Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PERMAINAN TRADISONAL GOBAK SODOR


TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK
(Penelitian terhadap Anak kelompok B TK Al-Ikhlas Kec. Kadungora Kab. Garut)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
yng Diampu Bapak Dr. Teddy Sutandy K, M.Pd.

Disusun Oleh :

HASSAH NURHANIPAH

NIM. 020.86233.0783

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) SILIWANGI GARUT

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

2023 M/1444 H
KATA PENGHANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
saya kekuatan, ketaatan, membekali saya ilmu pengetahuan, serta atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul Pengaruh
Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini.

Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjunan alam yang telah
membebaskan kita semua dari zaman kebodohan yakni Baginda Nabi Muhammad SAW., tak
lupa kepada keluarganya, para sahabat, para tabi’in serta tabi’atnya dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat syafa’atul uzma di yaumul akhir
nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.

Kemudian dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu Hj. Illa Susanti, M. Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Siliwangi
Garut danBapak Asep Muharam selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Siliwangi Garut.
2. Ibu Dr. Ratu Kemala, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak
Usia Dini (PIAUD).
3. Bapak Dr. Teddy Sutandy K., M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan
proposal ini.
4. Dosen, staff dan seluruh rekan STAI Siliwangi Garut yang senantiasa memotivasi
dan memberi informasi yang sangat bermanfaat.
5. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa restu serta dukungan baik
moril maupun materil.
6. Seluruh teman seperjuangan serta sahabat yang telah membantu penulis dalam proses
terselesaikannya proposal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan dan kesempurnaan dalam penulisan proposal
ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua
pihak yang menggunakan serta yang membacanya.

Garut, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1

Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………… 1

Identifikasi Masalah……………………………………………………………………….. 4

Batasan Masalah…………………………………………………………………………… 5

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..5

Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………... 5

Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………. 6

Definisi Konseptual………………………………………………………………………... 7

Paradigma Penelitian……………………………………………………………………… 10

Hipotesis Penelitian……………………………………………………………………….. 11

BAB II KERANGKA TEORI……………………………………………………………..

Deskripsi Teori……………………………………………………………………………. 12

Kerangka Pemikiran………………………………………………………………………. 14

Penelitian Terdahulu………………………………………………………………………. 16

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………...

Langkah-Langkah Penelitian……………………………………………………………… 18

Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………... 19

Teknik Analisis Data………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 20

ii
BAB I

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang penting untuk mengembangkan seluruh potensi


yang dimiliki setiap anak secara maksimal. Pendidikan yang dialami pertama kali oleh
anak adalah didalam keluarga. Di Indonesia secara yuridis pendidikan anak usia dini
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Hal tersebut
seperti dikutip dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14.
Seperti yang diungkapkan oleh Partini menyebutkan bahwa pendidikan usia dini
menyiapkan anak dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi.
Pengembangan fisik motorik merupakan gerakan-gerakan dasar yang perlu
dilatihkan kepada anak sesuai tahapan pertumbuhan dan perkembangan sehingga
dikuasai oleh anak didik. Agar pengembangan fisik motorik menarik bagi anak maka
perlu ada permainan yang dapat menarik anak, salah satunya adalah permainan kreatif
yang dapat dilakukan oleh anak dengan senang tanpa paksaan1
Didalam kurikulum Pendidikan taman kanak-kanak terdapat beberapa aspek
perkembangan yang dirangsang atau dibentuk. Aspek perkembangan tersebut antara
lain ialah, aspek perkembangan moral dan agama, aspek perkembangan sosial
emosional, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan Bahasa dan aspek
perkembangan fisik motorik anak2
Pada anak, perkembangan motorik merupakan salah satu faktor penting yang
membentuk perkembangan anak itu sendiri secara keseluruhan. Dan pada
perkembangan motorik ini sangan erat kaitannya dengan perkembangan fisik,
berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan apabila perkembangan fisik dari
anak terus dirangsang maka secara tidak langsung juga akan dapat merangsang
kemampuan motorik anak untuk terus tumbuh dan berkembang.
Kemampuan motorik kasar ialah kemampuan yang membutuhkan koordinasi dari
berbagai bagian tubuh yang dimiliki oleh anak3. Kemampuan motorik kasar ini
berkaitan dengan aktifitas fisik yang melibatkan berbagai otot yang dimiliki,
diantaranya ialah : otot besar, otot lengan, otot bahu, otot tungkai, otot punggung dan
otot perut yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak. Untuk kegiatan yang dapat
dilakukan ialah seperti melompat, berjinjit, berlari, dan berguling. Salah satu dari
kegiatan tersebut juga terdapat pada permainan. Banyak sebab yang menjadikan
perkembangan motorik kasar pada anak kurang optimal. Berbagai hambatan
sebagaimana yang dimaksud adalah seperti yan terkait dengan kemampuan motorik
kasar masih memerlukan stimulasi dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya
1
Komala, Jurnal ceria, gobak sodor meningkatkan motorik kasar, 2018

