Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF


( BAHASA DAN INTELEKTUAL ) PADA ANAK

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak

Dosen Pengampu:

Hardiyanti Rahmah, M.Psi

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Asmiati
Nor Atiah
Noor Munadia Mawaddati
Nurmiati
Risnawati
Ruliah Safitri
Saidatul Rahmah
SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN(STIQ) AMUNTAI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Kami kelompok 2 mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas kelompok dari mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak dengan judul “
Karakteristik Perkembangan Fisik dan Kognitif ( Bahasa dan Intelektual)
Pada Anak”.
”Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran, agar
nantinya menjadi makalah yang lebih baik. Kami mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat terima kasih.

Amuntai, 05 Februari 2021


Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................4

A. Perkembangan Anak.....................................................................................4

B. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak............................................................6

C. Perkembangan Fisik.....................................................................................9

D. Perkembangan Kognitif.............................................................................13

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca atau menjadi
seperti Albert Einstein, anak yang cerdas adalah anak yang berkembang secara baik
seluruh kemampuan dirinya, baik di lihat dari aspek kognitif, moral, sosial,
emosional, dan juga psikomornya yang memungkinkan anak dapat bergerak. Anak
yang berusia 4 – 6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada
rentangan usia lahir sampai 8 tahun. Pada usia ini secara terminology disebut sebagai
anak usia prasekolah, perkembangan kecerdasan pada masa usia 4 – 6 tahun
mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 80 %. Hal ini menunjukkan pentingnya
upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah).

Usia 4 – 6 tahun akan mengalami masa peka, dimana anak mulai sensitif
menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi yang ada. Pada masa peka
terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan
yang ada di berikan oleh lingkungannya. Masa ini adalah dasar pertama dalam
mengembangkan kemampuan fisik (motorik), kognitif, bahasa, sosia,l emosional, dan
kognitifnya. Oleh karena itu pada masa ini dibutuhkan kondisi dan rangsangan yang
sesuai dengan kebutuhan anak agar perkembangan anak akan tercapai secara optimal.
1

Pada masa usia 4 – 6 tahun pertama perkembangan anak sering disebut


sebagai masa keemasan (The Golden Years) karena pada masa itu keadaan fisik
maupun segala kemampuan anak sedang berkembang dengan cepat. Pada masa itu
perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pada pada kemampuan fisik dan
kognitifnya. Proses perkembangan kemampuan fisik anak berhubungan dengan proses
tumbuh kembangnya motorik anak, sedangkan proses perkembangan kognitif
berhubungandengan proses kematangan cara berpikir anak. Oleh karena itu setiap
gerakan yang dilakukan oleh anak sesederhana apapun merupakan hasil interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem tubuh yang dikontrol otak. Otaklah yang

1
Ujang Rohman, Perkembangan Fisik dan Kognitif Pada masa Kanak-kanak, Tahun VI, No. 11.
Oktober 2010, hlm. 42

1
berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua
aktivitas fisik.

Aktivitas fisik yang dikontrol otak, secara simultan dan berkesinambungan


mengolah informasi secara terus menerus yang diterimanya, bersamaan dengan itu
otak bersama jaringan syaraf membentuk sistem syaraf pusat sebagai pusat kontrol
yang akan mendiktekan setiap gerakan yang dilakukan. Dalam kaitannya dengan
perkembangan fisik anak, perkembangan ini berhubungan dengan perkembangan
kemampuan gerak anak. Oleh sebab itu kemampuan gerak anak akan dapat terlihat
secara jelas melalui berbagai gerakan yang dapat dilakukan oleh anak. Bentuk
gerakan merupakan perkembangan keterampilan motorik anak.

