Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI


MELALUI BERMAIN
Dosen Pengampu: Khairul Azmi, M.Pd

Disusun Oleh: Nurul Hikmah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA (STITNU)
AL-MAHSUNI LOMBOK TIMUR
Tahun Akademik 2022/2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................ 1
C. Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II ISI
A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini....................................... 2
B. Pengertian perkembangan fisik dan motorik........................................ 3
C. Perkembangan motorik kasar dan halus anak usia dini melalui bermain.. 3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan
sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan
baik. Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan jasmani
yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi
yang tepat untuk anak usia dini. Stimulasi ini dapat diberikan oleh orang tua, guru,
maupun lingkungan baik lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan
menyediakan lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak
usia dini. Pemberian stimulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh orang
dewasa dalam memberikan fasilitas dan kesempatan yang optimal untuk tercapainya
perkembangan yang optimal. Memberikan waktu yang banyak untuk anak melakukan
kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan motoriknya dan pengawasan yang
tepat merupakan salah satu usaha yang tepat dalam mendukung perkembangan fisik
motorik anak usia dini baik itu motorik halus maupun kasar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini?
2. Apa Pengertian Perkembangan Fisik Dan Motorik?
3. Bagaimana meningkatkan Perkembangan motorik kasar dan halus anak usia
dini melalui bermain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
2. Untuk mengetahui Pengertian Perkembangan Fisik Dan Motorik
3. Untuk mengetahui Perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia dini
melalui bermain

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6 tahun. Sesuai
dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1
yang menyatakan bahwa anak usia adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6
tahun. Anak pada masa tataran usia dini merupakan periode yang sangat penting
dalam memberikan rangsangan untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Perkembangan otak pada usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat
sehingga masa ini disebut dengan masa emas atau golden age. Penelitian di bidang
neurologi membuktikan bahwa 50% dari kecerdasan anak terbentuk dalam empat
tahun pertama pada kehidupan anak, setalah anak berusia delapan tahun,
perkembangan otak anak mencapai 80% dan ketika anak berusia 18 tahun
perkembangan otak mencapai 100%.

Menurut Papalia tulang dan otot anak prasekolah semakin kuat, dan kapasitas
paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan
memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik. Pada usia 4 tahun anak-anak masih
suka jenis gerakan sederhana seperti melompat dan berlari kesana kemari, hanya
demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun
mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga
untuk beberapa lama, mereka akan dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5
tahun, anak-anak akan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka
berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan
seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman
sebayanya bahkan orang tuanya.

2
B. Pengertian perkembangan fisik dan motorik

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada


tubuh seseorang. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan pada bentuk
dan ukuran tubuh seseorang. Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar
bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik maka
itu memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya,
dan eksplorasi lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang lain. Perkembangan
fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya perkembangan, baik motorik halus
mau pun motorik kasar. Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan
yang bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan
berjalan sesuai dengan umur yang ada.

Motorik merupakan gerak tubuh yang ditimbulkan oleh tindakan, sedangkan


perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan
dan pengendalian gerak tubuh. Gerakan adalah pusat kehidupan bagi anak, karena
dengan bergerak (baik secara kasar maupun halus) anak dapat mengekspresikan diri
untuk melakukan berbagai aktivitas untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya. Oleh karena itu motorik menjadi salah satu aspek perkembangan
yang sangat penting bagi manusia, di samping kognitif dan perilaku. Kemampuan
motorik yang baik akan memberikan banyak keuntungan dan peluang bagi anak
dalam hal mencoba melakukan berbagai gerakan (baik gerakan kasar maupun
gerakan halus), gerakan motorik yang dilakukan anak juga akan mempengaruhi
kesehatan (bergerak membantu meningkatkan kesehatan anak), dan anak akan
memiliki kecekatan/kecakapan dalam melakukan berbagai gerakan.

C. Perkembangan motorik kasar dan halus anak usia dini melalui bermain

Piaget mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan menyenangkan


bagi seseorang dan biasanya kegiatan ini akan selalu diulang. Menurut Parten,
kegiatan bermain merupakan sarana sosialisasi yang diharapkan dapat memberikan

3
kesempatan anak menemukan, bereksplorasi, berkreasi, mengekspresikan perasaan
dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Kemudian dengan bermain juga, anak
akan mengenal diri dan lingkungan dimana anak tinggal.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat bermain


terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau
berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan
pikirannya. Selain otak mempengaruhi perkembangan motorik pada anak,
terpenuhinya pemberian gizi juga mempengaruhi dalam perkembangan motorik dan
pertumbuhan fisik anak. Karenanya, perkembangan fisik motorik pada anak perlu
mendapatkan perhatian, pengamatan dari orang dewasa di sekelilingnya. Bermula
dari pemberian ASI ekslusif, gizi dan kebutuhan anak lainnya. Anak yang tumbuh
fisik dan berkembang dengan baik, maka kemampuan kecerdasan motorik nya juga
akan berkembang dengan baik.

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik


halus. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar dan motorik halus melibatkan otot-
otot kecil. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak melibatkan otot dan anak pada
masa tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang bergerak, lebih senang
melakukan percobaan atau praktik, lebih senang bermain baik permainan yang
membutuhan banyak energi maupun permainan yang hanya menampakkan sedikit
gerakan. Sedikit ataupun banyak gerakan yang dilakukan tetap melibatkan otot,
sehingga perkembangan motorik sangat menunjang aspek perkembangan yang lain.
Seperti yang dipaparkan oleh Sher gross motor activities requiring coordination, such
as various types of sports, or even tasks, such as jumping forward. Motorik kasar
merupakan aktivitas fisik yang memerlukan koordinasi seperti berbagai jenis olah
raga atau tugas-tugas sederhana seperti gerakan melompat. Diperjelas oleh Decaprio
motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot besar
ataupun sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan diri.

