Anda di halaman 1dari 14

MEDIA, METODE DAN STRATEGI DALAM PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK

USIA DINI SERTA PERENCANAAN, PENERAPAN, DAN EVALUASI,


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK

Dosen Pengampu : Cahniyo Wijiya Kuswanto, M. PD

Disusun Oleh:
Kartini : 211107063
Kelas PIAUD C
MK : Metodelogi Pengembangan Fisik Motorik

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberi kita nikmat sehat, dan telah
memberi kita pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Teknik Membuat
Surat Gugatan/Permohonan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa
selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW semoga kita
semua bisa bertemu dengan beliau di yaumil akhir kelak.
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah selain itu
tujuan menulis makalah ini untuk menambah pengetahuan atau pemahaman. Kami sebagai
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 5 April 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini artinya usia emas  yang ditandai dengan perubahan yang  cepat  dalam
perkembang fisik, kognitif, bahasa, sosial serta emosional, nilai-nilai agama serta moral, seni,
citra diri,disiplin serta kemandirian. Periode ini ialah saat untuk meletakkan dasar bagi
pengembangan aspek-aspek tersebut. supaya setiap anak bisa melalui masa ini  menggunakan
baik, maka perlu diupayakan pendidikan dan dorongan yg sempurna bagi anak  semenjak
dini.1
Aspek perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan. Perspektif perkembangan
anak sangat penting bagi anak. keliru satu aspek penting di anak usia dini  ialah perkem-
bangan motorik. Aspek perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar 
dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik halus adalah proses perkembangan
otot halus bersama fungsinya. Otot polos ini bertugas menggerakkan bagian tubuh tertentu,
mirip menulis, melipat, mengikat tali, mengancingkan, mengikat,  serta memotong sandang.
Indikator motorik halus yang  berdasarkan pada pencapaian perkembangan motorik halus
anak usia lima-6 tahun, sinkron dengan Peraturan Menteri Pendidikan No. 58 Tahun 2009,
adalah: (1) menggambar. menurut ide sendiri, (2) meniru bentuk, (3) bereksplorasi melalui
berbagai media dan kegiatan, (4) menggunakan alat tulis yang benar, (5) menggunting pola,
(6) menempelkan gambar dengan benar, (7) ekspresi diri melalui detail tugas menggambar.
Aktivitas motorik halus meliputi menulis, menekan, melipat bentuk, menggenggam,
menggambar, menyusun balok dan meletakkan kelereng. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan No. 58 Tahun 2009, tingkat pencapaian perkembangan motorik anak usia 5-6
tahun meliputi: (1) melatih koordinasi gerak tubuh untuk melatih kelenturan, keseimbangan,
dan ketangkasan. , (2) koordinasi gerak kepala tangan dan kaki menirukan tarian atau senam,
(3) permainan fisik sesuai aturan, (4) keterampilan tangan kanan dan kiri, (5) kebersihan diri.
Kegiatan yang termasuk dalam motorik kasar antara lain melompat, menendang, berjalan,
berlari, melempar, menendang, mendorong dan menarik.2.

1
fitri ayu Fatmawati, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini (jawa timur: caremedia communication, 2020).
2
Farhatin Masrurah and Khulusinniyah Khulusinniyah, ‘Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Dengan
Bermai’, Edupedia, 3.2 (2019), 67–77 <https://doi.org/10.35316/edupedia.v3i2.253>.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media, metode, dan strategi perkembangan motorik anak?
2. Bagaimana penerapan, perencanaan dan evaluasi pertumbhan dan perkembangan
motorik anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui media, metode, dan strategi perkembangan motorik anak
2. Untuk mengetahui penerapan, perencanaan dan evaluasi pertumbahan dan perkem
bangan motorik anak
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan Anak Usia Dini adalah layanan pembinaan dan pendidikan yang disediakan
untuk anak-anak dari kisaran usia 0-6 tahun yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak agar menjadi lebih baik dan siap memasuki level selanjutnya. Jika
dirangsang dengan baik aspek perkembangan anak akan berkembang secara optimal.
Sebaliknya jika tidak diberikan rangsangan, perkembangan anak akan terhambat. Motorik halus
adalah gerakan-gerakan yang melibatkan hanya beberapa otot di bagian tertentu tubuh dan
membutuhkan ketelitian dalam melakukannya. Sedangkan motorik kasar adalah pola gerak
yang melibatkan banyak otot di seluruh tubuh, seperti di tempat yang bergerak3
Perkembangan keterampilan motorik akan mempengaruhi cara anak melihat diri mereka
sendiri dan orang lain. Lingkungan rumah juga mempengaruhi perkembangan motorik anak
pada usia sekolah. Perkembangan motorik dapat dikembangkan melalui kegiatan yang menarik
baik itu di dalam dan di luar kelas. Hal yang terpenting dan perlu diperhatikan dalam proses
perkembangan ini adalah agar anak merasa nyaman tanpa tekanan apapun.
Perkembangan fisik motorik kasar dan halus dapat diupayakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi anak-
anak. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Media
yang dirancang diharapkan dapat merangsang perkembangan fisik dan motorik anak.
Pembelajaran yang dirancang dengan baik dan menarik diharapkan akan membangkitkan minat
dan motivasi anak dalam belajar.
Selain itu secara tidak langsung, aktivitas motorik akan melatih anak menjadi lebih
mandiri, percaya diri dengan melakukan aktivitas seperti mengancingkan pakaian mereka tanpa
bantuan orang dewasa, mengikat tali sepatu mereka, dan mengoleskan mentega pada roti
sarapan. Ini tidak dapat tumbuh dengan sendiri pada anak. Butuh stimulus dan latihan yang
tepat agar anak berkembang, mandiri, percaya diri dan memperkuat perkembangan kognitifnya
4

3
Apriliya and Sri Katoningsih, ‘The Development of Learning the Arts of Dance to the Ability Early Childhood Gross
Motor Development’, 04.2 (2021), 1–8.
4
Moch Sukardjo and others, ‘Augmented Reality Media Prototype for Fine Motor Development of Children Aged 3-
6’, Hongkong Journal Of Social Sciences, 58 (2022), 369–375.
Pada anak usia dini kemampuan motorik anak belum terarah seperti yang diharapkan.
Media pembelajaran yang kurang bervariasi akan mempengaruhi perkembangan motorik anak.
Saat ini jenis media pembelajaran yang berkaitan dengan aspek perkembangan motorik masih
terbatas. Media pembelajaran di Taman kanak-kanak kurang menarik bagi siswa sehingga
membuat anak bosan. Selain itu hal yang juga mempengaruhi adalah guru yang kurang kreatif
dalam membuat media pembelajaran, kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan minat
belajar siswa, khususnya di bidang kompetensi motorik, dan motivasi belajar siswa masih
rendah untuk meningkatkan kemampuan motorik.
Perkembangan motorik kasar berhubungan dengan gerakan dasar yang terkoordinasi
dengan otak seperti berlari, berjalan, melompat, memukul, dan menarik. Perkembangan
motorik kasar merupakan gerak yang terjadi karena koordinasi otot-otot besar. Guru dan
pendidik dapat mengoptimalkan keterampilan motorik kasar bagi anak usia dini melalui
berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Salah satu kegiatan yang dapat diberikan
kepada mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak adalah kegiatan yang
melibatkan kaki, tangan, dan seluruh anggota tubuh. Sedangkan motorik halus berfungsi untuk
melakukan gerakan yang lebih spesifik seperti menulis, melipat, memotong, mengancingkan
baju dan mengikat tali sepatu5
Saat ini banyak anak yang masih memiliki aspek perkembangan motorik halus yang tidak
terstimulasi secara optimal. Ada empat jenis keterampilan motorik halus anak: mencubit,
memegang, konsentrasi, dan koordinasi tangan-mata. Keterampilan motorik halus melibatkan
gerakan halus diatur. Menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun
yang membutuhkan ketangkasan menunjukkan keterampilan motorik halus. Perkembangan
motorik halus keterampilan pada anak meliputi kemampuan anak dalam menunjukkan dan
menguasai otot indah gerakan dalam koordinasi, ketangkasan, dan ketangkasan menggunakan
tangan dan jari.
Tidak berkembangnya motorik halus secara optimal salah satunya dikarenakan
pembelajaran anak dalam aspek motorik anak masih dalam tahap perkembangan “mulai
berkembang”. Contoh kasusnya adalah anak yang belum bisa memegang pensil dengan benar,
masih memiliki kesulitan menulis huruf dan angka, dan apa yang anak tulis masih belum jelas.

