Anda di halaman 1dari 11

Boneka Jari sebagai Media untuk

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Usia


Sekolah Dasar
Caraka Putra Bhakti_1
raka.putra13@gmail.com
Universitas Ahmad Dahlan
Sitti Ummi Novirizka Hasan_2
sitti12001049@webmail.uad.ac.id
Universitas Ahmad Dahlan
Wuni Indriyani_3
wuni1300001254@webmail.uad.ac.id
Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK
Usia dini merupakan periode keemasan dalam rentang kehidupan seorang individu. Pada masa
ini anak sangat peka/sensitif dalam menerima berbagai rangsangan. Pada masa ini juga
merupakan peletak dasar pertama unutk mengembangkan seluruh kemampuan anak pada tahap
berikutnya. Dengan demikian, pendidikan dan pembelajaran yang diberikan memiliki
kebermaknaan bagi anak melalui pengalamann yang memungkinkan anak menjalanka tugas
perkembangannya seoptimal mungkin. Salah satunya yaitu menumbuhkan rasa percaya diri pada
anak usia dini. Melalui model pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT)
menggunakan teknik bermain secara langsung dengan media boneka jari menjadi salah satu
metode pembelajaran aktif dan menyenangkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak
usia dini.
Kata Kunci : Boneka Jari, Percaya Diri, Usia Dini
ABSTRACT
Early childhood is the golden period in the life span of an individual. At this time the child is
very sensitive / sensitive in receiving various stimuli. At this time also the first foundation stone
fatherly develop the whole child's ability at a later stage. Thus, education and learning are given
has significance for children through pengalamann that allows children menjalanka
development tasks as optimally as possible. One of them is growing confidence in early
childhood. Through Beyond Center and Circle Time (BCCT) model and using playing directly
technique with the medium finger puppet to be one method of active learning and fun to foster
confidence in early childhood .
Keywords : Finger Puppet, Confidence, Early Childhood
PENGANTAR Anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan merupakan salah satu aspek yang sangat
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. penting untuk dibina dan dikembangkan
Pada masa ini proses pertumbuhan dan pada anak. Rasa rercaya diri bagian dari
perkembangaan dalam berbagai aspek perkembangan perilaku sosial yang perlu
sedang mengalami masa yang cepat dalam ditumbuh-kembangkan pada anak sejak usia
rentang perkembangan hidup manusia. dini. Guru sebagai pendidik yang
Proses pembelajaran paada anak harus bertanggung jawab penuh terhadap
memperhatikan karakteristik yang dimiliki perkembangan anak, perlu memfasilitasi
setiap tahapan perkembangan anak. percaya diri melalui proses pembelajaran
baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam perkembangan psikososialnya,
anak mengalami bentuk perkembangan yang Permen Diknas No. 58 Tahun 2009
bersifat kumulatif. Artinya, perkembangan tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
psikosial pada tahap awal akan berpengaruh (PAUD) pada tingkat pencapaian
pada tahap selanjutnya. Oleh sebab itu, jika perkembangan usia 5–6 tahun untuk aspek
terjadi hambatan dalam perkembangan sosial emosional anak dituntut untuk: a)
psikosial awal pada anak, akan menunjukkan sikap mandiri dalam memilih
mempengaruhi perkembangan psikososial kegiatan; b) menunjukkan antusiasme dalam
pada tahap selanjutnya. Menurut Erickson melakukan permainan; c) menunjukkan rasa
(Sujiono, 2011:72-73) pada anak usia percaya diri. Anak yang kurang memiliki
sekolah dasar, perkembangan psikososialnya rasa percaya diri sangat berpengaruh pada
dimulai dengan krisis kepercayaan terhadap proses pembelajaran, seperti kurang berani
lingkungan, kemudian ditandai dengan dalam melakukan aktivitas, selalu
berkembangnya rasa malu dalam diri anak, tergantung kepada orang tua maupun guru,
dan krisis antara inisiatif dan melaksanakan kurang kreatif, tidak mandiri.
