Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN MOTORIK

Oleh :
FITRA RHAMADANI
(210301501212)
PJKR K/2021

PROGRAM STUDI PNEDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Subhawata’ala, Sang Maha Pencipta langit dan bumi beserta isi
yang ada di dalamnya. Penulis tidak bisa mengungkapkan semua nikmat yang Allah berikan
kepada penulis sebagai umat-Nya. Seraya memanjatkan rasa syukur karena pada saat ini penulis
masih bisa bernafas dan menghirup udara yang segar, semua itu atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah serta nikmat kesehatan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “PERKEMBANGAN MOTORIK”.
Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat islam Nabi
akhir zaman, Muhammad Sallahu’alaihi wasallam beserta keluarga,sahabat dan segenap orang
yang beriman dengan baik kepadanya hingga akhir zaman. Beliaulah yang telah hadir
membawa misi utama memperbaiki akhlak dan budi pekerti umat manusia. Sehingga martabat
manusia terpelihara dan diangkat beberapa derajat, para pengikut Nabi Muhammad yang telah
beriman dan beramal saleh.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
PERKEMBANGAN MOTORIK. Selain itu, makalah ini dibuat agar pembaca mampu
memahami serta mengetahui mata kuliah PERKEMBANGAN MOTORIK. Makalah ini ditulis
berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi PERKEMBANGAN MOTORIK
Terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, dan
memberikan motivasi, serta selalu mengajarkan tentang kebaikan, salah satunya yaitu membuat
makalah ini juga termasuk didikan dari orang tua.
Terima kasih kepada dosen pengampuh Mata Kuliah PERKEMBANGAN MOTORIK
Bapak Ians Aprilo atas bimbingan dan arahan yang diberikan dalam penulisan makalah ini.
Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. semoga makalah ini dapat berguna dan
dapat menjadi pelajaran bagi semua orang yang membacanya.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai pendidikan
terutama materi yang penulis bawakan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
semua. Makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis berharap bagi pembaca
untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Makassar, 6 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3

A. Hakikat Perkembangan Motorik……………………………………………..3


B. Faktor Faktor yang Mmepengaruhi Perkembangan Motorik………………..4
C. Tahapan Perkembangan Motorik…………………………………………….5
D. Prinsip Perkembangan Motorik………………………………………………9
E. Kategori Fungsi Keterampilan Motorik……………………………………..10
F. Perkembangan Motorik Kasar dan Halus……………………………………12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………14


A. Kesimpulan………………………………………………………………14
B. Saran…………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah tata cara yang di pakai untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus memperhatikan substansi -
substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil
belajar yang menyenangkan.Oleh kerena itu guru harus melihat, memperhatikan,
mempertimbangkan, danmemprioritaskan tetang ciri siswa atau peserta didik, tujuan
yang akan di capai, materi, pendekatan atau metode yang di gunakan, lingkungan
belajar, dan evaluasi.Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54).
Perkembangan anak adalah perkembanganseluruh aspek kepribadiannya akan
tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masinganak tidak sama. Proses
pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak
sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada dirianak, seperti sikap,
penampilan, pemahaman, dan latar belakang.Sebagai seorang guru, sangat perlu
memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Perkembangan pesta didik meliputi : perkembangan fisik, perkembangan
pisikomotorik, dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan
psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat terhadap
perkembanganintelektual/kongnitif siswa.Rancangan pembelajaran yang konduktif
akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yangdiinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hakikat perkembangan motoric?
2. Jelaskan factor factor yang mempengaruhi perkembangan motoric?
3. Jelaskan tahapan perkembangan motoric?
4. Jelaskan prinsip prinsip perkembangan motoric?
5. Jelaskan kategori fungsi perkembangan motoric?
6. Jelaskan perkembangan motoric kasar dan motoric halus?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hakikat perkembangan motoric
2. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi perkembangan motoric
3. Mengetahui tahapan perkembangan motoric
4. Mengetahui prinsip prinsip perkembangan motoric
5. Mengetahui kategori fungsi perkembangan motoric
6. Mengetahui perkembangan motoric kasar dan motoric halus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Perkembangan Motorik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan pola teratur,
selain itu dapat dikatakan bahwa perkembangan merupakan perubahan yang dialami
individu menuju tingkat dewasa

