Anda di halaman 1dari 20

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Cerita Bergambar

A. Pengertian Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah pengendalian gerakan jasmaniah melalui

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Sesuai dengan

tujuan dan, metode yang digunakan berhubungan erat dengan dimensi

perkembangan anak dengan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi, dan

sosial. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan

pola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan untuk

mengendalikan tubuh. Ada dua macam keterampilan motorik: keterampilan

koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keterampilan

koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan belajar di dalam

ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar

ruangan, keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan gerak seluruh tubuh atau

bagian besar tubuh. Dengan menggunakan bermacam koordinasi kelompok otot-

otot tertentu anak dapat belajar untuk merangkak, melempar, atau melompat.

Koordinasi keseimbangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan

ketahanan merupakan kegiatan motorik kasar. Sedangkan motorik halus

merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus antara mata dan tangan.

Hurlock (1998) menjelaskan kemampuan motorik kasar sebagai


8

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan

saraf, otot, otak, dan spinal cord, yaitu kemampuan motorik menjadi pondasi

dasar bagi anak usia dini11, yang diperlukan sejak usia balita sebagai bagian dari

pertumbuhan dan perkembangan anak. Motorik kasar adalah gerak anggota badan

secara kasar atau keras. Suyadi mengutip pendapat Laura

E. Berk mengungkapkan bahwa “semakin anak menjadi dewasa dan kuat

tubuhnya atau besar, maka gaya geraknya sudah berbeda pula.Motorik kasar

mempunyai peran yang sanat penting dalam kesehatan. Hal ini mengakibatkan

pertumbuhan otot yang semakin membesar dan menguat. Perbesaran dan

penguatan otot-otot badan tersebut menjadikan keterampilan baru selalu

bermunculan dan semakin bertambahkompleks”. Amstrong dalam Khadijah

mengatakan bahwa perkembangan inti dari kecerdasan kestetk atau motorik

adalah kemampuan keseimbangan fisik, seperti koordinasi, keseimbangan,

keterampilan, kekuatan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima

rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan.

Menurut Bredekamp dan Copple, anak usia 4-5 tahun sudah dapat

melakukan aktivitas berikut:

a. Berjalan dengan menggunakan tumit, berjinjit, melompat tak beraturan,

dan berlari denganbaik.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai

keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm).

c. Menuruni tangan dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat

berpijakkaki.
9

d. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu

memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksicepat.

e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau

berguling pada trampolinekecil.

Menurut Novan Ardy Wiyani ada beberapa permainan yang dapat

digunakan oleh pendidik PAUD ataupun orang tua dalam mengoptimalkan

perkembangan motorik kasar anak usia dini, seperti:

a. Bola kecil, untuk digelindingkan dan dipantul-pantulkan.

b. Bola tangan, untuk dilempar, ditangkap, dan dimasukkan ke dalam

keranjang.

c. Tali karet, untuk bermain lompat-lompat.

d. Titian, untuk meniti sambil melihat lurus ke depan.

e. Matras petak bergambar, untuk melakukan gerakan berdiri satu kaki dan

maju-mundur dengan cara melompat.

f. Perosotan, untuk berlatih menaiki tangga dan menapakkan kaki.

Tabel 2.1 Kemampuan Motorik Kasar


Usia Berjalan Berlari Melompat Mendaki
8 bln-1 thn Berjalan Memanjat
melebarkan perabotan
langkahnya mebel dan
dan naik tangga
terhuyung- sebagai
huyung perluasan dari
merayap
10

1-2 thn Berjalan Bergerak Menggunakan Mencoba


tertatih-tatih cepat dalam langkah mendaki
dan langkah melambung apapun yang
menggunan bergegas, dari bawah bisa dipanjat
lengan untuk menyentuh menapak
keseimbangan permukaan anak tangga
(lengan tidak dengan satu
diayun) kaki
2-3 thn Berjalan di Berlari Melompat Mencoba
anak tangga canggung, dari mendaki bagian
dengan dua kesulitan permukaan puncak
kaki menapak berbelok dan dengan kedua peralatan,
sekaligus berhenti kaki meskipun
dengan cepat. belum bisa
3-4 thn Berjalan Berlari lebih Berancang- Memanjat
dengan lancer, lebih ancang naik dan turun
lengan bisa melompat angga, batang
mengayun; mengontrol dari keseimbangan,
berjalan di saat mulai permukaan perosotan, dan
anak tangga dan berhenti dengan kedua pohon
dnegan kaki kaki.
bergantian;
berjalan turun
dengandua
kaki
melangkah
4-5 thn Berjalan kaik Berlari Melompat ke Memanjat naik
dan turun kuat dan atas, ke dan turun
tangga dengan kencang, bawah,dan ke tangga, batang
kaki mampu depan keseimbangan,
bergantian; berbelok, perosotan, dan
berjalan memulai dan pohon
mengikuti berhenti
garis dengan mudah
melingkar
5-6 tahun Berjalan Menunjukkan Melompat Menunjukkan
seperti orang kemampuan panjang, panjatan yang
dewasa; berlari yang tinggi, dan matang seperti
11

melompat matang, jarang jauh; lompat orang dewasa


dengan kaki jatuh, tali
bergantian menunjukkan
kecepatan dan
control yang
meningkat

B. Fungsi Keterampilan Motorik pada Anak Usia Dini

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula

dalam penyelesaian sosial dan pribadi anak. Anak yang memiliki keterampilan

motorik yang lebih baik dari teman sebayanya cenderung akan lebih percaya diri

dalam bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya. Lain halnya dengan anak

yang kurang dalam keterampilan motoriknya, ia akan cenderung kurang

percayadiri.

Menurut Hurlock fungsi keterampilan motorik anak dibagi menjadi 4

kategori yaitu:

a. Keterampilan bantu diri

Anak mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri,

meliputi ketrampilan berpakaian, merawat diri, makan danmandi.

b. Keterampilan bantu sosial

Untuk dapat diterima dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta

tetangga diperlukan keterampilan tertentu seperti membantu pekerjaan

rumah atau pekerjaansekolah.

c. Keterampilan bermain

Untuk dapat bermain dengan teman sebaya anak memerlukan

keterampilan seperti keterampilan bermain bola, melukis, dan


12

menggambar.

d. Keterampilan sekolah

Pada awal sekolah sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan

motorik seperti melukis, menulis, dan menggambar. Semakin baik

keterampilan yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial serta

prestasi akademik dan non kademik anak

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik

Pada Anak Usia Dini

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik motorik

pada anak usia dini,antara lain:

1. Faktor makanan

Pemberian makanan yang bergizi oleh orang tua kepada anak usia dini

sangat penting untuk memberikan energy pada anak yang sangat aktif di

usia dini. Pemberian gizi atau nutrisi yang cukup dapat merangsang

pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh manusia.

Mengingat akan adanya pengaruh pemberian makanan yang bergizi

terhadap perkembangan fisik manusia. Salah satu makanan yang paling

bergizi bagi anak usia dini, khususnya anak yang berusia 0-2 tahun

adalah air susu ibu (ASI). Keberadaanya tidak tergantikan oleh makanan

lainnya.

2. Faktor Pemberian Stimulus

Pemberian stimulus seperti dengan mengajak anak untuk melakukan

kegiatan bermain, khususnya kegiatan bermain yang melibatkan gerak


13

fisik anak usia dini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan

fisik-motorik mereka. Kegiatan bermain yang demikian disebut juga

dengan kegiatan bermain fungsional, misalnya seperti, gerakan

berlarian, melompat, merangkak, memanjat, dan sebagainya.

3. KesiapanFisik

Pada usia 0-2 tahun perkembangan kemampuan motorik kasar dan

motorik halus seorang anak terlihat dengan pesat dan luar biasa. Tadinya

seorang bayi tidak berdaya dan tidak mampu mengendalikan

gerakannya. Dalam waktu 12 bulan mereka mengembangkan

kemampuan fisik-motorik yang luar biasa. Kuncinya terletak pada

kematangan fisik dan syaraf-syarafnya. Hal tersebut terbukti, meskipun

orang tua sudah melatih anaknya yang berusia 2 tahun untuk berjalan

tetapi tetap saja si anak belum bisa berjalan meskipun kemampuan

melangkahkan kaki sudah dimiliki anak sejak lahir. Jadi perkembangan

fisik motorik tidak semata karena pemberian stimulus (latihan berjalan),

tetapi juga melibatkan faktor kesiapan fisik.

4. Faktor Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin juga tidak dapat diabaikan pengaruhnya dalam

perkembangan fisik-motorik anak usia dini. Jika kita perhatikan dengan

seksama, anak perempuan lebih suka melakukan aktivitas yang

melibatkan keterampilan motorik halusnya sedangkan anak laki-laki

cenderung suka melakukan aktivitas yang melibatkan keterampilan

motorik kasarnya dan tentu saja hal itu dapat mempengaruhi


14

perkembangan fisik-motorik mereka.

5. Faktor Budaya

Budaya masyarakat kita yang dominan juga ikut berpengaruh dalam

perkembangan fisik-motorik anak. Pada masa anak usia dini, faktor

budaya yang mendominasi menjadikan anak laki-laki bermain dengan

anak laki-laki lainnya dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan

budaya mereka, seperti bermain bola, bermain tembak- tembakan,

bermain mobil-mobilan, dan lainnya. Mereka didorong untuk

melakukan berbagai kegiatan bermain tersebut dan dilarang untuk

melakukan kegiatan bermain yang lazim dilakukan oleh anak lainnya.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkmbangan fisik motorik anak harus

dikembangkan secara optimal agar anak siap melaksanakan kehidupan

selanjutnya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik-motorik pada

anak adalah pemberian makanan yang bergizi (faktor makanan), mengajak anak

untuk melakukan kegiatan bermain (faktor pemberian stimulus), kematangan fisik

dan syaraf- syarafnya (faktor kesiapan fisik), faktor jenis kelamin juga tidak dapat

diabaikan pengaruhnya dalam perkembangan fisik-motorik anak usia dini, dan

yang terakhir adalah budaya masyarakat kita yang dominan juga ikut berpengaruh

dalam perkembangan fisik-motorik anak.

2.1.2 Permainan Lompat Tali

A. Pengertian Permainan Lompat Tali

Permainan lompat tali merupakan permainan tradisional yang sangat


15

popular dikalangan anak-anak pada era 80-an. Permainan lompat tali dimainkan

secara bersama-sama oleh 3 hingga 10 anak. Peralatan yang digunakan dalam

permainan lompat tali sangat sederhana yaitu, karet gelang yang dijalin hingga

panjangnya mencapai sekitar (3 sampai 4 meter) tidak terlalu panjang dan juga

tidak terlalu pendek.22 Tempat yang digunakan untuk permainan lompat tali

sebaiknya dilakukan di ruangan yang terbuka misalnya di halaman rumah,

halaman sekolah, taman. Namun jika tidak memungkinkan dapat juga di ruang

tertutup, asal ruangannya luas dan jauh dari benda-benda yang membahayakanya.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa permainan lompat tali merupakan salah satu

permainan tradisional yang perlu dikenalkan kepada anak-anak selain

permainannya yang mudah, lompat tali juga dapat meningkatkan perkembangan

fisik-motorik anak. Dengan permainan lompat tali juga dapat menstimulasi aspek

perkembangan lainnya seperti sosial emosional, moral, dan lain-lain

B. Manfaat Permainan Lompat Tali

Lompat tali mudah dimainkan, peralatan yang digunakan pun sederhana

saja, dan permainan ini sangat bermanfaat. Adapun manfaat permainan lompat tali

untuk anak usia dinimenurut Syamsidah, yaitu:

1. Kemampuan bantu diri. Untuk mencapai kemandirian anak harus

memperlajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka

mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri.

2. Motorik kasar. Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik

bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara

dan teknik melompat yang benar. Selain melatih fisik, mainan ini juga
16

bisa membuat anak-anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan

kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu

mengurangi obesitas padaanak.

3. Emosi.Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu

dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk

membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat

atau tidak. Dan juga saat bermain, anak-anak akan melepaskan

emosinya. Mereka berteriak, tertawa danbergerak.

4. Sosialisasi. Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan

teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi

sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar

berempati, bergiliran, menaati aturan dan yanglainnya.

5. Moral. Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau

kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya

bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam.

2.1.3 Motorik Kasar

A. Pengertian Motorik Kasar

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot

besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar

anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi

dan Sunaryo, 2007: 113-114). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari

pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang

ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol
17

gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce,

menggunting dan lain-lain.

Bambang Sujiono (2007: 13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar

adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh

anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot

tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut Endang Rini Sukamti (2007:

72) bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan

keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif.

Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke

tempat lain. Contoh, mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan

lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain.

Contohnya, berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang

manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya, melempar,

menggiring, menangkap, dan menendang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar

adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur

gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik

kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas

sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain,

seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan

lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada

tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam

penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh


18

anak seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan

dan kekuatan kaki pada saat berjalan di atas papan titian.

B. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Kasar

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung

pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsurunsurnya identik

dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Hal

ini sesuai pendapat Depdiknas (2008: 1) bahwa perkembangan motorik

merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada

hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan

kontrol motorik. Djoko Pekik Irianto Pekik (2000: 3) menyatakan bahwa

kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. kebugaran statistik,

2. kebugaran dinamis,

3. kebugaran motoris.

Bambang Sujiono (2007: 3-6) mengemukakan bahwa unsur-unsur

kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,

kelenturan, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Lebih lanjut Bambang

Sujiono (2007: 13) menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada

motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari

bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Barrow Harold M., dan

Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan

motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan,


19

keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal senada juga dijelaskan oleh Toho

Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 50-51) bahwa unsur-unsur keterampilan

motorik di antaranya:

1. Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan

tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini.

Apabila anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat

melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti: berlari,

melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong.

2. Koordinasi adalah keterampilan untuk mempersatukan atau memisahkan

dalam satu tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan

koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dengan sistem

syaraf. Sebagai contoh: anak dalam melakukan lemparan harus ada

koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik

koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan mudah,

lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.

3. Kecepatan adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelentukan

dalam satuan waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditempuh anak

dalam melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh

anak, maka semakin tinggi kecepatannya.

4. Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan

tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk

yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk

kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat.


20

Keseimbangan dinamis adalah keterampilan untuk menjaga

keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.

Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan dinamis adalah

penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen

keseimbangan kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak

individu.

5. Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi

tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain.

Misalnya: bermain menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain

hijau hitam semakin cepat waktu yang ditempuh untuk menyentuh

maupun kecepatan untuk menghindar, maka semakin tinggi

kelincahanya. Dengan demikian unur-unsur yang diterapkan dalam

kegiatan bermain papan titian meliputi: kekuatan, koordinasi dan

kesimbangan. Unsur-unsur tersebut dibutuhkan anak pada saat

melakukan aktivitas berjalan di atas papan titian.

C. Kajian tentang Pengembangan Motorik Kasar pada Anak TK

Perkembangan Motorik Kasar Perkembangan motorik pada setiap anak

mengalami perbedaan, ada anak yang mengalami perkembangan motoriknya

sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi ada anak yang mengalami

keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan

motorik anak pra sekolah yang adalah bahwa suatu perubahan, baik fisik maupun

psikis, sesuai dengan masa pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik

anak juga dipengaruhi hal lain di antaranya asupan gizi, status kesehatan dan
21

perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan (Depdiknas, 2008: 6).

Pengembangan motorik anak memerlukan koordinasi antara otot-otot untuk

keterampilan gerakannya, misalnya meloncat dalam ketinggian + 20 cm perlu

kekuatan dan konsentrasi yang baik. Gerakan motorik kasar membutuhkan

aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak. Ada beberapa kegiatan yang

dapat mengembangkan gerakan motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan di atas

papan tititan, melompat tali, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain

dapat membuat senang anak juga dapat melatih anak untuk percaya diri.

Bredekamp dan Copple (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 71) berpendapat bahwa

anak usia 4 tahun sudah dapat melakukan aktivitas sebagai berikut:

1. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tidak

beraturan, dan berlari dengan baik.

2. Berlari degan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai

keseimbangan dengan berdiri di atas balok 4 inci, tetapi mengalami

kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kakinya.

3. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat

kaki berpijak.

4. Melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu memainkan

permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat.

5. Mulai mengkoordinasikan gerakan-gerakan pada saat memanjat atau

berguling pada trampolin kecil (kain layar yang direntangkan untuk

menampung akrobat).

6. Menunjukkan kesadaran untuk menilai batas tingkah laku yang


22

berbahaya dengan lebih baik, tetapi masih membutuhkan pengawasan

dijalan atau perlindungan diri pada aktivitas yang penting.

7. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama,

kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan kontrol diri dalam

kegiatan kelompok.

D. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar pada Anak TK

Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan

melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol

gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara

hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat

dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik

dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya

kelak (Depdiknas, 2008: 2). Pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari

kemampuan motoriknya, sehingga guru-guru TK perlu membantu

mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan

melatih gerakan motorik kasar anak, meningkatkan kemampuan mengelola,

mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan

tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang

kuat, sehat dan terampil.

Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak

memasuki lembaga pra sekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktivitas

motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk

menulis, keseimbangan, dan melatih keberanian (Siti Aisyah, 2008: 43).


23

Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK (Depdiknas, 2008: 2),

sebagai berikut:

1. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.

2. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan

kesehatan anak.

3. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.

4. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.

5. Meningkatkan perkembangan emosional anak.

6. Meningkatkan perkembangan sosial anak.

7. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan

pribadi.

Metode Pengembangan Motorik Kasar Anak TK Metode merupakan cara

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik

anak guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak

mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK. Hal-hal

yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik

anak TK adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang

menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam

keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan

rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memilih metode

pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak.

Menurut Bredekamp dan Copple (Bambang Sujiono, 2005: 15-16) anak usia

5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini:


24

a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak

beraturan, dan berlari dengan baik.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai

keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16 cm), tetapi mengalami

kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kaki.

c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat

berpijak kaki.

d. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu

memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat

e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau

berguling pada trampolin kecil (kain layar yang direntang untuk

menampung akrobat).

f. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama,

kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam

kegiatan kelompok. Perkembangan anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat.

Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru dan memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya.

Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam

meniti balok titian/papan titian, melompati berbagai objek, meloncat

dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati beberapa

anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan bahkan

mengendarai sepeda roda dua


25

2.2 Penelitian Terdahulu

Yhana Pratiwi Metode : Penelitian Lokasi : penelitian ini


(2015) mengunakan metode dilakukan di TK
“Upaya meningkatkan yang sama yaitu, Tunas Rimba yang
pengembangan motorik penelitian tindakan terletak di
kasar (melompat) anak kelas. Bojonegoro, Jawa
melalui permainan Obyek : Hasil Timur.
tradisional engklekdi penelitian ini bahwa Media : Permainan
kelompok B Tunas untuk yang digunakan dalam
Rimba II mengembangkan meningkatkan motorik
kemampuan motorik kasar anak yaitu
kasar anak kelompok permainan engklek.
B.
Variabel : Sama-
sama meningkatkan
motorik kasar anak
usia dini.
Vita Naurina Metode : Penelitian Lokasi : penelitian ini
(2012) mengunakan metode dilakukan di TK PKK
“Peningkatan yang sama yaitu, yang terletak di
Keterampilan motorik penelitian tindakan Sriharjo, Yogyakarta.
kasar anak melalui kelas. Media : Permainan
permainan loncat galaksi Variabel : Sama- yang digunakan dalam
dan lari zig-zag pada sama meningkatkan meningkatkan motorik
kelompok A di TK PKK motorik kasar anak kasar anak yaitu
26

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir bertujuan untuk landasan dari suatu sistematis untuk

dapat berfikir kemudian diuraikan suatu masalah yang telah dibahas didalam

proposal skripsi ini.Dengan memperoleh suatu informasi mengenai :

Kemampuan motorik kasar anak usia


4-6 tahun PAUD Sinar Harapan
Tangerang Selatan belum optimal.

Dilakukan upaya perbaikan


melalui kegiatan lompat tali.

Kemampuan motorik kasar anak


usia 4-5 tahun PAUD Sinar
Harapan sudah optimal

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai