperatif
ungkapkan ketika melakukan buang mandiri dalam dengan teman.
ingin buang air air kecil tanpa memilih kegiatan. 2. Menunjukkan sikap
kecil dan buang air bantuan. 2. Mau berbagi, toleran.
besar. 2. Bersabar menolong, dan 3. Mengekspresikan
2. Mulai memahami menunggu giliran. membantu teman. emosi yang sesuai
hak orang lain 3. Mulai 3. Menunjukan dengan kondisi yang
(harus antri, menunjukkan antusiasme dalam ada (senang-sedih-
menunggu giliran). sikap toleran melakukan antusias dsb.)
3. Mulai sehingga dapat permainan 4. Mengenal tata krama
menunjukkan bekerja dalam kompetitif secara dan sopan santun
sikap berbagi, kelompok. positif. sesuai dengan nilai
membantu, bekerja 4. Mulai menghargai 4. Mengendalikan sosial budaya
bersama. orang lain. perasaan. setempat.
4. Menyatakan 5. Bereaksi terhadap 5. Menaati aturan yang 5. Memahami peraturan
perasaan terhadap hal-hal yang berlaku dalam suatu dan disiplin.
anak lain (suka dianggap tidak permainan. 6. Menunjukkan rasa
dengan teman benar (marah 6. Menunjukkan rasa empati.
karena baik hati, apabila diganggu percaya diri. 7. Memiliki sikap gigih
tidak suka karena atau diperlakukan 7. Menjaga diri sendiri (tidak mudah
nakal, dsb.). berbeda). dari lingkungannya. menyerah).
5. Berbagi peran 6. Mulai 8. Menghargai orang 8. Bangga terhadap hasil
dalam suatu menunjukkan lain. karya sendiri.
permainan ekspresi menyesal 9. Menghargai keung-
(menjadi dokter, ketika melakukan gulan orang lain.
perawat, pasien kesalahan.
penjaga toko atau
pembeli).

110 BULETIN PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Early Childhood. Pediatrics For Parent,


28, 11 & 12, 15.
Penutup
Goleman, D. (2006). Emotional Intelligence
(Kecerdasan Emosional): Mengapa IE
Upaya Pengembangan Sosial Emosi Anak
Lebih Penting daripada IQ, penerjemah:
Mengembangkan sosial emosional T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pusta-
harus dilakukan sejak dini terutama pada ka Utama.
usia taman kanak-kanak. Hal ini dise- Hyson, M. (2004). The Emotional Develop-
babkan karena pada masa tersebut anak ment of Young Children. Teachers
mulai mengembangkan pergaulan dengan College, New York and London:
teman sebaya dilingkungan rumah dan di Columbia University.
luar rumah. Bahkan anak-anak yang
Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak
berbeda wilayah dengan mereka yang
Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
tentunya memiliki ciri khas budaya yang
berbeda. Rahman, H. S. (2002). Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hasil penelitian Rhoades, et al (2011)
PGTKI Press.
menunjukkan bahwa attention selama ma-
sa taman kanak-kanak mampu memediasi Rhoades, B. L., Heather K. W., Celene E.
hubungan antara pengetahuan emosi, D., & Mark T. G. (2011). Examining
keterampilan atensi dan kompetensi The Link Between Preschool Social-
akademik di kelas pertama dengan Emotional Competence And First
memperhitungkan dampak pendidikan Grade Academic Achievement: The
ibu, pendapatan keluarga, usia anak, jenis Role Of Attention Skills. Early Chilhood
kelamin. Temuan ini menjadi salah satu Research Quarterly, 26, 182-191.
strategi untuk meningkatkan keberhasilan Santrock, W. J. (2007). Perkembangan Anak.
akademis masa depan anak-anak. Jakarta: Erlangga.
Tugas guru dalam mengembangkan Schunk, D. H. (2012). Learning Theories An
sosial emosi pada anak didik hendaknya Educational Perspective Teori-Teori Pem-
menguasai prinsip tindakan: (1) Menjadi belajaran: Perspectif Pendidikan (Edisi
contoh atau teladan yang baik, (2) Meng- keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
enalkan emosi, (3) Menganggapi perasaan Suyanto, S. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan
anak, (4) Melatih pengendalian diri, (5) Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Melatih mengelola emosi, (6) Menerapkan Publishing.
disiplin dengan konsep empati, (7) Melatih
Yahro, S. U. (2009). Upaya Guru dalam
keterampilan komunikasi, (8) Mengung-
Mengembangkan Sosial-Emotional Anak
kapkan emosi dengan kata-kata, dan (9)
Usia Dini dengan Pendekatan Beyond
Memperbanyak permainan dinamis.
Centers and Circle Times (Kasus di TK
Islam Modern Al-Furqon Yogyakarta).
Daftar Pustaka (Skripsi, tidak dipublikasikan).
Fakultas Tarbiah UIN Sunan Kalijaga.
Briggs, R. D. (2012). The Importance of
Social Emotional Development in

BULETIN PSIKOLOGI 111

Anda mungkin juga menyukai