(Dibuat untuk tugas pada mata kuliah bimbingan konseling anak dan remaja)
Disusun oleh:
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................................... 25
B. SARAN ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. masing-masing
aspek memiliki tahapan yang akan dilalui anak. Pada masa usia dini anak-anak
akan mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik fisik motorik, kognitif,
emosi, psikososial dan bahasa. Demikian pula perkembangan bahasa,
perkembangan ini dipengaruhi perkembangan yang lain, terutama berkaitan
dengan fisik dan intelektual anak. Perkembangan bahasa sangat penting karena
dengan menguasainya anak akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pada anak?
2. Bagaimana periode perkembangan pada anak?
3. Apasajakah tugas-tugas perkembangan pada anak?
4. Bagaimana perkembangan sosial pada anak?
5. Bagaimana perkembangan emosi anak?
6. Bagaimana konsep anak menurut berbagai ilmu?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahu bagaimana perkembangan pada anak.
2. Mengetahui bagaimana periode perkembangan pada anak.
3. Mengetahui apasaja tugas-tugas perkembangan pada anak.
4. Mengetahui perkembangan sosial pada anak.
5. Mengetahui bagaimana perkembangan emosi anak.
6. Mengetahui bagaimana konsep anak menurut berbagai ilmu.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun, usia dini
merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut
Golden Age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini
belajar dengan caranya sendiri. Karakteristik Umum Anak Usia Dini, usia dini
merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan
perkembangan masa selanjutnya. Erickson mengemukakan bahwa “masa kanak-
kanak merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan
pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”. Karakteristik Umum
atau sifat-sifat Anak Usia Dini, sebagai berikut:
1) Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya.
2) gosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu
dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
3) Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas.
4) Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
5) Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu
yang kuat, anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal
baru.
6) Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan
tidak tertutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
7) Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang
imajinatif.
8) Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
9) Daya perhatian yang pendek
10) Bergairah untuk belajar.
5
11) Semakin menunjukkan minat terhadap teman
6
d) Masa meningkatnya individualitas, yaitu saat bayi
mengembangkan halhal yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
e) Masa permulaan sosialisasi.
f) Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, seperti
terkait dengan pakaian yang di pakaikannya.
g) Masa yang menarik, baik bentuk fisik maupun perilakunya.
h) Masa permulaan kreativitas.
i) Masa berbahaya, baik fisik (seperti kecelakaan) atau psikologis
(karena perlakuan yang buruk).
7
berperan penting pada masa ini untuk memebrikan contoh yang baik
kepada anaknya.
Tugas perkembangan pada usia anak-anak dimulai dari usia 2 (dua) sampai
dengan 12 (dua belas tahun), usia kanak-kanak dibagi menjadi dua (dua) periode
yaitu usia pra sekolah dan usia sekolah. Usia pra sekolah disebut dengan anak-
anak awal (early childhood), dan usia sekolah disebut dengan anak-anak akhir
(Late childhood).
8
Oleh karena itu anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk bebas
berkembang.1
Masa anak-anak sering disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan
masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat
terjadinya perasaan keindahan, disebut juga masa indera, karena pada masa ini
indera anak-anak berkembang pesat, karena pesatnya perkembangan tersebut,
anak-anak senang mengadakan eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa
menentang.
Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa dirinya
berada di pusat lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap senang
menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang disekitarnya.
Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya
memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang mana kehendak tersebut
berbeda dengan kehendak orang lain.
1
Murni, Murni. "Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial pada masa kanak-kanak awal 2-6
tahun." Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Vol.3 No.1,( januari-juni 2017): 21
9
mengatakan bahwa masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa penutup bayi,
masa anak-anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah dasar.
Adapun ciri-ciri pada masa anak-anak awal ialah:
a) Usia yang mengandung masalah atau usia sulit.
b) Usia mainan.
c) Usia prasekolah.
d) Usia belajar kelompok.
e) Usia menjelajah dan banyak bertanya.
f) Usia meniru dan kreatif.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi:
a) Belajar berbicara, misalnya dengan belajar menyebut kata ayah, ibu atau
benda-benda sederhana disekitarnya.
b) Belajar membedakan jenis kelamin.
c) Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan orang-orang
terdekatnya.
d) Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dan yang buruk dan
mengembangkan kata hati. 2
Namun antara anak yang satu dengan anak yang lainnya memiliki masa anak-
anak awal yang berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan tiap anak memiliki
perkembangan yang berbeda, yang mana perkembangan-perkembangan pada
masa ini dipengaruh oleh beberapa faktor diantaranya perkembangan fisik,
perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial.
2
Jannah, Miftahul. "Tugas-tugas perkembangan pada usia kanak-kanak." Gender Equality:
International Journal of Child and Gender Studies Vol. 1, No. 2 (September 2015): 90
10
anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah
kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
Tugas perkembangan pada masa anak-anak akhir menurut Robert J.
Havighurst adalah sebagai berikut:
a) Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang umum.
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk
yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d) Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat.
e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari.
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari.
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai.
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan
lembaga-lembaga.
i) Mencapai kebebasan pribadi.
11
manusia, kemudian mengenal orang lain dimulai dengan mengenal orang tuanya
kemudian mengenal keluarganya.3
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan
sosial atau norma dalam masyarakat, proses ini biasanya disebut dengan tingkah
laku sosialisasi yaitu sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari
kematangan.4
Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap
aktivitas teman-teman dan meningkatkan keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama teman-
temannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri dirumah atau melakukan kegiatan
dengan anggota keluarga, anak ingin bersama teman-temannya dan akan
merasakan kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.
Biasanya dua atau tiga teman tidaklah cukup baginya. Anak ingin bersama
dengan kelompoknya, karena hanya dengan demikian terdapat cukup teman untuk
bermain dan berolahraga dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk
sekolah sampai masa pubertas, keinginan untuk bersama dan untuk diterima
kelompok menjadi semakin kuat, hal ini berlaku untuk anak laki-laki dan
Perempuan.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak yaitu,
sebagai berikut:
a) Faktor lingkungan keluarga
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh peroses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenal berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta
mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3
Farida Mayar, “PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI SEBAGAI BIBIT UNTUK
MASA DEPAN BANGSA”, Jurnal Al-Ta’lim, Vol.1 No. 6 (November, 2013), 460.
4
Rahmawati Anjani dan Intan Khairul Insan, “PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA
ANAK USIA PRASEKOLAH”, Jurnal Pendidikan dan Dakwah, Vol.2 No. 2 (Mei, 2020), 183.
12
Perkembangan sosial di lingkungan keluarga juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
• Status dalam keluarga, sosialisasi seorang anak akan dipengaruhi oleh
statusnya, apakah ia seorang kakak, adek, anak dan lainnya. Hal ini
akan mempengaruhi proses sosialisasinya, seperti bagaimana ia harus
berperan ketika menjadi anak, ketika menjadi adik, dan ketika menjadi
kakak.
• Keutuhan keluarga, jika sebuah keluarga yang keutuhannya bagus,
jarang terdengar konflik di dalamnya, maka sosialisasi anak dapat
berjalan dengan lancar.
• Sikap dan kebiasaan orang tua, sikap dan kebiasaan orang tua akan
menurun juga kepada anaknya. Jika orang tua yang mempunyai sikap
ramah dan memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang sekitar,
maka dapat dipastikan sosial anak juga akan bagus.
b) Faktor dari luar rumah
Faktor di luar rumah adalah wadah bagi anak untuk bersosialisasi, diluar
rumah anak akan bertemu dengan orang yang lebih banyak, seperti teman
sebaya, orang yang lebih muda darinya, bahkan orang dewasa, sehinggga
sosialnya akan berjalan sesuai dengan perannya di lingkungan tersebut.
c) Faktor pengaruh pengalaman sosial anak
Dalam pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang
dewasa maupun dengan teman sebaya yang ada dilingkungan nya. Salah
satu cara anak belajar adalah dengan cara mengamati, meniru, dan
melakukan melalui cara ini anak belajar cara bersikap, berkomunilasi,
berempati, menghargai atau pengetahuan dan keterampilan lainnya. Disisi
lain anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya, tumbuh dan
berkembang sesuai dengan berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku
di lingkungan.
13
disini dituliskan bahwa emosi dasar seperti bahagia, terkejut, marah, dan takut
memiliki ekspresi wajah yang sama pada budaya yang berbeda.5
Perilaku tidak baik yang dilakukan anak semasa pertambahan usianya tidak hanya
timbul secara mendadak, melainkan sebagian perilaku tersebut masih berkaitan
dengan masa lalunya dan efek psikologis yang dialaminya saat kecil, dan sering
kali orang tua tidak ingin memahami permasalahan tersebut sehingga semua
dikembalikan kepada anaknya. Ketidak pedulian tersebut dan tidaknya mengajak
anak belajar mengelola emosi dapat menyebabkan berbagai permasalahan bagi
perkembangan perilaku anak dalam berbagai bentuk, misalnya suka berkelahi,
melakukan perudungan, mudah terpancing emosi, kemarahan yang sulit
dikendalikan, dan lainnya.
5
Rahmawati Anjani dan Intan Khairul Insan, “PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA
ANAK USIA PRASEKOLAH”, Jurnal Pendidikan dan Dakwah, Vol.2 No. 2 (Mei, 2020), 185.
14
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak
yaitu, sebagai berikut:
a) Sikap dan tempramen anak, sikap dan tempramen yang ditunjukan anak
sebenarnya adalah wujud dari ekspresi dirinya. Yang dimaksud dengan
sikap disini adalah hasil evaluasi anak terhadap orang, objek, atau
peristiwa yang sedang, sudah, atau akan terjadi, sedangkan tempramen
adalah gaya dan cara khas seorang anak dalam berprilaku dan
menanggapi sesuatu hal, tempramen setiap anak juga berbeda ada yang
pasif, aktif, bahkan agresif.
b) Tingkat aktivitas sosial, anak yang jarang bersosialisasi cenderung
bersifat pendiam, sedangkan anak yang tingkat aktivitas sosialnya tinggi
biasanya memiliki karakter supel dan aktif, karena aktivitas sosial yang
terlalu tinggi akan membuat mental anak cepat lelah, sedangkan aktivitas
sosial yang terlalu rendah akan membuatnya merasa kesepian dan tidak
penting bagi orang lain.
c) Contoh dan panutan dari orang di sekitarnya, anak akan banyak meniru
dan bereksperimen dengan berbagai perilaku untuk tahu mana yang dapat
diterima dengan baik secara sosial, ini juga yang menjadi faktor yang
mempengaruhi emosi anak. Karena itulah bagi anak yang masih banyak
melakukan imitasi dalam proses pembentukan karakter dan pencarian jati
diri, pengaruh orang tua serta orang lain yang ada di sekitarnya sangatlah
besar, anak akan melihat contoh dan panutan dari setiap individu yang
ada disekitarnya untuk belajar cara bersosialisasi, membuat keputusan,
berperilaku, dan masih banyak lagi, untuk membentuk perilaku, pola
pikir, dan karakter yang positif, orang tua dan semua orang yang ada
disekitar anak perlu terus memberikan contoh sikap dan perilaku yang
positif untuk dijadikan panutan.
d) Faktor keluarga, keluarga adalah lingkungan pertama yang akan dikenali
anak, melalui keluarga anak harus belajar tentang cara menyesuaikan diri
dengan orang lain, inilah kemampuan yang diperoleh anak melalui
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang dilingkungan mereka
15
baik orang tua, saudara kandung, teman sebaya, atau orang dewasa
lainnya. Namun beberapa kondisi yang kurang baik seperti adanya orang
tua yang mengalami gangguan mental, penyalahgunaan zat oleh orang
tua, penahanan orang tua, pengangguran orang tua, kekerasan keluarga
dan kemiskinan, bisa mempengaruhi cara anak dalam berinteraksi
maupun bereaksi.
e) Pengaruh lingkungan sekitar, Masyarakat menjadi faktor yang
mempengaruhi emosi anak, ketika anak menerima pengasuhan anak yang
berkualitas rendah, kurangnya sumber daya yang tersedia dimasyarakat,
kurangnya kebijakan yang mendukung anak dan keluarga, hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan sosial serta emosional mereka, keadaan
lingkungan yang kurang baik cenderung membuat anak memiliki
perkembangan emosional buruk.
f) Kondisi dalam diri anak, kondisi dalam diri anak juga bisa menjadi faktor
yang mempengaruhi emosi anak, dalam hal ini yang dimaksud adalah
tempramen anak, keterlambatan perkembangan, dan masalah kesehatan
yang serius. Anak-anak yang memiliki kesehatan yang baik dapat
mengontrol emosi mereka dengan lebih baik, sedangkan mereka yang
mengalami masalah kesehatan biasanya banyak menunjukan sifat lekas
marah, kegembiraan, dan emosi lain yang tidak stabil.
16
14 tahun) yang kehidupannya masih sangat tergantung kepada lingkungannya baik
dalam memenuhi kebutuhan fisik dan psikisnya. Sedangkan secara biologis
siapapun yang dilahirkan oleh seorang ibu meskipun lahir diluar hubungan
pernikahan, tetap disebut dengan anak. Tidak ada pembedaan secara status hukum
dan konsekuensinya bagi anak yang lahir diluar pernikahan.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang konsep anak dalam psikologi:
a) Perkembangan Fisik: Psikologi perkembangan anak memperhatikan
perubahan fisik yang terjadi sepanjang masa pertumbuhan anak,
6
Alifiyanti Nurkhasyanah, “Optimalisasi Psikologi Perkembangan Anak dalam Lingkungan
Keluarga”, Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal, Vol.3 No. 2 (September, 2020), 3.
17
termasuk pertumbuhan tubuh, perkembangan otak, dan perubahan fisik
lainnya seiring bertambahnya usia.
b) Perkembangan Kognitif: Ini mencakup cara anak-anak belajar, berpikir,
memecahkan masalah, dan mengembangkan pemahaman tentang dunia.
Teori-teori seperti teori Piaget tentang perkembangan kognitif
menjelaskan bagaimana anak-anak mengembangkan kemampuan
kognitif mereka.
c) Perkembangan Emosional: Psikologi anak memperhatikan perkembangan
emosi anak, termasuk pengenalan dan pengelolaan emosi, perkembangan
ikatan emosional dengan orang lain, serta perkembangan identitas dan
kesehatan mental anak.
d) Perkembangan Sosial: Ini mencakup bagaimana anak-anak berinteraksi
dengan orang dewasa dan teman sebayanya, bagaimana mereka
memahami norma sosial dan aturan, serta bagaimana mereka membentuk
hubungan sosial.
e) Lingkungan dan Pengaruh: Psikologi anak mempertimbangkan peran
lingkungan, termasuk keluarga, sekolah, budaya, dan pengalaman masa
kecil dalam membentuk perkembangan anak. Pengaruh lingkungan ini
dapat berdampak besar pada perkembangan anak.
2. Pandangan pendidikan
Anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak
memiliki peran strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara dimasa
mendatang, agar mereka mampu memikul tanggung jawab itu, mereka perlu
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal, baik fisik, mental, maupun spiritual. Mereka perlu mendapatkan hak-
haknya, perlu dilindungi, dan disejahterakan, karenanya segala bentuk kekerasan
pada anak perlu dicegah dan diatasi.
Menurut froebel yaitu seorang tokoh pendidik raksas, bahwa anak-anak
sedang mengembangkan bunga, artinya anak-anak sedang berkembang. Dimana
18
dalam masa tumbuh kembang anak harus diisi dengan pendidikan yang baik dan
benar agar anak berkembang dengan baik.7
Macam-macam aspek pengaruh Pendidikan bagi perkembangan anak, yaitu
sebagai berikut8:
a) Pengaruh pendidikan bagi perkembangan moral anak
Perkembangan moral adalah perkembangan perilaku seseorang yang
sesuai dengan kode etik dan standar sosial. Bentuk-bentuk pendidikan
dan layanan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan moral anak
antara lain:
• Memberi kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan
sosial dan belajar apa saja.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apa saja
yang benar dan yang salah, kemudian dijelaskan mengapa ini
benar dan itu salah.
• Mengembangkan keinginan anak untuk melakukan hal-hal yang
benar.
• Menumbuhkan rasa malu dan rasa bersalah bila melanggar
norma-norma dan aturan yang berlaku.
b) Pengaruh pendidikan bagi perkembangan emosional anak
Emosional adalah letupan perasaan yang muncul dari dalam diri seorang
baik bersifat positif maupun negative. Pengaruh Pendidikan bagi
pengembangan emosional anak, antara lain:
• Anak mengembangkan emosi positif berdasarkan apa yang anak
lihat, dengar, dan rasakan.
7
Ulya Ainur Rofi’ah, Maemonah, dan Putri Indah Lestari “FILSAFAT PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI MENURUT FREDWRICH WILHELM FROEBEL”, Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol.01 No. 01 (Mei, 2023), 33.
8
Munir Yusuf dan Juniarti, “Pengaruh Pendidikan Bagi Perkembangan Anak Usia Dini”,
Jurnal Tunas Cendekia, Vol.1 No. 1 (April, 2018), 35-37.
19
• Anak mengembangkan emosi positif sebagai emosi positif
sebagai emosi yang dominan.
• Anak terlatih untuk mengendalikan emosi dan menetralkan
emosi.
c) Pengaruh pendidikan bagi perkembangan intelektual anak
Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk memahami sesuatu.
Kemampuan ini perlu dilatih dan distimulasi sejak dini agar dapat
berkembang secara optimal. Pengaruh pendidikan bagi perkembangan
intelektual anak, antara lain:
• Anak mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya secara
lebih baik.
• Anak memiliki konsep positif terhadap apa saja yang dikenal dan
diketahui.
• Anak mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
sesuai dengan kemampuan yang ada.
20
untuk memberikan panduan yang sesuai dengan usia dan tingkat kesiapan
mereka.
d) Masalah dan tantangan, Anak-anak dapat menghadapi masalah seperti
dapat menghadapi masalah seperti tekanan akademik, konflik dengan
teman sebaya, atau masalah keluarga. Konselor membantu mereka
mengatasi masalah ini dengan memberikan dukungan dan penyelesaian
strategi.
e) Penyuluhan pendidikan, Bimbingan dan konseling di sekolah dapat
membantu anak memahami pilihan pendidikan dan karir mereka.
Konselor memberikan informasi tentang jalur pendidikan dan pekerjaan
yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak.
f) Hubungan dengan orang tua, Konselor juga dapat bekerja sama dengan
orang tua untuk memperkuat hubungan keluarga, meningkatkan
komunikasi, dan memberikan panduan dalam mendukung perkembangan
anak.
g) Keselamatan dan kesejahteraan, Bimbingan dan konseling anak juga
fokus pada keamanan dan kesejahteraan mereka. Ini termasuk deteksi
dan penanganan masalah seperti mengungkap atau kekerasan.
h) Pembinaan nilai dan etika, Konselor dapat membantu anak memahami
nilai-nilai, etika, dan perilaku yang positif. Mereka juga dapat
memberikan panduan dalam mengatasi tekanan teman sebaya atau situasi
sulit.
i) Pendekatan terapeutik, Konselor menggunakan berbagai pendekatan
terapeutik, seperti kognitif behaviroral therapy (CBT), terapi bermain,
atau terapi keluarga, sesuai dengan kebutuhan anak.
j) Tim kolaborasi, Dalam beberapa kasus, konselor bekerja dalam tim
dengan guru, psikolog, atau tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan
perawatan terbaik bagi anak.
k) Kepercayaan dan kerahasiaan, Konselor selalu menjaga kepercayaan
anak dan memastikan kerahasiaan dalam sesi konseling, kecuali ada
ancaman terhadap keselamatan anak.
21
l) Perubahan yang positif. Tujuan utama bimbingan dan konseling adalah
membantu anak mencapai perubahan positif dalam perilaku,
kesejahteraan emosional, dan perkembangan pribadi mereka.
Tujuan fundamental
Tujuan ini dibuat oleh orang tua ketika mereka membawa anak yang biasanya
didasarkan pada perilaku terakhir anak-anak. Misalnya, jika seorang anak gemar
melumuri kotoran di tembok, maka tujuan orang tua ialah menghilangkan perilaku
ini.
Tujuan ini di rancang dan di susun oleh seorang konselor sebagai konsekuensi
hipotesis mengenai alasan anak yang gemar melumuri kotoran. Konselor mungkin
memiliki hipotesis bahwa sikap gemar melumuri itu merupakan akibat dari
keadaan emosional anak tersebut. Sehingga konselor kemudian memiliki tujuan
untuk mengatasi dan menanggulangi sisi emosional pada anak tersebut.
Tujuan anak-anak
Tujuan ini akan muncul selama masa terapi yang merupakan tujuan yang
ingin dicapai oleh anal-anak, meskipun biasanya anak tidak mampu untuk
mengatakannya secara verbal. Tujuan ini seringkalu didasarkan pada benda-benda
yang dibawa oleh si anak selama terapi. Tujuan ini bisa saja sesuai dengan tujuan
konselor tapi terkadang juga tidak sesuai.
22
Berikut ini beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam proses bimbingan
konseling anak usia dini, meliputi:
a) Aktif
Belajar merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun
pengetahuannya. Belajar bukan hanya proses pasif yang hanya menerima
dari guru saja. Guru diharapkan mampu membangun suasana yang
sedemikian rupa sehingga anak dapat bereaksi dengan aktif baik itu aktif
untuk bertanya, mendengar maupun mempertanyakan mengenai apa yang
dibahas serta berani mengemukakan gagasan (Saintifik). Perlu diketahui
bahwa anak justru akan lebih cepat lelah jika belajar hanya duduk diam
dibandingkan dengan anak yang berlari, melompat, atau lainnya. Maka,
dengan proses pembelajaran yang aktif, motorik halus dan motorik kasar
anak akan berkembang dengan baik.
b) Kreatif
Kreatif merupakan suatu daya cipta dimana seseorang memiliki
kemampuan untuk berkreasi. Sikap kreatif ini pada suatu saat akan
menghasilkan generasi yang mampu menciptakan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain. Kreatif yang dimaksud
juga agar guru dapat kreatif menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang
beragam.
c) Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang
dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif. Tujuannya adalah agara
kemampuan yang diperoleh tidak saja hanya berupa pengetahuan biasa,
namun merupakan kemampuan yang lebih bermakna, sehingga
menghasilkan kemampuan dan potensi yang beragam. Belajar yang
efektif dapat dicapai dengan tindakan dan aktiftas nyata, karena aktifitas
bermain dengan bereksplorasi dapat membangun perkembangan kognitif,
bahasa, dan sosio emosional.
23
d) Menyenangkan
Menurut hasil penelitian oleh para ahli, tingginya perhatian anak
terhadap guru dan proses pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar. Dalam proses belajar, harus terciptasuasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga anak dapat memusatkan perhatiannya secara
utuh. Situasi dan kondisi yang menyenangkan dapat mengaktifkan otak
untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta yang lebih
penting lagi adalah meningkatkan kepercayaan diri anak sehingga
suasana pembelajaran terbangun dengan aktif dan efektif. Sebaliknya,
suasana kelas yang cenderung kaku, penuh ketegangan, justru akan
menurunkan fungsi otak pada anak yang tentu saja anak tidak dapat
berfikir lagi secara optimal.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun, usia dini
merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut
Golden Age.
Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau berkesinambungan
melalui periode atau masa. menurut Santrock (2010) periode perkembangan itu
terdiri atas tiga periode yaitu anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa
(adulthood). Perkembangan sosial anak adalah bagaimana anak berinteraksi
dengan teman sebaya, orang tua, orang dewasa, dan Masyarakat luas agar dapat
menyesuaikan diri dengan baik sesuai apa yang diharapkan bangsa dan negara.
Perkembangan emosi anak sangat berhubungan dengan pemahaman dan
kemampuannya mengendalikan emosi, orang tuapun harus jeli memperhatikan
untuk bisa mengetahui sehat tidaknya emosi.
Anak dalam perspektif psikologi menurut John Locke adalah pribadi yang
masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari
lingkungan.
Anak memiliki peran strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara
dimasa mendatang, agar mereka mampu memikul tanggung jawab itu, mereka
perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal, baik fisik, mental, maupun spiritual. Dan juga dalam pandangan
bimbingan dan konseling, anak dianggap sebagai individu yang memiliki
keunikan, potensi, dan kebutuhan khusus yang harus dipahami dan dibimbing
untuk mencapai perkembangan yang optimal.
25
B. SARAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27