Menurut Maxim, George W. Secara umum ada tiga tahap perkembangan


keterampilan motorik anak pada usia dini yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan
autonomous. Pada tahap kognitif anak berusaha memahami keterampilan motorik
serta apa yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap
asosiatif anak banyak belajar dengan cara coba meralat gerakan agar tidak melakukan
kesalahan kembali pada gerakan berikutnya. Sedangkan pada masa autonomous
gerakan yang ditampilkan merupakan respon yang lebih efisien untuk mengurangi
sedikit mungkin kesalahan (anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis).

Meningkatnya kemampuan keterampilan fisik anak di usia 4 – 6 tahun


membuat aktivitas fisik semakin banyak, tak heran pada masa itu anak akan
melakukan berbagai aktivitas tanpa mengenal lelah. Maxim, George W. (1993)
menyatakan bahwa aktivitas fisik akan meningkatkan pula rasa keingintahuan anak
dan membuat anak-anak akan memperhatikan benda-benda, menangkapnya,
mencobanyanya, melemparkannya atau menjatuhkannya, mengambil, mengocok-
ngocok kembali, dan meletakannya kembali benda-benda ke dalam tempatnya.

Pada masa usia pra-sekolah anak akan banyak mengalami masa peka, yang
diartikan sebagai suatu masa dimana suatu fungsi berkembang demikian baik dan
karenanya harus dilayani serta diberi kesempatan sebaik-baiknya. Masa peka untuk
suatu fungsi itu hanya datang sekali saja pada tiap individu, jadi masa peka
merupakan masa dimana kemungkinan berkembangnya suatu fungsi adalah maksimal
besarnya, misalnya masa peka untuk berjalan pada tahun kedua, masa peka berbicara
pada tahun ketiga dan ketrampilan fisik pada tahun keenam, peka untuk

2
perkembangan ingatan logis adalah pada tahun keduabelas dan seterusnya . Agar
masa usia pra-sekolah dapat optimal maka stimulasi pendidikan diperlukan guna
memberikan perangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak.

Lebih lanjut pembahasan akan berkisar pada perkembangan motorik dan


kognitif. Kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan mengelola
dengan metode pengembangan gerak, melalui pengamatan dan observasi.2

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Yang di maksud Perkembangan Anak ?
2. Jelaskan apa saja Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak ?
3. Jelaskan yang dimaksud Perkembangan Fisik ?
4. Jelaskan yang dimakaud Perkembangan Kognitif ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Anak
2. Untuk mengetahui Bagaimana Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
3. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Fisik
4. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Kognitif

BAB II

PEMBAHASAN

A Perkembangan Anak
2
Ujang Rohman, hlm. 43

3
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat
kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material,
melainkan pada segi fungsional. Menurut Yusuf Syamsu, perkembangan adalah
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah). Adapun menurut Oemar Hamalik, perkembangan merujuk kepada perubahan
yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah)
melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.3
Dengan demikian, kita dapat mengartikan bahwa perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat kualitatif daripada fungsi-fungsi. Dikatakan sebagai perubahan
fungsi-fungsi ini, karena perubahan ini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan
material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan di samping itu disebabkan oleh
perubahan-perubahan tingkah laku. Dari sini kita dapat merumuskan pengertian
perkembangan pribadi, yaitu suatu perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian
akibat dari pertumbuhan dan belajar.4
Psikologi perkembangan adalah teori yang mempelajari perkembangan manusia
dari lahir sampai dewasa atau tua, Psikologi perkembangan berarti juga upaya mengamati
segala perubahan yang terjadi secara sistematis dalam diri seseorang, mulai dari konsepsi
(pertemuan sel telur dengan sperma) sampai kematian. Adapun psikologi perkembangan
anak (early childhood development), hanya mempelajari perkembangan manusia sejak
lahir hingga usia enam atau delapan tahun.5
Berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kapasitas
kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama sejak kelahirannya.
Pada saat anak mencapai usia delapan tahun, maka perkembangan otak anak telah
mencapai 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut.
Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang
lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar kandungan. Bayi
yang baru dilahirkan memiliki 100 miliar neuron dan bertriliun-triliun sambungan
antarneuron. Melalui persaingan alami akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau
jarang digunakan akan mengalami atrofi. Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron

Ahmad Susanto, perkembangan anak usia dini pengantar dalam berbagai aspeknya, ( Jakarta,
3

KENCANA, 2011) HLM, 19.


