Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini
Dosen Pengampu: Fitri Febri Handayani M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Irena Ketrin Hendrawati
2. Wiwik Sholekhah
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini yang berjudul Model
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pengembangan
Fisik motorik Anak Usia Dini ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam
makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4202-M1.pdf
6
bisa melatih motorik halusnya dengan memberikan benda yang dapat digenggam atau
menyilangkan tangannya dengan lembut untuk menguatkan otot lengannya.
2. Usia 4-6 bulan
Saat memasuki usia ini, keseimbangan dan gerakan bayi meningkat drastis
dengan penggunaan dan koordinasi dari otot-otot besar. Selain itu, tahap
perkembangan anak saat ini sudah mulai sengaja berguling dari depan ke belakang
atau sebaliknya dan kanan-kiri. Si Kecil juga sudah mampu mengangkat kepala dan
dadanya ketika dibaringkan dalam posisi telungkup. Kemampuan mendorong kepala
dan dadanya pun sudah lebih jauh ke atas.
Dengan kekuatan leher dan tubuhnya yang sudah semakin berkembang, ia pun
sudah bisa belajar duduk dengan bantuan ibu. Latihlah Si Kecil duduk dengan
bersandar pada tubuh ibu atau bantal. Selain itu, motorik halus Si Kecil juga semakin
berkembang. Ia sudah bisa mulai mengeksplorasi mainan dengan menggenggam dan
menggapainya. Pastikan mainan yang digenggamnya tidak membahayakan, karena
kemungkinan akan dimasukkan ke mulut.
3. Usia 7-9 Bulan
Tahap perkembangan motorik anak di usia ini adalah koneksi sistem saraf yang
terus terbentuk sehingga kendali atas ototnya semakin kuat. Selain itu, kaki Si Kecil
sudah semakin kuat, dan ibu bisa membantu meningkatkan kekuatan otot kakinya
dengan melatihnya berdiri sambil menopang tubuhnya. Namun, jangan paksa Si Kecil
untuk berdiri bila ia tampak belum siap dan kuat.
Cara melatih bayi berdiri, pertama-tama bantulah Si Kecil berdiri dari posisi
duduk dan topang badannya dalam 3 hitungan. Biarkan ia memantul-mantulkan
tubuhnya beberapa kali sampai ibu mengembalikannya lagi ke posisi duduk.
Kebanyakan bayi berusia 7 bulan sangat suka berdiri dan memantul-mantulkan
tubuhnya naik turun (bouncing).
Kemampuan motorik halus bayi juga mengalami perkembangan di usia ini.
Anak sudah bisa menggunakan tangannya sebagai penyangga keseimbangan saat
duduk. Si Kecil pun mulai bisa mengambil benda yang ada di jangkauannya tanpa
terjatuh. Ia bahkan bisa mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan
telunjuknya.
4. Usia 10-12 bulan
7
Tidak terasa Si Kecil sudah hampir berusia satu tahun! Tahap perkembangan
motorik anak saat ini adalah ia sudah bisa mengubah posisi sendiri, misalnya dari
tengkurap ke posisi merangkak. Jadi ketika tengkurap, Si Kecil bisa mendorong tangan
dan lututnya ke posisi dasar merangkak dan bergerak maju mundur tanpa melangkah.
Gerakan ini sangat bermanfaat melatih otot tangan dan kakinya hingga ia siap untuk
merangkak. Latihlah kemampuan merangkak Si Kecil dengan cara meletakkan mainan
di depannya untuk diraih.
Seiring mendekati usia satu tahun, kaki Si Kecil sudah bertambah kuat,
sehingga ia bisa mulai melangkah sambil berpegangan pada benda apa saja yang ada
di sekitarnya untuk membantu menjaga keseimbangannya. Si Kecil juga sudah bisa
mengambil benda-benda kecil, melempar bola, dan bertepuk tangan sebagai
perkembangan motorik halusnya. Lama-kelamaan, anak sudah bisa untuk berjalan
beberapa langkah dengan risiko terjatuh.
5. Usia 1-2 tahun
Ketika SI Kecil sudah bisa berdiri dengan kuat, bayi biasanya akan mulai
berjalan merambat sedikit demi sedikit melalui barang yang menjadi tumpuannya. Si
Kecil akan melangkahkan kakinya untuk bergeser dari posisi awalnya dengan tetap
berpegangan pada suatu perabot.Bayi juga mungkin untuk memindahkan
pegangannya dari satu parabot ke parabot lainnya, seperti dari sofa ke meja yang
mudah digapainya, dengan perlahan.
Dalam melatih kemampuannya berjalan, hindari penggunaan baby
walker karena dapat menghambat pertumbuhan otot-otot kaki Si Kecil. Selain
itu, biarkan Si Kecil berjalan dengan kaki telanjang karena dengan cara ini ia akan
lebih bisa menjaga keseimbangan dan koordinasi.Tahapan ini merupakan bagian
terpenting dari berjalan sendiri. Jika Si Kecil sudah bisa berdiri tanpa bantuan,
berarti ia sudah memiliki keseimbangan yang bisa menjadi bekalnya untuk berjalan.
Anak-anak pada usia 3-4 tahun merupakan anak yang luar biasa aktif. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, tingkat aktivitas anak usia 3 tahun,
sepanjang hayat manusia, menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan dengan usia
8
kapan pun. Anak usia 3 tahun tidak akan bisa duduk tenang saat menonton televisi ataupun
ketika mereka makan. Bahkan saat sedang tidur pun mereka tetap bergerak setiap saat.
Anak usia 3 tahun senang melakukan gerakan gerakan sederhana, seperti melonjak-lonjak,
meloncat-loncat dan berlari ke sana ke mari.
Gerakan-gerakan tersebut dilakukannya hanya sekadar untuk mendapatkan
kesenangan aktivitas semata. Berlari dan meloncat bagi anak usia 3 tahun tidak untuk
mendapatkan penghargaan melainkan merupakan sumber yang dapat menimbulkan rasa
kebanggaan dan kesuksesan. Pada usia 3 tahun, anak-anak masih sering menunjukkan
tanda-tanda kemampuan pada bayi dalam menempatkan dan mengendalikan sesuatu.
Walaupun mereka sudah dapat memegang benda-benda kecil dengan jari-jarinya, namun
masih sangat kaku. Pada usia ini juga anak sudah mampu membangun menara balok yang
tinggi dengan susunan yang bagus walaupun ketinggiannya masih sering miring dan belum
tegak lurus.
Ketika memasang puzzle anak usia 3 tahun cenderung masih agak gegabah
walaupun sebenamya dia mengetahui tempat tiap keping dengan benar. Mereka justru
sering mencoba meletakkan dan memaksakan potongan tersebut pada lubangnya atau
melakukannya dengan cara yang kasar.
Berikut beberapa keterampilan motorik anak usia 3-4 tahun.
1. Berjalan sendiri dengan baik.
2. Berlari di tempat.
3. Melompat dengan satu kaki.
4. Memanjat.
5. Naik turun tangga tanpa berpegangan.
6. Merangkak dan merayap lurus ke depan.
7. Senam mengikuti contoh.
8. Melempar bola.
9. Mengekspresikan motorik tari dengan irama sederhana.
10. Membuat jembatan dengan 4-7 balok.
11. Meremas kertas.
12. Menggambar lingkaran dan garis silang.
13. Belajar memakai/membuka pakaian dan sepatu.
14. Menggambar orang dengan kepala dan badan.
9
Pada usia 4 tahun anak masih senang dengan aktivitas yang sama dengan anak usia
3 tahun, namun dia melakukannya lebih luas lagi. Anak usia ini berjuang untuk
mendapatkan benda (misalnya alat permainan). Anak sudah mampu menaiki tangga
dengan satu kaki pada tiap anak tangga namun untuk menuruninya mereka baru mulai bisa
sehingga mereka masih sering bolak- balik menapaki tiap anak tangga.
Koordinasi motorik halus anak usia 4 tahun telah menjadi lebih matang secara
substansial dan menjadi jauh lebih tepat. Pada usia ini anak-anak mengalami kesulitan
dalam membangun dan menyusun menara balok yang tinggi karena mereka menginginkan
untuk menempati setiap balok pada posisi yang tepat dan sempuma. Oleh karena itu,
mereka sering membongkar menara balok yang baru disusunnya karena dianggapnya
belum memenuhi harapan mereka.
10
6) Membawa sesuatu dengan penjepit.
7) Apabila diberikan gambar kepala badan manusia yang belum lengkap, ia akan
dapat menambahkan paling sedikit dua organ tubuh.
8) Membuka kancing dan melepas ikat pinggang.
9) Menggambar lingkaran, tetapi bentuknya masih kasar.
2. Perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun
a. Motorik kasar
1) Berlari dan langsung menendang bola.
2) Melompat-lompat dengan kaki bergantian.
3) Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua
tangan.
4) Berjalan pada garis yang sudah ditentukan.
5) Berjinjit dengan tangan di pinggul.
6) Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut.
7) Mengayuhkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan
keseimbangan.
b. Motorik halus
1) Mengikat tali sepatu.
2) Memasukkan surat ke dalam amplop.
3) Mengoleskan selai di atas roti.
4) Membentuk berbagai objek dengan tanah liat.
5) Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju.
6) Memasukkan benang ke dalam lubang jarum.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap Usia memiliki cirri-ciri perkembangan fisik sendiri-sendiri, baik dari
motorik kasar maupun halusnya. Seperti pada anak usia 0-1 tahun pada motorik kasarnya
anak baru dapat merangkak dan belum bisa berdiri secara mandiri, pada motorik halusnya
anak dapat menjepit barang dengan jarinya. Berbeda dengan anak usia 1-2 tahun yang sudah
dapat berjalan secara mandiri dan mulai mengekplorasi/menjelajahi lingkungan nya.
Dalam perkembangan motorik tiap individu pasti mengalami tahapan yang sama
namun waktunya yg relative berbeda.
B. Saran
Didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto, dkk. Perkembangan dan Belajar Motorik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
direktorat jendral pendidikan dasar Dan menengah.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4202-M1.pdf
13