PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
COVER/HALAMAN DEPAN................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
manusia yang telah diperoleh melalui suatu proses yang panjang danakan
lainnya. Pendidikan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak usia balita
yang dimana merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan terhadap anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun dimana pada masa ini perlu pemberian
Pendidikan anak usia dini merupakan usia ketika anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan secara pesat.kelompok anak yang berusia 0-6 tahun merupakan
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik. pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu motorik halus dan kasar.
intelegensi daya cipta, kecerdasan emosi, daya pikir dan kecerdasan spritual. Sosial
emosial sikap, perilaku, dan agama serta bahasa dan komunikasi sesuai dengan
bahwasanya pendidikan anak usia dini yaitu suatu usaha untuk pembinaan yang
ditujukan terhadap anak sejak lahir hingga usia 6 tahun dengan memberikan
dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut
(Novi, 2016).
Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Yuliana, 2013). Anak
yang memiliki kemampuan motorik kasar yang baik maka ia akan memiliki
perkembangan mental yang baik pula, karena anak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekiarnya sehingga rasa percaya diri anak akan meningkat dan akan
penting dalam stimulasi perkembangan motorik anak adalah guru dan orang tua.
Guru memberikan stimulasi berupa kegiatan yang melibatkan otot-otot kasar anak di
sekolah sedangkan dirumah orang tua menstimulasi dengan kegiatan yang dilakukan
anak sehari-hari.
Jika kemampuan motorik kasar anak tidak dapat terstimulasi dengan baik maka
akan berakibat pada masalah praxis yaitu keadaan anak selalu melangkah memundur
penuh antara pemrosesan sensorik dan pengendalian motorik (Tara, 2010). Hal
tersebut akan berdampak pada aktifitas fisik anak dan rasa percaya dirinya.Salah satu
kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik.
(Khairi, 2014) , pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu
memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada
motorik terbagi atas dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat
(Lolita, 2012).
observasi pada anak kelompok B.1 yang sedang melakukan kegiatan melompat,
meja. Ketika anak melakukan kegiatan melompat, terdapat beberapa anak yang masih
kesulitan untuk melompat dari atas meja dan kursi, akan masih ragu-ragu dalam
melompat, anak masih harus dibantu oleh guru karena anak belum mampu
4
menggerakan badan dan kaki untuk melatih keseimbangan, kekuatan, kelincahan, dan
keberanian
motorik kasar secara outdoor, guru lebih banyak melakukan kegiatan di ruang kelas.
motorik kasar ini diperlukan adanya kegiatan yang sesuai. Berdasarkan wawancara
dengan guru kelompok, upaya yang sudah dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan fisik motorik kasar anak pada tingkat capaian melatih keseimbangan,
kekuatan, kelincahan, dan keberanian adalah dilakukannya senam bersama setiap hari
rabu, sebelum kegiatan senam dilakukan guru mengajak akan untuk melakukan
gerakan-gerakan berupa pemanasan. Selain itu, ada juga kegiatan-kegiatan lain yang
Menurut guru kelompok B.1 PAUD beberapa upaya telah dilakukan, contohnya
seperti kegiatan yang telah disebutkan di atas. Namun masih banyak anak yang
menggunakan otot- otot kasarnya dengan bebas namun belum pernah menerapkan
peningkatan kemampuan akademis anak saja seperti baca, tulis dan berhitung
Anak usia dini merupakan usia bermain sehingga bermain sambil belajar itu sangat
dibutuhkan anak, agar anak tidak terbebani dan merasa senang dalam mengikuti
proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menerapkan salah satu permainan yang
kasar (melompat) anak yaitu menggunakan permainan lompat tali, karena permainan
lompat tali merupakan hasil budaya yang sangat berpengaruh pada perkembangan
dalam tentang “Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun
rumusan masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimana permainan lompat tali dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun (Studi Kasus PAUD
Sinar Harapan)
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah : Untuk mengetahui Untuk
mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 (Studi
6
Berdasarkan dari tujuan diatas maka penulis mengharapkan dari hasil penelitian
ini dapat berguna untuk pihak yang membutuhkan adapun kegunaan yang diharapkan
sebagai berikut :
a. Bagi lembaga
b. Bagi Pendidik
c. Bagi Peneliti