Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR


“ KONSEP ASESMEN PERKEMBANGAN”

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zulmiyetri, M. Pd
Gaby Arnez, M. Pd

KELOMPOK 1 :
Miftahul jannah 21003124
Suci Amelia cahyati 21003163

JURUSAN PENDIDIDKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-
nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Konsep Asesmen
Perkembangan”. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pembelajaran anak berkesulitan belajar”. Disamping itu penulis berharap semoga isi dari
makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang kami kaji di dalamnya.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra Zulmiyetri M.Pd, dan Ibu
Gaby Arnez M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran anak berkesulitan belajar.
Kami mennyadari bahwa makalah kami buat masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
nantinya.

Padang, 30 Agustus 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 1

C. TUJUAN .............................................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2

A. Pengertian asesmen perkembangan anak berkebutuhan khusus .......................................... 2

B. Format asesmen anak berkesulitan belajar .......................................................................... 6

BAB III ........................................................................................................................................... 8

PENUTUP....................................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8

B. Saran .................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi
seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing masing aspek memiliki
tahapan yang akan dilalui anak. Pada masa usia dini, anak mengalami tumbuh kembang yang
luar biasa baik fisik motorik, kognitif, emosi, psikososial dan bahasa (Talango & Pratiwi,
2018). Asesmen diperlukan sebagai deteksi dini, yang merupakan upaya dan langkah awal
intervensi, untuk tumbuh kembang anak. Dengan asesmen perkembangan anak, dapat terlihat
tahapan perkembangan yang dilewati anak bersifat progresif atau tidak, kemudian
didentifikasi pemicu masalah yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak,
sehingga dapat diberikan stimulasi yang sesuai agar anak dapat berkembang secara optimal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen perkembangan?
2. Bagaimana format asesmen anak berkesulitan belajar?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian asesmen perkembangan.
2. Dapat mengetahui format asesmen anak berkesulitan belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian asesmen perkembangan anak berkebutuhan khusus


Secara umum perkembangan merupakan pola perubahan yang berawal pada saat
pembuahan dan berlanjut di sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan bersifat sistematis,
artinya perkembangan bersifat berkelanjutan dan teroganisir. Selain itu perkembangan
bersifat adaptif, artinya perkembangan terjadi untuk menghadapi keadaan dalam kehidupan.
Asesmen perkembangan, menekankan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan
keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-
aspek yang diases dapat berupa perkembangan kognitif, yang meliputi aspek bahasa dan
komunikasi, persepsi, konsentrasi dan memori, perkembangan motorik, perkembangan
social, dan perkembangan emosi. Asesmen perkembangan merujuk pada perkembangan
dengan memahami tahapan perkembangan. Secara garis besar, langkah awal yang dilakukan
adalah harus menemukan kesenjangan antara perkembangan saat ini dengan usia
perkembangan anak yang seharusnya (umum).
Secara umum, terdapat beberapa prinsip-prinsip asesmen dalam hal melayani kebutuhan
anak. Prinsip-prinsip tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Asesmen seharusnya menggunakan berbagai sumber informasi
2. Asesmen sebaiknya menguntungkan anak dan meningkatkan pembelajaran
3. Asesmen seharusnya melibatkan anak dan keluarga
4. Asesmen harus adil bagi semua anak
5. Asesmen seharusnya bersifat autentik.
Hal ini asesmen memerlukan berbagai macam strategi, untuk menyediakan satu
gambaran yang menyeluruh tentang pengembangan dan pembelajaran anak dari perspektif
yang berbeda, melalui berbagai sumber informasi. orang tua dan lingkungan anak berperan
dalam memberikan informasi, dan pengambilan keputusan dari hasil asesmen (Talango &
Pratiwi, 2018).
Untuk mengetahui kondisi anak adalah menemukan individu yang diduga mengalami
hambatan baik hambatan perkembangan maupun hambatan belajar. Perkembangan
sebenarnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain, namun untuk

2
menyederhanakan dan mempermudah pembahasan ini dibagi ke dalam beberapa aspek
sebagai berikut:
a. Perkembangan motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh
yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian
koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf,
dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik meliputi kemampuan dalam
melakukan gerak, baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan halus, keseimbangan dan
koordinasi.
Asesmen perkembangan motorik ditujukan untuk mengetahui informasi tentang
aspekaspek perkembangan motorik anak yang meliputi aspek motorik kasar, motorik
halus, aspek keseimbangan dan koordinasi. Anak-anak usia 2-6 tahun mengalami
kemajuan pesat dalam kete rampilan motorik, baik keterampilan motorik kasar yang
melibatkan otot-otot besar, seperti berlari, melompat, memanjat (walking, hop. ping,
jumping), dan keterampilan motorik halus sebagai hasil koordinasi otot-otot kecil dengan
mata dan tangan seperti menggambar, menggunting dan menempelkan kertas. Adapun
pperkembangan keterampilan motorik kasar dan halus pada masa kanak-kanak awal
adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Motorik Kasar (Gross Motoric Skills)
Motorik kasar adalah gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot besar, baik
sebagian maupun seluruh tubuh. Tahapan perkembangan motorik kasar anak
dipengaruhi oleh proses kematangan anak (Setiawan, 2020).
a. Pada usia kira-kira 2,5-3 tahun
Anak mulai dapat melompat dengan kedua kakinya, yang sebelumnya tidak bisa
dilakukan karena berkaitan dengan kematangan otot-ototnya. Juga anak sudah
dapat berlari ke sana kemari, tetapi belum mampu berhenti dengan tiba-tiba atau
membalik. Aktivitas-aktivitas ini merupakan sumber kebanggaan bagi anak.
b. Usia 4 tahun
Anak sudah menguasai cara berjalan orang dewasa dan sudah dapat lari, berhenti
dan berputar membalik.

3
c. Usia 5-6 tahun.
Anak memiliki kemampuan berlari anak seperti orang dewasa dan berlari dalam
aktivitas permainan, dapat dilakukan pada sekitar.
2. Keterampilan Motorik Halus (Fine Motoric Skills)
Motorik halus adalah kegiatan anak menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot
tangan dan jari untuk mengontrol benda dan ukuran saat melakukan kegiatan sehari-
hari. Mototik halus juga melibatkan koordinasi otak dan otot, seperti membaca, dan
menulis.
1. Usia 3 tahun
Anak mampu memegang benda berukuran kecil di antara ibu jari dan telunjuk,
walaupun masih agak kaku. Juga sudah dapat membangun menara dari balok-
balok meski belum dalam posisi tegak lurus. Bila memasang potongan gambar
dari permainan puzzle, gerakannya masih kasar dan sering kali memaksakan
potongan gambar walau kurang pas/cocok dengan tempatnya.
2. Usia 4 tahun
Koordinasi motorik halusnya sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah
lebih tepat, bahkan cenderung ingin sempurna dalam melakukan se suatu,
misalnya dalam menyusun balok-balok, sehingga mereka suka membongkar lagi
balok-balok yang sudah disusun sebelumnya.
3. Usia 5 tahun
Koordinasi motorik anak makin sempurna. Tangan, lengan, dan jarinya semua
bergerak bersama di bawah perintah mata. Bila menyusun balok-balok, anak tidak
lagi membuat menara secara sederhana, yaitu dengan menyusun/menumpuk balok
secara lurus saja, tetapi anak ingin membangun sesuatu yang lebih lengkap/kom-
pleks, seperti rumah atau gedung dengan menaranya.
4. Usia 6 tahun
Anak sudah dapat mengikat tali sepatunya, menggunakan martil/pukul besi,
mengelem kertas, dan merapikan bajunya sebagai akibat proses myelinisasi yang
meningkat di sistem saraf pusat. Myelinisasi merupakan proses menutupi akson
dengan selaput myelin, yang berefek pada meningkatnya kecepatan berjalannya
informasi dari satu neuron ke neuron lainnya (Soetjiningsih, 2012).

4
b. Perkembangan kognisi
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang
kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan
mengetahui sesuatu. Piaget mengelompokkan tahap perkembangan kognitif individu
menjadi empat tahap yang secara kualitatif berbeda, yaitu:
1. Tahap sensoris motorik (0-2 tahun).
Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran, pergeseran
dan persentuhan serta selera. Artinya anak memiliki kemampuan untuk menangkap
segala sesuatu melalui inderanya. Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan
apa yang diperbuatnya. Jika seorang anak telah mulai memiliki kemampuan untuk
merespon perkataan verbal orang dewasa, hal tersebut lebih bersifat kebiasaan,
belum memasuki tahapan berfikir
2. Tahap pra-operasinal (2-7 tahun).
Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-7 tahun.
Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-
gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi inderawi dan tindakan fisik.
Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan
tidak logis.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun).
Pada tahap ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang
berbeda.Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah ada, tetapi belum bisa
memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang
bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata.
4. Tahap opersional formal (11 tahun ke atas).
Pada fase ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih
abstrak, logis, dan lebih idealistic. Tahap operasional formal, usia sebelas sampai
lima belas tahun. Pada tahap ini individu sudah mulai memikirkan pengalaman
konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis ( Marinda , 2020).