4
Ahmad Susanto. Hlm, 20.
5
Ahmad Susanto. Hlm, 21.

4
mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan ini
merangsang bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial.
Semakin banyaknya zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrite yang
tumbuh, sehingga akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-neuron
yang menyatu membentuk unit-unit.6
Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung
dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Otak manusia bersifat hologram yang
dapat mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi.
Kemampuan otak yang dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak bersifat spontan, tetapi
dipengaruhi oleh mutu dan frekuensi stimulasi yang diterima indra. Stimulasi pada tahun-
tahun pertama kehidupan anak sangat memengaruhi struktur fisik otak anak, dan hal ini
sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan selanjutnya. Implikasinya adalah bahwa anak
yang tidak mendapatkan stimulasi psikososial seperti jarang disentuh atau jarang diajak
bermain akan mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Penyimpangan ini dalam
bentuk hilangnya citra diri yang berakibat pada rendah diri, sangat penakut, dan tidak
mandiri, atau sebaliknya terlalu agresif. Stimulasi psikososial untuk merangsang
pertumbuhan anak tidak akan memberi arti bagi masa depan anak jika derajat kesehatan
dan gizi anak tidak menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana
cara pengasuhan dan pemberian makan serta stimulasi anak pada usia dini yang sering
disebut critical period ini. Gizi yang tidak seimbang maupun gizi buruk serta derajat
kesehatan anak yang rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada gilirannya
akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, memproduksi, dan
merekonstruksi informasi.
Di samping itu, rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan menghambat
pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun
pertama kehidupan anak. Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik
anak, sulit diperbaiki pada periode berikutnya, dan jika kondisi ini terus berlanjut, dapat
mengakibatkan cacat permanen. Konsep di atas menuntut adanya pengintegrasian aspek
psikososial dan pendidikan, gizi dan kesehatan dalam proses tumbuh kembang anak, atau
dengan kata lain anak mendapatkan layanan dasar secara holistis. Dalam perkembangan
anak, pada saat-saat tertentu dapat terjadi kemandekan tugas-tugas perkembangan

6
Ahmad Susanto. Hlm, 22.

5
(discontinuity), misalnya karena sakit, namun setelah masa ini berlalu ada tugas
perkembangan yang bisa dikejar dan ada pula yang tidak dapat dikejar sama sekali.7

B. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak

1. Identifikasi Prinsip Kunci Pendekatan Perkembangan

Baltes, mengidentifikasi tujuh prinsip kunci tentang pendekatan


perkembangan sepanjang hidup. Prinsip-prinsip tersebut menjadi kerangka konseptual
untuk mempelajari perkembangan sepanjang hidup (life span development)

a. Development is Lifelong
Perkembangan adalah proses perubahan sepanjang hidup. Setiap periode dari
rentang kehidupan dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada periode sebelumnya dan
apa yang terjadi saat ini akan pula mempengaruhi apa yang akan terjadi kemudian.
Sebagai contoh, memiliki orang tua yang responsif dan sensitif dapat
mengembangkan rasa percaya (trust) pada bayi. Rasa percaya ini selanjutnya akan
membantu si bayi pada masa kanak-kanak untuk dapat bersosialisasi dengan baik.
Berkaitan dengan periode perkembangan dapat dikatakan bahwa setiap periode
memiliki karakteristik dan nilai yang unik sehingga tidak ada satu periode pun
yang lebih atau kurang penting daripada periode yang lainnya.
b. Development is Multidimensional
Perkembangan berlangsung dalam banyak dimensi (multidimensional).
Maksudnya, perkembangan terjadi pada dimensi biologis, psikologis, dan sosial.
Setiap dimensi dapat berkembang dalam derajat yang bervariasi, misalnya seorang
anak berusia 4 tahun yang sangat cerdas, belum tentu memiliki kematangan emosi
pada tingkat yang seimbang dengan kecerdasannya.
c. Development is Multidirectional
Perkembangan berlangsung dalam lebih dari satu arah (multidirectional).
Sejalan dengan meningkatnya kemampuan di satu area, seseorang mungkin akan
mengalami penurunan dalam area yang lain dalam waktu yang bersamaan. Anak-
anak kebanyakan tumbuh dalam satu arah, yaitu ke arah peningkatan, baik dalam
ukuran maupun kemampuan. Remaja, secara khusus, mengalami peningkatan
dalam kemampuan fisik, tetapi kecakapannya dalam belajar bahasa mengalami
penurunan.Beberapa kemampuan, seperti perbendaharaan kata, secara khusus