2
Iswatiningtyas, Jurnal ceria, Aspek perkembangan, 2015
3
Febrianta, Jurnal ceria, kemampuan motorik kasar, 2016

1
pengembangan kemampuan motorik kasar pada diri anak, sehingga anak didik kurang
menjalankan secara sungguh-sungguh. Maka dari hal itu terdapat beberapa aspek
motorik kasar yang belum optimal diantarannya yaitu: 1) anak belum mampu
merubah arah posisi secara cepat, 2) Keseimbangan yang kurang dapat terlihat saat
anak tidak bisa berdiri dengan satu kaki dan masih sering menyentuh tanah, 3)
kurangnya kerjasama pada anak saat bermain, 4) kegiatan yang diberikan oleh
pendidik masih belum dapat menstimulus perkembangan motorik kasar anak karena
hanya berupa permainan memanjat, berlari, jalan-jalan dan aktivitas yang merupakan
suatu kegiatan yang sering dilakukan anak bahkan saat berada dirumah.
Dari permasalahan itu maka diperlukan suatu perbaikan yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Anak-anak memerlukan kegiatan
yang menarik dan menyenangkan serta merupakan aktivitas yang jarang dilakukan
sehingga mereka tertarik untuk melakukan. Kegiatan yang dapat diberikan untuk
membantu proses stimulasi anak-anak salah satunya dapat melalui permainan
tradisional gobak sodor yang dapat berguna bagi anak untuk melatih keseimbangan,
kesigapan dan ketahanan fisik. Peneliti disini juga ingin menggali dan mengenalkan
kembali permainan tradisional gobak sodor, sehingga permainan ini bisa terus
dilestarikan dan tidak tergantikan.
Bermain adalah salah satu cara agar kemampuan gerak anak semakin baik,
dengan gerak otot-otot besar pada anak semakin kuat dan begitu pula gerakan pada
anak semakin bisa dikontrol dengan sendirinya. Permainan merupakan salah satu
aktivitas fisik, dengan bergerak kemampuan motorik kasar pada diri anak akan selalu
terasah dan menjadi lebih bisa menjadi lebih baik.
Salah satu hal yang penting yang dapat membantu perkembangan motorik kasar
ialah dengan bermain. Salah satu dari sekian banyak permainan tradisional ialah
gobak sodor. Permainan tradisional gobak sodor tidak hanya cukup menantang untuk
dilakukan anak tapi juga sangat menyenangkan. Permainan ini memiliki kelebihan,
adapun kelebihan dari permainan tradisional gobak sodor adalah: biaya yang
diperlukan ringan karena perlatan yang digunakan secara tradisional seperti pecahan
genting, bata atau kapur.
Permainan gobak sodor ini juga dapat mengembangkan motorik kasar anak karena
dalam permaian ini banyak gerakan dasar yang dilakukan anak seperti berlari dan
melompat. Bahkan permainan tradisional gobak sodor ini juga dapat mengembangkan
kecerdasan sosial. Ada tiga jenis gerakan dasar yang dapat dilakukan anak saat
melakukan aktivitas sehari-hari, yaitu gerak lokomotor seperti berjalan, berlari,
meloncat, grak non lokomotor seperti peregangan, tekukan, goyang ayunan bagian
tangan/kaki, dan gerak manipulatif seperti mengangkat, mendorong dan menarik,
melempar, menangkap bola.

Gerak Dasar

2
70

60

50

40 Baik
Sedang
30 Kurang

20

10

0
Non Lokomotor Lokomotor Manifulatif

Dalam penelitian pada tahun 2018 oleh Rama Kurniawan bahwa secara
keseluruhan ketiga kelompok gerak dasar dapat dilihat pada tampilan Grafik 1.
Kategori gerakan manipulatif menjadi kategori gerak dasar yang paling kurang
dikuasai oleh anak. Hal ini didukung dengan data yang menunjukan angka persentase
sebesar 41.7% (kategori baik) dan angka 8.8% (kategori kurang)4.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana peran
permainan tradisional gobak sodor dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar
pada anak kelompok B sehingga anak dapat melewati tahap-tahap pertumbuhan yang
nantinyan akan berkembang sesuai tahapnya, serta dapat mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadi pendukung dan penghambat kegiatan permainan tradisional gobak
sodor dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Dalam penelitian ini,
peneliti menuangkan ketertarikan tema penelitian tersebut dengan judul:

“Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik


Kasar Anak”

B. Identifikasi Masalah

1. Anak belum mampu merubah posisi secara cepat.


2. Keseimbangan yang kurang ketika anak tidak mampu berdiri menggunakan satu
kaki.
3. Kurangnya kerjasama pada anak saat bermain

4
Rama Kurniawan, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.12, No.2 (November2018)

3
C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas,
serta untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka dibuat batasan
permasalahan, agar peneliti tidak terlalu meluas. Maka diberikan batasan masalah
sebagai berikut:
1. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Al-Ikhlas.
2. Objek dalam penelitian ini membahas kemampuan motorik kasar anak dengan
adanya kegiatan bermain permainan tradisional gobak sodor.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan diatas, maka


dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan permainan tradisinal gobak sodor di kelas B TK
Al-Ikhlas?
2. Bagaimana kemampuan motorik kasar AUD di kelas B TK Al-Ikhlas?
3. Adakah pengaruh permainan tradisional gobak sodor terhadap kemampuan
motorik kasar AUD di kelas B TK Al-Ikhlas?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan permainan tradisional
gobak sodor di kelas B TK Al-Ikhlas
2. Untuk mengetahui perkembangan motorik kasar AUD di kelas B TK Al-Ikhlas
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh permainan tradisional gobak sodor
terhadap kemampuan motorik kasar AUD di kelas B TK Al-Ikhlas.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka penelitian ini diharapkan mempunyai


manfaat sebagai berikut, yaitu:

a. Bagi Peserta Didik

Dapat memiliki pemahaman dan pengenalan permainan tradisional gobak


sodor dalam meningkatkan kemampuan gerak motorik kasar..

b. Bagi Guru

Dapat memiliki pemahaman dan informasi bahwa peningkatan motorik kasar


anak bisa dipengaruhi melalui penerapan permainan tradisional gobak sodor.

4
c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan refleksi untuk


mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak didik.