inisiatif dan rasa bersalah untuk melakukan
Berdasarkan hal tersebut, salah satu
apa yang ingin dilakukan oleh anak.
metode dalam pembelajaran anak usia dini
Perkembangan psikososial anak usia adalah melalui permainan. Permainan yang
dini tersebut menggambarkan bahwa pada dimaksud adalah bermain peran dengan
usia tersebut anak perlu mengembangkan menggunakan boneka jari sebagai media
rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri
untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada oleh orang tunya atau orang dewasa
anak usia dini. lainnya, melainkan mereka adalah noble
savage yang secara natural diberkati
PEMBAHASAN
dengan perasaan benar dan salah sebagai
1. Perkembangan Anak Usia Dini; Rasa
faktor pembawaan sejak lahir. Rousseau
Percaya Diri
sedikit percaya akan lingkungan sosial
Menurut Laura E. Berk dalam
mengembangkan individu secara sehat.
Ahmad Susanto (2015: 46) pada
Ia berpikir bahwa rasa moral bawan
pertengahan masa anak-anak dipandang
(innate moral sense) anak tentang
sebagai fase yang terpisah dari masa
perasaan benar dan salah akan
muda dan dewasa. Pandangan ini tidak
berkembang ke arah kebaikan atau
bertahan lama, kecuali anak dipandang
kejelekan dapat dilakukan oleh orang
sebagai miniature orang dewasa di mana
dewasa melalui latihan-latihan dan
bentuk dan fungsi yang ada pada anak
pembatasan-pembatasan.
sama dengan yang ada pada orang
Sigmund Freud (1856-1939) dengan
dewasa. John Locke (1632-1704)
teori psikoanalisa menekankan pada
memandang anak sebagai tabula rasa.
pemahaman sejarah perkembangan anak
Anak diibaratkan sebagai kertas putih
yang unik dan berbdea di antara masing-
yang masih putih bersih belum berisi
masing anak. Ada tiga bentuk dalam
tulisan, mereka lahir bagiakan kertas
kepribadian, yaitu: id, ego, dan super
putih bersih, karakternya perlu dibangun
ego. Ketiganya menjadi terintegrasi
tahap demi tahap melalui berbagai
antara yang satu dan yang ainnya selama
pengalaman selama perkembangannya.
lima tahap pertumbuhan. Secara umum
Locke mendeskripsikan orang tua
tahap-tahap perkembangan menurut
sebagai pemandu yang dapat membentuk
Freud adalah: (1) oral stage; (2) anal
karakter anak dalam berbagai cara yang
stage; (3) phaic stage; (4) latency stage;
diinginkan, melalui asosiasi, repetisi,
dan (5) genital.
imitasi, hadiah, maupun hukuman.
Selanjutnya, apabila
Berbeda dengan John Locke, maka
diklasifikasikan menurut jenisnya, maka
Jean Jacques Rousseau memandang anak
perkembangan anak usia dini dapat
bukan seperti selembar kertas putih
dogolongkan pada perkembangan-
kosong yang akan didisi oleh intervensi
perkembangan anak yang meliputi: dibutuhkan untuk menggunakan
perkembangan fisik, perkembangan pengetahun.
kognitif, perkembangan bahasa, c. Perkembangan Bahasa
perkembangan sosial, perkembangan Kemampuan berbicara sangat
emosional, dan perkembangan moral. diperlukan bagi setiap individu,
a. Perkembangan Fisik termasuk anak. Keberadaannya
Anak usia dini merupakan masa ditengah-tengah sosial masyarakat
pertumbuhan yang demikian pesat, sebagai makhluk sosial, anak akan
terutama sejak bayi dilahirkan selalu berada di antara atau bersama
sampai usia lima tahun. Pesatnya orang lan. Agar dicapai saling
pertumbuhan atau perkembangan pengertian maka diperlukan
fisik ini dapat dilihat sejak usia bayi kemampuan berkomunikasi.
