Dosen pengampu:
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“tahapan perkembangan fisik motorik anak usia dini” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah perkembangan fisik motorik anak usia dini juga untuk menambah
wawasan tentang tahapan perkembangan fisik motorik anak usia dini bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih
kepada ibu Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd dan ibu Yin Yin Septiani, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis memerlukan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan hakikat tahapan perkembangan fisik motorik
anak usia dini
1.3.2 Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
fisik motorik dan perkembangan kesehatan anak usia dini
1.3.3 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik anak
1.3.4 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik kasar anak usia
dini
1.3.5 Untuk menguraikan tahapan perkembangan motorik halus anak usia
dini
1.3.6 Untuk menguraikan tahapan perkembangan kesehatan anak usia dini
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik
ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Motorik
terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.
3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik dan
Perkembangan Kesehatan Anak Usia Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan fisik motorik
anak usia dni, diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular, misalnya
muscular distrofi ditandai dengan memperlihatkan keterlambatan dalam
kemampuan berjalan. Namun demikian, tidak selamanya gangguan
perkembangan motorik selalu disebabkan oleh penyakit itu.
2. Gangguan sistem saraf pusat misalnya cerebral palsy juga dapat
mengalami keterbatasan perkembangan motorik.
3. Kelainan sumsum tulang belakang, misalnya spina bifida juga disinyalir
dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan motorik.
4. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mengakibatkan
gangguan dalam perkembangan motorik anak. Anak tidak memiliki
kesempatan untuk belajar untuk bergerak karena sering digendong dan
diletakkan di baby walker, sehingga otot menjadi malas dan kemampuan
gerak menurun atau statis
5. Kelainan bawaan ketika bayi masih dalam kandungan dapat pula
menyebabkan gangguan pada proses tumbuh kembang fisik motoriknya.
Semisal terinfeksi virus TORCH (toksoplasmosis, rubela,cytomegalovirus,
dan herpes), serta adanya gangguan plasenta yang mengakibatkan janin
tidak berkembang optimal karena suplai makanan tidak terpenuhi.
6. Proses persalinan yang mengalami kesulitan, semisal hiperbilirubina kadar
bilirubin dalam darah diatas ambang normal dan hipoksi kekurangan
oksigen dapat pula menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan
motorik anak
4
(penglihatan, pendengaran, sensasi raba taktil, vestibler) dan kecerdasan anak
serta stimulasi dari lingkungan sekitar.
1. Faktor genetik
Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat
menunjang perkembangan motorik, misalnya kecerdasan saraf atau daya
pikir yang baik dan otot yang kuat, hal itu dapat membuat perkembangan
motorik menjadi lebih baik dan cepat.
5
2. Faktor Kesehatan Pada Periode Prenatal
Janin dalam keadaan sehat, tidak kekurangan gizi tidak keracunan, tidak
kekurangan vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan
motorik anak.
3. Faktor Kesulitan Dalam Melahirkan
Perjalanan kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacum, tang,
sehingga bayi mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat
perkembangan motorik bayi.
4. Kesehatan Dan Gizi
Tumbuh kembang bayi diperlukan makanan yang seimbang, sehingga
status gizi dan kesehatan akan dapat mempercepat perkembangan motorik
bayi.
5. Rangsangan
Rangsangan hal yang sangat penting dan berpengaruh untuk
menggerakkan seluruh bagian tubuh dan mempercepat perkembangan
motorik bayi.
6. Perlindungan
Dalam masa ini sebaiknya perlindungan tidak dilakukan secara berlebihan
dikarenakan akan dapat menghambat perkembangan motorik. Contohnya,
anak yang digendong terus sehingga anak tersebut tidak dapat bermain.
7. Prematur
Prematur biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak.
8. Kelainan
Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, sosial, mental
biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.
9. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
10. Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak laki-laki berkembang lebih lambat daripada
perempuan. Akan tetapi pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
setelah melewati masa pubertas.
11. Kebudayaan
Setiap daerah memiliki aturan berbeda-beda, hal itu bergantung juga dan
mempengaruhi perkembangan motorik anak.
6
dipastikan bahwa faktor lingkungan adalah faktor terbesar yang
mempengaruhi kesehatan anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam
memperhatikan dan mengawasi anak dengan saksama terhadap faktor
lingkungan ini sangat penting agar anak bisa mendapatkan perlindungan dari
bahaya penyakit-penyakit berbahaya yang didapatkan dari lingkungan, seperti
adanya bakteri, nyamuk, infeksi, atau zat-zat beracun.
Selain itu, segala sesuatu yang ada di sekitar rumah pun juga
memberikan andil bagi kesehatan anak. Lingkungan rumah yang tidak bersih,
kumuh, tidak terawat dengan baik, sampah menumpuk di mana -mana, atau
dekat dengan genangan air yang tidak mengalir juga bisa memberikan andil
bagi masalah kesehatan pada anak. Selain itu, faktor air yang dikonsumsi,
makanan yang dikonsumsi, dan asupan gizi yang tidak mencukupi juga
memberi andil bagi buruknya kesehatan anak. Singkatnya, sangat banyak
faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan anak, dan hal ini menuntut
perhatian yang seksama dari orang tua.
1. Tahap Praketerampilan
Tiga tingkat perkembangan dapat dengan mudah dikenali di dalam
tahap praketerampilan, yaitu:
1) Tingkatan refleksif
7
Gerak ini merupakan aktivitas yang tanpa disadari dan merupakan
jawaban terhadap rangsang yang telah disadari. Pada diri seseorang, gerakan
bermula dari gerak-gerak reflektif saat masih bayi. Mulai dari gerakan bibir
atau pipi saat anak disentuh pada daerah tersebut, timbullah gerak untuk
menyusuh, gerakan pada tungkai untuk meluruskan dan menendang. Gerak-
gerak reflek ini dikendalikan oleh sumsum tulang belakang.
8
secara terus menerus mengatur pola yang ditampilkan ke dalam program
gerak yang terpadu. Program-program ini didefinisikan sebagai suatu
perangkat perintah gerak yang mapan yang membantu dalam menampilkan
pola keterampilan yang sulit dengan campur tangan susunan syaraf yang
terbatas.
3. Tahap Keterampilan
1) Penghalusan Keterampilan
Keterampilan merupakan penampilan motorik pada taraf yang tinggi.
Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang. Keterampilan ditandai
dengan gerakan yang terorganisasi, halus, dan estetis.
2) Tahap Penampilan
Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan
apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan
menurunnya penampilan.
3) Pola Kemunduran
Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seorang akan mengalami
kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kemampuan seseorang
sangat terbatas. Proses penuaan merupakan proses alami setiap mahkluk
hidup. Banyak terjadi masa penuaan, lebih-lebih yang berhubungan dengan
anatomis dan fisiologis seperti yang dikemukakan oleh Brooks dan Fahey
(1984), perubahan tersebut meliputi:
a. Cardiaovskuler, yaitu: ratio pembuluh darah kapiler turun, sehingga
sirkulasi darah ke otak naik. Volume jantung menurun, sehingga
menyebabkan stroke volume dan cardiac output menurun. Elasitisitas
9
pembuluh darah turun, sehingga tekanan darah naik dan resistensi juga
mengalami kenaikan.
b. Respirasi, yaitu: elastisitas menurun sehingga meningkatkan kerja
pernafasan. Luas/ukuran Alveoli menurun sehingga kapasitas diffuse turun
dan dead space meningkat. Jumlah kapilar paru menurun sehingga ventilsi
naik.
c. Otot dan sendi, yaitu: masa otot menurun, jumlah/ukuran motor unit
menurun, ukuran dan jumlah mitokondria menurun, kekakuan pada
persendian meningkat, mobilitas dan stabilitas menurun.
d. Tulang, yaitu: mineral tulang menurun sehingga osteoporosis dan risiko
patah tulang meningkat.
e. Komposisi tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, sehingga risiko
terserang penyakit juga meningkat.
10
c. Setelah usia 5 tahun, pengendalian koordinasi lebih baik yaitu yang
melibatkan otot-otot yang lebih kecil seperti untuk melempar,
menangkap bola (kemampuan motorik manipulatif).
11
kemampuan melompat anak tersebut menjadi sebuah keterampilan yang
lebih baik.
Menurut Bambang (dalam Diktat Sukamti, 2007) tahap-tahap
perkembangan keterampilan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu:
1. Tahap verbal kognitif, yaitu tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau
menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan.