5
c. Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam mengadakan
hubungan dengan sesamanya. Kemampuan berbahasa seseorang dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu kemampuan berbahasa pasif (reseptif) dan kemampuan berbahasa
aktif (ekspresif). Kemampuan berbahasa pasif adalah kemampuan memahami pikiran,
perasaan, dan kehendak orang lain. Sedangkan kemampuan berbahasa aktif adalah
kemampuan untuk menyatakan pikiran, perasaan dan kehendak sendiri kepada orang lain.
Asesmen perkembangan bahasa ditujukan untuk mengumpulkan atau menghimpun
data/informasi tentang aspek-aspek perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan
memahami makna kata, kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal, dan
kemampuan dalam pelafalan (artikulasi), sehingga dapat membantu guru dalam
memahami tingkat dan kemampuan belajar bahasa anak. Berikut perkembangan bahasa
anak mulai dari usia satu tahun sampai dengan 5 tahun:
Umur Keterangan
1 tahun Mulai mengucapkan kata-kata dengan benar, biasanya kata benda dengan
pembendaharaan antara 1-3 kata.
2 tahun Pembendaharaan kata 200-300 kata. Mulai menggunakan kata benda dan
kata kerja, mulai menyusun kalimat 2 kata.
3 tahun Pembendaharaan 600-1000 kata, panjang kalimat 3-5 kata.
4 tahun Pembendaharaan 1500-1600 kata, panjang kalimat 4-6 kata
5 tahun Pembendaharaan lebih dari 2000 kata, panjang kalimat 6 kata/lebih.

B. Format asesmen anak berkesulitan belajar


Sebelum kegiatan asesmen dilaksanakan, terdapat hal-hal yang perlu dipersiapkan
yaitu instrumen asesmen dan alat peraga sebagai pendukung pelaksanaan asesmen
disesuaikan dengan ketentuan pada instrumen. Setelah melalui tahap persiapan, dilanjutkan
dengan tahapan pengisian instrumen dengan memberikan checklist pada kolom hasil dan
mendeskripsikan anak saat asesmen berlangsung dalam bentuk deskripsi.
Seorang anak dikatakan tidak mengalami hambatan dalam perkembangan jika
mayoritas tugas dapat diselesaikan secara tepat dan sesuai dengan kriteria kemampuan

6
tertinggi yang telah disepakati (mayoritas menceklis angka 3 (Bisa Melakukan)). Kriteria
kemampuan pada kolom hasil yang telah disepakati seperti: angka 1, 2 dan 3 dengan
keterangan 1 adalah Tidak Bisa, 2 adalah Kurang Bisa melakukan dan 3 adalah Bisa
Melakukan. Untuk dapat memperoleh kesimpulan tersebut, dilakukan analisis hasil tugas
atau jawaban siswa yang diperoleh dari kegiatan asesmen, artinya mendeskripsikan hasil
jawaban siswa kemudian menginterpretasikannya dan membuat kesimpulan berupa
kemampuan.
Setelah mendapat kesimpulan ketiga hal tersebut, maka dibuatkan rekomendasi
ditujukan kepada guru kelas atau guru bidang studi dan orang tua sebagai tim Program
Pembelajaran Individual (PPI) guna penentuan tujuan pembelajaran dan penyusunan program
pembelajaran berkaitan dengan pengembangan perilaku positif anak (Yuwono).

7
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Asesmen perkembangan, menekankan pada aspek - aspek yang berkaitan dengan
keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-
aspek yang diases dapat berupa perkembangan kognitif, yang meliputi aspek bahasa dan
komunikasi, persepsi, konsentrasi dan memori, perkembangan motorik, perkembangan social,
dan perkembangan emosi. Asesmen perkembangan dilakukan dengan cara mengamati yang
dimunculkan atau jawaban yang diberikan mengenai kemampuan anak dalam berinteraksi sesuai
dengan kondisi lingkungan disekitarnya. Untuk mengetahui kondisi anak adalah menemukan
individu yang diduga mengalami hambatan baik hambatan perkembangan maupun hambatan
belajar.

B. Saran
Menurut kelompok kami,orang tua sebagai pengawas utama pertumbuhan dan perkembangan
anak harus selalu memperhatikan dan mengawasi proses dari tumbuh kembang anak agar
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan dalam
proses tumbuh dan berkembang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Marinda , L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman, 116-152.

Setiawan, I. (2020). A To Z Anak Berkebutuhan Khusus. Sukabumi: CV Jejak.

Soetjiningsih, C. H. (2012). Perkembangan Anak. Salatiga: Prenadamedia Group.

Talango, S., & Pratiwi, W. (2018). Asesmen Perkembangan Anak (Studi Kasus Asesmen
Perkembangan Anak Usia 2 Tahun). Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 49-60.

Yuwono, I. (n.d.). Instrumen Asesmen Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus. Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai