Anda di halaman 1dari 22

TAHAPAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK

ANAK USIA DINI

Dosen pengampu:

Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd

Yin Yin Septiani, M.Pd

Disusun oleh kelompok 3

1. Christina Adelyne 06141182227036


2. Anisyah Ramadani 06141282227012
3. Vira Fitriani 06141282227013
4. Syabilla Dwi Azzahra 06141282227022
5. Windri Bella Hovina 06141282227023
6. Keysa Celsi Al-Syhfa 06141282227024
7. Rina Kurnia 06141282227031
8. Adhea Afiani 06141282227032
9. Tiara Marintan 06141282227041
10. Dinda Putri 06141282227049
11. Citra Tasya Abelia 06141382227079

PROGRAM STUDI PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“tahapan perkembangan fisik motorik anak usia dini” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah perkembangan fisik motorik anak usia dini juga untuk menambah
wawasan tentang tahapan perkembangan fisik motorik anak usia dini bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih
kepada ibu Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd dan ibu Yin Yin Septiani, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 1 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Hakikat Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini ............. 2
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik dan
Perkembangan Kesehatan Anak Usia Dini ......................................................... 4
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Motorik ...................................................... 7
2.4 Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini ....................... 10
2.5 Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini ....................... 13
2.6 Tahapan Perkembangan Kesehatan Anak Usia Dini .............................. 16
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 Simpulan ................................................................................................. 18
3.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kemampuan fisik dan motorik anak sangat pesat.
Perkembangan fisik anak dapat terlihat dengan bertambahnya tinggi badan,
berat badan, dan lingkar kepala. Perkembangan motorik anak dapat terlihat
secara jelas melalui gerakan dan permainan yang mereka lakukan. Pergerakan
tubuh anak saat bermain juga bermanfaat bagi kemampuan gerak dan fisik
anak serta dapat mempengaruhi kesehatan anak.

Pemberian stimulus yang baik bagi anak akan berpengaruh terhadap


tahapan perkembangan anak dengan seimbang untuk setiap aspek
perkembangannya. Faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan fisik
motorik anak dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadi tempat tinggal karena
disana anak melakukan kegiatan bermain sehari-hari. Seperti yang
diungkapkan oleh Piaget dalam Slamet Suyanto (2005:119) berbagai penelitian
menunjukkan bahwa bermain memberikan ruang bebas terhadap anak,
sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa hakikat tahapan perkembangan fisik motorik anak usia dini?
1.2.2 Faktor apa saja yang mempengaruhi tahapan perkembangan fisik motorik
dan perkembangan kesehatan anak usia dini?
1.2.3 Bagaimana tahapan perkembangan motorik anak?
1.2.4 Bagaimana tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini?
1.2.5 Bagaimana tahapan perkembangan motorik halus anak usia dini?
1.2.6 Bagaimana tahapan perkembangan kesehatan anak usia dini?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan hakikat tahapan perkembangan fisik motorik
anak usia dini
1.3.2 Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
fisik motorik dan perkembangan kesehatan anak usia dini
1.3.3 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik anak
1.3.4 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik kasar anak usia
dini
1.3.5 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik halus anak usia
dini
1.3.6 Untuk menguraikan tahapan perkembangan kesehatan anak usia dini

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini


Fase perkembangan artinya penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola
tingkah laku tertentu. Setiap tahap perkembangan mempunyai krisis atau
pembentukan poin yang mengharuskan beberapa perubahan pada perilaku
dan kepribadiannya. Menurut Erikson dalam (Teti Ratnawulan, 2018), proses
perkembangan dikuasai oleh prinsip kematangan epigenetik (Epigenetic
Principle of Maturation) yaitu bahwa tahapan-tahapan perkembangan
ditentukan oleh faktor-faktor keturunan.

Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis


(biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan
individu, yang meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti:
pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara
individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan
motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya) (RI,
2021).

Sebagaimana dikatakan oleh Syamsul perkembangan pada masa


kanak kanak (early childhood), yaitu usia 2-6 tahun. Krisis yang terjadi
adalah inisiatif vs rasa bersalah (Initiative vs. guilt). Secara deskriptif, anak-
anak menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik dan menjadi lebih
tertarik dalam interaksi sosial dengan orang-orang disekitarnya.

Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa


perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:

1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan


dan emosi
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motoric
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah
laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang
untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri
dari lawan jenis
4. Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

2
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik
ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Motorik
terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.

Pengertian perkembangan motorik menurut para ahli:

1. Menurut (Amini et al., 2020) Perkembangan motorik adalah proses


seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh.
2. Yudanto mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah suatu
perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari
kematangan makhluk dengan lingkungannya.
3. Menurut (Sujiono et al., 2016) Perkembangan motorik adalah
perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh

Berdasarkan STPPA perkembangan fisik motorik anak dalam


keseharian terbagi kepada dua yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Menurut (Suparyanto dan Rosad (2015, 2020) Perkembangan motorik
kasar pada dasarnya ialah gerakan- gerakan fisik yang memerlukan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh dengan melibatkan otot-
otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikendalikan oleh otak. Khadijah & Amelia (2020: 16) menjelaskan bahwa
motorik halus ialah gerakan yang membutuhkan kontrol mata dan tangan
sebagai tumpuannya dan otak sebagai pusat kendali dalam aktivitas tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
ialah dengan cara melakukan latihan dan praktik secara terus menerus dan
berkesinambungan, sehingga kemampuan motorik halus dapat berkembang
dengan terarah dan optimal.

Seefel menggolongkan tiga keterampilann motorik anak,yaitu:

1. Ketrampilan lokomotorik : berjalan, berlari, meloncat, meluncur

2. Keterampilan nonlokomotor(menggerakkan bagian tubuh dengan anak


diam di tempat) : Mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik.

3. Keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda

3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik dan
Perkembangan Kesehatan Anak Usia Dini
 Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan fisik motorik
anak usia dni, diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular, misalnya
muscular distrofi ditandai dengan memperlihatkan keterlambatan dalam
kemampuan berjalan. Namun demikian, tidak selamanya gangguan
perkembangan motorik selalu disebabkan oleh penyakit itu.
2. Gangguan sistem saraf pusat misalnya cerebral palsy juga dapat
mengalami keterbatasan perkembangan motorik.
3. Kelainan sumsum tulang belakang, misalnya spina bifida juga disinyalir
dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan motorik.
4. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mengakibatkan
gangguan dalam perkembangan motorik anak. Anak tidak memiliki
kesempatan untuk belajar untuk bergerak karena sering digendong dan
diletakkan di baby walker, sehingga otot menjadi malas dan kemampuan
gerak menurun atau statis
5. Kelainan bawaan ketika bayi masih dalam kandungan dapat pula
menyebabkan gangguan pada proses tumbuh kembang fisik motoriknya.
Semisal terinfeksi virus TORCH (toksoplasmosis, rubela,cytomegalovirus,
dan herpes), serta adanya gangguan plasenta yang mengakibatkan janin
tidak berkembang optimal karena suplai makanan tidak terpenuhi.
6. Proses persalinan yang mengalami kesulitan, semisal hiperbilirubina kadar
bilirubin dalam darah diatas ambang normal dan hipoksi kekurangan
oksigen dapat pula menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan
motorik anak

Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan


motorik seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan
serta perbedaan latar belakang budaya. Rendahnya berat badan lahir seorang
bayi juga dapat menggangu perkembangan motorik anak. Pemberian Asi
Ekslusif, makanan bergizi, lingkungan yang kondusif, perhatian dan sikap
dari orang dewasa di sekelilingnya juga merupakan faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik motorik anak (Kamelia, 2019).

Tulisan dr.Retno Savitri,Sp.KFR yang diposting oleh RS Hermina


Serpong pada tanggal 11 September 2020 (Kholilullah, Hamdan, 2020;
Suparyanto dan Rosad (2015, 2020) menjelaskan bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia dini diantaranya
kematangan saraf, kondisi otot tulang dan sendi, kemampuan indera sensori

4
(penglihatan, pendengaran, sensasi raba taktil, vestibler) dan kecerdasan anak
serta stimulasi dari lingkungan sekitar.

 Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak

Menurut (Suparyanto dan Rosad (2015, 2020) Hal yang menghambat


perkembangan motorik kasar pada anak yaitu kelahiran sulit, terlebih bila
disertai trauma di kepala, anak yang memiliki intelegensi rendah, lingkngan
dengan orangtua yang over protective dapat menghambat kebebasan anak
untuk melatih keterampilan motorik kasarnya. Kelahiran prematur atau
kelahiran dini dapat menjadi faktor penghambat perkembangan motorik kasar
dan halus juga. Perkembangan lain juga disebabkan cacat fisik, misalnya anak
mengalami kebutaan, adanya kejadian perbedaan pola asuh yang berkaitan
dengan jenis kelamin, anak perempuan lebih dikekang daripada anak laki-
laki, dan sebagainya.

 Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak

Menurut Desmita (2010) dalam (AI Suryani, 2019) menyatakan


bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak
yaitu :

1. Perbedaan Individual keberagaman karakteristik antara anak yang satu


dengan anak yang lainnya.
2. Hereditas atau Pembawaan, pengaruh genetik yang diturunkan oleh kedua
orang tuanya.
3. Lingkungan, pengaruh yang berasal dari luar diri individu. Keluarga salah
satu lingkungan utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
seseorang baik keluarga inti, faktor ekonomi sosial yang menjelaskan
individu/keluarga mencakup pendapatan, pekerjaan, pendidikan.
4. Kematangan, perubahan yang beraturan dan bersifat genetik biasanya yang
berhubungan dengan usia, pola perilaku, urutan perubahan fisik, dan
kesiapan anak untuk melakukan keterampilan baru.

Menurut pendapat Maryunani (2010) dikutip oleh (AI Suryani, 2019)


menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempercepat atau
memperlambat perkembangan motorik halus yaitu :

1. Faktor genetik
Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat
menunjang perkembangan motorik, misalnya kecerdasan saraf atau daya
pikir yang baik dan otot yang kuat, hal itu dapat membuat perkembangan
motorik menjadi lebih baik dan cepat.

5
2. Faktor Kesehatan Pada Periode Prenatal
Janin dalam keadaan sehat, tidak kekurangan gizi tidak keracunan, tidak
kekurangan vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan
motorik anak.
3. Faktor Kesulitan Dalam Melahirkan
Perjalanan kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacum, tang,
sehingga bayi mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat
perkembangan motorik bayi.
4. Kesehatan Dan Gizi
Tumbuh kembang bayi diperlukan makanan yang seimbang, sehingga
status gizi dan kesehatan akan dapat mempercepat perkembangan motorik
bayi.
5. Rangsangan
Rangsangan hal yang sangat penting dan berpengaruh untuk
menggerakkan seluruh bagian tubuh dan mempercepat perkembangan
motorik bayi.
6. Perlindungan
Dalam masa ini sebaiknya perlindungan tidak dilakukan secara berlebihan
dikarenakan akan dapat menghambat perkembangan motorik. Contohnya,
anak yang digendong terus sehingga anak tersebut tidak dapat bermain.
7. Prematur
Prematur biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak.
8. Kelainan
Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, sosial, mental
biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.
9. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
10. Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak laki-laki berkembang lebih lambat daripada
perempuan. Akan tetapi pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
setelah melewati masa pubertas.
11. Kebudayaan
Setiap daerah memiliki aturan berbeda-beda, hal itu bergantung juga dan
mempengaruhi perkembangan motorik anak.

 Faktor yang mempengaruhi perkembangan kesehatan anak

Permasalahan kesehatan pada anak sangat kompleks, sebab kondisi


mental dan pemikiran anak belum mengerti tentang kesehatan. Faktor
lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak. Bahkan, bisa

6
dipastikan bahwa faktor lingkungan adalah faktor terbesar yang
mempengaruhi kesehatan anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam
memperhatikan dan mengawasi anak dengan saksama terhadap faktor
lingkungan ini sangat penting agar anak bisa mendapatkan perlindungan dari
bahaya penyakit-penyakit berbahaya yang didapatkan dari lingkungan, seperti
adanya bakteri, nyamuk, infeksi, atau zat-zat beracun.

Di negeri kita ini, penyebaran penyakit berbasis lingkungan di


kalangan anak masih sangat tinggi. Kasus infeksi, seperti demam berdarah
dengue (DBD), diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta
reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan
pangan sangat rentan terjadi pada anak-anak. Selain itu, risiko gangguan
kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses
kegiatan pembangunan juga semakin meningkat. Pembangunan di segala
bidang yang tidak ramah lingkungan tersebut akan berakibat pada
meningkatnya gangguan kesehatan pada anak. Anak akan sangat gampang
terkena paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah
industri dan rumah tangga, serta gangguan kesehatan akibat bencana (Abdul
Qodir Shaleh, 2008).

Selain itu, segala sesuatu yang ada di sekitar rumah pun juga
memberikan andil bagi kesehatan anak. Lingkungan rumah yang tidak bersih,
kumuh, tidak terawat dengan baik, sampah menumpuk di mana -mana, atau
dekat dengan genangan air yang tidak mengalir juga bisa memberikan andil
bagi masalah kesehatan pada anak. Selain itu, faktor air yang dikonsumsi,
makanan yang dikonsumsi, dan asupan gizi yang tidak mencukupi juga
memberi andil bagi buruknya kesehatan anak. Singkatnya, sangat banyak
faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan anak, dan hal ini menuntut
perhatian yang seksama dari orang tua.

2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Motorik


Penekanan latihan pada anak usia SD adalah mengembangkan
gerakan-gerakan dasar, seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat,
menggantung dengan bentuk permainan beregu yang menyenangkan.

Tahap-tahap perkembangan motorik menurut (richard oliver ( dalam


Zeithml., 2021).

1. Tahap Praketerampilan
Tiga tingkat perkembangan dapat dengan mudah dikenali di dalam
tahap praketerampilan, yaitu:
1) Tingkatan refleksif

7
Gerak ini merupakan aktivitas yang tanpa disadari dan merupakan
jawaban terhadap rangsang yang telah disadari. Pada diri seseorang, gerakan
bermula dari gerak-gerak reflektif saat masih bayi. Mulai dari gerakan bibir
atau pipi saat anak disentuh pada daerah tersebut, timbullah gerak untuk
menyusuh, gerakan pada tungkai untuk meluruskan dan menendang. Gerak-
gerak reflek ini dikendalikan oleh sumsum tulang belakang.

2) Tingkatan Integrasi Sensoris

Perolehan gerakan-gerakan ini berdasarkan kematangan dan terjadi


dalam urutan yang dapat diramalkan yang berdasar asas-asas perkembangan.
Bayi memperoleh pengaturan terkendali yang makin bertambah atas otot
rangka yang lebih besar dan kemudian memperoleh kekuatan untuk membuat
penyesuaian sikap tubuh yang sederhana. Kemajuan dalam mengatur syaraf
otot cenderung menghalangi gerak refleks sebagaimana saat pusat otak yang
lebih tinggi mempengaruhi gerak yang terkendali. Selama penampilan
gerakan sederhana yang terpisah itu anak mulai mengintegrasikan masukan
dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan gerakan motorik. Proses
perseptual ini penting untuk memperoleh tingkah laku gerak yang efisien.
Anak-anak segera belajar melalui pengalaman untuk menggunakan masukan
sensoris guna membuat keputusan yang sesuai yang menghasilkan respon
gerak.

3) Perkembangan Pola Gerakan Dasar

Awal masa anak-anak (usia 2 – 8 tahun) ditunjukkan oleh pencapaian


dan pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin
kompleks. Gerakan-gerakan terpisah yang ada selama tahap perpaduan secara
perlahan dipadukan dalam pola-pola gerak yang bertujuan. Anak-anak
semakin aktif terlibat dalam menyelidiki lingkungannya dari gaya berjalan
yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak dasar.
Adapun gerakan gerakan tersebut meliputi, berjalan, berlari, melompat,
meloncat, dan melempar.

2. Tahap Pengembangan Keterampilan

Keterampilan olahraga adalah gerakan yang dikaitkan dengan


kegiatan olahraga. Selama awal pra remaja anak-anak mulai sangat
mementingkan keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Tahap-tahap
dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode perkembangan,
perbaikan, penampilan dan kemunduran. Pada akhir tingkatan perkembangan
pola gerak dasar dan awal tingkatan perbaikan keterampilan, anak mulai

8
secara terus menerus mengatur pola yang ditampilkan ke dalam program
gerak yang terpadu. Program-program ini didefinisikan sebagai suatu
perangkat perintah gerak yang mapan yang membantu dalam menampilkan
pola keterampilan yang sulit dengan campur tangan susunan syaraf yang
terbatas.

Beberapa pengarang ( Fittis, 1965 & Adams, 1997) telah menandai


tiga langkah dalam pemerolehan penampilan yang terampil:

Langkah 1: Tingkat kognitif, ditandai oleh usaha terutama pelaku untuk


keterampilan baru, yang paling lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian
kognitif yang cukup untuk menampilkan keterampilan itu.

Langkah 2: Ditandai oleh naiknya penampilan pada saat program gerak


dibuat. Apabila badan pelaku telah bertambah melalui latihan, perhatian,
terhadap pengelolaan penampilan dapat dikurangi.

Langkah 3: Tahap otonom, Latihan yang terus menerus menghasilkan


perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak menjadi satu tingkatan
otomatis. Selama kegiatan ini, hanya sedikit perhatian kognitif yang
dibutuhkan agar pelaku dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan
yang mempengaruhi strategi dan penampilannya.

3. Tahap Keterampilan
1) Penghalusan Keterampilan
Keterampilan merupakan penampilan motorik pada taraf yang tinggi.
Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang. Keterampilan ditandai
dengan gerakan yang terorganisasi, halus, dan estetis.
2) Tahap Penampilan
Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan
apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan
menurunnya penampilan.
3) Pola Kemunduran
Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seorang akan mengalami
kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kemampuan seseorang
sangat terbatas. Proses penuaan merupakan proses alami setiap mahkluk
hidup. Banyak terjadi masa penuaan, lebih-lebih yang berhubungan dengan
anatomis dan fisiologis seperti yang dikemukakan oleh Brooks dan Fahey
(1984), perubahan tersebut meliputi:
a. Cardiaovskuler, yaitu: ratio pembuluh darah kapiler turun, sehingga
sirkulasi darah ke otak naik. Volume jantung menurun, sehingga
menyebabkan stroke volume dan cardiac output menurun. Elasitisitas

9
pembuluh darah turun, sehingga tekanan darah naik dan resistensi juga
mengalami kenaikan.
b. Respirasi, yaitu: elastisitas menurun sehingga meningkatkan kerja
pernafasan. Luas/ukuran Alveoli menurun sehingga kapasitas diffuse turun
dan dead space meningkat. Jumlah kapilar paru menurun sehingga ventilsi
naik.
c. Otot dan sendi, yaitu: masa otot menurun, jumlah/ukuran motor unit
menurun, ukuran dan jumlah mitokondria menurun, kekakuan pada
persendian meningkat, mobilitas dan stabilitas menurun.
d. Tulang, yaitu: mineral tulang menurun sehingga osteoporosis dan risiko
patah tulang meningkat.
e. Komposisi tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, sehingga risiko
terserang penyakit juga meningkat.

2.4 Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini


Kemampuan motorik kasar anak usia dini setiap tahapan berbeda-beda
karena sesungguhnya perkembangan motorik kasar itu bergantung pada
kematangan otot dan syaraf anak, sehingga sebelum sistem syaraf dan otot
matang dan berkembang dengan baik maka upaya untuk mengajarkan gerakan
atau keterampilan motorik kepada anak akan sia-sia (Hurlock, 1978). Akan
tetapi hal itu tidak semata-mata menjadi hal mutlak dalam proses untuk
membelajarkan keterampilan pada anak, karena ada beberapa hal penting lain
yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam rangka mempelajari keterampilan
motorik pada anak antara lain kesiapanbelajar, kesempatan belajar,
kesempatan berpraktek, model yang baik, bimbingan, motivasi, dipelajari
secara satu persatu (Hurlock, 1978:157).

Menurut pendapat Hurlock (1978:152) urutan perkembangan motorik


kasar anak usia dini adalah berawal dari bagian kepala. Kemudian bagian
batang tubuh, bagian tangan, baru kemudian bagian batang kaki.

Hurlock (1978:150) mengemukakan bahwa tahapan perkembangan


motorik pada anak usia dini adalah sebagai berikut :

a. Berawal dari sebuah pengendalian yang berasal dari perkembangan


refleks, dan kegiatan yang ada pada waktu lahir.
b. Setelah 4 tahun pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan
gerakan yang kasar, dimana gerakan terebut melibatkan bagian badan
yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang
dan sebagainya.

10
c. Setelah usia 5 tahun, pengendalian koordinasi lebih baik yaitu yang
melibatkan otot-otot yang lebih kecil seperti untuk melempar,
menangkap bola (kemampuan motorik manipulatif).

Ahli lain yang berpendapat sama dengan Hurlock yaitu Gesell


mengungkapkan bahwa perkembangan motorik anak usia dini dipengaruhi
oleh kematangan otot. Sementara pendapat lain berdasarkan research
menyatakan bahwa urutan perkembangan motorik tidak setepat kesimpulan
Gesell yaitu bahwa perkembangan motorik tidak sepenuhnya ditentukan oleh
kematangan karena penelitian Adolph dan Berger (dalam Santrock, 2007:
207) menyebutkan bahwa perkembangan motorik mengalami pembentukan
ulang seiring dikembangkannya pandangan baru mengenai cara
berkembangnya keterampilan motorik salah satunya dengan pemberian
stimulus dan motivasi lingkungan serta adanya faktor pendukung lainnya.

Tahapan perkembangan motorik anak usia dini secara umum menurut


Sukamti (Diktat Perkembangan Motorik, 2007) adalah sebagai berikut :

1. Tahap pra keterampilan: tingkatan refleksi, tingkatan integrasi sensoris dan


perkembangan pola gerakan dasar
Tahap pra keterampilan ialah merupakan tahap awal perkembangna
motorik anak yaitu diawali dengan kemampuan reflek yaitu gerak akibat
adanya dorongan dari luar sebagai perangsang yang kemudian dilengkapi
dengan tahap integrasi sensori (gerak). Artinya kepekaan reflek tersebut
dibantu yang kemudian menimbulkan integrasi sensori. Selanjutnya pola
gerakan dasar seperti kemampuan lokomotor, non-lokomotor dan
manipulatif terbentuk pada tahap ini.
2. Tahap pengembangan keterampilan
Tahap pengembangan keterampilan ialah tahap kelanjutan atau
pengembangan dari pola gerakan dasar yang terbentuk dari tahapan
sebelumnya. Pada tahap pengembangan keterampilan yang dimaksud ialah
mengembangkan pola gerakan dasar yang telah ada menjadi lebih
terkoordinasi dan optimal serta gerakan dasarnya tepat sebagai persiapan
untuk mengarah ke tahap keterampilan anak pada tahap berikutnya.
3. Tahap keterampilan meliputi penghalusan keterampilan, tahap
penampilan, dan pola kemunduran. Tahap keterampilan ialah tahap
penghalusan dan penampilan kemampuan motorik anak dari tahapan
sebelumnya untuk menjadi lebih sempurna membentuk sebuah
keterampilan anak seperti kemampuan anak dalam melompat dua kaki.
Pada tahap ini akan diperhalus dan lebih disempurnakan sehingga

11
kemampuan melompat anak tersebut menjadi sebuah keterampilan yang
lebih baik.
Menurut Bambang (dalam Diktat Sukamti, 2007) tahap-tahap
perkembangan keterampilan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu:
1. Tahap verbal kognitif, yaitu tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau
menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan.
2. Tahap asosiatif, yaitu tahap belajar untuk menyesuaikan konsep ke dalam
bentuk gerakan dengan mempersesifkan konsep gerakan pada bentuk
perilaku gerak yang dipelajarinya/ mencoba-coba gerakan dan memahami
gerak yang dilakukan.
3. Tahap otomatisasi adalah melakukan gerakan dengan berulang-ulang
untuk mendapatkan gerakan yang benar secara alamiah.

Pendapat di atas serupa dengan pendapat Samsudin (2008: 10) bahwa


tahapan perkembangan motorik meliputi tahap kognitif, tahap assosiatif dan
tahap otomatisasi.

Tingkat pencapaian perkembangan motorik kasar (Kemendikbud, 2014)

Usia Tingkat pencapaian


3-12 1. Berusaha mengangkat kepala saat ditelungkupkan
bulan 2. Menoleh ke kanan dan ke kiri
3. Berguling (miring) ke kanan dan ke kiri
4. Tengkurap dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang
5. Duduk dengan bantuan
6. Mengangkat kedua kaki saat terlentang
7. Kepala tegak ketika duduk dengan bantuan
8. Tengkurap bolakbalik tanpa bantuan
9. Mengambil benda yang terjangkau
10. Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang
dipegang
11. Merangkak ke segala arah
12. Duduk tanpa bantuan
13. Berdiri berpegangan
14. Berjalan dengan berpegangan
15. Bertepuk tangan
12-24 1. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan
bulan 2. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan
merangkak
3. Dapat bangkit dari posisi duduk
4. Melakukan gerak menendang bola
5. Berguling ke segala arah
6. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan
7. Berjalan sendiri tanpa jatuh

12
8. Melompat di tempat
9. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan
10. Berjalan mundur beberapa langkah
11. Menarik dan mendorong benda yang ringan(kursi kecil)
12. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
13. Menendang bola ke arah depan
14. Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik
15. Berjongkok

2-4 1. Berjalan sambil berjinjit


tahun 2. Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki
3. Melempar dan menangkap bola
4. Menari mengikuti irama
5. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan
berpegangan
6. Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
7. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki
bergantian
8. Meniti di atas papan yang cukup lebar
9. Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah
tinggi lutut anak)
10. Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan
pohon, kelinci melompat)
11. Berdiri dengan satu kaki
4-6 1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat
tahun terbang, dsb
2. Melakukan gerakan menggantung
(bergelayut)
3. Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara
terkoordinasi
4. Melempar sesuatu secara terarah
5. Menangkap sesuatu secara tepat
6. Melakukan gerakan antisipasi
7. Menendang sesuatu secara terarah
8. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas
9. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
10. Melakukan koordinasi gerakan mata-kakitangan-kepala dalam
menirukan tarian atau senam
11. Melakukan permainan fisik dengan aturan
12. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
13. Melakukan kegiatan kebersihan diri

2.5 Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Gerakan motorik halus yang terlihat saat TK antara lain anak mulai
dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai

13
sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan
menggunakan sendok dan garpu. Semakin baiknya gerakan motorik halus
anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil
guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai,
menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit,
menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun,
tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada
tahap yang sama.

Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia


kira kira 3 tahun. Di usia itu, anak dapat meniru cara memegang pensil.
Namun, posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Selain
itu, anak masih kaku dalam melakukan gerakan tangan untuk menulis. Namun,
saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau crayon
untuk menggambar (Sujiono et al., 2016).

Karakteristik anak dapat kita amati dengan cara menyuruh anak untuk
memegang pensil dengan tepat menggengam pensil dan menuliskan pada
kertas. Cara ini bisa dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Jika anak sudah mahir
dalam memegang pensil maka anak akan lebih banyak menggunakan gerakan
jari (AI Suryani, 2019) .

Karakteristik anak dapat dijelaskan diantaranya :

1. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah mengalami


kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin
sempurna.
2. Pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna
lagi. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata.
3. Pada akhir masa kanak-kanak (usia 6 tahun), ia telah belajar
bagaimana menggunakan jari jemari dan pergelangan tangannya untuk
menggerakkan ujung pensil.

Menurut ((2003:, 2017) Anak usia 4-6 tahun dapat


mengkoordinasikan gerakan motorik seperti berjalan, mengkoordinasikan
mata dan tangan seperti menulis. Adapun tahap perkembangan motorik halus
sesuai dengan usianya antara lain:

a. Usia 0-1 Tahun : meremas kertas, menyobek, dan menggenggam dengan


erat.

b. Usia 1-2 Tahun : mencoret-coret, melipat kertas, menggunting sederhana,


dan sering memasukkan benda ke dalam tubuhnya.

14
c. Usia 2-3 Tahun : memindahkan benda, meletakkan barang, melipat kain,
mengenakan sepatu dan pakaian.

d. Usia 3-4 Tahun : melepas dan mengancingkan baju, makan sendiri, dan
menggambar wajah.

e. Usia 4-5 Tahun : mampu menggunakan garpu dengan baik, menggunting


mengikuti arah, dan menirukan gambar.

f. Usia 5-6 Tahun : mampu mengikat tali sepatu, menirukan sejumlah angka
dan kata-kata sederhana.

Menurut Sulistyawati (2017) dalam (AI Suryani, 2019) karakteristik


perkembangan motorik halus anak menurut DDST yaitu:

Usia Sektor Motorik Halus


4 Tahun Mencontoh lingkaran
Menggambar orang 3 bagian Mencontoh tanda plus (+)
Memilih garis yang lebih panjang
5 Tahun Memilih garis yang lebih panjang
Mencontoh persegi ditunjukkan Menggambar orang 6 bagian
Mencontoh persegi
6 Tahun Mencontoh persegi ditunjukkan
Menggambar orang 6 bagian Mencontoh persegi

Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus (Kemendikbud, 2014)

Usia Tingkat pencapaian


3-12 1. Memiliki refleks menggenggam jari ketika telapak tangannya
bulan disentuh
2. Memainkan jari tangan dan kaki
3. Memasukkan jari ke dalam mulut
4. Memegang benda dengan lima jari
5. Memainkan benda dengan tangan
6. Meraih benda di depannya
7. Memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjumput)
8. Meremas
9. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
10. Memasukkan benda ke mulut
11. Menggaruk kepala
12. Memegang benda kecil atau tipis (misal: potongan buah atau
biskuit)
13. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
12-24 1. Membuat coretan bebas

15
bulan 2. Menumpuk tiga kubus ke atas
3. Memegang gelas dengan dua tangan
4. Memasukkan benda-benda ke dalam wadah
5. Menumpahkan benda-benda dari wadah
6. Membuat garis vertikal atau horisontal
7. Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
8. Menyobek kertas
2-4 1. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
tahun 2. Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
3. Menggunting kertas tanpa pola
4. Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih
seperti sikat gigi, sendok
5. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung
(mangkuk, ember)
6. Memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil,
biji-bijian)
7. Meronce benda yang cukup besar
8. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
4-6 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring
tahun kiri/kanan, dan lingkaran
2. Menjiplak bentuk
3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan
yang rumit
4. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk
dengan menggunakan berbagai media
5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai
media
6. Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus
(menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin,
memeras)
7. Menggambar sesuai gagasannya
8. Meniru bentuk
9. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
10. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar
11. Menggunting sesuai dengan pola
12. Menempel gambar dengan tepat
13. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci

2.6 Tahapan Perkembangan Kesehatan Anak Usia Dini


Kesehatan merupakan sesuatu yang bersih dan natural, baik fisik
maupun non fisik yang dijadikan sebagai modal yang sangat penting untuk
membentuk generasi manusia yang mampu menatap masa depan dengan
penuh antusiasme, energi, dan spirit yang mengarah kepada kemajuan dan
kesuksesan (Erida, 2018). Dunia kesehatan anak dalam dunia kedokteran biasa

16
disebut dengan pediatri. Pediatri atau ilmu kesehatan anak adalah spesialisasi
kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak-anak. Kata pediatri diambil
dari dua kata Yunani kuno, yaitu paidi, yang berarti "anak", dan iatros yang
berarti "dokter". Sebagian besar dokter anak merupakan anggota dari badan
nasional, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia, American Academy of
Pediatrics, atau Canadian Pediatric Society dan Abraham Jacobi adalah
Bapak Pediatri Dunia (Abdul Qodir Shaleh, 2008).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kesehatan anak


berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Depkes (2009), yaitu anak
sehat memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita warna hijau
pada Kartu Menuju Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya.
2. Anak bertambah tinggi.
3. Kemampuan bertambah sesuai usia.
4. Jarang sakit.
5. Ceria, aktif, lincah.

Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain fisik,
psikis, dan sosial (Santoso & Ranti, 2004), sebagai berikut:

1. Segi fisik, anak memiliki badan yang sehat dengan pertumbuhan


jasmani yang normal.
2. Segi psikis, anak dengan jiwa sehat berkembang secara wajar, disertai
pikiran yang bertambah cerdas dan perasaan yang bertambah peka.
3. Segi sosialisasi, anak tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Tingkat pencapaian perkembangan kesehatan (Kemendikbud, 2014)

3 bulan-6 tahun
1. Berat badan sesuai Tingkat usia
2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia
3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pada hakikat perkembangan fisik motorik anak usia dini merupakan
proses perkembangan yang berkesinambungan, terjadi secara signifikan
pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf
sesuai dengan rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam
bergerak. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
fisik motorik dan perkembangan kesehatan anak usia dini diantaranya faktor
lingkungan dan faktor keluarga.Tahapan perkembangan motorik anak baik
motorik kasar maupun motorik halus, tahapan perkembangan kesehatan anak
sangat harus diperhatikan oleh orang tua untuk tumbuh kembang anak usia dini.

3.2 Saran
Untuk menyesuaikan tahapan perkembangan fisik motorik dan kesehatan
anak usia dini perlu bagi orang yang lebih dewasa dari anak untuk memberikan
stimulus yang baik bagi anak.

Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun dari materi. Oleh Karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

(2003:, R. (2003:Rahmana. (2017). Bab II kajian teori. BAB 2 Kajian Teori, 1,


16–72.
AI Suryani. (2019). Pengaruh Permainan Clay Dengan Perkembangan Motorik
Halus Pada Anak Prasekolah.
Amini, M., Sujiono, B., & Aisyah, S. (2020). Hakikat Perkembangan Motorik dan
Tahap Perkembangannya. Pustaka.Ut, 7–10. https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PAUD4202-M1.pdf
Erida. (2018). Pengasuhan dan Pengembangan Kesehatan Anak Usia Dini. Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, 3, 73–86.
Kamelia, N. (2019). PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI
(STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK )
STPPA TERCAPAI di RA HARAPAN BANGSA MAGUWOHARJO
CONDONG CATUR YOGYAKARTA. KINDERGARTEN: Journal of
Islamic Early Childhood Education, 2(2), 112.
https://doi.org/10.24014/kjiece.v2i2.9064
Kemendikbud, R. (2014). Standar isi tentang tingkat pencapaian perkembangan
anak. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2014, 1–31.
Kholilullah, Hamdan, H. (2020). www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id 75 |
P g e. Jurnal Penelitian Sosial Dan Keagamaan, 10(Juni), 75–94.
RI, K. (2021). Perkembangan Fisik Dan Psikomotorik Peserta Didik.
Cendikia.Kemenag.Go.Id, 1–61.
richard oliver ( dalam Zeithml., dkk 2018 ). (2021). Perkembangan Motorik. In
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Sujiono, B., Sumatri, M. ., & Chandrawati, T. (2016). Perkembangan Motorik
Anak Taman Kanak-kanak. Metode Pengembangan Fisik, 1–21.
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Perkembangan fisik dan motorik anak. In
Suparyanto dan Rosad (2015 (Vol. 5, Issue 3).
https://www.mendeley.com/catalogue/120581bb-b3dd-3dec-9f7c-
3c1a41a27e6b/?utm_source=desktop&utm_medium=1.19.8&utm_campaign
=open_catalog&userDocumentId=%7B1a95ff22-ec10-40f4-9c87-
1d95902690ab%7D
Teti Ratnawulan. (2018). Perkembangan Dan Tahapan Penting Dalam
Perkembangan. Journal of Special Education, IV(1), 65–74.

19

Anda mungkin juga menyukai