Disusun Oleh:
Kartini : 211107063
Kelas PIAUD C
MK : Metodelogi Pengembangan Fisik Motorik
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini artinya usia emas yang ditandai dengan perubahan yang cepat dalam
perkembang fisik, kognitif, bahasa, sosial serta emosional, nilai-nilai agama serta moral, seni,
citra diri,disiplin serta kemandirian. Periode ini ialah saat untuk meletakkan dasar bagi
pengembangan aspek-aspek tersebut. supaya setiap anak bisa melalui masa ini menggunakan
baik, maka perlu diupayakan pendidikan dan dorongan yg sempurna bagi anak semenjak
dini.1
Aspek perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan. Perspektif perkembangan
anak sangat penting bagi anak. keliru satu aspek penting di anak usia dini ialah perkem-
bangan motorik. Aspek perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar
dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik halus adalah proses perkembangan
otot halus bersama fungsinya. Otot polos ini bertugas menggerakkan bagian tubuh tertentu,
mirip menulis, melipat, mengikat tali, mengancingkan, mengikat, serta memotong sandang.
Indikator motorik halus yang berdasarkan pada pencapaian perkembangan motorik halus
anak usia lima-6 tahun, sinkron dengan Peraturan Menteri Pendidikan No. 58 Tahun 2009,
adalah: (1) menggambar. menurut ide sendiri, (2) meniru bentuk, (3) bereksplorasi melalui
berbagai media dan kegiatan, (4) menggunakan alat tulis yang benar, (5) menggunting pola,
(6) menempelkan gambar dengan benar, (7) ekspresi diri melalui detail tugas menggambar.
Aktivitas motorik halus meliputi menulis, menekan, melipat bentuk, menggenggam,
menggambar, menyusun balok dan meletakkan kelereng. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan No. 58 Tahun 2009, tingkat pencapaian perkembangan motorik anak usia 5-6
tahun meliputi: (1) melatih koordinasi gerak tubuh untuk melatih kelenturan, keseimbangan,
dan ketangkasan. , (2) koordinasi gerak kepala tangan dan kaki menirukan tarian atau senam,
(3) permainan fisik sesuai aturan, (4) keterampilan tangan kanan dan kiri, (5) kebersihan diri.
Kegiatan yang termasuk dalam motorik kasar antara lain melompat, menendang, berjalan,
berlari, melempar, menendang, mendorong dan menarik.2.
1
fitri ayu Fatmawati, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini (jawa timur: caremedia communication, 2020).
2
Farhatin Masrurah and Khulusinniyah Khulusinniyah, ‘Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Dengan
Bermai’, Edupedia, 3.2 (2019), 67–77 <https://doi.org/10.35316/edupedia.v3i2.253>.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media, metode, dan strategi perkembangan motorik anak?
2. Bagaimana penerapan, perencanaan dan evaluasi pertumbhan dan perkembangan
motorik anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui media, metode, dan strategi perkembangan motorik anak
2. Untuk mengetahui penerapan, perencanaan dan evaluasi pertumbahan dan perkem
bangan motorik anak
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Anak Usia Dini adalah layanan pembinaan dan pendidikan yang disediakan
untuk anak-anak dari kisaran usia 0-6 tahun yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak agar menjadi lebih baik dan siap memasuki level selanjutnya. Jika
dirangsang dengan baik aspek perkembangan anak akan berkembang secara optimal.
Sebaliknya jika tidak diberikan rangsangan, perkembangan anak akan terhambat. Motorik halus
adalah gerakan-gerakan yang melibatkan hanya beberapa otot di bagian tertentu tubuh dan
membutuhkan ketelitian dalam melakukannya. Sedangkan motorik kasar adalah pola gerak
yang melibatkan banyak otot di seluruh tubuh, seperti di tempat yang bergerak3
Perkembangan keterampilan motorik akan mempengaruhi cara anak melihat diri mereka
sendiri dan orang lain. Lingkungan rumah juga mempengaruhi perkembangan motorik anak
pada usia sekolah. Perkembangan motorik dapat dikembangkan melalui kegiatan yang menarik
baik itu di dalam dan di luar kelas. Hal yang terpenting dan perlu diperhatikan dalam proses
perkembangan ini adalah agar anak merasa nyaman tanpa tekanan apapun.