7
Ahmad Susanto. Hlm, 23.

6
berlanjut meningkat sepanjang masa dewasa; hal yang lain, seperti kemampuan
memecahkan masalah yang asing bagi seseorang, mungkin menurun. Akan tetapi,
beberapa hal, seperti keahlian, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
Manusia belajar untuk memaksimalkan hal-hal yang dapat ditingkatkan dan
meminimalkan penurunan dengan cara belajar mengelola atau mengompensasi hal-
hal tersebut. Sebagai contoh, seorang atlet yang sudahtua dan tidak sanggup lagi
berlari kencang mungkin akan memilih untuk menjadi pelatih atau penulis buku
olahraga, sementara seorang nenek yang mengalami penurunan dalam daya ingat,
mungkin akan membuat catatancatatan kecil untuk membantunya mengingat daftar
belanjaan.
d. Relative Influences of Biology and Culture Shift Over the Life Span

Proses perkembangan dipengaruhi oleh faktor biologis dan budaya.


Keseimbangan di antara kedua pengaruh tersebut berubah sepanjang waktu.
Pengaruh biologis, seperti ketajaman sensoris dan memori, menurun sejalan
dengan bertambahnya usia. Akan tetapi, dukungan budaya, seperti penemuan
kacamata dan buku agenda, dapat mengompensasi penurunan yang terjadi. Contoh
lainnya, otot yang belum matang mungkin menghambat seorang bayi untuk bisa
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Akan tetapi adanya tuntutan dari
masyarakat terhadap orang tua untuk mengasuh anak membuat bayi tersebut tetap
dapat melangsungkan hidupnya.

e. Development Involves Changing Resource Allocations


Seseorang dapat mengalokasikan sumber-sumber yang ada, seperti waktu,
energi, talenta, uang, dan dukungan sosial dalam cara yang beragam. Pertama,
sumber-sumber tersebut mungkin digunakan untuk pertumbuhan. Sebagai contoh,
seseorang mungkin menggunakan waktu dan uang yang dimilikinya untuk belajar
berenang. Kedua, sumber tersebut digunakan untuk memelihara atau memperbaiki
diri, misalnya seseorang yang belajar bermain piano supaya bakat musiknya tidak
hilang atau seorang anak yang menggunakan waktunya untuk mengikuti kursus
bahasa Perancis sepulangnya ia dari Perancis selama beberapa tahun. Dengan
mengikuti kursus tersebut, keterampilan berbahasa Prancisnya diharapkan akan
tetap bertahan. Ketiga, sumber-sumber tersebut dipakai untuk menghadapi
kehilangan atau penurunan ketika perbaikan tidak dapat lagi dilakukan. Sebagai
contoh, ketika seseorang merasa tidak lagi semampu masa-masa sebelumnya, baik

