D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Muhammad Syahputra Harahap 2011090012
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Belajar motorik” tepat pada
waktunya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, sehingga dapat berada di zaman terang benderang ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu melatih perkembangan motorik
dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
1.3 Tujuan
1. Pengaplikasian perkembangan motorik.
2. Mengerti akan pengertian perkembangan motorik.
3. Mengerti akan pengaruh perkembangan motorik terhadap konsentrasi perkembangan
individu.
4. Mengerti dan memahami hubungan pengaplikasian Penjas terhadap perkembangan
motorik.
5. Untuk mengetahui bagaimana teknik latihan perkembangan gerak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Motorik dan Pengaruhnya
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
2
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olah raga memberi manfaat bagi perkembangan
motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk
perkembangan otak serta psikologis anak.
Selain berbagai kegiatan jasmani diatas ,ada hal lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan tentang
pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp
pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan
functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi
yang banyak (conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas,
perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia adalah
bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif,
dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang
gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional
isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial
dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas
pada keadaan kurang gizi.
3
2.3 Teknik Latihan Perkembangan Gerak
Semua pembelajaran memerlukan beberapa bentuk latihan. Konsep dari keterampilan
sendiri sudah didasarkan pada asumsi bahwa latihan mendahului penguasaan tugas. Latihan
keterampilan gerak dapat terjadi pada waktu yang berbeda dan tempat, di bawah kondisi yang
berbeda-beda. Kadang-kadang latihan dapat terjadi hampir tidak disengaja, tetapi kadang
latihan juga benar-benar direncanakan secara matang. Namun secara umum, bentuk latihan
dapat dibedakan antara latihan yang berbentuk latihan motorik dan fisik (physical rehearsal)
serta latihan yang berbentuk latihan mental (mental rehearsal).
a. Latihan Simulator
Simulator adalah alat latihan yang meniru keadaan tertentu dari tugas yang
menyerupai gerak sebenarnya. Simulator sering berupa alat yang rumit, canggih, dan mahal,
seperti alat yang digunakan untuk melatih pilot.
Satu metode untuk menyederhanakan latihan dari keterampilan target adalah latihan
gerakan lamban. Pertanyaan penting untuk ditanyakan di sini adalah apakah versi gerakan
lamban dari keterampilan target benar-benar sama dengan versi kecepatan normal? Tentu
saja, kekhususan dari gagasan pembelajaran akan menyatakan bahwa gerakan lamban anat
berbeda jauh dengan versi kecepatan normal. Akan tetapi, dari perspektif program gerak yang
digeneralisasi, latihan gerakan lamban akan menghasilkan beberapa manfaat.
4
melainkan disadari perlunya menyisihkan waktu untuk latihan mental (mental rehearsal).
Latihan mental adalah proses latihan dengan cara memikirkan atau membayangkan secara
mental aspek tertentu dari keterampilan yang sedang dipelajari, tanpa terlibat dalam segala
macam gerak sesungguhnya. Dalam khasanah pelatihan kita, praktek pelatihan mental sering
juga disebut latihan nir-gerak atau nir-motorik. Pertanyaan yang muncul adalah, benarkah
latihan mental dapat menyumbang pada pembelajarn gerak? Hingga beberapa tahun lalu, para
ilmuwan dalam wilayah pembelajaran gerak masih meragukan bahwa penguasaan
keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan mental. Pemahaman mereka tentang latihan
dan pembelajaran terfokus pada kepercayaan bahwa aksi fisikal yang nyata adalah factor
yang esensial dalam pembelajaran gerak. Sulit dipahami oleh para ahli bahwa pembelajaran
dapat terjadi jika tidak ada gerakan aktual di dalamnya, terlibatnya anak dalam praktik yang
aktif, atau hadirnya umpan balik yang dihasilkan dari gerakan (movement-produced
feedback) yang memberi tanda adanya kesalahan.
Bukti-bukti yang melimpah dan pengalaman langsung dari para pelatih barangkali
telah menjelaskan bahwa latihan fisik atau gerak sifatnya lebih superior daripada latihan
mental ketika menjalankan pembelajaran keterampilan gerak. Akan tetapi, dalam beberapa
hal, latihan mental telah menghasilkan hasil hampir sebaik dari latihan motorik sendiri,
terutama jika dijadikan porsi pelengkap dari latihan gerak dan latihan fisik. Apalagi sifatnya
yang sangat fleksibel, bahkan ketika para atlet sedang cedera sekalipun di mana latihan teknik
dan fisik sedang tidak mungkin dilakukan. Selama latihan mental, anak atau atlet dapat
diingatkan kepada aspek prosedural atau aspek simbolik dari keterampilan (misalnya, urutan
langkah dalam rangkaian dansa atau gerakan stroke dalam permainan raket), sehingga ini
disebut praktik mental (mental practice), atau mereka membayangkan dirinya seperti benar-
benar sedang memenangkan pertandingan, yang kadang disebut secara khusus sebagai
pembayangan mental (mental imagery). Kita akan coba membahas kedua bentuk latihan
tersebut di bagian berikutnya.
a. Praktik Mental
Teori awal dari latihan mental dirumuskan oleh Sackett (1934), yang mengusulkan
bahwa jenis latihan nir-gerak ini memudahkan pembentukan elemen simbolik dari
keterampilan. Misalnya, seorang perenang pemula dapat mengingatkan gerakan menarik dan
gerak memasukkan tangan sebagai bagian dari gerakan lengannya.
b. Pembayangan Mental
5
Jenis khusus dari latihan mental sering disebut sebagai pembayangan mental (mental
imagery). Selama pembayangan mental, anak atau atlet berusaha untuk melihat dan
merasakan dirinya seperti benar-benar sedang melakukan keterampilan. Pembayangan dapat
terjadi dalam bentuk perspektif internal (cara gerakan dan lingkungan gerak dialami langsung
ketika atlet beraksi di lapangan) atau dalam bentuk perspektif eksternal (cara gerakan yang
divideokan dan diputar ulang untuk dilihat anak atau atlet yang bersangkutan).
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah
penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan ini, peserta didik dapat mengembangkan diri dengan gerakan-olahraga
sehingga secara langsung maupun tidak langsung peserta telah mengembangkan gera
motoriknya selain itu peserta juga mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam
olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian,
menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara
hidup yang sehat dan bersih.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan
kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan
datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang
memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Drs Agung, Aspiras. 2007. semester 1-2, penerbit dan percetakan Pustaka Manggala,.
http://sawfadise.blogspot.co.id/2012/04/hubungan-perkembangan-motorik-pada.html
(diakses pada tanggal: 20 oktober 2015).
https://parentingislami.wordpress.com/2008/03/03/aspek-perkembangan-motorik-dan-
keterhubungannya-dengan-aspek-fisik-dan-intelektual-anak-part-2/ ( diakses pada tanggal: 18
oktober 2015)