Perkembangan fisik motorik kasar dan halus dapat diupayakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi anak-
anak. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Media
yang dirancang diharapkan dapat merangsang perkembangan fisik dan motorik anak.
Pembelajaran yang dirancang dengan baik dan menarik diharapkan akan membangkitkan minat
dan motivasi anak dalam belajar.
Selain itu secara tidak langsung, aktivitas motorik akan melatih anak menjadi lebih
mandiri, percaya diri dengan melakukan aktivitas seperti mengancingkan pakaian mereka tanpa
bantuan orang dewasa, mengikat tali sepatu mereka, dan mengoleskan mentega pada roti
sarapan. Ini tidak dapat tumbuh dengan sendiri pada anak. Butuh stimulus dan latihan yang
tepat agar anak berkembang, mandiri, percaya diri dan memperkuat perkembangan kognitifnya
4
3
Apriliya and Sri Katoningsih, ‘The Development of Learning the Arts of Dance to the Ability Early Childhood Gross
Motor Development’, 04.2 (2021), 1–8.
4
Moch Sukardjo and others, ‘Augmented Reality Media Prototype for Fine Motor Development of Children Aged 3-
6’, Hongkong Journal Of Social Sciences, 58 (2022), 369–375.
Pada anak usia dini kemampuan motorik anak belum terarah seperti yang diharapkan.
Media pembelajaran yang kurang bervariasi akan mempengaruhi perkembangan motorik anak.
Saat ini jenis media pembelajaran yang berkaitan dengan aspek perkembangan motorik masih
terbatas. Media pembelajaran di Taman kanak-kanak kurang menarik bagi siswa sehingga
membuat anak bosan. Selain itu hal yang juga mempengaruhi adalah guru yang kurang kreatif
dalam membuat media pembelajaran, kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan minat
belajar siswa, khususnya di bidang kompetensi motorik, dan motivasi belajar siswa masih
rendah untuk meningkatkan kemampuan motorik.
Perkembangan motorik kasar berhubungan dengan gerakan dasar yang terkoordinasi
dengan otak seperti berlari, berjalan, melompat, memukul, dan menarik. Perkembangan
motorik kasar merupakan gerak yang terjadi karena koordinasi otot-otot besar. Guru dan
pendidik dapat mengoptimalkan keterampilan motorik kasar bagi anak usia dini melalui
berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Salah satu kegiatan yang dapat diberikan
kepada mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak adalah kegiatan yang
melibatkan kaki, tangan, dan seluruh anggota tubuh. Sedangkan motorik halus berfungsi untuk
melakukan gerakan yang lebih spesifik seperti menulis, melipat, memotong, mengancingkan
baju dan mengikat tali sepatu5
Saat ini banyak anak yang masih memiliki aspek perkembangan motorik halus yang tidak
terstimulasi secara optimal. Ada empat jenis keterampilan motorik halus anak: mencubit,
memegang, konsentrasi, dan koordinasi tangan-mata. Keterampilan motorik halus melibatkan
gerakan halus diatur. Menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun
yang membutuhkan ketangkasan menunjukkan keterampilan motorik halus. Perkembangan
motorik halus keterampilan pada anak meliputi kemampuan anak dalam menunjukkan dan
menguasai otot indah gerakan dalam koordinasi, ketangkasan, dan ketangkasan menggunakan
tangan dan jari.
Tidak berkembangnya motorik halus secara optimal salah satunya dikarenakan
pembelajaran anak dalam aspek motorik anak masih dalam tahap perkembangan “mulai
berkembang”. Contoh kasusnya adalah anak yang belum bisa memegang pensil dengan benar,
masih memiliki kesulitan menulis huruf dan angka, dan apa yang anak tulis masih belum jelas.
5
Indang Supriatin, Mohammad Kanzunnudin, and Sumaji, ‘The Development of Number Card Assistant Engklek
Game to Boost Motor Ability of Kindergarten Children’, Journal Of Social and Humanities, 2022.1 (2022), 39–44
<https://doi.org/10.53797/icccmjssh.v1.sp.7.2022>.
Ini terjadi karena media dan metode yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas tidak
menarik minat anak, dan anak menjadi bosan. Lebih baik menggunakan media yang menarik
dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan dan merangsang perkembangan anak
dengan baik6
7
Yenda Sari, ‘Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia
Dini’, Pendidikan, 2015.
8
Harmi Saputri and Azi Matur Rahmi, ‘Metode Pembelajaran Berbasis Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Di Taman Kanak-Kanak Twin Course Pasaman Barat’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2013 (2021), 659–64.
mengajar dapat berjalan menggunakan efektif bila digunakan taktik yang tidak sela-
ras baik berupa metode, contoh, pendekatan juga teknik.
Pengajar bisa mengajak anak-anak menggunakan tangan mereka buat merangkak
di lantai melalui terowongan meja menggunakan koordinasi yang lebih kompleks
sebab anak-anak harus menjaga keseimbangan kepala supaya tidak membentur meja,
atau terkadang pengajar dapat bermain peran menangkap. "kupu-kupu" asal cerita.
Contohnya dalam kiprah penangkap kupu-kupu, guru berperan menjadi anak, dan
anak (peserta didik) berperan menjadi kupu-kupu, guru mencoba menangkap anak
pada sana-sini , sementara anak-anak berlarian melambaikan tangan, sayap kupu-
kupu terbang. Anak-anak suka menggunakan inspirasi-pandangan baru kreatif
seperti itu. , sebab mereka bisa bermain sesuka hati, serta pada sisi lain kemampuan
motorik anak terasah karena berlari serta menggerakkan tangan.9
10
Aulia Ul Badriyah and others, ‘Strategi Guru Menstimulasi Motorik Halus Melalui Kegiatan Practical Life Anak 4-5
Tahun’, Jurnal AUDHI, 5.02 (2023), 96–108.
11
Ardhana Reswari, Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak (sumatera barat: CV AZKA PUSTAKA, 2022).
Pelaksanaan evaluasi di anak usia dini tidak sama menggunakan penilaian
yang dilakukan di ramaja, orang dewasa maupun orang tua. terdapat beberapa
prinsip dasar yang wajib diperhatikan pada mengevaluasi perkembangan motorik
di anak usia dini, yaitu:
Menyeluruh merupakan tidak dilakukan secara terpisah menggunakan
proses pelatihannya. Mengingat penilaian tersebut lebih banyak menilai
proses perbuatan anak serta yang akan terjadi perbuatan anak yang di
umumnya tidak bisa dilakukan menggunakan tes tertulis (paper and pencil
test).
Berkesinambungan ialah harus dilakukan secara berkala, sedikit demi
sedikit, serta Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh betul-betul
dari asal ilustrasi perkembangan yang akan terjadi asal proses pembela-
jaran perkembangan motilitas pada Anak usia dini
Berorientasi di tujuan adalah pada memutuskan indikator wajib memakai a
cuan baku. pengajar, orang tua, atau pembina bisa menilai yang akan
terjadi aktivitas anak melalui indikator yang terwujud pada perilaku dan
kemampuan tadi.
Obyektif artinya evaluasi dilakukan sinkron menggunakan kriteria yg telah
ditetapkan. berpretensi, hasrat, serta perasaan eksklusif tidak boleh menghi
pnotis penilaian yg dilakukan.
Mendidik adalah penilaian ini dapat dipergunakan buat membina dan mem
berikan dorongan kepada seluruh anak dalam mempertinggi yang akan ter-
jadi pertumbuhan serta Kebermaknaan merupakan hasil evaluasi wajib
memiliki arti baik bagi orang tua, pengajar, pembina, maupun anak sendiri
atau pihak lain yang memperlakukannya jadi penerapan evaluasi
perkembangan motorik ialah upaya buat memperoleh informasi atau
data yang akurat tentang dominasi keterampilan gerak anak atau seseorang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan motorik ialah perubahan kompetensi atau kemampuan gerak
berasal masa kanak-kanak menuju dewasa serta mencakup berbagai aspek tingkah
laku manusia, kemampuan motilitas, serta tingkah laku yang mempengaruhi per-
kembangan motilitas, serta perkembangan motilitas diri menghipnotis kemampuan
serta tingkah laris manusia.Pemanfaatan lingkungan belajar pada fase orientasi
pembelajaran memberikan kontribusi yang nyata terhadap efektifitas proses pembe-
lajaran serta penyampaian pesan dan isi pembelajaran saat ini. Selain merangsang
motivasi serta minat siswa, media
Pendidikan pula bisa membantu mengembangkan perkembangan mereka secara
menyeluruh. Berkaitan dengan perkembangan kemampuan motorik anak, guru bisa
mempersiapkan kegiatan menggunakan menggunakan alat-alat bermain sekreatif
mungkin. menjadi seorang guru,Anda harus mengimplementasikan banyak,sekali
permainan pada aktivitas pembelajaran dan pendidikan. Ada 7 seni manajemen pada
perkembangan motorik anak usia dini :
aktivitas eksploratori,
penemuan terbimbing,
Pemecahan duduk perkara,
Diskusi,
Demonstrasi,
pengajaran eksklusif,
Penerapan penilaian perkembangan motorik merupakan upaya buat
memperoleh info atau data yang akurat tentanf keterampilan gerak anak atau
seseorang.12
12
SUGIYANTO, PERKEMBANGAN DAN BELAJAR MOTORIK (Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Apriliya, and Sri Katoningsih, ‘The Development of Learning the Arts of Dance to the Ability
Early Childhood Gross Motor Development’, 04.2 (2021), 1–8
Fatmawati, fitri ayu, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini (jawa timur: caremedia
communication, 2020)
Masrurah, Farhatin, and Khulusinniyah Khulusinniyah, ‘Pengembangan Fisik Motorik Anak
Usia Dini Dengan Bermai’, Edupedia, 3.2 (2019), 67–77
<https://doi.org/10.35316/edupedia.v3i2.253>
Reswari, Ardhana, Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak (sumatera barat: CV AZKA
PUSTAKA, 2022)
Rosalianisa, Resi, Budi Purwoko, and Nurchayati, ‘Analysis of Early Childhood Fine Motor
Skills Through the Application of Learning Media’, International Journal of Recent
Educational Research, 4.3 (2023), 309–328
Saputri, Harmi, and Azi Matur Rahmi, ‘Metode Pembelajaran Berbasis Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Twin Course Pasaman Barat’,
Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2013 (2021), 659–64
Sari, Yenda, ‘Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Usia Dini’, Pendidikan, 2015
Sugiyanto, Perkembangan Dan Belajar Motorik (Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA, 2005)
Sukardjo, Moch, Uswatun Khasanah, Yayan Sudrajat, Robinson Situmorang, and Vina
Oktaviani, ‘Augmented Reality Media Prototype for Fine Motor Development of
Children Aged 3-6’, Hongkong Journal Of Social Sciences, 58 (2022), 369–75
Sumiyati, Sumiyati, ‘Metode Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini’, AWLADY :
Jurnal Pendidikan Anak, 4.1 (2018), 78 <https://doi.org/10.24235/awlady.v4i1.2509>
Supriatin, Indang, Mohammad Kanzunnudin, and Sumaji, ‘The Development of Number Card
Assistant Engklek Game to Boost Motor Ability of Kindergarten Children’, Journal Of
Social and Humanities, 2022.1 (2022), 39–44
<https://doi.org/10.53797/icccmjssh.v1.sp.7.2022>
Ul Badriyah, Aulia, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi dan
Pendidikan, Universitas Al Azhar Indonesia, and Jalan Sisingamangaraja Kebayoran
Baru Jakarta Selatan, ‘Strategi Guru Menstimulasi Motorik Halus Melalui Kegiatan
Practical Life Anak 4-5 Tahun’, Jurnal AUDHI, 5.02 (2023), 96–108