Motorik ialah semua gerakan tubuh meliputi gerak internal yang tidak terlihat (motor)
yakni penangkapan stimulus oleh indera penyampaian stimulus oleh susunan syaraf
sensorik ke otak. Kemudian pemrosesan dan pembuatan keputusan oleh otak serta
terakhir penyampaian keputusan oleh syaraf motorik ke otot, dan gerak
eksternal. Motor ability ialah kegiatan dalam melakukan kemampuan suatu gerakan.
Sedangkan motorik ialah awal terjadinya suatu gerakan yang dilakukan. Hurlock juga
mengemukakan bahwa perkembangan motorik ialah perkembangan pada proses
mengendalikan pada gerakan- gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf dan otot-
otot yang terkoordinasi.

Perkembangan gerak ialah suatu proses yang sejalan dengan pertambahan usia secara
bertahap dan berkesinambungan dalam gerakan iyang semakin meningkat. Selama
proses berlangsungnya perkembangan motorik, usia 4 sampai 5 tahun pasca kelahiran,
anak akan tetap mampu mengendalikan gerakan yang kasar. Contohnya berjalan,
berlari, melompat, meloncat, dan berenang. Namun, setelah usia 5 tahun, terjadi
perkembangan yang pesat dalam proses pengendalian gerakan yang lebih baik dan
terarah. Hal tersebut melibatkan otot- otot yang lebih kecil dipergunakan dalam hal
menggenggam, melempar, menangkap bola dan menulis.

Teori perkembangan motorik anak disampaikan juga oleh Sukandiyanto. Senada


dengan hal di atas, Sukandiyanto menjelaskan bahwa keterampilan motorik merupakan
suatu kemampuan individu yang mampu menghasilkan suatu gerakan- gerakan dasar
sampai ke gerakan- gerakan yang lebih kompleks. Komponen keterampilan motorik,
yakni otomatis, akurat dan cepat yang pada setiap gerakannya ialah serangkaian yang
terkoordinasi dengan matang oleh ratusan otot- otot yang sangat kompleks dengan ciri
mempunyai isyarat gerakan yang saling terkoneksi antar masing- masing gerakan.

3
Keterampilan yang melibatkan motorik halus pun juga harus berkaitan dengan otot-
otot kecil yang saling berkesinambungan

B. Faktor Faktor yang Mmepengaruhi Perkembangan Motorik


Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola
yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu.
Hal ini mempengaruhi umur pada waktu perbedaan individu tersebut mencapai tahap
yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik,
sedangkan sebagian lagi memperlambatnya.
Berikut ini kondisi yang memiliki dampak paling besar terhadap laju perkembangan
motorik.
1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh
yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik.
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak.
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih
mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pascalahir, ketimbang
kondisi pralahir yang tidak menyenangkan.
4. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik.
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik pada
awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan motorik.
6. Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan
anak yang IQ-nya normal atau di bawah normal.
7. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian
tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
8. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya
kemampuan motorik.
9. Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka
perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik ketimbang
perkembangan motorik anak yang lahir kemudian.

4
10. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik
karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah tingkat
perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya.
11. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
12. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial
ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan pelatihan ketimbang
anak karena perbedaan bawaan.

C. Tahapan Perkembangan Motorik

1. Tahap Praketerampilan

Tingkah laku gerak awal dimulai kira-kira pada periode 6 bulan dalam
kandungan dan terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Perbaikan
kemampuan gerakan selama periode bayi dan masa anakanak awal terpusat pada
perolehan kemampuan yang memberikan dasar pada semua perkembangan
keterampilan lebih lanjut. Meskipun pelatih jarang memiliki pengaruh langsung pada
tingkat perkembangan awal ini, pengetahuan tentang periode ini memberikan
pengertian penting mengapa beberapa anak mengalami kesulitan dalam memperoleh
tingkat kompetitif keterampilan olahraga. Selama tahap pengembangan
praketerampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak refleks awal menjadi pola
dasar yang sangat terkoordinasikan. Perhatian selama periode ini harus ditekankan pada
kualitas dan kuantitas pengalaman anak. Tiga tingkat perkembangan dapat dengan
mudah dikenali di dalam tahap praketerampilan.

Tahap-tahap ini dinamai tingkat refleksi, integrasi sensorik (penggabungan sensor) dan
pola gerakan dasar.
1. Tingkatan refleksif Aktivitas
refleksif ini dianggap unit yang paling sederhana dari otot syaraf
(neurotauskular) (Sage, 1997). Gerak refleks adalah akibat dari rangsangan reseptor
sensoris yang mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf refleks dan balik ke
serabut-serabut otot. Biasanya gerakan-gerakan ini dikendalikan pada tingkat jaringan
syaraf tulang belakang dan tidak tunduk pada pengendalian yang disengaja. Meskipun

5
refleks mempengaruhi gerakan pada semua tahap pengembangan, gerakan pertama
anak yang baru lahir sebagian besar adalah gerakan refleks dan tidak terkendali.
Gerak ini merupakan aktivitas yang tanpa disadari dan merupakan jawaban
terhadap rangsang yang telah disadari. Pada diri seseorang, gerakan bermula dari gerak-
gerak reflektif saat masih bayi. Bermula dari gerakan bibir atau pipi saat anak disentuh
pada daerah tersebut, timbullah gerak untuk menyusu, gerakan pada tungkai untuk
meluruskan dan menendang. Gerak-gerak reflek dikendalikan oleh sumsum tulang
belakang.
2. Tingkatan Integrasi Sensoris
Gerakan terkendali yang dini cenderung kasar dan tidak teratur. Perolehan
gerakan-gerakan ini berdasarkan kematangan dan terjadi dalam urutan yang dapat
diramalkan yang berdasar asasasas perkembangan. Bayi memperoleh pengaturan
terkendali yang makin bertambah atas otot rangka yang lebih besar dan kemudian
memperoleh kekuatan untuk membuat penyesuaian sikap tubuh yang sederhana.
Kemajuan dalam mengatur syaraf otot cenderung menghalangi gerak refleks
sebagaimana saat pusat otak yang lebih tinggi mempengaruhi gerak yang terkendali.
Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah itu anak mulai
mengintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan
gerakan motorik. Proses perseptual ini penting untuk memperoleh tingkah laku gerak
yang efisien. Anak-anak segera belajar melalui pengalaman untuk menggunakan
masukan sensoris guna membuat keputusan yang sesuai yang menghasilkan respon
gerak.
3. Perkembangan Pola Gerakan Dasar
Awal masa anak-anak (usia 2 – 8 tahun) ditunjukkan oleh pencapaian dan
pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Gerakan-
gerakan terpisah yang ada selama tahap perpaduan secara perlahan dipadukan dalam
pola-pola gerak yang bertujuan. Anak-anak semakin aktif terlibat dalam menyelidiki
lingkungannya dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan
pola gerak dasar. Adapun gerakangerakan tersebut meliputi, berjalan, berlari,
melompat, meloncat, dan melempar.

b. Tahap Pengembangan Keterampilan


Penampilan yang terampil seringkali ditandai dengan penampilan yang mudah,
mulus dan kemampuan untuk menanggulangi kondisi lingkungan (Sage, 1997).

6
Keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan
kegiatan olahraga. Selama awal praremaja anak-anak mulai sangat mementingkan
keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan
olahraga mencakup periode perkembangan, perbaikan, penampilan dan kemunduran.
Pada akhir tingkatan perkembangan pola gerak dasar dan awal tingkatan
perbaikan keterampilan, anak mulai secara terus menerus mengatur pola yang
ditampilkan ke dalam program gerak yang terpadu. Program-program ini didefinisikan
sebagai suatu perangkat perintah gerak yang mapan yang membantu dalam
menampilkan pola keterampilan yang sulit dengan campur tangan susunan syaraf yang
terbatas. Beberapa pengarang ( Fittis, 1965 & Adams, 1997) telah menandai tiga
langkah dalam pemerolehan penampilan yang terampil.
Langkah 1 : Tingkat kognitif ditandai oleh usaha terutama pelaku untuk keterampilan
baru, yang paling lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian kognitif yang cukup
untuk menampilkan keterampilan itu.
Langkah 2: Ditandai oleh naiknya penampilan pada saat program gerak dibuat. Apabila
badan pelaku telah bertambah melalui latihan, perhatian, terhadap pengelolaan
penampilan dapat dikurangi.
Langkah 3 : Tahap otonom. Latihan yang terus menerus menghasilkan perbaikan lebih
lanjut dari keterampilan gerak menjadi satu tingkatan otomatis. Selama kegiatan ini,
hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan agar pelaku dapat memusatkan
perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi dan penampilannya.