satu bulan sampai satu tahun, berat d. Perkembangan Sosial
badab berkisar anatara 2,5 sampai 4 Menurut Udin Saud dalam
kg ketika baru lahir dan mencapai Ahmad Susanto (2015: 63) dengan
7,5-10 kg pada usia satu tahun. semakin mampunya anak melakukan
Adapaun panjang berkisar antara 45- gerakan motorik, seperti berdiri,
50 cm dan mencapai panjang antara berjalan, dan berbicara, anak
70 sampai 75 cm pada usia satu terdorong untuk melakukan sendiri
tahun.pertumbuan ini akan terus berbagai hal dan terdorong untuk
berlanjut sejalan dengan bergaul dengan orang lain selain
pertambahan usia anak mencapai anggota keluaraganya sendiri. Oleh
usia lima tahun. karena itu agar anak mampu bergaul
b. Perkembangan Kognitif dan lebih mandiri, maka orangtua
Kemampuan kognitif adalah harus selalu melatih usaha mandiri
pengertian yang luas mengenai anak, mula-mula daam hal menolong
berpikir dan mengamati. Jadi, kebutuhan anak itu sendiri sehari-
kognitif merupakan tingkah laku hari, misalnya makan, minum, buang
yang mengakibatkan orang air kecil dann buang air besar,
memperoleh pengetahuan atau yang berpakaian, dan lain-lain. Dalam
periode prasekolah, anak dituntut
untuk mampu menyesuaikan diri pada masa ini, anak sudah memiliki
dengan orang lain dari berbagai dasar tentang sikap moralitas
tatanan, baik keluarga, sekolah terhadap kelompok sosialnya dan
maupun eman sebaya. melalui pengalaman berinteraksi
Perkembangan sosial dimaksudkan dengan orang lain tersebut anak
sebagai perkembangan tingkah laku belajar memahami tentang kegiatan
anak dalam menyesuaikan diri atau perilaku mana yang
dengan aturan-aturan yang ada di baik/diterima atau tida baik/ tidak
masyarakat, di mana anak berada. diterima. Untuk itu, maka orangtua
atau guru dapat membimbing
e. Perkembangan Emosional
perkembangan moral anak dengan
Perkembangan emosi
upaya memberikan teladan yang
berhubungan dengan seluruh aspek
baik, menanamkan kedisiplinan dan
perkembangan anak. Setiap orang
mengembangkan wawasan tentang
akan mempunyai emosi seperti rasa
nilai-nilai moral kepada anak
senang, marah, jengkel dalam
melalui metode dan cara yang dapat
menghadapi lingkungan sehari-hari.
diterima oleh anak seperti
Pada tahapan ini emosi anak-anak
penyampaian ceritera, riwayat,
usia 2-6 tahun lebih perinci atau
kisah orang-orang baik atau
terdiferensiasi. Bahkan faktor yang
perumpamaan pada tokoh fantasi
telah menyebabkan perubahan
dan dunia binatang yang
tersebut, seperti kesadaran kognitif
mengisahkan tentang nilai
yang telah meningkat
kejujuran, kedermawanan, dan
memungkinkan pemahaman terhadap
kesetiakawanan sosial.
lingkungan berbeda dari tahapan
Selain itu, tahapan-tahapan
semula. Imajinasi atau daya khayal
perkembangan psikologis menurut
anak ebih berkembang seiring
Erikson dalam Yuliani Nurani (2011:
dengan rangsangan yang dieroleh
72-73) adalah dasar kepercayaan vs
anak di ingkungan sekitar.
dasar ketidakpercayaan (usia satu tahun),
f. Perkembangan Moral
otonomi vs malu dan meragukan (usia
Pada aspek moral ini, Syamsu
dua tahun), inisiatif vs rasa bersalah
Yusuf dalam … menegaskan bahwa
(usia prasekolah), dan rasa percaya diri understand concepts such as time, class,
vs sifat rendah diri (usia pertengahan space and quality. They observe
anak usia dini). relationship and understand cause
Dari keseluruhan tahap effect.”
