PERKEMBANGAN MOTORIK
Oleh :
FITRA RHAMADANI
(210301501212)
PJKR K/2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….……ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah tata cara yang di pakai untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus memperhatikan substansi -
substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil
belajar yang menyenangkan.Oleh kerena itu guru harus melihat, memperhatikan,
mempertimbangkan, danmemprioritaskan tetang ciri siswa atau peserta didik, tujuan
yang akan di capai, materi, pendekatan atau metode yang di gunakan, lingkungan
belajar, dan evaluasi.Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54).
Perkembangan anak adalah perkembanganseluruh aspek kepribadiannya akan
tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masinganak tidak sama. Proses
pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak
sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada dirianak, seperti sikap,
penampilan, pemahaman, dan latar belakang.Sebagai seorang guru, sangat perlu
memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Perkembangan pesta didik meliputi : perkembangan fisik, perkembangan
pisikomotorik, dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan
psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat terhadap
perkembanganintelektual/kongnitif siswa.Rancangan pembelajaran yang konduktif
akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yangdiinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hakikat perkembangan motoric?
2. Jelaskan factor factor yang mempengaruhi perkembangan motoric?
3. Jelaskan tahapan perkembangan motoric?
4. Jelaskan prinsip prinsip perkembangan motoric?
5. Jelaskan kategori fungsi perkembangan motoric?
6. Jelaskan perkembangan motoric kasar dan motoric halus?
1
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hakikat perkembangan motoric
2. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi perkembangan motoric
3. Mengetahui tahapan perkembangan motoric
4. Mengetahui prinsip prinsip perkembangan motoric
5. Mengetahui kategori fungsi perkembangan motoric
6. Mengetahui perkembangan motoric kasar dan motoric halus
2
BAB II
PEMBAHASAN
Motorik ialah semua gerakan tubuh meliputi gerak internal yang tidak terlihat (motor)
yakni penangkapan stimulus oleh indera penyampaian stimulus oleh susunan syaraf
sensorik ke otak. Kemudian pemrosesan dan pembuatan keputusan oleh otak serta
terakhir penyampaian keputusan oleh syaraf motorik ke otot, dan gerak
eksternal. Motor ability ialah kegiatan dalam melakukan kemampuan suatu gerakan.
Sedangkan motorik ialah awal terjadinya suatu gerakan yang dilakukan. Hurlock juga
mengemukakan bahwa perkembangan motorik ialah perkembangan pada proses
mengendalikan pada gerakan- gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf dan otot-
otot yang terkoordinasi.
Perkembangan gerak ialah suatu proses yang sejalan dengan pertambahan usia secara
bertahap dan berkesinambungan dalam gerakan iyang semakin meningkat. Selama
proses berlangsungnya perkembangan motorik, usia 4 sampai 5 tahun pasca kelahiran,
anak akan tetap mampu mengendalikan gerakan yang kasar. Contohnya berjalan,
berlari, melompat, meloncat, dan berenang. Namun, setelah usia 5 tahun, terjadi
perkembangan yang pesat dalam proses pengendalian gerakan yang lebih baik dan
terarah. Hal tersebut melibatkan otot- otot yang lebih kecil dipergunakan dalam hal
menggenggam, melempar, menangkap bola dan menulis.
3
Keterampilan yang melibatkan motorik halus pun juga harus berkaitan dengan otot-
otot kecil yang saling berkesinambungan
4
10. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik
karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah tingkat
perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya.
11. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
12. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial
ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan pelatihan ketimbang
anak karena perbedaan bawaan.
1. Tahap Praketerampilan
Tingkah laku gerak awal dimulai kira-kira pada periode 6 bulan dalam
kandungan dan terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Perbaikan
kemampuan gerakan selama periode bayi dan masa anakanak awal terpusat pada
perolehan kemampuan yang memberikan dasar pada semua perkembangan
keterampilan lebih lanjut. Meskipun pelatih jarang memiliki pengaruh langsung pada
tingkat perkembangan awal ini, pengetahuan tentang periode ini memberikan
pengertian penting mengapa beberapa anak mengalami kesulitan dalam memperoleh
tingkat kompetitif keterampilan olahraga. Selama tahap pengembangan
praketerampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak refleks awal menjadi pola
dasar yang sangat terkoordinasikan. Perhatian selama periode ini harus ditekankan pada
kualitas dan kuantitas pengalaman anak. Tiga tingkat perkembangan dapat dengan
mudah dikenali di dalam tahap praketerampilan.
Tahap-tahap ini dinamai tingkat refleksi, integrasi sensorik (penggabungan sensor) dan
pola gerakan dasar.
1. Tingkatan refleksif Aktivitas
refleksif ini dianggap unit yang paling sederhana dari otot syaraf
(neurotauskular) (Sage, 1997). Gerak refleks adalah akibat dari rangsangan reseptor
sensoris yang mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf refleks dan balik ke
serabut-serabut otot. Biasanya gerakan-gerakan ini dikendalikan pada tingkat jaringan
syaraf tulang belakang dan tidak tunduk pada pengendalian yang disengaja. Meskipun
5
refleks mempengaruhi gerakan pada semua tahap pengembangan, gerakan pertama
anak yang baru lahir sebagian besar adalah gerakan refleks dan tidak terkendali.
Gerak ini merupakan aktivitas yang tanpa disadari dan merupakan jawaban
terhadap rangsang yang telah disadari. Pada diri seseorang, gerakan bermula dari gerak-
gerak reflektif saat masih bayi. Bermula dari gerakan bibir atau pipi saat anak disentuh
pada daerah tersebut, timbullah gerak untuk menyusu, gerakan pada tungkai untuk
meluruskan dan menendang. Gerak-gerak reflek dikendalikan oleh sumsum tulang
belakang.
2. Tingkatan Integrasi Sensoris
Gerakan terkendali yang dini cenderung kasar dan tidak teratur. Perolehan
gerakan-gerakan ini berdasarkan kematangan dan terjadi dalam urutan yang dapat
diramalkan yang berdasar asasasas perkembangan. Bayi memperoleh pengaturan
terkendali yang makin bertambah atas otot rangka yang lebih besar dan kemudian
memperoleh kekuatan untuk membuat penyesuaian sikap tubuh yang sederhana.
Kemajuan dalam mengatur syaraf otot cenderung menghalangi gerak refleks
sebagaimana saat pusat otak yang lebih tinggi mempengaruhi gerak yang terkendali.
Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah itu anak mulai
mengintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan
gerakan motorik. Proses perseptual ini penting untuk memperoleh tingkah laku gerak
yang efisien. Anak-anak segera belajar melalui pengalaman untuk menggunakan
masukan sensoris guna membuat keputusan yang sesuai yang menghasilkan respon
gerak.
3. Perkembangan Pola Gerakan Dasar
Awal masa anak-anak (usia 2 – 8 tahun) ditunjukkan oleh pencapaian dan
pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Gerakan-
gerakan terpisah yang ada selama tahap perpaduan secara perlahan dipadukan dalam
pola-pola gerak yang bertujuan. Anak-anak semakin aktif terlibat dalam menyelidiki
lingkungannya dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan
pola gerak dasar. Adapun gerakangerakan tersebut meliputi, berjalan, berlari,
melompat, meloncat, dan melempar.
6
Keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan
kegiatan olahraga. Selama awal praremaja anak-anak mulai sangat mementingkan
keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan
olahraga mencakup periode perkembangan, perbaikan, penampilan dan kemunduran.
Pada akhir tingkatan perkembangan pola gerak dasar dan awal tingkatan
perbaikan keterampilan, anak mulai secara terus menerus mengatur pola yang
ditampilkan ke dalam program gerak yang terpadu. Program-program ini didefinisikan
sebagai suatu perangkat perintah gerak yang mapan yang membantu dalam
menampilkan pola keterampilan yang sulit dengan campur tangan susunan syaraf yang
terbatas. Beberapa pengarang ( Fittis, 1965 & Adams, 1997) telah menandai tiga
langkah dalam pemerolehan penampilan yang terampil.
Langkah 1 : Tingkat kognitif ditandai oleh usaha terutama pelaku untuk keterampilan
baru, yang paling lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian kognitif yang cukup
untuk menampilkan keterampilan itu.
Langkah 2: Ditandai oleh naiknya penampilan pada saat program gerak dibuat. Apabila
badan pelaku telah bertambah melalui latihan, perhatian, terhadap pengelolaan
penampilan dapat dikurangi.
Langkah 3 : Tahap otonom. Latihan yang terus menerus menghasilkan perbaikan lebih
lanjut dari keterampilan gerak menjadi satu tingkatan otomatis. Selama kegiatan ini,
hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan agar pelaku dapat memusatkan
perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi dan penampilannya.
c. Tahap Keterampilan
i. Penghalusan Keterampilan Keterampilan merupakan penampilan motorik pada
taraf yang tinggi. Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang.
Keterampilan ditandai dengan gerakan yang terorganisasi, halus, dan estetis.
ii. Tahap Penampilan Puncak tahap perkembangan motorik adalah penampilan.
Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan
apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan menurunnya
penampilan.
iii. Pola Kemunduran Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seorang
akan mengalami kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena
kemampuan seseorang sangat terbatas. Proses penuaan merupakan proses alami
setiap mahkluk hidup. Banyak terjadi masa penuaan, lebih-lebih yang
7
berhubungan dengan anatomis dan fisiologis seperti yang dikemukakan oleh
Brooks dan Fahey (1984), perubahan tersebut meliputi:
a. Cardiaovskuler, yaitu: ratio pembuluh darah kapiler turun, sehingga sirkulasi
darah ke otak naik. Volume jantung menurun, sehingga menyebabkan stroke
volume dan cardiac output menurun. Elasitisitas pembuluh darah turun,
sehingga tekanan darah naik dan resistensi juga mengalami kenaikan.
b. Respirasi, yaitu: elastisitas menurun sehingga meningkatkan kerja pernafasan.
Luas/ukuran Alveoli menurun sehingga kapasitas diffuse turun dan dead space
meningkat. Jumlah kapilar paru menurun sehingga ventilsi naik.
c. Otot dan sendi, yaitu: masa otot menurun, jumlah/ukuran motor unit menurun,
ukuran dan jumlah mitokondria menurun, kekakuan pada persendian
meningkat, mobilitas dan stabilitas menurun.
d. Tulang, yaitu: mineral tulang menurun sehingga osteoporosis dan risiko patah
tulang meningkat.
e. Komposisi tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, sehingga risiko terserang
penyakit juga meningkat.
Usia dini merupakan masa emas untuk pembinaan suatu cabang olahraga. Hal ini
disebabkan untuk berprestasi dalam cabang olahraga menempuh waktu yang cukup
lama. Prestasi olahraga merupakan akumulasi dari kualitas, fisik, teknik, taktik, dan
kematangan psikis yang sengaja disiapkan melalui proses latihan. Untuk meraih
prestasi yang tinggi diperlukan latihan dengan perencanaan yang matang dan disusun
secara bertahap serta berkesinambungan. Pembinaan dimulai sejak permasalahan,
pembibitan, pembinaan dan pemeliharaan untuk mengembangkan potensi anak secara
menyeluruh (mulilateral) yang menyangkut
• Aspek fisik meliputi: kesehatan, kecepatan, ketahanan, kelentukan, dan koordinasi.
• Aspek mental seperti: kerjasama, keberanian, dan daya juang.
• Aspek sosial, misalnya: menghormati kawan atau lawan bermain, tenggang rasa.
Penekanan latihan pada anak usia SD adalah mengembangkan gerakan-gerakan
dasar, seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, menggantung dengan bentuk
permainan beregu yang menyenangkan. Urutan-urutan penekanan latihan berdasarkan
usia anak dijelaskan pada gambar berikut: Tingkat dewasa Remaja Akhir (15–19 tahun)
Awal Remaja (11-14 tahun) Anak 10 th ke bawah prestasi puncak latihan khusus latihan
beban variasi keterampilan teknik yang benar persiapan latihan berat gerak dasar yang
menyenangkan Gambar 2.6 Piramida latihan berdasar usia (Sumber: Sharkey (1986))
8
D. Prinsip Perkembangan Motorik
Prinsip utama perke
mbangan motorik anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar
maupun motorik halus. Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik menurut
Malina & Bouchard (1991), yaitu :
1. Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan
syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang
ada dipusat susunan belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu
mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini
sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot
besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berari, melompat dan
berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang
mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari- jari tangan untuk
menyusun puzzle, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau
tanah liat.
2. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks,
yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti
berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
1) Ururtan pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan secara
perlahandari gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah
sesuai dengan fungsi gerakan motorik.
2) Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan
gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti
berlari dan berhenti, melempar dan menangkap, maju dan mundur.
3. Motivasi
Teori hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau gembira. Selain
itu ada juga teori naluri yaitu motivasi didalam diri manusia. Motivasi itu bersifat
alami,dan motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berprilaku beraktifitas
untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat motivasi sseorang, maka semakin cepat
dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.
9
Begitu juga dengan anak, kematangan motorik memotifasi anak untuk melakukan
aktivutas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari :
1) Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.
2) Anak-anak seakan - akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik
menggunakan otot- otot kasar atau halus.
Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan morivasi yang datang
dari luar. Misalnya dengan memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai
kegiatan gerak motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan anak.
4. Pengalaman
Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan
pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian
pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
5. Praktik
Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya
perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak- anak tersebut
menurut Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai berikut :
1) Ekspresi melalui gerakan.
2) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak.
3) Kegiatan yang berbentuk drama.
4) Kegiatan yang berbentuk irama.
5) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.
10
ingin mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan memusatkan
perhatian untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya. Secara
kasar, sesuai dengan fungsi yang dilayaninya dalam penyesuaian sosial dan pribadi
anak, keterampilan motorik dapat dibagi kedalam 4 kategori.
c) Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur
diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, ski,
menggambar, melukis, dan mamanipulasi alat bermain.
d) Keterampilan sekolah
11
Perlu diperhatikan bahwa sebagian besar keterampilan tersebut banyak
melibatkan penggunaan kaki, tetapi lebih banyak melibatkan penggunaan tangan,
sedangkan yang lainnya melibatkan penggunaan seluruh otot tubuh. Dari keempat
kategori tersebut, keterampilan bantu diri biasanya dipelajari terlebih dahulu karena
seringkali penting bagi anak untuk mandiri sebelum penting artinya bagi mereka untuk
menjadi anggota kelompok teman sebaya. Sebelum anak cukup dewasa untuk
bersekolah, mereka tidak membutuhkan keterampilan sekolah. Akibatnya mereka
kurang termotivasi untuk mempelajari keterampilan tersebut.
Motorik kasar
Motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan gerakan seluruh tubuh. Kegiatan
yang membutuhkan otot inti seperti lengan dan kaki masuk dalam motorik
kasar. Kemampuan untuk duduk, berdiri, berjalan, hingga berlari membutuhkan
keterampilan dari motorik kasar. Jika terus dilatih, anak bisa mengembangkan
kemampuan tersebut seperti bersepeda hingga berenang. Anak akan mengembangkan
beragam kemampuan saat menggunakan motorik kasar. Keseimbangan, koordinasi,
serta otak mereka akan bekerja dan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik
kasar anak akan berbeda sesuai bertambahnya umur. Pada umur 3-6 bulan, anak mulai
belajar mengangkat tangan dan kaki. Anak akan belajar berguling dan menopang
kepalanya. Motorik kasar anak pada umur 6 bulan hingga 1 tahun, anak akan belajar
merangkak. Mereka juga belajar duduk tanpa dibantu. Anak juga belajar memanjat ke
kursi dan mendorong mainan. Saat umur 2 hingga 5 tahun, anak mulai melakukan
berbagai kegiatan yang kompleks. Motorik kasar mereka mulai berkembang seiring
dengan banyaknya kegiatan yang mereka lakukan.
Motorik halus
Pengertian motorik halus secara umum adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dan tugas sehari-hari yang memerlukan otot halus.Motorik halus dibutuhkan untuk
kegiatan yang membutuhkan otot halus atau intrinsik pada tangan. Otot-otot tersebut
berperan penting dalam kegiatan yang berhubungan dengan tangan dan jari.
12
Kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus diantaranya.
Memegang pensil
Menulis
Bermain dengan lego
Memotong
Mengancing pakaian
Motorik halus anak berkembang sesuai dengan umur anak. Pada umur 0 hingga 6 bulan,
anak mulai mengamati pergerakan jari mereka. Mereka mulai memindahkan objek dari
tangan satu ke yang lainnya. Pada umur tersebut, anak juga mulai memegang tangan
dan mengambil mainan. Di umur 6 bulan hingga 1 tahun, anak mulai bisa meremas
berbagai benda. Mereka bisa memasukkan sesuatu pada wadah.
Di umur ini jugalah anak belajar membalik lembaran buku dan memegang makanan.
Dengan latihan yang beragam, motorik halus anak akan berkembang. Anak perlahan
bisa memegang pensil, menggunting, hingga bermain dengan lego.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, penulis dapat menyampaikan beberapa saran agar tenaga pendidik
menyadari dan melaksanakan tugas dan peranannyasesuai dengan kurikulum yang berlaku,
tenaga pendidik dan orangtua anak didik terjalin komunikasi sehatdan efektif, lembaga
Pendidikan memberikan peluang dan anjuran kepada orangtua untukmenyampaikan saran
maupun kritikan yang membangun, dan tenaga pendidik menjadi pengayom anak didik secara
keseluruhan tanpa perbedaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://sabyan.org/hakikat-perkembangan-motorik-anak/
https://www.parapuan.co/amp/533430204/faktor-faktor-yang-memengaruhi-
perkembangan-motorik-anak-apa-saja
https://morinagaplatinum.com/id/milestone/tahapan-perkembangan-motorik-anak-
dan-cara-menstimulasinya
http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/fase-tahapan-prinsip-dan-aspek-
aspek.html?m=1
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131568302/penelitian/2.Buku%20Referensi;%20PER
KEMBANGAN%20MOTORIK;%20ISBN;978-602-556-47-9.pdf
15