G. Definisi Operasional/ Konseptual

Definisi konseptual adalah aspek penelitian yang diungkapkan dalam kata-


kata, yang dapat membantu pemahaman kita mengenai variabel. Definisi konseptual
senantiasa memberikan penjelasan secara singkat, jelas dan tegas, terkait dengan
konsep-konsep yang ada menggunakan pemahaman sendiri. Konsep yang dimaksud
dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai gagasan abstrak atau gagasan umum yang
muncul dalam pikiran, ucapan, atau pemikiran.
Setiap variable tentunya akan memiliki definisi yang tidak sama satu dengan
yang lainnya. Oprasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna
memudahkan pengukuran suatu variable.
Sesuai dengan penjelasan diatas, penulis dapat mendefinisikan variable yang
hendak dikemukakan, sebagai berikut:

a. Permainan Gobak Sodor


Permainan gobak sodor adalah permainan yang bertempat pada sebidang tanah
dan dibentuk garis petak-petak yang terdiri dari dua regu, yakni regu pemain dan
penjaga dimana regu pemain berusaha melewati garis petak hingga belakang arena
dan regu penjaga berusaha mencegahnya, dan jika salah satu angota regu pemain
tersentuh regu penjaga maka harus bergantian sebagai pemain dan penjaga.
Permainan gobak sodor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah permainan
gobak sodor seperti pada umumnya tanpa ada modifikasi. Tata aturan, ukuran,
lapangan, cara bermain juga sama seperti gobak sodor seperti pada umumnya,
dalam satu regu terdapat tiga pemain.

b. Kemampuan Motorik Kasar


Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot
besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar
anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya5.
Perkembangan motorik pada setiap anak mengalami perbedaan, ada anak yang
mengalami perkembangan motoriknya sangat baik dan ada juga anak mengalami
keterlambatan. Keterlambatan yang dialami anak akan berpengaruh pada
kemampuan gerak. Usia lima tahun pertama motorik kasar lebih dominan
berkembang, maka pada masa ini anak lebih baik diberi kebebasan bergerak agar
perkembangan motorik kasarnya berkembang secara optimal.

H. Paradigma Penelitian
5
Sunardi dan Sunaryo, Kemampuan motorik kasar (2007:113-114)

5
Menurut Sugiyon paradigma penelitian yaitu pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik
yang akan digunakan”6
a. Judul Penelitian :
Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik
Kasar Anak. Permainan Tradisional Gobak Sodor adalah Variable Independen (X)
dan Motorik Kasar Anak adalah Variable Dependen (Y).
b. Paradigma Penelitiannya adalah:
Paradigma Sederhana

X Y

Keterangan :

X= Permainan Tradisional Gobak Sodor Y=Motorik Kasar Anak

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan


didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data7 .
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang
berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas,
maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan.
Secara singkat dan sederhana, hipotesis penelitian adalah dugaan sementara. Dugaan
tersebut dibuat oleh penulis atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang
diperoleh. Kemudian dugaan benar atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, hipotesis adalah  sesuatu
yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan
sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel penelitian (statistik). Dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol,
maksudnya pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data
sampel). Hipotesis terdapat beberapa macam, ada hipotesis deskriptif, assosiatif dan
komparatif.

6
Sugiyono. 2022.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cetakan 29. Hal.42
7
Sugiyono. 2022.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cetakan 29. Hal 63

6
Penelitian ini mempunyai tiga variabel yang menjadi focus penelitiannya, yang
mana untuk variabel X Permainan Tradisional Gobak Sodor dengan varial Y
Kemampuan Motorik Kasar anak usia dini. Maka dengan itu hipotesis yang diajukan
adalah:
H1 = Terdapat pengaruh permainan tradisional gobak sodor terhadap kemampuan
motorik kasar anak usia dini di kelas B TK Al-Ikhlas Kec. Kadungora Kab. Garut
H0 = Tidak adanya pengaruh aplikasi TikTok terhadap akhlak

BAB II

7
KERANGKA TEORI PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Permainan Tradisional Gobak Sodor


Gobak Sodor adalah suatu permainan yang dilakukan secara berkelompok,
dimana kelompok penjaga berusaha untuk menghambat atau menghalangi
kelompok penyerang ketika hendak melewati garis atau petak-petak permainan
(daerah permainannya).
Permainan ini memiliki dua suku kata. Gobak artinya bergerak, sedangkan
sodor berarti tombak. Sejarah permainan gobak sodor pada zaman dahulu para
prajurit tanah air memainkan permainan ini. Mereka memanfaatkannya untuk
berlatih kemampuan perang. Hanya saja tombak yang digunakan adalah tombak
berujung tumpul. Dalam permainan gobak sodor selain dibtuhkan strategi dan
kerja sama, setiap anggota tim juga dituntut dalam kecepatan melewati tim
penjaga garis. Jika tidak, tim penjaga garis akan menangkap penyerang. Hal itu
berarti tim harus berukar posisi dengan lawan.8
Keunggulan permainan gobak sodor yaitu menarik dan menyenangkan.
Menarik karena permainan gobak sodor mudah dilaksanakan, anak dapat
merasakan ketegangan karena anak dapat belajar rasa kebersamaan terhadap
teman sekelompok, selain itu juga permainan gobak sodor dapat menstimulasi
aspek motorik kasar karena dengan permainan gobak sodor untuk melatih
ketangkasan dan kelincahan.9
Permainan gobak sodor sebagai salah satu bentuk tingkah laku, sebenarnya
memerlukan ketangkasan dalam bermain. Juga dipergunakan perasaan guna
mengetahui gerak-gerik dan langkah lawan. Dalam permainan gobak sodor
terkandung unsur Penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
yaitu: gerak lari, permainan yang mudah dimainkan, kelincahan, menyenangkan,
dan sosialisasi untuk anak-anak agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Permainan tradisional gobak sodor memiliki manfaat, manfaat fisik yaitu :
melatih kelinvcahan gerak tubuh, melatih kecepatan, mengasah kemampuan
dalam mencari strategi yang tepat, memgembangkan keterampilan gerak dasar
berlari dan rekreasi, melatih kerjasama dakam sebuah tim, meningkatkan kekuatan
dan ketangkasan, menanamkan sportivitas serta kesdaran hidup sehat. Sedangkan
manfaat mental yaitu: melatih kepemimpinan, mengasah kemampuan otak,
mengembangkan sikap sosial yang dimiliki anak untuk menyelmatkan temannya
dari garis lawan, melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu masalah,
kesemptan dapat menerima kemenangan dan kekalahan dengan sikap lapang dada,

8
Andreas, Supriyono, Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu (Jakarta : Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2018)
9
Supiyani, “Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Gobak Sodor Anak Kelompok B TK
Dharma Demangan”, dalam :Jurnal Care, Vol 6, No 1, (Juli, 2018), 43

8
dan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya.10 Dengan demikian,
permainan gobak sodor tidak hanya memiliki manfaat terhadap fisik peserta didik,
permainan gobak sodor juga memiliki manfaat terhadap mental peserta didik.
Salah satunya pada aspek sosial peserta didik dalam berintersaksi dengan teman
satu kelompoknya.

2. Peraturan dan Cara Bermain Gobak Sodor

Hal pertama yang dilakukan adalah membentuk dua kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang dalam tiap kelompok. Setiap kelompok memilih satu orang
untuk menjadi kapten tim. Kedua kapten tim kemudian melakukan ping suit,
yakni adu jari menggunakan jari telunjuk, ibu jari, atau kelingking. Tim yang
menang yang akan bermain terlebih dahulu dan tim yang kalah bertugas
sebagai penjaga garis. Sebelum permainan dimulai, buatlah garis membentuk
kotak atau persegi. Bagi kotak tersebut menjadi dua bagian dengan garis
vertikal dan bagi lagi dengan garis horizontal. Jumlah garis horizonta;l
disesuaikan dengan jumlah anggota tim.
Setelah itu, kapten akan membagi timnya untuk berjaga di tiap garis. Atur
strategi dengan memposisikan tim dengan posisi zig-zag. Strategi ini bertujuan
agar lawan sulit untuk masuk dari kotak satu ke kotak lainnya. Lawan akan
mendapatkan poin jika berhasil sampai digaris finis atau keluar dari kotak.
Tim yang mendapatkan poin terbanyak akan menjadi pemenangnya11
Gobak soor merupakan permainan yang dilakukan dalam sebuah arena
persegi panjang yang dibatasi dengan garis kapur, terdiri dari dua tim. Tim
penjaga dan tim bermain, setiap anggota tim bermain akan berusaha mencapai
garis belakang arena dan anggota tim penjaga harus mencegahnya. Jika
pemain tersentuh penjaga, maka kedua tim bergantian sebagai pemain dan
penjaga.12
Cara bermain gobak sodor yaitu : pemain dibagi menjadi dua tim yaitu
penjaga dan penyerang (satu tim terdiri dari 3-5 peserta). Jika dalam satu tim
terdiri dari 5 orang, maka dibutuhkan sebuah lapangan yang dibagi menjadi 4
kotak persegi panjang, penjaga boleh bergerak ke kiri dan kanandi garis
horizontal. Demikian pula penjaga boleh bergerak ke depan dan ke belakang
di garis vertikal.
Setiap tim penyerang dari garis awal dan melewati semua garis yang
dijaga oleh lawan. Apabila satu pemain yang berhasil melewati garis terakhir
maka tim penyerang dianggap menang dan mendapat 1 point. Tim penyerang
tidak boleh terkena sentuhan dari tim penjaga atau keluar dari garis lapangan.
Jika terkena sentuhan dari tim penjaga maka pemain tersebut akan dinyatakan
10
Ade Rosmawati, Akrom, “Pengembangan Gobak Sodor Dalam Pembelajaran Penjas”, dalam Primari: Jurnal
keilmuan dan Pendidikan Dasar, Vol. 11, No.02 (Juli-Desember, 2019), 166.
11
Andreas, Supriyono, Serunya permainan Tradisional Anak Zaman Dulu (Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2018). 19-20.
12
Ifa Aristia Sandra Ekayanti, “Pengaruh Permainan Gobak Sodor Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan
Intrapersonal PadaAnak Usia Dini”, dalam : Jurnal Didaktita, Vol.13, No.3, (Desember,20150.4

9
gugur dan keluar dari permainan. Tim penyerang dikatakan kalah jika
penyerang tersentuh penjaga. Permainan dilanjutkan kembali dengan
bergantian peran, tim penjaga menjadi tim penyerang demikian juga
sebaliknya.13
Dengan demikian, kelompok pada permainan gobak sodor terdiri dari
kelompok penjaga dan kelompok penyerang, jumlah peserta pada setiap
kelompok dalam permainan gobak sodor tergantung pada jumlah peserta didik
yang ada. Cara bermain pada permainan gobak sodor yaitu tim penjaga harus
bergerak untuk mencegah tim penyerang melewati garis, jika tim penjaga
berhasil menyentuh tim penyerang maka tim penyerang dinyatakan kalah,
namun apabila tim penyerang berhasil melewati garis akhir maka tim
penyerang dinyatakan menang.

3. Alat Permainan Gobak Sodor

Permainan gobak sodor ini hanya membutuhkan sebuah kapur dan


lapangan yang berbentuk persegi panjang. Kemudian antar garis panjang
ditarik garis melintang sehingga terbentuk beberapa persegi panjang. Setelah
itu tarik garis tengah yang tegak lurus dengan garis melintang sehingga akan
terbentuk banyak petak yang sama besar. Garis ini disebut garis sodor. Selain
kapur, alat yang dapat digunakan untuk membuat garis pada permainan gobak
sodor dapat dibuat dengan cat.14 Dengan demikian alat yang dapat digunakan
dalam permainan gobak sodor yaitu kapur, dan cat.

4. Manfaat Permainan Gobak Sodor

Menurut Prasetyo, permainan tradisional gobak sodor memiliki banyak


manfaat apabila peserta didik memainkannya, baik manfaat bagi fisik peserta
didik yaitu : melatih kelincahan gerak tubuh, melatih kecepatan, mengasah
kemampuan dalam mencari strategi yang tepat, mengembangkan keterampilan
gerak dasar berlari dan rekreasi, melatih kerjasama dalam sebuah tim,
meningkatkan kekuatan dan ketangkasan, menanamkan sportivitas serta
kesadaran hidup sehat.15
Sedangkan manfaat bagi mental peserta didik yaitu: melatih
kepemimpinan, mengasah kemampuan otak, mengembangkan sikap sosial
yang dimiliki anak untuk menyelamatkan temannya dari garis lawan, dapat
melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu masalah, kesempatan
dapat menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada, dan
kesempatan untuk bergaul dengan teman-temannya. Dalam hal ini, permainan

13
Ade Rosmawati, Akrom, “Pengembangan Gobak Sodor Dalam Pembelajaran Penjas”, dalam Primaary: Jurnal
Keilmuan dan Kependidikan Dasar, Vol. 11, No.02, (Juli-Desember,2019), 157
14
Saepul Anwar, Upaya Meningkatkan Kebugaran Siswa Melalui Pengembanga Permainan Gobak Sodor,
(Serang: Skripsi Jurusan PGMI UIN Banten,2019) 32.
15
Prasetyo Dwi Sunar, Biarkan Anakmu Bermain, (Yogyakarta: Diva Press, 2008)

10
gobak sodor dengan karakteristik permainan yang menekankan peserta didik
untuk aktif bergerak memiliki manfaat yang dapat berpengaruh pada
kelincahan peserta didik.
Menurut pupung puspa, permainan tradisional gobak sodor dapat
memfasilitasi, membmbing, dan menstimulasi perkembangan peserta didik
agar memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Kemampuan fisik peserta didik menjadi kuat dengan kegiatan berlari.
b. Kemampuan penyesuaian sosial baik karena memiliki rasa percaya diri,
harga diri, bersifat terbuka saat melakukan permainan tradisional gobak
sodor.
c. Kemampuan kerjasama yang baik karena adanya koordinasi bermain
dalam satu tim regu.
d. Kemampuan sportivitas yaitu anak akan memiliki kemampuan dalam
mengakui kekalahan dalam bermain.16
Dengan demikian, permainan gobak sodor memiliki banyak manfaat
bagi pemainnya baik dari segi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan
berlari, terdapat manfaat psikis yang berkaitan dengan sikap sosial
pemainnya.

5. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu kondisi fiisik yang juga berperan


olahraga keterampilan, bahkan pada cabang olahraga tertentu, seperti sepak
bola, futsal, bola voli, bulu tangkis, bela diri, dan lain-lain, sehingga faktor
kelincahan menjadi dominan dalam cabang-cabang olahraga. Sebagai salah
satu komponen fisik, kelincahan salah satu unsur kecepatan, kekuatan dan
koordinasi gerak, yang didalamnya termasuk unsur kekuatan dan daya tahan.
Kelincahan sering disamakan dengan kemampuan koordinasi gerakan-
gerakan, ketrampilan, kemampuan mengarahkan otot-otot atau kecepatan
bergerak. Disamping itu komponen kelincahan merupakan unsur kemampuan
fisik yang sangat kompleks dan mencangkup interaksi dari unsur-unsur lain
seperti kecepatan, keterampilan gerak, keseimbangan, daya tahan tubuh, dan
sebagainya.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah, membuat
cepat berhenti, dan melakukan gerakan cepat, halus efisien dan berulang-
ulang. Kelincahan sebagai keterampilan fisik yang memungkinkan individu
dengan cepat dan efisien mengubah arah, mempercepat dan memperlambat
dalam upaya untuk bereaksi dengan tepat.17
Kelincahan dapat dipengaruhi oleh beberapa unsur, antara lain sebagai
berikut:

16
Pupung Puspa Andini, Anik Lestariningrum, Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini, (Nganjuk: CV.Adjie
Media Nusantara, 2018), 61.
17
Ragman Diputra, “Pengaruh Latihan Three Cone D rill, Four Cone Drill, dan Five Cone Drill Terhadap
Kelincahan dan Kecepatan, dalam: Jurnal Sportif, Vol.1, No.1 (November, 2015)

11
a. Kecepatan
Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain dalam waktu sesingkat mungkin. Semakin
cepat seseorang berpindah ke tempat yang lebih jauh maka semakin baik
pula kecepatan orang tersebut. Kecepatan merupakan salah satu unsur
yang dapat mempengaruhi kelincahan. Dalam permainan gobak sodor,
peserta didik dituntut untuk aktif bergerak sehingga hal ini sangat
berkaitan dengan kemampuan kecepatan peserta didik.
b. Daya Tahan
Daya tahan merupakan sebuah keadaan dimana seseorang dapat
menggerakan semua bagian tubuh dalam tempo yang berbeda secara
efisien dan efektif tanpa merasakan rasa lelah dan juga sakit yang berarti.
Daya tahan merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kelincahan.
Pada permainan gobak sodor, daya tahan peserta didik akan berpengaruh
pada kelincahan. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik permainan
gobak sodor yang menuntut agar peserta didik aktif dalam bergerak.
c. Keseimbangan
Keseimbangan adalah suatu kemampuan yang dapat mengendalikan
gerak tubuh agar bergerak dengan baik. Keseimbangan merupakan
kemampuan sikap dan posisi tubuh pada saat tertentu. Dalam kelincahan,
unsur keseimbangan sangat berpengaruh karena aoabila kemampuan
keseimbangan peserta didik Baik, maka kelincahan peserta didik juga
dapat dikatakan baik. Dalam permainan gobak sodor, keseimbangan
merupakan unsur yang harus diperhatikan karena dalam melakukan
gerakan-gerakan apabila keseimbangan peserta didik buruk maka akan
jatuh pada saat berhenti berlari.
d. Kelentukan
Kelentukan adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk
segala efektifitas penguluran tubuh yang luas. Dengan kelentukan yang
baik, maka hal-hal yang tidakm diinginkan akan dapat terhindar
sepertimadanya cidera dalam olahraga atau paling tidak dapat dihindarkan
atau meminimalkan. Dalam permainan gobak sodor, kelentukan dapat
berpengaruh pada gerakan-gerakan yang dilakukan oleh peserta didik.
Menurut Dangsina Moeloek, kelincahan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu : Tife tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan, dan
kelelahan.18

B. Kerangka Penelitian

18
I Gusti Putu, “Tingkat Kelincahan Calon Mahasisiwa Baru Putra Fakultas Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan”, dalam: Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, Vol.2, (Desember, 2015), 4-5

12
Kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang memuat perpaduan antara
teori dengan fakta, observasi, dan kajian kepustakaan, yang akan dijadikan dasar
dalam kegiatan penelitian.19 Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. Pertautan
antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigm
penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berpikir.