2. Tahap asosiatif, yaitu tahap belajar untuk menyesuaikan konsep ke dalam
bentuk gerakan dengan mempersesifkan konsep gerakan pada bentuk
perilaku gerak yang dipelajarinya/ mencoba-coba gerakan dan memahami
gerak yang dilakukan.
3. Tahap otomatisasi adalah melakukan gerakan dengan berulang-ulang
untuk mendapatkan gerakan yang benar secara alamiah.
12
8. Melompat di tempat
9. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan
10. Berjalan mundur beberapa langkah
11. Menarik dan mendorong benda yang ringan(kursi kecil)
12. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
13. Menendang bola ke arah depan
14. Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik
15. Berjongkok
13
sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan
menggunakan sendok dan garpu. Semakin baiknya gerakan motorik halus
anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil
guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai,
menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit,
menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun,
tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada
tahap yang sama.
Karakteristik anak dapat kita amati dengan cara menyuruh anak untuk
memegang pensil dengan tepat menggengam pensil dan menuliskan pada
kertas. Cara ini bisa dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Jika anak sudah mahir
dalam memegang pensil maka anak akan lebih banyak menggunakan gerakan
jari (AI Suryani, 2019) .
14
c. Usia 2-3 Tahun : memindahkan benda, meletakkan barang, melipat kain,
mengenakan sepatu dan pakaian.
d. Usia 3-4 Tahun : melepas dan mengancingkan baju, makan sendiri, dan
menggambar wajah.
f. Usia 5-6 Tahun : mampu mengikat tali sepatu, menirukan sejumlah angka
dan kata-kata sederhana.
15
bulan 2. Menumpuk tiga kubus ke atas
3. Memegang gelas dengan dua tangan
4. Memasukkan benda-benda ke dalam wadah
5. Menumpahkan benda-benda dari wadah
6. Membuat garis vertikal atau horisontal
7. Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
8. Menyobek kertas
2-4 1. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
tahun 2. Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
3. Menggunting kertas tanpa pola
4. Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih
seperti sikat gigi, sendok
5. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung
(mangkuk, ember)
6. Memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil,
biji-bijian)
7. Meronce benda yang cukup besar
8. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
4-6 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring
tahun kiri/kanan, dan lingkaran
2. Menjiplak bentuk
3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan
yang rumit
4. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk
dengan menggunakan berbagai media
5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai
media
6. Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus
(menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin,
memeras)
7. Menggambar sesuai gagasannya
8. Meniru bentuk
9. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
10. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar
11. Menggunting sesuai dengan pola
12. Menempel gambar dengan tepat
13. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci
16
disebut dengan pediatri. Pediatri atau ilmu kesehatan anak adalah spesialisasi
kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak-anak. Kata pediatri diambil
dari dua kata Yunani kuno, yaitu paidi, yang berarti "anak", dan iatros yang
berarti "dokter". Sebagian besar dokter anak merupakan anggota dari badan
nasional, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia, American Academy of
Pediatrics, atau Canadian Pediatric Society dan Abraham Jacobi adalah
Bapak Pediatri Dunia (Abdul Qodir Shaleh, 2008).
1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita warna hijau
pada Kartu Menuju Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya.
2. Anak bertambah tinggi.
3. Kemampuan bertambah sesuai usia.
4. Jarang sakit.
5. Ceria, aktif, lincah.
Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain fisik,
psikis, dan sosial (Santoso & Ranti, 2004), sebagai berikut:
3 bulan-6 tahun
1. Berat badan sesuai Tingkat usia
2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia
3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada hakikat perkembangan fisik motorik anak usia dini merupakan
proses perkembangan yang berkesinambungan, terjadi secara signifikan
pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf
sesuai dengan rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam
bergerak. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
fisik motorik dan perkembangan kesehatan anak usia dini diantaranya faktor
lingkungan dan faktor keluarga.Tahapan perkembangan motorik anak baik
motorik kasar maupun motorik halus, tahapan perkembangan kesehatan anak
sangat harus diperhatikan oleh orang tua untuk tumbuh kembang anak usia dini.
3.2 Saran
Untuk menyesuaikan tahapan perkembangan fisik motorik dan kesehatan
anak usia dini perlu bagi orang yang lebih dewasa dari anak untuk memberikan
stimulus yang baik bagi anak.
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun dari materi. Oleh Karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19