5
Indang Supriatin, Mohammad Kanzunnudin, and Sumaji, ‘The Development of Number Card Assistant Engklek
Game to Boost Motor Ability of Kindergarten Children’, Journal Of Social and Humanities, 2022.1 (2022), 39–44
<https://doi.org/10.53797/icccmjssh.v1.sp.7.2022>.
Ini terjadi karena media dan metode yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas tidak
menarik minat anak, dan anak menjadi bosan. Lebih baik menggunakan media yang menarik
dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan dan merangsang perkembangan anak
dengan baik6

A. MEDIA, METODE, DAN STRATEGI DALAM PERKEMBANGAN MOTORIK


ANAK
1) Media penunjang perkembangan motorik anak
Pemanfaatan lingkungan belajar pada fase orientasi pembelajaran menyampaikan
kontribusi yang nyata terhadap efektifitas proses pembelajaran serta penyampaian
pesan dan isi pembelajaran waktu ini. Selain merangsang motivasi  serta minat 
peserta didik, media pendidikan juga bisa membantu menyebarkan perkembangan
mereka secara menyeluruh aktivitas bermain sangat krusial bagi anak sebab  bermain 
ialah aktivitas  yang  menyenangkan dan bisa membantu berbagi kemampuan motorik
halus anak. Konsep belajarnya konkrit, jadi tidak hanya bermain, namun pula melatih
motorik halus anak, selain itu permainan bisa mengajarkan anak  buat  bekerja
dengan mata pelajaran, ada komunikasi dimana  pengenalan  berlangsung.  Teman
sebaya.
 Media Playdough
Playdough artinya playdough berbahan dasar tepung yang  mudah  dibuat
buat anak-anak berman-faat buat melatih koordinasi mata-jari di anak usia
dini. Anak bermain play dough  mampu  membentuk aneka macam bentuk
geometris,  membentuk  buah,  kue, membuat  hewan  dari bahan  tadi,
anak bisa menentukan warna kesukaannya, melatih gerak indah anak.
 Menggambar
Anak membutuhkan keterampilan motorik halus anak, seperti  menggam-
bar, saat mereka pergi ke sekolah nanti. tapi, kemampuan seorang  anak
untuk melakukan gerakan motorik  tertentu  tak  sama dengan anak lain-
nya, meskipun seumuran. Sebagian besar anak usia 4-5 tahun sangat  suka
menggambar, pada aktivitas ini anak sudah  bisa mengungkapkan apa
6
Resi Rosalianisa, Budi Purwoko, and Nurchayati, ‘Analysis of Early Childhood Fine Motor Skills Through the
Application of Learning Media’, International Journal of Recent Educational Research, 4.3 (2023), 309–328.
yang dilihatnya  pada gambar, walaupun gambar yang dihasilkan masih
berupa  tulisan sederhana, namun mempunyai makna. Gaya menggambar
setiap anak namun umumnya saat menggambar, satu tangan menyukai
kertas dan tangan lainnya menyukai alat gambar, seperti pensil atau pensil.
Semakin baik anak mengontrol gerakan tangannya saat menggambar,
semakin ia bisa "menerima" tangannya, yang berarti ia memahami batasan
gerakan tangannya.
 Meronce
Meronce memutar benang atau tali untuk menciptakan karya yang indah
salah satu kegiatan menyenangkan ini bisa menggunakan bahan daur
ulang dan meterial dari lingkungan sekitar.7

2) Metode perkembangan motorik anak


Menurut Suryana (2018), kegiatan pembelajaran mencapai akibat yang optimal
saat guru  mengetahui bagaimana menentukan  metode yang sempurna serta  kemu-
dian  menerapkannya  menggunakan  teknik mengajar yang baik.  Buat  mendidik
dan mengajar menggunakan sahih, perlu memperhatikan perkembangan  siswa,
khususnya pada TK, dimana anak ialah keistimewaan,  namun pula  perkem-bangan
intelektual, perkembangan sosial serta perkembangan bahasa.8
Metode yang dipergunakan artinya pembelajaran kreatif pembelajran kreatif bisa
diartikan menjadi pembelajaran yang menekankan unsur kreativitas. Orang kreatif
menggunakan keterampilan mudah pada banyak sekali cara, dan mereka juga terlibat
dalam banyak sekali kegiatan mental menggunakan membangkitkan, membayangkan
serta mengatakan gagasan. Berkaitan menggunakan perkembangan kemampuan mo-
torik anak pengajar bisa mempersiapkan aktivitas dengan  peralatan bermain sekrea-
tif mungkin. menjadi seorang pengajar, Anda wajib mengimplementasikan  aneka
macam permainan dalam aktivitas  pembelajaran  dan pendidikan.  Aktivitas  belajar

7
Yenda Sari, ‘Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia
Dini’, Pendidikan, 2015.
8
Harmi Saputri and Azi Matur Rahmi, ‘Metode Pembelajaran Berbasis Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Di Taman Kanak-Kanak Twin Course Pasaman Barat’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2013 (2021), 659–64.
mengajar  dapat berjalan menggunakan  efektif bila digunakan  taktik yang tidak sela-
ras baik berupa metode, contoh, pendekatan juga teknik.
Pengajar bisa mengajak anak-anak menggunakan tangan mereka  buat merangkak
di lantai melalui terowongan meja menggunakan koordinasi yang lebih kompleks
sebab anak-anak harus menjaga keseimbangan kepala supaya tidak membentur meja,
atau terkadang pengajar dapat bermain peran menangkap. "kupu-kupu" asal  cerita.
Contohnya dalam kiprah penangkap kupu-kupu, guru  berperan menjadi  anak,  dan
anak (peserta didik) berperan menjadi kupu-kupu, guru mencoba menangkap anak
pada sana-sini , sementara anak-anak berlarian melambaikan tangan, sayap kupu-
kupu terbang. Anak-anak suka menggunakan inspirasi-pandangan baru  kreatif
seperti itu. , sebab mereka bisa bermain sesuka hati, serta pada sisi lain kemampuan
motorik anak terasah karena berlari serta menggerakkan tangan.9

3) Strategi perkembangan motorik anak


Menurut Kostelnik Masitoh, 2017, perencanaan dan aplikasi kegiatan pendidikan
pada PAUD berdasarkan di 7 jenis strategi pembelajran  Berikut ialah berbagai
jenis taktik pembelajaran :
 Eksplorasi, yaitu strategi yg mendorong anak menyebarkan inkuiri
eksklusif melalui langkah-langkh  inkuiri eksklusif  impulsif, memungkin
kan mereka belajar merogoh  keputusan  wacana apa  yang  harus  dilaku-
kan, bagaimana melakukannya, dan kapan melakukannya.
 penemuan terpandu, yang merupakan strategi yang menghasilkan mereka 
membuat koneksi serta menyebarkan konsep waktu mereka berinteraksi
dengan benda dan orang. pengajar wajib merancang pengalaman buat
anak-anak sehingga mereka dapat menemukan sesuatu
 Pemecahan problem, taktik perencanaan, antisipasi serta pengendalian
akibat kegiatan sendiri  , dimana kiprah pengajar menjadi fasilitator. 4
dialog artinya seni manajemen pembelajaran yang memberikan adanya
saling kontak atau mutual contact antara guru dengan anak, dimana  penga
jar berbicara menggunakan anak, anak berbicara  menggunakan  penga
9
Sumiyati Sumiyati, ‘Metode Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini’, AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak, 4.1
(2018), 78 <https://doi.org/10.24235/awlady.v4i1.2509>.
jar, dan anak berbicara menggunakan anak lain. Ini artinya  strategi  pem-
belajaran pada mana anak-anak bekerja sama dalam  kelompok  yang
cukup kecil dan setiap anak bisa berpartisipasi  pada aktivitas  kooperatif
yang didefinisikan dengan kentara, tetapi tidak berkelanjutan, yang  dibim
bing pribadi oleh pengajar.
 Demonstrasi artinya cara belajar. Demonstrasi artinya  pendekatan  yang 
mempertimbangkan bagaimana suatu proses terjadi atau bagaimana
sesuatu bekerja dan bagaimana suatu tugas diselesaikan. 6 pengajaran
mudah yaitu cara belajar yang membantu anak mengidentifikasi  istilah,
strategi, fakta, serta kebiasaan.10

B. PERENCANAAN, PENERAPAN, DAN EVALUASI, PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK
1) Perencanaan pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
Pembelajaran anak usia dini terdapat 7 prinsip perencanaan pembelajaran, yaitu :
 Relavansi, relevan menggunakan kebutuhan dan perkembangan anak
secara individu
 Adaptasi, memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologi IPTEK,
dan seni.
 Kontituitas disusun secara berkelanjutan antara satu tahap perkembangan
ke tahap perkembangan yang berikutnya
 Fleksibelitas, dikembangkan fleksibel sesuai  menggunakan  keunikan
serta kebutuhan anak, dan kondisi forum
 Kepraktisan serta aksepbilitas, memberikan kemudahan bagi paktisi dan
rakyat dalam melaksankan aktivitas PAUD
 Kelayakan, menunjukkan kelayakan serta keberpihakan pada anakusia dini
 Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan di masyarakat11
2) Penerapan Evaluasi perkembangan motorik anak

10
Aulia Ul Badriyah and others, ‘Strategi Guru Menstimulasi Motorik Halus Melalui Kegiatan Practical Life Anak 4-5
Tahun’, Jurnal AUDHI, 5.02 (2023), 96–108.
11
Ardhana Reswari, Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak (sumatera barat: CV AZKA PUSTAKA, 2022).
Pelaksanaan evaluasi di anak usia dini tidak sama menggunakan  penilaian
yang dilakukan di ramaja, orang dewasa maupun orang tua. terdapat beberapa
prinsip dasar yang wajib diperhatikan pada mengevaluasi perkembangan motorik
di anak usia dini, yaitu:
 Menyeluruh merupakan tidak dilakukan secara terpisah menggunakan
proses pelatihannya. Mengingat penilaian tersebut lebih banyak menilai
proses perbuatan anak serta yang akan terjadi perbuatan anak yang  di
umumnya tidak bisa dilakukan menggunakan tes tertulis (paper and pencil
test).
 Berkesinambungan ialah harus dilakukan secara berkala, sedikit demi
sedikit, serta  Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh betul-betul
dari asal ilustrasi perkembangan yang akan terjadi asal proses pembela-
jaran perkembangan motilitas pada Anak usia dini
 Berorientasi di tujuan adalah pada memutuskan indikator wajib memakai a
cuan baku. pengajar, orang tua, atau pembina bisa menilai yang akan
terjadi aktivitas anak melalui indikator yang terwujud  pada perilaku  dan
kemampuan tadi.
 Obyektif artinya evaluasi dilakukan sinkron menggunakan kriteria yg telah 
ditetapkan. berpretensi, hasrat, serta perasaan eksklusif tidak boleh menghi
pnotis penilaian yg dilakukan.
 Mendidik adalah penilaian ini dapat dipergunakan buat membina dan mem
berikan dorongan kepada seluruh anak dalam mempertinggi yang akan ter-
jadi pertumbuhan serta Kebermaknaan merupakan  hasil evaluasi  wajib
memiliki arti baik bagi orang tua, pengajar, pembina, maupun anak sendiri
atau pihak lain yang memperlakukannya jadi penerapan evaluasi
perkembangan motorik ialah upaya buat memperoleh informasi atau
data yang akurat tentang dominasi keterampilan gerak anak atau seseorang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan motorik ialah perubahan kompetensi atau kemampuan gerak
berasal masa kanak-kanak menuju dewasa serta mencakup berbagai aspek tingkah
laku manusia, kemampuan motilitas,  serta tingkah laku yang  mempengaruhi per-
kembangan motilitas, serta perkembangan motilitas diri menghipnotis kemampuan
serta tingkah laris manusia.Pemanfaatan lingkungan belajar pada fase orientasi
pembelajaran memberikan kontribusi yang nyata terhadap efektifitas proses pembe-
lajaran serta penyampaian pesan dan isi pembelajaran saat ini. Selain merangsang
motivasi serta minat siswa, media
Pendidikan pula bisa membantu mengembangkan perkembangan mereka secara
menyeluruh. Berkaitan dengan perkembangan kemampuan motorik anak, guru bisa
mempersiapkan kegiatan menggunakan menggunakan alat-alat bermain sekreatif
mungkin. menjadi seorang guru,Anda harus mengimplementasikan banyak,sekali
permainan pada aktivitas pembelajaran dan pendidikan. Ada 7 seni manajemen pada
perkembangan motorik anak usia dini :
 aktivitas eksploratori,
 penemuan terbimbing,
 Pemecahan duduk perkara,
 Diskusi,
 Demonstrasi,
 pengajaran eksklusif,
 Penerapan penilaian perkembangan motorik  merupakan  upaya  buat
memperoleh  info atau data yang akurat tentanf keterampilan gerak anak atau
seseorang.12

12
SUGIYANTO, PERKEMBANGAN DAN BELAJAR MOTORIK (Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Apriliya, and Sri Katoningsih, ‘The Development of Learning the Arts of Dance to the Ability
Early Childhood Gross Motor Development’, 04.2 (2021), 1–8
Fatmawati, fitri ayu, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini (jawa timur: caremedia
communication, 2020)
Masrurah, Farhatin, and Khulusinniyah Khulusinniyah, ‘Pengembangan Fisik Motorik Anak
Usia Dini Dengan Bermai’, Edupedia, 3.2 (2019), 67–77
<https://doi.org/10.35316/edupedia.v3i2.253>
Reswari, Ardhana, Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak (sumatera barat: CV AZKA
PUSTAKA, 2022)
Rosalianisa, Resi, Budi Purwoko, and Nurchayati, ‘Analysis of Early Childhood Fine Motor
Skills Through the Application of Learning Media’, International Journal of Recent
Educational Research, 4.3 (2023), 309–328
Saputri, Harmi, and Azi Matur Rahmi, ‘Metode Pembelajaran Berbasis Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Twin Course Pasaman Barat’,
Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.2013 (2021), 659–64
Sari, Yenda, ‘Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Usia Dini’, Pendidikan, 2015
Sugiyanto, Perkembangan Dan Belajar Motorik (Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA, 2005)
Sukardjo, Moch, Uswatun Khasanah, Yayan Sudrajat, Robinson Situmorang, and Vina
Oktaviani, ‘Augmented Reality Media Prototype for Fine Motor Development of
Children Aged 3-6’, Hongkong Journal Of Social Sciences, 58 (2022), 369–75
Sumiyati, Sumiyati, ‘Metode Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini’, AWLADY :
Jurnal Pendidikan Anak, 4.1 (2018), 78 <https://doi.org/10.24235/awlady.v4i1.2509>
Supriatin, Indang, Mohammad Kanzunnudin, and Sumaji, ‘The Development of Number Card
Assistant Engklek Game to Boost Motor Ability of Kindergarten Children’, Journal Of
Social and Humanities, 2022.1 (2022), 39–44
<https://doi.org/10.53797/icccmjssh.v1.sp.7.2022>
Ul Badriyah, Aulia, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi dan
Pendidikan, Universitas Al Azhar Indonesia, and Jalan Sisingamangaraja Kebayoran
Baru Jakarta Selatan, ‘Strategi Guru Menstimulasi Motorik Halus Melalui Kegiatan
Practical Life Anak 4-5 Tahun’, Jurnal AUDHI, 5.02 (2023), 96–108

Anda mungkin juga menyukai