4
Menurut Yusuf kemampuan motorik anak dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Usia Kemampuan Kemampuan Motorik Halus


Motorik Kasar

3-4 tahun 1. Naik turun tangga 1. Menggunakan krayon


2. Meloncat dengan 2. Menggunakan benda/alat
dua kaki 3. Meniru bentuk/meniru
3. Melempar bola gerakan orang lain

4-6 tahun 1. Meloncat 1. Menggunakan pensil


2. Mengendarai 2. Menggambar
sepeda anak 3. Memotong dengan gunting
3. Menangkap bola 4. Menulis huruf cetak
4. Bermain olah
raga

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun


demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang
anak pada usia tertentu. Adanya patokan tersebut adalah dimaksudkan supaya anak
yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu ini perlu di latih berbagai
kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal.

Cara untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak usia dini,


yaitu melalui aktivitas bermain seperti bermain bola, menari, bermain perang-
perangan, berolahraga, termasuk senam. Senam merupakan salah satu olahraga yang
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan motorik kasar
pada anak usia dini.

Perkembangan motorik halus pada anak dapat dilatih dan dikembangkan


melalui kegiatan seperti bermain puzzle menyusun balok dan kolase dari berbagai
bahan salah satunya adalah kolase dari media serutan pensil. Pada penerapannya anak
dapat belajar berfikir dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan pada kolase media
serutan pensil. Dalam mengembangakan motorik halus anak usia dini diperlukan juga

5
adanya media yang dapat menunjang agar anak dapat mengembangkan motorik
halusnya, yaitu dengan kegiatan menggunting, suratno menyatakan bahwa kegiatan
menggunting membutuhkan keterampilan menggerakkan otot-otot tangan dan jari-jari
untuk berkoordinasi dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain atau
yang lain sesuai yang diinginkan; seperti menggunting yang berpola, menggunting
dan melipat untuk membentuk gambar, membentuk pola ataupun yang lain.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak usia dini adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6 tahun. Sesuai
dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. Perkembangan
otak pada usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga masa ini
disebut dengan masa emas atau golden age. Penelitian di bidang neurologi
membuktikan bahwa 50% dari kecerdasan anak terbentuk dalam empat tahun pertama
pada kehidupan anak, setalah anak berusia delapan tahun, perkembangan otak anak
mencapai 80% dan ketika anak berusia 18 tahun perkembangan otak mencapai 100%.
Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang
anak tangga untuk beberapa lama, mereka akan dapat turun dengan cara yang sama.

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada


tubuh seseorang. Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi
kemajuan perkembangan berikutnya. Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan
berkembangnya perkembangan, baik motorik halus mau pun motorik
kasar. Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang
bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan
berjalan sesuai dengan umur yang ada. Motorik merupakan gerak tubuh yang
ditimbulkan oleh tindakan, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Oleh karena itu
motorik menjadi salah satu aspek perkembangan yang sangat penting bagi
manusia, di samping kognitif dan perilaku. Menurut Parten, kegiatan bermain
merupakan sarana sosialisasi yang diharapkan dapat memberikan kesempatan anak
menemukan, bereksplorasi, berkreasi, mengekspresikan perasaan dan belajar dengan
cara yang menyenangkan. Kemudian dengan bermain juga, anak akan mengenal diri
dan lingkungan dimana anak tinggal. Lewat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan

7
otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain
dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.

Selain otak mempengaruhi perkembangan motorik pada anak, terpenuhinya


pemberian gizi juga mempengaruhi dalam perkembangan motorik dan pertumbuhan
fisik anak. Karenanya, perkembangan fisik motorik pada anak perlu mendapatkan
perhatian, pengamatan dari orang dewasa di sekelilingnya. Bermula dari pemberian
ASI ekslusif, gizi dan kebutuhan anak lainnya. Anak yang tumbuh fisik dan
berkembang dengan baik, maka kemampuan kecerdasan motorik nya juga akan
berkembang dengan baik. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak melibatkan otot
dan anak pada masa tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang
bergerak, lebih senang melakukan percobaan atau praktik, lebih senang bermain baik
permainan yang membutuhan banyak energi maupun permainan yang hanya
menampakkan sedikit gerakan.

B. SARAN

Bagi Lembaga Sekolah

Alangkah lebih baiknya apabila Menyediakan berbagai macam permainan


yang menarik agar dapat dimanfaatkan oleh guru dalam kegiatan kelas khususnya
permainan yang berhubungan dengan motorik halus dan kasar anak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto MP. Perkembangan Anak Usia Dini: pengantar dalam berbagai
aspeknya. Kencana; 2015.

Ahmad, Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Kencana.

Eny Kusumastuti. (2004). Pendidikan Seni Tari pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-
Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga Semarang Sebagai Proses Alih Budaya.
Harmoni Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol.V. No.1.

Fadlillah. (2014). Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Henniger, M.L. 2009. The Importance of Motor Skills. Pearson Allyn Bacon Prentice
Hall. Diakses pada 13 April 2018 dari https://www.education.
com/reference/article/importance-motor-skills/ Updated on Jul 20, 2010.

Sher. (2009). Early intervention games: fun, joyful ways to develop social and motor
skills in children with autism, spectrum, or sensory processing disorders. San
Fransisco: Jossey Bass.

Slamet Suyanto. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Publishing.

Santrock W John. (1995). Life Span Development. Jakarta: PT Erlangga.

Sujiono, Y N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Index

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Uyu Wahyudin, Mubiar Agustin, Penilaian perkembangan aud, (bandung: PT. Refika
Aditama, 2011). H. 34-35

Anda mungkin juga menyukai