7
secara fisik maupun finansial, dukungan sosial dari orangorang di sekitarnya
mungkin menjadi sesuatu yang diperlukan. Alokasi sumber-sumber ke dalam tiga
fungsi tersebut berubah sepanjang hidup, sejalan dengan menurunnya sumber-
sumber tersebut. Misalnya, sumber energi menurun dengan bertambahnya usia
sementara sumber waktu menjadi meningkat. Pada masa anak-anak dan dewasa
muda, sumber-sumber tersebut digunakan untuk pertumbuhan. Orang-orang lanjut
usia menggunakan sumber yang ada untuk menghadapi kehilangan atau penurunan.
Pada usia tengah baya, alokasi antara ketiga fungsi tersebut terlihat lebih seimbang.
f. Development Shows Plasticity
Banyak kemampuan dapat ditingkatkan melalui latihan. Misalnya, anakanak
yang mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis, dapat dilatih dengan
mengikuti program remedial. Namun, beberapa kemampuan tetap memiliki
keterbatasan sekalipun telah dimodifikasi.
g. Development is Influenced by the Historical and Cultural Context
Manusia tidak hanya mempengaruhi tetapi juga dipengaruhi oleh konteks
sejarah dan budayanya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa hidup bebas,
mungkin akan memberontak saat berada di lingkungan yang penuh dengan
keteraturan. Contoh lainnya, anak yang diasuh dalam keluarga yang demokratis
mungkin akan berkembang menjadi anak yang penuh inisiatif dilingkungan teman-
temannya.8
2. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,


sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembanganyang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperolehkemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang
dimiliki anak.

3. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan.


Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

8
Rini Hildayani,dkk , psikologi perkembangan anak,( universitas terbuka, 2014) ,hlm. 7-10

8
4. Tahap Perkembangan Anak
Perkembangan anak dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu :Fisik,psikis dan
intelegensia. Bilakebutuhan anak untuk tumbuh-kembang secara optimal terpenuhi,
maka pada usia antara 1-3 tahun, ia akan menunjukkan perkembangan-
perkembanganyang sangat menakjubkan.Selepas usia 1 tahun, anak tampak lebih
antusias untuk belajar berjalan. Saat ini konsentrasinya hanya berpusat pada tujuan
yang hendak dicapainya. Begitu keahlian berjalan dikuasainya, maka perkembangan
selanjutnya menjadi sangat bervariasi.Perkembangananak dapat diamati yaitudari segi
perkembanganfungsi mental dan personality, perkembangan psikososial dan
perkembangan kognitif (kecerdasan), perkembangan psikososialdan emosi.
perkembangan kognitif merupakan perkembanganapsek berpikir dariberpikir sangat
primitf,rendah, sederhana dan sampai mampu berpikir secara komplek dan sesuai
dengankenyataanpadawaktu dewasa.Pada anak, perkembangan kognitifdapat dibagi
pula atas : fase sensori motorik (usia lahir sampai 2 tahun), preoperasional (2-7)
tahun, fase operasional konkrit (7-11tahun) dan fase operasional formal (11tahun ke
atas). Pada aspek psikososial ada 3 fase yaitu :fase percaya dan tidak percaya dimana
semua kebutuhanmutlak tergantung pada orang lain (0-1 tahun) fase otonomi dan fase
rasa malu atau ragu-ragu (1-3 tahun) dan fase inisiatifdan fase rasa bersalah(3-6
tahun). Aspek emosional perlu stimulasi untuk mengembangkan emosi agar bervariasi
dalam berbagai intensitas pada awal kehidupan, bayi sudah mempunyai dua jenis
emosi yang berhubungan erat dengan rangsanganfisik. Bayiakan merasa senang bila
bayi merasa kenyang dan nyaman, maka bayi akan menampilkan keadaan dalam
bentuk tertawa, bercelotek atau tidur nyenyak. Sebaliknya bayi merasa tidak senang
bila dalam keadaan lapar, sakit, bentuk menangis, gelisah dan rewel.9

C.Perkembangan Fisik pada Anak

Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan


perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan anak
untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya. Eksplorasi lingkungannya
dengan tanpa bantuan dari orang lain. Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan
berkembangnya perkembangan motorik, baik motorik halus maupun kasar.

9
Fivi Melva, Pemantauan perkembangan anak balita, Jurnal kesehatan masyarakat,
vol.4,no.2,2010,h.119

9
Proporsi anak berubah secara dramatis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tinggi
anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg. adapun pada usia 5 tahun tinggi anak
mencapai 100-110 cm pertumbuhan otak pada usia ini sudah mencapai 75 % dari orang
dewasa. Sedangkan pada umur 6 tahun mencapai 90 %.
Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang bergizi, sehingga
setiap tahapan perkembangan anak tidak terganggu dan berjalan sesuai dengan umur yang
ada. 10
Pada tubuh kita terdapat dua perkembangan yang disebut dengan perkembangan
motorik kasar dan motorik halus. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat
dilakukan oleh seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsure
kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Motorik kasar merupakan gerakan-gerakan kasar yang dilakukan dengan melempar,
menendang, berlari, melompot dan lainnya. Sedangkan motorik halus merupakan gerakan
halus yang dilakukan melalui menggunting, meremas, melipat, menempel dan banyak lagi
kegiatan lainnya. Kedua perkembangan ini harus kita stimulasi semua yang dibutuhkan
untuk perkembangan tersebut dengan cara memperhatikan tahap tahap perkembangan anak.
Perkembangan fisik ditujukan pada aspek kekuatan, ketahanan, kecepatan,
kecekatan,dan keseimbangan. Anak yang sehat fisik akan punya kekuatan dan tahan dengan
situasi apapun dan anak akan cepat melakukan sesuatu. Anak yang semakin sehat akan
semakin cekatan dan akan berkembang melalui gerak yang ia lakukan.
Salah satu ciri anak yang berkembang bisa diamati bahwa anak suka bereksplorasi,
yaitu anak akan menjelajahi seperti anak suka mencongkel, memanjat, membongkar mobil-
mobilan dan lainnya. Semakin anak banyak bereksplorasi maka semakin bagus
perkembangan fisik dan psikisnya. Anak yang sehat semakin banyak geraknya serta
badannya akan terlihat dari penampilannya.
Perkembangan fisik adalah awal dan merupakan landasan yang mempengaruhi
aspek lain, baik secara langsung maupun tidak langsungyang akan mempengaruhi perilaku,
seperti tidak mau bergaul dan lainnya. Perkembangan fisik memberikan pengaruh pada
aspek lain seperti kecerdasan, psikis, perkembangan bahasa, kognitif, moral dan
perkembangan lain.
Dixon mengatakan bahwa pertumbuhan fisik anak selama priode taman kanak-
kanak bentuk tubuh mulai mendekati bentuk tubuh orang dewasa yang tampak dari

10
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar dalam Bebagai Aspeknya ( Jakarta :
Prenadamedia, 2014 ), h. 33

10
keseimbangan proporsibagian kepala, badan dan kaki. Pada masa bayi proporsi tubuh tidak
seimbang yaitu ukuran kaki lebih pendek dari pada badan dan kepala. Olek karena itu
pertumbuhan tubuh bagian atas berjalan lambat dan bagian bawah serta lengan sangat
cepat. Selama periode ini otot-otot besar berkembang lebih cepat dari pada otot kecil.
Perubahan lainnya adalah meningkatnya daya tahan tubuh yang memungkinkan
anak aktif dalam berbagai kegiatan fisik seperti bermain sepeda, bola, memanjat, berlari
dan lainnya. Pernafasan anak menjadi dalam dan lambat dibandingkan dengan periode bayi.
Tekanan darah meningkat terus menerus demikian juga pertumbuhan sistem syaraf
meningkat cepat seperti berat otak telah mencapai 90% dari berat otak orang dewasa.
Akibat kematangan sistem syaraf otak, maka perkembangan psikomotorik anak umr
3 tahun berlangsung dengan cepat, seperti :
1. Anak bisa lari dengan penuh keseimbangan
2. Berbelok dengan lincah pada tikungan tajam
3. Berhenti secara mendadak
4. Mampu menaiki tangga dengan satu kaki terlebih dahulu setelah itu disusul kaki
lainnya
5. Meloncat keatas setinggi 12 inchi
6. Dapat berdiri dengan satu kaki dalam waktu beberapa detik

Pada umur 4 tahun, perkembangan psikomotorik lebih meningkat, kemampuan


berlari lebih bagus dan cepat. Ketika berjalan dapat mengikuti irama dan berhenti ketika
diperintahkan. Anak dapat berlari kencang dalam rangka mengambil ancang-ancang untuk
melompat jauh. Jika koordinasi tangan, bahu, telapak tangan, tubuh dan tungkai
terlatihdengan baik maka akan banyak keterampilan yang akan dikuasai anak.

Gestel mengatakan pada usia 5 tahun berkembang kemampuan motorik anak


seperti membuat garis lurus keberbagai arah, meniru gambar segitiga dan lainnya.
Kemapuan atletik yang dapat dikuasai seperti memanjat, berlari, keseimbangan yang lebih
baik, melempar dan menangkap bola dengan lebih kompleks, koordinasi mata, tangan,
fungsi jari, tungkal dan kepalalebih bagus sehingga dapat bermain dengan terkontrol.

Pada anak prasekolah usia 4-5 tahun berada pada periode perkembangan yang
disebut dengan periode inisiatif mereka akan menampakkan aktivitas fisik dan mental
yang tinggi. Secara fisik mereka bergerak lebih lincah, lebih jauh dan lebih beragam
disbanding dengan aktivitas fisik pada periode perkembangan sebelumnya. Oleh karena itu

11
anak sangat tertarik mempelajari berbagai macam keterampilan fisik seperti melompoat,
berlari, memanjat, berayun dan berbagai gerak lainnya.

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson dalam Syamsu Yusuf
LN mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek yaitu : ( 1 )
sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi ; ( 2) otot-
otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik ; ( 3 ) kelenjar
endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis ; ( 4 ) struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat
dan proporsi.

Adapun perkembangan fisik pada anak kecil menurut Mursid bisa


didefinisikandalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah
sebagai berikut :

1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada usia 2 tahun terakhir masa
anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerak yang lebih
leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak
dasar. Beberapa gerak dasar meliputi : meloncat, berlari, melempar, menagkap, dan
memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang
berlainan.
2. Dengan berkembangnya otot-otot besar terjadilah perkembangan kekuatan yang
cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proposional lebih cepat dibanding
pertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang
lebih besar didalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki.
4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat.
5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas
gerak fisik bisa mencapai perkembangan yang optimal. 11
D. Perkembangan Kognitif pada Anak
1. Pengertian Kognitif

11
Evi Desmariani, Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini ( Padang : Pustaka Galeri Mandiri,
2020 ) h. 9-11

12
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang artinya pengertian
atau mengerti. Pengertian dalam area cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan.12 Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif
menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia
yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan
keyakinan. Selanjutnya, kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan, daya nalar
atau berpikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati
sehingga muncul tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Kognitif atau intelektual
adalah suatu pross berpikir berupa kemampuan atau daya untuk menghubungkan
suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya serta kemampuan menilai dan
mempertimbangkan segala sesuatu yang diamati dari dunia sekitar. Kognitif dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang luas dan daya nalar, kretifitas atau daya cipta,
kemapuan berbahasa serta daya ingat.13

2. Urgensi Perkembangan Kognitif 14

Pada dasarnya perkembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu


melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar, melalui panca inderanya, sehingga
dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak akan dapat melangsungkan
hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan yang harus memperdayakan apa yang ada didunia ini untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.

Adapun proses kognisi mliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan,


pikiran, symbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini
Piaget berpendapat bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak
adalah:

12
Herdina Indrijati, “ Psikologi perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini sebuah bunga
rampai”, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2017).
13
Khadijah, “ Pengembangan Kognitif anak usia dini”, (Medan: Perdana Publishing,2016), h.32.
14
Ahmad Susanto, “ Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya”, (Jakarta:
Kharisma Putra Utama, 2013), h. 48

13
a. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman
yang utuh dan komprehensif
b. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kehadian
yang dialaminya
c. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka
menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya
d. Agar anak mampu memahami symbol-simbol yang tersebar didunia sekitarnya
e. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara
alamiah, maupun melalui proses ilmiah.
f. Agar anak mampu memcahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga
pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya
sendiri.

3. Tahapan Perkembangan Kognitif 15

Tabel Tahapan Perkembangan Kognitif

no Tahapan Keterangan
1 Sensorimotor usia Kemampuan pada tahap sensormotorik menunjuk pada
0-2 tahun konsep permanesin objek yaitu kecakapan psikis untuk
mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada untuk.
Meskipun pada waktu itu tidak tampak oleh kita dan
tidak bersangkutan dengan aktifitas pada waktu itu.
Tetapi, pada stadium ini permanen objek belum
sempurna
2 Praoperasional usia Kemapuan pada tahap ini yaitu kemampuan
2-7 tahun menggunakan symbol-simbol yang menggambarkan
pada objek yang ada disekitarnya berfikirnya masih
egosinteris dan terpusat
3 Concrete Tahap Ini mampu berfikir dengan logis mampu konkrit
Operational usia 7- memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan
11 tahun juga dapat menghubungkan dimensi ini satu dengan
yang lain. Kurang egosinteris. Belum bisa berfikir secara
abstrak
15
Salma Rozana dkk, “Pengembangan Kognitif Anak (Teori dan Praktik)”, (Jawa Barat: Edu
Publisher, 2020), h.131-132

14
4 Formal Opertional Mampu berfikir abstrak dan dapat menganalisi masalah
usia remaja-dewasa secara ilmiah dan dan kemudian menyelesaikan masalah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca atau menjadi
seperti Albert Einstein, anak yang cerdas adalah anak yang berkembang secara baik
seluruh kemampuan dirinya, baik di lihat dari aspek kognitif, moral, sosial,
emosional, dan juga psikomornya yang memungkinkan anak dapat bergerak. Anak

15
yang berusia 4 – 6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada
rentangan usia lahir sampai 8 tahun. Pada usia ini secara terminology disebut sebagai
anak usia prasekolah, perkembangan kecerdasan pada masa usia 4 – 6 tahun
mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 80 %. Hal ini menunjukkan pentingnya
upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah).

B. Saran
Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami
mengharap kritik dan saran dari pembaca, baik itu dosen kami maupun dari teman-
teman kami, demi perbaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Desmariani.Evi, Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini ( Padang : Pustaka


Galeri Mandiri, 2020
Hildayani.Rini dkk , psikologi perkembangan anak,( universitas terbuka, 2014)

Indrijati.Herdina, Psikologi perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini sebuah


bunga rampai, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2017).
Khadijah, Pengembangan Kognitif anak usia dini, (Medan: Perdana Publishing,2016)
Melva.fivi, Pemantauan perkembangan anak balita, Jurnal kesehatan masyarakat,
vol.4,no.2,2010
Rohman.Ujang, Perkembangan Fisik dan Kognitif Pada masa Kanak-kanak, Tahun
VI, No. 11. Oktober 2010

Rozana. Salma dkk, Pengembangan Kognitif Anak (Teori dan Praktik) , (Jawa Barat:
Edu Publisher, 2020.

Susanto. Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai


Aspeknya, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013.
Susanto.Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar dalam Bebagai
Aspeknya ( Jakarta : Prenadamedia, 2014
Susanto.Ahmad, perkembangan anak usia dini pengantar dalam berbagai aspeknya, (
Jakarta, KENCANA, 2011

17

Anda mungkin juga menyukai