perkembangannya, anak usia dini sangat Hal ini menggambarkan bahwa,
rentan dalam menumbuhkan rasa kemampuan anak dalam hal ini rasa
percaya dirinya. Menurut Depdiknas percaya diri dapat dibangun dan
(2012 : 21) percaya diri adalah sikap dikembangkan melalui permainan.
yang menunjukkan memahami Permainan ini merupakan salah satu
kemampuan diri dan nilai harga diri. contoh model pembelajaran paada
Rasa percaya diri perlu ditanamkan pada pendidikan anak usia dini yang akan
anak sejak usia dini melalui metode- dibahas pada subbab selanjutnya.
metode yang menyenangkan bagi anak 2. Berbagai Model Pembelajaran Anak
sehingga tidak membuat anak cepat Usia Dini
bosan. Guru sebagai pendidikan harus Terdapat berbagai model
kreatif mencari ide untuk memilih pembelajaran anak usia dini yang dapat
metode yang tepat dalam dipiih sesuai dengan situasi dan kondisi
mengembangkan rasa percaya diri anak. yang berbeda. Situasi dan kodisi yang
Rasa percaya diri anak harus selalu berbeda tersebut mungkin karena letak
dilatih agar anak tidak selalu takut dan geografis seperti di daerah pantai,
menolak diri ketika mendapat aktivitas pegunungan atau dataran rendah atau
yang dimita oleh guru . juga posisi wilayah seperti di perkotaan,
Menurut Nurla (2011 : 60), percaya pedesaan ataupun pesisir pantai
diri merupakan sebuah kekuatan yang (Yuliani, 2011: 215-224).
luar biasa. Percaya diri diumpamakan a. Model Pusat pada Anak
sebagai reactor yang membangkitkan Tujuan menggunakan model kelas
segala energy yang ada pada diri berpusat pada anak adalah: (1) untuk
seseorang untuk mencapai sukses. mengembangkan seluruh aspek
Menurut Kapur (2007 : 11), “Children perkembangan anak; (2) memberikan
construct internal models of action kesempatan pada anak untuk menggali
through play. Play enables children to seluruh potensi yang dimiiki; (3)
memberikan kesempatan pada anak Model Beyond Centre and Circle
untuk mengembangkan kemampuannya Time adalah suatu metode atau
melalui berbagai macam kecerdasan pendekatan dalam penyelenggaraan
yang dimiiki atau kercedasan jamak pendidikan anak usia dini dan
(multiple intelligences) dan (4) merupakan perpaduan antara teori dan
menggunakan pendekatan bermain pengalaman praktik.
yang dilaksanakan ssuai dengan prinsip Tujuan dari model Beyond Centre
‘learning by playing’ dan ‘learning by and Circle Time yang dimaknai sebagai
doing’. sentra dan saat lingkaran adalah sebagai
b. Model Keterampilan Hidup :
Asumsi kecerdasan yang dimiliki 1) Model ini ditunjukan untuk
oleh seseorang anak hanya akan berarti merangsang seluruh aspek
apabia dapat diterapkan dalam kecerdasan anak (kecerdasan jamak)
kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang melalui bermain yang terarah.
dikenal dengan istilah kecakapan hidup 2) Model ini menciptakan setting
(life skills). Melalui berbagai kecakapan pembelajaran yang merangsang anak
hidup yang dikuasai anak iniah, kelak ia untuk aktif, kreatif, dan terus
akan mampu bertahan hidup dan berpikir dengan menggali
bertanggung jawb terhadap diri sendiri. pengalamannya sendiri (bukan
Pada dasarnya, semua pembelajaran sekedar mengikuti perintah, meniru,
yang berhubungan dengan kecakapan atau menghafalkan).
hidup bertujuan agar anak mampu 3) Dilengkapi dengan standar
menpendidiks diri sendiri (self help) operasional yang baku, yang
dan kemudian mampu menolong orang berpusat di sentra-sentra kegiatan
ain (social skill) sebagai suatu bentuk dan saat anak berada dalam
kepedulian dan tanggung jawab lingkaran bersama pendidik,
sosialnya sebagai salah satu anggota sehingga mudah diikuti.
keuarga dan masyarakat dimana anak d. Model Bermain Kreatif Berbasis
berada. Kecerdasan Jamak
c. Model BCCT (Beyond Centre and Bermain Kreatif dalah kegiatan
Circle Time) bermain yang memberikan kebebasan
pada anak untuk berimajinasi, dini dan pembentukan kemampuan
bereksplorasi dan menciptakan suatu awal anak (lahir-2 tahun), usia
bentuk kreativitas yang unik. Model ini seanjutnya merupakan pengembangan
merupakan hasil penelitian dan dari apa yang telah terbentuk tersebut.
pengembangan yang dilakukan oleh Selain itu model ini lebih diutamakan
Yuliani Nurani Sujiono sebagai bagian untuk menstimulasi perkembangan
dari disertaasi tahun 2005-2006. fungsi panca indra (sensori motor).
Model pembelajaran anak usia dini 3. Boneka Jari sebagai Media untuk
yang dapat mengakomodir pendekatan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada
yang dilakukan untuk meningkatkan Anak Usia Dini
efektivitas dan efisiensi kegiatan Menurut Nurla (2006:60) percaya
belajar-preskripsi: peningkatan diri merupakan sebuah kekuatan yang
pengetahuan, keterampilan, sensitifitas luar biasa. Percaya diri laksana reaktor
dan teknik pengelolaan pembelajaran. yang membangkitkan segala energi pada
Dasar pengembangan adalah: (1) diri seseorang untuk mencapai sukses.
Pembelajaran terpadu atau tematik, (2) Sebagai generasi penerus bangsa, sikap
Pusat kegiatan belajar/ Sentra, dan (3) percaya diri sangat penting ditanamkan
pengelolaan kelas berpindah (Moving pada peserta didik agar ia tumbuh
class). menjadi sosok yang mampu
e. Model Simulasi OED (Observasi, mengembangkan potensi dirinya.
Eksplorasi, dan Dikembangkan) Kegiatan yang dipilih guru untuk
Metode OED sangat sesuai meningkatkan rasa percaya diri anak
diterapkan pada anak usia lahir – 2 salah satunya adalah anak diminta
tahun. Model stimulasi OED bernyanyi di depan kelas, bercerita di
dikembangkan oleh Bambang Sujiono depan kelas, bertanya dan menjawab
melalui penelitian longitudinal pada pertanyaan, menyatakan pendapatnya,
ketiga anaknya sejak tahun 1993-2007 dan mencoba hal yang baru. Hal ini
dan sampai saat ini masih terus sejalan dengan Depdiknas (2012:21-22)
berproses. yang menjadikan beberapa indikator
Dasar pengembangan model ini percaya diri sebagai patokan yaitu berani
adalah pngembangan potensi anak sejak menyatakan pendapatnya, berani
bertanya dan menjawab pertanyaan, yang dapat digunakan oleh guru berupa
bangga dengan dirinya, berani boneka yang terbuat dari kain flanel
melakukan tanpa bantuan, berani yang dapat dimasukkan kejari tangan
mencoba hal yang baru, mau melakukan yang memiliki karakter dan bentuk yang
tantangan dan tidak mudah menyerah, tertentu. Tujuan permainan boneka jari
berani mempertahankan apa yang menurut Zaman, dkk. (2011:6.14) yaitu
dipahami, ingin tampil menjadi juara, untuk mengembangkan bahasa anak,
bangga terhadap hasil karya sendiri. mempertinggi keterampilan dan
Salah satu metode/model kreativitas anak, mengajak anak belajar
pembelajaran untuk anak usia dini bersosialisasi, dan bergotong royong
adalah Model Beyond Centre and Circle disamping melatih keterampilan jari
Time (BCCT). Model BCCT adalah jemari tangan.
suatu metode atau pendekatan dalam Boneka jari dapat dibentuk menjadi
penyelenggaraan pendidikan anak usia beberapa karakter sesuai dengan
dini dan merupakan perpaduan antara pembelajaran yang akan diberikan oleh
teori dan pengalaman praktik. Dengan guru. Menurut Sujiono (2011:160), anak
model ini anak diajarkan untuk bermain pada usia 3-6 tahun senang
terarah dan menggali pengalaman mendengarkan dan menceritakan
sendiri. Dengan demikian, menurut kembali cerita sederhana dengan urut
penulis boneka jari dapat digunakan dan mudah dipahami. Dengan demikian,
sebagai media untuk anak dapat pada saat memberikan pelajaran, anak
menumbuhkan rasa percayaa dirinya diminta untuk memainkan boneka jari
melalui bermain terarah dan menggali tersebut melalui cerita sederhana. Cerita
pengalaman langsung. yang dapat dibawakan dapat disesuaikan
Boneka jari adalah boneka yang dengan teman-tema yang dikembangkan
dapat dimasukkan kejari tangan, berdasarkan tingkat perkembangan anak.
bentuknya kecil seukuran jari tangan Contoh pengembangan tema menurut
orang dewasa (Gunarti, dkk., 2010:5.20). Sujiono (2011:220) antara lain :
Jenis boneka yang digunakan adalah 1) Sekolahku
boneka jari yang terbuat dari potongan 2) Identitasku
kain flanel. Boneka jari adalah media 3) Keluargaku
4) Kesukaanku Beyond Centre and Circle Time (BCCT).
5) Alam Sekitarku Salah satu metodenya dengan bermain.
6) Hari Besarku Bermain menggunakan boneka jari dianggap
Guru dengan segenap krativitasnya efektif untuk menumbuhkan rasa percaya
membentuk boneka jari sesuai dengan diri anak usia dini.
tema yang dipilih. Contohnya, tema
DAFTAR PUSTAKA
yang dipilih keluarga, maka setidaknya
Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan
karakter pada boneka jari terdapat
Menteri Pendidikan Nasional
anggota keluarga yaitu ayah, ibu, adik
Republik Indonesia Nomor 58
dan kakak.
Tahun2009 tentang Standar
Cara penggunaan boneka jari ini
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
dengan cara guru menceritakan sebuah
Jenderal Manajemen Pendidikan
cerita sesuai dengan tema yang dipilih
Dasar dan Menengah Direktorat
dengan menggerakkan boneka jari
Pembina TK dan SD.
sebagai medianya. Setelah itu, anak
Gunarti, Winda, dkk. 2010. Metode
diminta untuk menceritakan kembali
Pengembangan Perilaku Dan
sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
guru. Selain untuk menumbuhkan
Jakarta: Universitas Terbuka.
percaya diri, dengan bercerita
Kapur, Malavika. 2007. Learning From
menggunakan boneka jari dapat
Children. New Delhi. Sage
mengembangkan kemampuan bahasa
Publications India Pvt Ltd
anak usia dini.
Nurla, Isna Ainunah. 2011. Panduan
menerapkan Pendidikan Karakter di
PENUTUP
Kelas Sekolah. Jakarta : Transmedia.
Dari keseluruhan tahap
Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep
perkembangannya, anak usia dini sangat
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
rentan dalam menumbuhkan rasa percaya
PT INDEKS: Jakarta.
dirinya. Rasa percaya diri perlu ditanamkan
Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan &
pada anak sejak usia dini melalui metode-
Konseling di Taman Kanak-Kanak.
metode yang menyenangkan. Metode yang
PRENADAMEDIA GROUP:
dapat digunakan salah satunya adalah
Jakarta.
Zaman, Badru, dkk. 2008. Media Dan
Sumber Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai