Disusun Oleh
SAMPIT
TAHUN 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segalalimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 TAHUN”.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
darikesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A...Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B...Saran ............................................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup
dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri
perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi
dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, intelektual, bahasa, sosial-
emosional. Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan,
perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap
perkembangannya selanjutnya. Namun tentunya tiap anak tidak sama persis
pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan
waktu agak lama. Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan secara normal,
banyak kendala/ permasalahan di dalam perkembangannya yang disebabkan oleh
beberapa faktor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini berupa:
1. Bagaimanakah pengertian anak usia dini secara umum?
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia dini?
3. Apa saja permasalahan yang terdapat dalam perkembangan anak usia dini?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Bagaimanakah pengertian anak usia dini secara umum?
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia dini?
3. Apa saja permasalahan yang terdapat dalam perkembangan anak usia dini?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini
merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut Golden
Age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling
pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri.
Karakteristik Umum Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
menentukan perkembangan masa selanjutnya. Erickson mengemukakan bahwa “masa
kanak-kanak merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan
pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”. Karakteristik Umum atau
sifat-sifat Anak Usia Dini, sebagai berikut:
1. Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya.
2. Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingannya sendiri.
3. Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas.
4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
5. Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat,
anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru.
6. Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak
tertutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
7. Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif.
8. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu
9. Daya perhatian yang pendek
10. Bergairah untuk belajar
11. Semakin menunjukkan minat terhadap teman
2
B. Fase Perkembangan Pada Anak Usia Dini
3
cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar,
melambai dan penangkapan.
a. Pekembangan Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya.
Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun
kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif
melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan
lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi
yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.
b. Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat
berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing
anak kita untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.
Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan musik. Memperdengarkan
musik kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan akan membantu anak
mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian
mengenai hal ini dan dari penelitian, musik klasik memang bisa merangsang intelektual
4
anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga mengarahkan anak
untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu, berperilaku yang baik di depan
anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian
dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari
pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga
lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak sangat
kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan
memfasilitasi mereka untuk terus belajar.
c. Perkembangan Bahasa
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak
masih bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya.
Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak.
Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti
maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan
bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara.
Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan
dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi empat,
yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu untuk
mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan.
Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu:
1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa
disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa
lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan
merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.
2) Learning (belajar), anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak lulus dari
TK. Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai pembiasaan
untuk melatih motorik anak.
5
d. Perkembangan Sosial dan Emosi
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan
teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan
orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang
dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia
yang sempurna.
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang
berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam
perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan sosial di mana mereka berada.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu
proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam
lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam
lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi
seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosioemosional meliputi
perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia, 2004).
Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar tentang
proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang
diterima dari masyarakat.
1. Kemampuan Berbahasa
Jika tadinya anak tidak terlalu banyak bicara, kemungkinan besar hal tersebut
akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Di usia 3 tahun, anak seharusnya
sudah dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a. Menyebutkan nama dan usianya
b. Mengucapkan 3-4 kata
6
c. Menjawab pertanyaan sederhana
d. Berbicara dalam kalimat yang terdiri dari 5–6 kata, dan mengucapkan dalam
kalimat lengkap
e. Berbicaralah dengan jelas, meskipun tidak sepenuhnya dapat dipahami
f. Menceritakan sebuah cerita
7
D. Permasalahan yang Terjadi Pada Perkembangan Anak Usia Dini
b. Infeksi
Anak menderita infeksi yang merusak otak seperti meningitis, encephalitistu
berkulosis, dan lain-lain. Sekitar 30%-50% dari mereka yang mengalami kerusakan otak
akibat penyakit-penyakit tersebut menderita deficit neorologikdan cacat mental.
c. Malnutrisi berat
Kekurangan makanan bergizi semasa bayi dapat mengganggu partumbuhan dan
fungsi susunan syaraf pusat. Malnutrisi ini kebanyakan terjadi pada kelompok ekonomi
lemah.
d. Kekurangan yodium
Kekurangan yodium dapat mempengaruhi perkembangan mental anak, termasuk
salah satu penyebab cacat mental. Untuk mengenal anak cacat mental secara dini,
beberapa gejala ini dapat dijadikan indicator.
8
Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar (80%) ditentukan oleh
kecerdasan emosi (EQ).Sehingga anak yang kurang dalam pemenuhan kebutuhan
perkembangan emosi senantiasa akan mengalami gangguan emosi dan perilaku seperti,
agresif secara verbal dan/atau fisik yang bisa membahayakan dirinya atau orang lain,
menarik diri atau tidak percaya diri, pencemas dan juga bisa hiperaktif, yang
mengakibatkan kurang perhatian dalam kegiatan disekolah secara optimal dan selalu
menunjukan skala rendah dalam pencapaian program pembelajaran yang telah ditargetkan.
Perkembangan emosi yang dibutuhkan anak usia dini meliputi segala bentuk hubungan
yang erat, hangat dan menimbulkan rasa aman serta percaya diri sebagai dasar dari
perkembangan selanjutnya, yang ini mutlak perlu diperhatikan oleh orang tua ataupun
guru sejak dini. Apabila masalah perkembangan emosi pada anak kurang diperhatikan
atau tidak dipenuhi dan tidak segera ditangani maka akan berakibat vital terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik tingkat kecerdasan (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), serta kecerdasan spiritual (SQ).
9
mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius
adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Salah satu
penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan
mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila
anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan
menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar. Kekurangan
dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari
fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga
menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam
berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari
golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka
(anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang
kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang
berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan
dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak
menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal.
Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat
penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan oleh orangtua
maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat dan tahan lama.
Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan berdampak negatif jangka panjang
yang sulit diperbaiki.
B. Saran
Adapun makalah kami ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang didasari
dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik dari buku diperpustakaan maupun
pengetahuan dari online. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari makalah kami ini,
kami berharap kritik/saran dan masukan dari pembaca, guna untuk mewujudkan
perubahan kelebih baik di kemudian harinya. Terimakasih..
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hadis, F.A. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Ditjen Dikti Depdikbud.
Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan
Masa Depan. Darul ma’arif: Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas: Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Depdiknas: Jakarta.
Helms, D. B & Turner, J.S. 1983. Exploring Child Behavior. New York : Holt Rinehartand
Winston.
Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Child Development, Sixth Edition. New York : Mc. Graw Hill,
Inc
12