Dari operasionalisasi variable tersebut, maka kerangka berfikirnya dapat Penulis


gambarkan dalam skema berikut:

Permaian Tradisional
Gobak Sodor Motorik Kasar Anak

Variabel X Variabel Y

Magill&Andreson (2014:11)
Husna (2009:1)
1. Melakukan gerakan tubuh
1. Permainan 2 tim penjaga
secara terkoordinasi
dan penyerang, lari dan
untuk melatih kelenturan,
menghindar
keseimbangan, dan
2. Bidang-bidang datar
kelincahan
3. Pola digambar diatas
2. Melakukan koordinasi
tanah
gerakan mata, kaki,
4. Gambar kotak-kotak, tim
tangan, kepala dalam
penyerang maju dan
menjaga dan berusaha
berusaha menghindar dari
meraih tim penyerang
tim penjaga sampai garis
3. Melakukan permaianan
akhir
fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan
Gambar Kerangka tangan dan kaki Pemikiran
5. Melakukan kegiatan

C. Penelitian Terdahulu

19
Yusuf Abdul, Deepublish Store. (Mei, 2023)

13
Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan terhadap karya ilmiah sebelumnya
peneliti menemukan yaitu:

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu 1

Judul Implementasi Permainan Tradisional Gobak Sodor Dalam


Penelitian Mengembangkan Motorik Kasar Anak Usia Dini Di TK Pertiwi 2
Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
Nama Adek Diah Saputri
Tahun 2020
Sumber https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/4194/1/SKRIPSI.pdf
Hasil Implementasi permainan tradisional gobak sodor di TK Pertiwi 2
Penelitian Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
Berkembang sesuai Harapan. Adanya pengaruh implementasi
permainan tradisional gobak sodor dalam mengembangkan
perkembangan motorik kasar anak usia dini di TK Pertiwi 2 Desa
Sidosadi Kecamatan Pekalongnan Kabupaten Lampung Timur.
Dalam kegiatan permainan tradisional gobak sodor anak-anak bisa
lebih mengembangkan motorik kasar secara optimal. Seperti anak
mampu berlarisambil melompat ketika saat jaga maupun saat
menjadi pemain, menyeimbangkan gerakan badan ketika
menghindar dari lawan agar tidak terjatuh, mengkoordinasi semua
badan, dan bekerjasama sebagai kelompok.

Tabel 1.2
Peneltian Terdahulu 2

Judul Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kemampuan Motorik


Penelitian Kasar Anak Di TK Kelompok B Madrasah Pembangunan
Nama Reyna Damyanti Safitri
Tahun 2019
Sumber http://eprints.ums.ac.id/63163/11/ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf
Hasil Ada pengaruh peermainan tradisional (engklek dan lompat tali)
Peneltian terhadap kemampuan motorik kasar anak di TK Kelompok B
Madrasah Pembangunan. Nilai rata-rata kelas eksperimen 1 lebih
unggul daripada kelas eksperimen 2 yaitu dengan selisih 2,04. Nilai
rata-rata kelas eksperimen 1 sebesar 80,85 sedangkan kelas
eksperimen 2 sebesar 78,81. Penelitian ini mendukung kemampuan
motorik kasar anak melalui permainan tradisional engklek dan
lompat tali ini dapat menguatkan otot-otot besar anak dalam
pembelajaran ditaman kanak-kanak.

14
Tabel 1.3
Penelitian Terdahulu 3

Judul Pengaruh Permainan Gobak Sodor Terhadap Perkembangan Kinestetik


Penelitia Dan Kerjasama Anak Usia Dini Di TK Chairul Athfal Belawan
n
Nama Chairul Aini
Tahun 2020
Sumber https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/
123456789/16162/2/171804114%20-%20Chairul%20Aini%20-
%20Fulltext.pdf
Hasil 1. Terdapat pengaruh permainan Gobak sodor terhadap
Penelitia Perkembangan Kinestesis anak di TK Chairul Athfal Belawan
n 2. Terdapat Pengaruh Kerjasama Anak terhadap perkembangan
kinestetik anak di TK Chairul Athfal Belawan.
3. Tidak ada pengaruh antara model permainan Gobak sodor dan
pembelajaran konvensional dengan tingkat kerjasama dalam
mempegaruhi kecerdasan kinestetik anak.

D. Metode Penelitian

1. Setting Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan lokasi dikelas B TK Al-Ikhlas Kecamatan
Kadungora Kabupaten Garut . Akan dilaksanakan tahun 2023 bulan Juli sampai
dengan bulan September. yang melibatkan siswa berjumlah 10 siswa.

2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak kelompok B TK Al-Ikhlas Kecamatan
Kadungora Kabupate Garut Tahun pelajaran 2022 – 2023 yang berjumlah 10 siswa.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Langkah-langkah Penelitian

1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
populasi dan sampel tertentu. Metode ini juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini juga disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik.20
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kolerasional
yaitu penelitian yang diarahkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Peneliti akan mengkolerasikan variabel X yaitu permainan tradisional
gobak sodor dengan Y motorik kasar anak usia dini di kelas B di TK-Al-Ikhlas.
2. Lokasi Penelitian
a. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di TK Al-Ikhlas Kecamatan Kadungora,


Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap dari Bulan Juli 2023 sampai
dengan bulan September 2023.

3. Sumber Data
a. Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer

20
Yusuf Abdul, Deep Publish Store ( Mei, 2023 )

16
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa di
TK Al-Ikhlas.
b. Sumber data sekunder yaitu berbagai informasi yang telah ada
sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang
digunakan untuk melengkapi kebutuhan data penelitian. Biasanya data-
data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi penting
seperti sensus penduduk.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk
membuat beberapa kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas B yangberjumlah 25 orang di TK Al-Ikhlas, Kp. Panenjoan, Kec.
Kadungora, Kab. Garut.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas B yang berjumlah 10
orang di TK Al-Ikhlas, Kp. Panenjoan, Kec. Kadungora, Kab. Garut

B. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan wawancara


dan observasi. Penggunaa wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data
awal dan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail dalam
hubungannya dengan subjek maupun objek pada penelitian ini.
a. Interview (Wawancara)
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau sel-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

17
keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu
dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah sebagai
berikut :
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang-orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti.21
b. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.22
c. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berikutnya yaitu studi dokumentasi. Studi
dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto “didalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis,
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya”.

Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data


yang sudah tersedia dalam catatan dokumen dengan tujuan untuk memperoleh
data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan
cara membaca dan mengkaji berbagai dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau


menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Teknik analisis yang
digunakan adalah metode statistik . Metode statistik merupakan prosedur atau

21
Sutrisno Hadi, Hal. 138
22
Sutrisno Hadi, Hal. 145

18
cara yang digunakan dalam mengolah data yang meliputi pengumpulan data,
pengorganisasian data, pemrosesan data, dan penyajian data. Umumnya
penelitian dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Statistik adalah metode metode yang berkaitan dengan pengumpulan data


sehingga memberikan informasi yang bergun. Pengklasifikasian menjadi
statistika deskriptif dan statistika inferensi dilakukan berdasarkan aktivitas
yang dilakukan.

Statistika deskripif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai


dan sama sekali tidak menarik inferensi atau kesimpulan apapun tentang gugus
induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif adalah tabel, diagaram,
grafik, dan besaran-besaran lain dimajalah dan koran-koran. Statistika
deskriptif hubungannya dengan ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran
data, serta kencederungan suatu gugus data. Pengujian statistik dalam
penelitian ini menggunakanalat bantu komputer dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS v.26.

Adapun teknik analisis regresi linear sederhana apabila dijabarkan secara


manual yakni melalui langkah-langkah:

1. Statistif Deskriptif

Statistik adalah metode metode yang berkaitan dengan pengumpulan data


sehingga memberikan informasi yang bergun. Pengklasifikasian menjadi
statistika deskriptif dan statistika inferensi dilakukan berdasarkan aktivitas
yang dilakukan.

Statistika deskripif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai


dan sama sekali tidak menarik inferensi atau kesimpulan apapun tentang gugus
induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif adalah tabel, diagaram,
grafik, dan besaran-besaran lain dimajalah dan koran-koran. Statistika
deskriptif hubungannya dengan ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran
data, serta kencederungan suatu gugus data. Pengujian statistik dalam
penelitian ini menggunakanalat bantu komputer dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS v.26

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Mendefinisikan uji validitas adalah sebagai bukti instrumen, teknik dan proses
yang digunakan dalam mengukur suatu konsep sehingga benar-benar
mengukur konsep yang dimaksudkan. Sedangkan menurut Ghozali uji
validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya
suatu kuisioner. 23
23
Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Yogyakarta: Rineka Cipta 1996), 137.

19
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu komputer
dengan mengggunakan program dan aplikasi IBM SPSS v.26 Uji Validitas ini
bertujuan untuk mengetahui akan kevalidan atas suatu pernyataan yang
terdapat dalam kuisioner. Suatu indikator dapat dikatakan valid dapat dilihat
dengan ketentuan sebagai berikut.

Hasil r hitung > r tabel = valid | Hasil r hitung > r tabel = tidak valid

b. Uji Reabilitas

Setelah melakukan uji validitas, untuk selanjutnya yaitu melakukan uji


reabilitas. Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui ketetapan hasil
pengukuran sehingga instrumen memiliki tingkat reabilitas yang memadai
apabila instrumen digunakan untuk mengukur aspek beberapa kali hasilnya
sama atau relatif sama.

Uji reabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu sejauh mana
konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga bila alat ukur tersebut
digunakan kembali untuk meneliti obyek yang sama dengan teknik yang sama
pula walaupun waktunya berbeda, maka hasil ynag akan diperoleh adalah
sama.24

Untuk menghitung reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan


koefisien cronbach alpha. Instrumen masing-masing variabel dikatakan
realilabel jka memiliki cronbach alpha > 0,060. Dan pengujian reabilitas ini
menggunakan alat bantu komputer dengan menggunakan program aplikasi
IBM SPSS v.26

3. Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak
bisa dan konsisten.25 Tahapan untuk uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji kenormalan distribusi (pola) data. Dengan


demikian, uji normalitas ini mengasumsikan bahwa data setiap variabel dari
populasi dan berdistribusi normal. Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan
sebelum data diolah berdasarkan model-mode penelitian. Uji normalitas ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan
digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
24
Awal Isgiyanti, Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non Eksternal, (Yogyakarta: Mitra Cendikiana
Press, 2099), 42.
25
Ce, Gunawan, Mahir Menguasai SPSS Panduan Praktis Mengelola Data Penelitian New Edition Buku Untuk
Orang Yang Tidak Bisa dan Tidak Suka Statistika.(Yogyakarta: Deepublish, 2020), 5.

20
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat
dilihat dengan menggunakan uji normal Kolmogorov-Smirnov. Jika tingkat
signifikan atau sig>0,05, maka distribusi data normal.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model


regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terdapat
atau terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas (multiko), model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.

Multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Jika nilai tolerance < 0,10 maka dikatan terjadi
multikolinearitas, dan jika nilai VIF > 0,10 maka dikatakan terjadi
multikolinearitas diantara variabel bebas.

c. Uji Autokolerasi

Pengujian autokolerasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah


model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Secara praktis, bisa
dikatakan bahwa nilai residu yang ada tidak berkolerasi satu dengan yang lain.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja
model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari auto korelasi. Uji
Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Wasston. Aturan keputusan
berdasarkan uji Durbin Waston adalah:

Hipotesis Awal (H0) Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dL
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl.d dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dL,<d<4
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4-dU d 4-dL
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak dU d 4-dU
atau negative

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedasstisitas dimaksudkan untk menguji apak dalam model


regresi terjadi atau terdapat ketidak samaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamtan yang lain. Jika varians dari nilai residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak tejadi
heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi
(sig) antara variabel independen dengan absolute residual leih besar 0,05 maka
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

21
e. Uji Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
lenier yang merupakan analisis persamaan garis yang diperoleh berdasarkan
perhitungan-perhitungan statistika, untuk mengetahui bagaimana perbedaan
suatu variabel mempengaruhi variabel X terhadap variabel Y.

Sugiyono mengemukakan bahwa analisis regresi linier digunakan untuk


melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai
variabel independen dnaikan atau diturunkan nalainya. Analisis ini digunakan
untuk melibatkan satu atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (X)
dan variabel independen (Y1, Y2, dan Y3). Persamaan umum dari regresi
linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + е

f. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel


independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu tujuan uji t adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan dari
variabel yang dihipotesiskan.

Pengujian dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu membendingkan antara t


hitung dengan t tabel . Uji ini dilakukan dengan syarat:

1) Jika nilai siginifikansi < 0,05 atau t hitung > t tabel maka terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 atau t hitung > t tabel maka tidak terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

g. Uji F Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya


pengaruh dari seluruh variabel bebas (X) secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (Y).
Dalam penelitian ini, Uji F dilakukan dengan menggunakan alat bantu
komputer dan aplikasi IBM SPSS v.26 . Pengambilan keputusan didasarkan
pada kriteria hasil pengujian sebagai berikut:
1) Jika nilai siginifikansi < 0,05 atau F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 atau F hitung > Ftabel maka tidak terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

22
a. Koefesienn Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.26 Koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel
dependen terhadap variabel independen. Apabila nilai koefisien determinasi
mendekati 1, berarti indikator yang digunakan menunjukan semakin kuat
pengaruh perubahan variabel X terhadap variabel Y.
Persyaratan yang harus terpenuhi agar kita dapat memaknai koefisien
determinasi adalah hasil uji F dalam regresi linier berganda bernilai
signifikan, yang berarti bahwa “ada pemngaruh variabel X secara simulant
(bersama-sama) terhadap variabel Y”. Sebaliknya, jika hasiln analisis dalam
uji F tidak signifikan, maka nilai koefisien determinasi tidak dapat digunakan
atau dipakai untuk memprediksi kontribusi pengaruh variabel X secara
simultan terhadap variabel Y.
Namun penggunaan koefisien determinasi R2 memiliki kelemahan, yaitu
bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel maka R2 meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpangaruh signifikan terhadap variabel dependen atau
tidak. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2.27
a) Mencari interval harga ρ, dengan rumus:
1+ ρ
µz = (1. 1513) log ( ). Dengan ketentuan:
1−ρ
0 < ρ < 0,20 korelasi rendah sekali
0,20 < ρ < 0,40 korelasi rendah

0,40 < ρ < 0,60 korelasi sedang


0,60 < ρ < 0,80 korelasi tinggi
0,80 < ρ < 1 korelasi tinggi sekali
1=ρ korelasi positif sempurna.
b) Menentukan nilai koefsiensien determinasi, dengan rumus:
KD = ρ2 x 100%. Dengan ketentuan:
ρ = 0% tidak ada pengaruh
0%< ρ2 < 4% pengaruh rendah sekali
4%< ρ2 < 16% pengaruh rendah
16%< ρ2 < 36% pengaruh sedang
36%< ρ2 < 64% pengaruh tinggi

26
I, Aplikasi, 97
27
Sugiyono, Metode, 206.

23
ρ2 > 64% pengaruh tinggi sekali

DAFTAR PUSTAKA

24
A Husna M. 2009. 100+ Permainan Tradisional Gobak Sodor Untuk Ketangkasan Dan
Keakraban, Jogyakarta : Andi Offset.

Ade Agusriani. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar dan Kepercayaan Diri
Melalui Bermain Gerak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 9 Edisi 1 April 2015.

Anggani Sudono. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Grasindo.

Anton Komaeni. 2017. Peningkatan Ketrampilan Gerak Dasar (Fundamental Motor Skills)
Anak melalui Pendekatan Bermain. Jurnal Sains Keolahragaan & kesehatan. Vol. II, No. 2,
Desember 2017.

Aries Chandra Ananditha. 2017. Faktor yang Berhubungan Dengan perkembangan Motorik
Kasar pada Anak Toddler. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) Vol. II, No. 2,
Desember 2017.

Aris Priyanto. 2014. Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas
Bermain. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 12/Tahun XVIII/November 2014. B E F.
Montolalu. 2015. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Bambang
Sujiono. 2005. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Denik Dwi Anggraini. 2016. Peningkatan Ketrampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Tari
Binatang pada Anak Kelompok B. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 3, Nomor 2,
Oktober 2016.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.


115

Devrizal, dkk. 2017. Permainan Tradisional Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak
di PAUD Cahaya Kartini Bandar Lampung. FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr.
Soemantri Brojonegoro No. 1.

Dudi Gunawan. 2016. Pengembangan Ketrampilan Gerak Dasar Motorik Kasar melalui
Pembelajaran Seni Tari Kipas. Jurnal Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. ISSN.
1412.565 X.

Dwi Listyaningrum. 2018. Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor Terhadap Sikap
Sosial Siswa Kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Jurnal Studi Sosial: Vol. 3, No. 2,
Desember 2018.

Elizabeth B Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Endang Rini Sukanti. 2007. Perkembangan Motorik Yogyakarta: UNY Press.

Erdiana, Lita. 2016. Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor terhadap Perkembangan
Motorik Kasar dan Sikap Kooperatif Anak TK. Jurnal Pedagogi, Volume 2 Nomor 3,
Agustus‐2016.

25
Gustiana Mega Anggita. 2018. Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya. Journal Of
Sport Science And Education (Jossae) Vol: 3, No: 2 October 2018.

Hasanah, Uswatun. 2016. Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan


Tradisional Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016.

Heri Rahyubi. 2012. Teori- Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung:
Nusa Media.

Keen Acrhoni. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan


Tradisional Gobak Sodor. Jogyakarta: Javalitera

26

Anda mungkin juga menyukai