c. Tahap Keterampilan
i. Penghalusan Keterampilan Keterampilan merupakan penampilan motorik pada
taraf yang tinggi. Gerakan pada taraf tinggi akan terasa enak dipandang.
Keterampilan ditandai dengan gerakan yang terorganisasi, halus, dan estetis.
ii. Tahap Penampilan Puncak tahap perkembangan motorik adalah penampilan.
Pada tahap ini pola gerak yang ada pada seseorang sudah sedikit menetap dan
apabila diubah dari pola yang sering dilakukan akan menyebabkan menurunnya
penampilan.
iii. Pola Kemunduran Setelah mengalami puncak penampilan kemampuan, seorang
akan mengalami kemunduran. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena
kemampuan seseorang sangat terbatas. Proses penuaan merupakan proses alami
setiap mahkluk hidup. Banyak terjadi masa penuaan, lebih-lebih yang

7
berhubungan dengan anatomis dan fisiologis seperti yang dikemukakan oleh
Brooks dan Fahey (1984), perubahan tersebut meliputi:
a. Cardiaovskuler, yaitu: ratio pembuluh darah kapiler turun, sehingga sirkulasi
darah ke otak naik. Volume jantung menurun, sehingga menyebabkan stroke
volume dan cardiac output menurun. Elasitisitas pembuluh darah turun,
sehingga tekanan darah naik dan resistensi juga mengalami kenaikan.
b. Respirasi, yaitu: elastisitas menurun sehingga meningkatkan kerja pernafasan.
Luas/ukuran Alveoli menurun sehingga kapasitas diffuse turun dan dead space
meningkat. Jumlah kapilar paru menurun sehingga ventilsi naik.
c. Otot dan sendi, yaitu: masa otot menurun, jumlah/ukuran motor unit menurun,
ukuran dan jumlah mitokondria menurun, kekakuan pada persendian
meningkat, mobilitas dan stabilitas menurun.
d. Tulang, yaitu: mineral tulang menurun sehingga osteoporosis dan risiko patah
tulang meningkat.
e. Komposisi tubuh dan struktur lemak tubuh meningkat, sehingga risiko terserang
penyakit juga meningkat.
Usia dini merupakan masa emas untuk pembinaan suatu cabang olahraga. Hal ini
disebabkan untuk berprestasi dalam cabang olahraga menempuh waktu yang cukup
lama. Prestasi olahraga merupakan akumulasi dari kualitas, fisik, teknik, taktik, dan
kematangan psikis yang sengaja disiapkan melalui proses latihan. Untuk meraih
prestasi yang tinggi diperlukan latihan dengan perencanaan yang matang dan disusun
secara bertahap serta berkesinambungan. Pembinaan dimulai sejak permasalahan,
pembibitan, pembinaan dan pemeliharaan untuk mengembangkan potensi anak secara
menyeluruh (mulilateral) yang menyangkut
• Aspek fisik meliputi: kesehatan, kecepatan, ketahanan, kelentukan, dan koordinasi.
• Aspek mental seperti: kerjasama, keberanian, dan daya juang.
• Aspek sosial, misalnya: menghormati kawan atau lawan bermain, tenggang rasa.
Penekanan latihan pada anak usia SD adalah mengembangkan gerakan-gerakan
dasar, seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, menggantung dengan bentuk
permainan beregu yang menyenangkan. Urutan-urutan penekanan latihan berdasarkan
usia anak dijelaskan pada gambar berikut: Tingkat dewasa Remaja Akhir (15–19 tahun)
Awal Remaja (11-14 tahun) Anak 10 th ke bawah prestasi puncak latihan khusus latihan
beban variasi keterampilan teknik yang benar persiapan latihan berat gerak dasar yang
menyenangkan Gambar 2.6 Piramida latihan berdasar usia (Sumber: Sharkey (1986))

8
D. Prinsip Perkembangan Motorik
Prinsip utama perke
mbangan motorik anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar
maupun motorik halus. Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik menurut
Malina & Bouchard (1991), yaitu :

1. Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan
syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang
ada dipusat susunan belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu
mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini
sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot
besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berari, melompat dan
berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang
mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari- jari tangan untuk
menyusun puzzle, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau
tanah liat.
2. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks,
yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti
berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
1) Ururtan pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan secara
perlahandari gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah
sesuai dengan fungsi gerakan motorik.
2) Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan
gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti
berlari dan berhenti, melempar dan menangkap, maju dan mundur.
3. Motivasi
Teori hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau gembira. Selain
itu ada juga teori naluri yaitu motivasi didalam diri manusia. Motivasi itu bersifat
alami,dan motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berprilaku beraktifitas
untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat motivasi sseorang, maka semakin cepat
dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.

9
Begitu juga dengan anak, kematangan motorik memotifasi anak untuk melakukan
aktivutas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari :
1) Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.
2) Anak-anak seakan - akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik
menggunakan otot- otot kasar atau halus.
Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan morivasi yang datang
dari luar. Misalnya dengan memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai
kegiatan gerak motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan anak.

4. Pengalaman
Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan
pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian
pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
5. Praktik
Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya
perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak- anak tersebut
menurut Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai berikut :
1) Ekspresi melalui gerakan.
2) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak.
3) Kegiatan yang berbentuk drama.
4) Kegiatan yang berbentuk irama.
5) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.

E. Kategori Fungsi Keterampilan Motorik


Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam
penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi
membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya
berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Karena tidak mungkin
mempelajari keterampilan motorik secara serempak anak akan memusatkan perhatian
untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk
penyesuaian yang paling penting pada saat itu. Sebagai contoh, apabila anak
merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai
keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri. Sebaliknya, apabila anak

10
ingin mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan memusatkan
perhatian untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya. Secara
kasar, sesuai dengan fungsi yang dilayaninya dalam penyesuaian sosial dan pribadi
anak, keterampilan motorik dapat dibagi kedalam 4 kategori.

a) Keterampilan bantu diri (self-help)

Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang


memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan
mandi. Pada waktu anak mencapai usia sekolah, penguasaan keterampilan tersebut
harus dapat membuat anak mampu merawat diri sendiri dengan tingkat keterampilan
dan kecepatan seperti orang dewasa.

b) Keterampilan bantu sosial

Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga,


sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Untuk
mendapatkan penerimaan kelompok tersebut, diperlukan keterampilan tertentu, seperti
membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah.

c) Keterampilan bermain

Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur
diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, ski,
menggambar, melukis, dan mamanipulasi alat bermain.

d) Keterampilan sekolah

Pada tahun permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan


keterampilan motorik seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik,
menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang
dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan semakin baik
prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan
akademis.

11
Perlu diperhatikan bahwa sebagian besar keterampilan tersebut banyak
melibatkan penggunaan kaki, tetapi lebih banyak melibatkan penggunaan tangan,
sedangkan yang lainnya melibatkan penggunaan seluruh otot tubuh. Dari keempat
kategori tersebut, keterampilan bantu diri biasanya dipelajari terlebih dahulu karena
seringkali penting bagi anak untuk mandiri sebelum penting artinya bagi mereka untuk
menjadi anggota kelompok teman sebaya. Sebelum anak cukup dewasa untuk
bersekolah, mereka tidak membutuhkan keterampilan sekolah. Akibatnya mereka
kurang termotivasi untuk mempelajari keterampilan tersebut.

F. Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

Motorik kasar
Motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan gerakan seluruh tubuh. Kegiatan
yang membutuhkan otot inti seperti lengan dan kaki masuk dalam motorik
kasar. Kemampuan untuk duduk, berdiri, berjalan, hingga berlari membutuhkan
keterampilan dari motorik kasar. Jika terus dilatih, anak bisa mengembangkan
kemampuan tersebut seperti bersepeda hingga berenang. Anak akan mengembangkan
beragam kemampuan saat menggunakan motorik kasar. Keseimbangan, koordinasi,
serta otak mereka akan bekerja dan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik
kasar anak akan berbeda sesuai bertambahnya umur. Pada umur 3-6 bulan, anak mulai
belajar mengangkat tangan dan kaki. Anak akan belajar berguling dan menopang
kepalanya. Motorik kasar anak pada umur 6 bulan hingga 1 tahun, anak akan belajar
merangkak. Mereka juga belajar duduk tanpa dibantu. Anak juga belajar memanjat ke
kursi dan mendorong mainan. Saat umur 2 hingga 5 tahun, anak mulai melakukan
berbagai kegiatan yang kompleks. Motorik kasar mereka mulai berkembang seiring
dengan banyaknya kegiatan yang mereka lakukan.

Motorik halus
Pengertian motorik halus secara umum adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dan tugas sehari-hari yang memerlukan otot halus.Motorik halus dibutuhkan untuk
kegiatan yang membutuhkan otot halus atau intrinsik pada tangan. Otot-otot tersebut
berperan penting dalam kegiatan yang berhubungan dengan tangan dan jari.

12
Kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus diantaranya.

 Memegang pensil
 Menulis
 Bermain dengan lego
 Memotong
 Mengancing pakaian

Motorik halus anak berkembang sesuai dengan umur anak. Pada umur 0 hingga 6 bulan,
anak mulai mengamati pergerakan jari mereka. Mereka mulai memindahkan objek dari
tangan satu ke yang lainnya. Pada umur tersebut, anak juga mulai memegang tangan
dan mengambil mainan. Di umur 6 bulan hingga 1 tahun, anak mulai bisa meremas
berbagai benda. Mereka bisa memasukkan sesuatu pada wadah.
Di umur ini jugalah anak belajar membalik lembaran buku dan memegang makanan.
Dengan latihan yang beragam, motorik halus anak akan berkembang. Anak perlahan
bisa memegang pensil, menggunting, hingga bermain dengan lego.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

perkembangan motorik berarti perkembangan pengendaliangerakan 'asmaniah melalui


kegiatan pusat syaraf, urat syaraf,dan ototterkordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari
perkembangan refeksidan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.Perkembangan motorik
terbagi atas dua yaitu motorik kasar danmotorik halus. Motorik kasar memerlukan koordinasi
kelompok otot-otot anak yang tertentu.

Sedangkan motorik halus memerlukankoordinasi tangan dan mata. Stimulasi


keterampilan motorik pada anakusia dini dapat dilakukan melalui trial and error, meniru model,
danpelatihan dengan bimbingan.!anyaknya faktor yang mempengaruhi perbedaan
perkembanganfsik dan motorik anak men'adikan orang tua dan pendidik harus
mampumemahami urutan perkembangan fsik dan motorik anak, sehingga dapatmemberikan
stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak dalammengembangkan keterampilan
motoriknya.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis dapat menyampaikan beberapa saran agar tenaga pendidik
menyadari dan melaksanakan tugas dan peranannyasesuai dengan kurikulum yang berlaku,
tenaga pendidik dan orangtua anak didik terjalin komunikasi sehatdan efektif, lembaga
Pendidikan memberikan peluang dan anjuran kepada orangtua untukmenyampaikan saran
maupun kritikan yang membangun, dan tenaga pendidik menjadi pengayom anak didik secara
keseluruhan tanpa perbedaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://sabyan.org/hakikat-perkembangan-motorik-anak/

https://www.parapuan.co/amp/533430204/faktor-faktor-yang-memengaruhi-
perkembangan-motorik-anak-apa-saja

https://morinagaplatinum.com/id/milestone/tahapan-perkembangan-motorik-anak-
dan-cara-menstimulasinya

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/fase-tahapan-prinsip-dan-aspek-
aspek.html?m=1

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131568302/penelitian/2.Buku%20Referensi;%20PER
KEMBANGAN%20MOTORIK;%20ISBN;978-602-556-47-9.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai