Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN RIZKI NOOR HAIDA, P.Si, M.Pd


ANAK

TEORI TAHAPAN DAN BENTUK-BENTUK PERMASALAHAN

FISIK MOTORIK ANAK USIA 0-8 TAHUN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

AMALIYA 200101080800
LISA ARIANTI 200101080538
LOKAL B PIAUD ANGKATAN 2020

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puja dan puji syukur senantiasa tercurah atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah Psikologi perkembangan anak tentang “ Teori tahapan dan
bentuk bentuk permasalahan fisik motoric anak usia 0-8 tahun”
Makalah ilmiah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 5 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................2
C. TUJUAN PENULISAN ...................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tokoh Dan Teori Perkembangan Fisik Dan Motorik
Anak Usia Dini................................................................ 4
B. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia
0-8 Tahun..........................................................................7
C. Permasalahan Fisik Motorik Anak Usia 0-8 Tahun......... 12

BAB III PENUTUP


SIMPULAN ..................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus


diperhatikan perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering
dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan
berkembang dengan baik. Perkembangan motorik adalah sesuatu yang
membicarakan gerakan jasmani yang terkoordinasi, sehingga dalam
pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi yang tepat untuk anak usia dini.
Stimulasi ini dapat diberikan oleh orang tua, guru, maupun lingkungan baik
lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak usia dini.
Pemberian stimulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh orang dewasa
dalam memberikan fasilitas dan kesempatan yang optimal untuk tercapainya
perkembangan yang optimal. Memberikan waktu yang banyak untuk anak
melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan motoriknya dan
pengawasan yang tepat merupakan salah satu usaha yang tepat dalam mendukung
perkembangan fisik motorik anak usia dini.

Anak usia dini adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6 tahun.
Sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003
ayat 1 yang menyatakan bahwa anak usia adalah anak yang masuk pada rentang
usia 0-6 tahun. Anak pada masa tataran usia dini merupakan periode yang sangat
penting dalam memberikan rangsangan untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Perkembangan otak pada usia dini mengalami perkembangan yang sangat
pesat sehingga masa ini disebut dengan masa emas atau golden age. Penelitian di
bidang neurologi membuktikan bahwa 50% dari kecerdasan anak terbentuk dalam
empat tahun pertama pada kehidupan anak, setalah anak berusia delapan tahun,
perkembangan otak anak mencapai 80% dan ketika anak berusia 18 tahun
perkembangan otak mencapai 100% (Selamet Suyanto, 2005:6).

1
Pemberian stimulasi merupakan cara membantu anak untuk berkembang,
anak yang terstimulasi dengan baik dapat mencapai aspek-aspek perkembangan
dengan baik pula. Stimulus dapat diberikan melalui pendidikan anak usia dini,
melalui pendidikan anak diberikan pembelajaran melalui bermain. Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang diberikan sebelum anak
menempuh pendidikan sekolah dasar. Potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh
anak akan berkembang melalui pemberian stimulasi yang tepat pada rentang usia
dini. Sehingga apa yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan
anak pada tahap selanjutnya. Pada UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 14
disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 1

Pertumbuhan dan perkembangan jasmani berkaitan dengan perkembangan


fisik motorik anak. Melalui karakteristik unik anak yaitu keingintahuan yang besar
dan keinginan untuk mencoba, anak dapat melakukan latihan-latihan fisik motorik
melalui gerakan-gerakan terkoordinasi yang difasilitasi dengan lingkungan yang
mendukung atas pemberian stimulasi tersebut. Sesuai dengan apa yang dinyatakan
oleh Heri Rahyubi perkembangan motorik khususnya pada anak usia dini akan
lebih optimal jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung anak
untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan terbaik
karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika anak melakukan aktivitas di
dalam ruangan, maka pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk
menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, melompat, dan
menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. 2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja tokoh dan teori perkembangan Fisik dan Motorik anak usia dini?

1
Fadlillah. Desain Pembelajaran PAUD. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2014). Hal. 67

2
Heri Rahyubi. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. (Bandung:
Nusa Media. 2012) hal. 228

2
2. Apa saja tahapan perkembangan Fisik Motorik anak usia 0-8 tahun?
3. Apa saja permasalahan Fisik Motorik anak usia 0-8 tahun?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa saja tokoh dan teori perkembangan Fisik dan
Motorik anak usia dini?
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan perkembangan Fisik Motorik anak
usia 0-8 tahun?
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan Fisik Motorik anak usia 0-8
tahun.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tokoh dan Teori Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak Usia Dini

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada


tubuh seseorang. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan pada
bentuk dan ukuran tubuh seseorang. Perkembangan motorik (motor development)
adalah perubahan yang terjadi secara progressif pada kontrol dan kemampuan
untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor
kematangan (maturation) dan latihan atau pengalaman (experiences) selama
kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang dilakukan.3

Senada dengan yang dipaparkan oleh Hurlock perkembangan motorik adalah


perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf, urat
saraf, dan otot yang terkoordinasi. Sebelum perkembangan terjadi anak tidak akan
berdaya. Kondisi tersebut akan berubah secara cepat pada usia 4-5 tahun pertama
kehidupan pasca lahir. Anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan
tersebut melibatkan anggota badan yang luas yang digunakan untuk berjalan,
melompat, berlari, berjinjit, berenang, dan sebagainya. Setelah berumur 5 tahun
terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik
yang melibatkan bagian otot yang lebih kecil yang digunakan untuk
menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan sebagainya.4

Salah satu perbedaan mencolok antara anak usia dini dengan bayi dan balita
adalah anak prasekolah tidak memiliki lemak bayi dan tampak lebih ramping.
Perampingan ini dan meningkatknya koordinasi gerak memudahkan anak usia dini
untuk lebih percaya diri berpartisipasi dalam aktivitas perpindahan yang sangat
penting dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan motoriknya. Perkembangan
fisik motorik anak ditandai dengan pertumbuhan fisik yang meliputi peningkatan
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan tonus otot. Kurang optimalnya

3
Rini Hildayani. Psikologi Perkembangan Anak. (Tangerang: Universitas Terbuka, 2016)
Hal. 3-4
4
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga, 1978) Hal. 151
4
pertumbuhan fisik anak dapat menjadi pertanda ada sesuatu yang terjadi dalam
diri anak. Pada usia tiga tahun, tubuh, tangan, dan kaki anak akan tumbuh semakin
panjang. Kepala masih relatif besar, tubuh bagian lainnya berusaha menyusul
seiring dengan semakin miripnya bagian anggota tubuh anak dengan tubuh orang
dewasa.5

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik


halus. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar dan motorik halus melibatkan
otot-otot kecil. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak melibatkan otot dan
anak pada masa tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang bergerak,
lebih senang melakukan percobaan atau praktik, lebih senang bermain baik
permainan yang membutuhan banyak energi maupun permainan yang hanya
menampakkan sedikit gerakan. Sedikit ataupun banyak gerakan yang dilakukan
tetap melibatkan otot, sehingga perkembangan motorik sangat menunjang aspek
perkembangan yang lain. Seperti yang dipaparkan oleh Sher gross motor
activities requiring coordination, such as various types of sports, or even tasks,
such as jumping forward. Motorik kasar merupakan aktivitas fisik yang
memerlukan koordinasi seperti berbagai jenis olah raga atau tugas-tugas
sederhana seperti gerakan melompat6. Diperjelas oleh Decaprio motorik kasar
merupakan gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian
besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan diri.7

Dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh


kematangan diri. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak terbagi dalam
gerakan besar dan gerakan kecil. Gerakan besar melibatkan otot-otot besar
tentunya membutuhkan banyak energi, begitu juga sebaliknya. Kegiatan ini
dilakukan oleh anak dengan dasar kesenangan. Bermain aktif mempraktikkan
gerakan berlari, melompat, melempar, dan gerakan yang lain adalah gerakan yang
dilakukan baik terlibat dalam permainan dengan aturan maupun bermain bebas.

5
Morrison, G.S. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: Indeks, 2012) Hal. 221
6
Sher. (2009). Early intervention games: fun, joyful ways to develop social and motor skills
in children with autism, spectrum, or sensory processing disorders. San Fransisco: Jossey
Bass
7
Decaprio, Richard. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. (Yogyakarta: DIVA
Press, 2013). Hal. 18
5
Lolita Indraswari menjelaskan kegiatan motorik halus memerlukan koordinasi
tangan dan mata seperti menggambar, menulis, menggunting. Semakin banyak
gerakan motorik halus dapat membuat anak berkreasi seperti menggunting kertas
dengan hasil yang lurus, menggambar bermakna dan bisa mewarnai dengan rapi,
menjahit, menganyam, dan sebagainya. Melalui gerakan-gerakan tersebut dan
kesempatan yang diberikan oleh guru maupun orang tua menjadikan gerakan-
gerakan tersebut sebagai stimulasi perkembangan motorik anak usia dini baik
motorik kasar maupun motorik halus. Seperti yang diungkapkan oleh Piaget
dalam Slamet Suyanto berbagai penelitian menunjukkan bahwa bermain
memberikan ruang bebas terhadap anak, sehingga anak dapat mengembangkan
kemampuan motoriknya. Saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran
dan gerakan menjadi suatu keseimbangan, anak terlahir dengan kemampuan
refleks, dan belajar menggabungkan dua atau lebih gerak refleks, sehingga anak
mampu mengontrol gerakannya dan menjadi gerak terkoordinasi8. Ismatul
Khasanah menyatakan ada beberapa prinsip permainan yaitu permainan adalah
sesuatu yang menyenangkan, permainan adalah wadah bereksprimen dalam
berbagai hal, permainan adalah sesuatu yang aktif dan dinamis tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Permainan berlaku bagi setiap anak di sepanjang zaman,
memiliki konteks hubungan sosial dan spontan, sebagai sarana komunikasi antar
anak dan lingkungan.9

Berikut ini adalah tokoh dan teori perkembangan motorik anak:10

1. JOHN W. SANTROCK
John menjelaskan perkembangan motorik kasar dimulai dari
perkembangan posur tubuh. Perkembangan postur tubuh merupakan
dasar bagi keterampilan motorik kasar dan juga aktivitas yang lain,
sehingga memerlukan kontrol posisi tubuh.
8
Slamet Suyanto. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Hikayat Publishing,
2005). Hal. 119
9
Ismatul Khasanah, Agung Prasetyo, & Ellya Rakhmawati. (2011). Permainan Tradisional
Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA.
Volume 1. No. 1.
10
Dr. Khadijah, M. Ag, Nurul Amelia, M.Pd. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.
(Jakarta: KENCANA, 2020) Hal. 24-29
6
2. ELIZABETH B. HURLOCK
Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa perkembangan
motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan
pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini
secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan juga halus. Psoses
motorik adalah adalah gerakan yang langsung melibatkan otot untuk
bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu
menggerakan anggota tubuhnya (tangan, kaki, dan anggota
tubuhnya).11

3. DAVID GALLAHUE
Gallahue dan Ozmum mengatakan gerak manusia dalam
kesehariannya terbagi menjadi beberapa bentuk diantaranya, gerak
motorik kasar, gerak motorik halus, gerak diskrit, gerak seri, gerak
berkelanjutan, gerak terbuka dan gerak tertutup.
Perkembangan motorik pada manusia di awali dengan fase gerak
refleks yang terjadi pada bayi dalam kandungan hingga berumur satu
tahundan diakhiri dengan fase gerak khusus yang terjadi pada umur 14
keatas. Fase selanjutnya adalah kemampuan gerak dasar dimana anak
secara aktif belajar dan melatih kempuan gerak dari tubuh mereka.

4. MAGILL RICHARD
Magill mengatakan bahwa keterampilan motorik halus
merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot-otot kecil
dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Keterampilan ini
dibagi menjadi 2 yaitu: Keterampilan motorik kasar seperti melompat,
melempar, berjalan, dan melompat. Serta keterampilan motorik halus
seperti melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.

B. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia 0-8 Tahun

11
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga. 1998) hal. 39

7
Menurut Santrock keterampilan motorik kasar anak pada usia 3 tahun
menikmati gerakan-gerakan sederhana, seperti meloncat, melompat, dan beralari
bolak balik yang dilakukan oleh anak hanya karena senang melakukan aktivitas
tersebut.12 Anak merasa cukup bangga menunjukkan kemampuannya dalam
berlari dan melompat. Usia 4 tahun, anak masih menikmati jenis aktivitas yang
sama, tetapi menjadi lebih senang berpetualang, anak dapat merangkak rendah,
menaiki tangga dan turun dengan cara yang sama yaitu anak masih sering kembali
menjejakkan kaki pada setiap anak tangga. Anak berusia 5 tahun senang
berpetualang dan dapat berlari cepat satu sama lain. Sedangkan pada keterampilan
motorik halus anak pada usia 3 tahun anak menunujukkan kemampuan yang lebih
matang untuk mencari dan menangani sesuatu dibandingkan ketika anak masih
bayi. Meskipun untuk beberapa waktu anak mampu memungut objek terkecil
dengan ibu jari dan jari telunjuk, anak masih canggung dengan hal tersebut. Anak
juga dapat membangun sebuah menara balok yang sangat tinggi, tetapi tidak
sepenuhnya dalam garis lurus. Ketika bermain puzzle anak agak kasar
menempatkan potonganpotongan puzzle, bahkan ketika mengenali lokasi yang
cocok, penempatan potongan puzzle belum begitu tepat. Anak sering mencoba
memaksakan potongan tersebut pada tempatnya atau menepuknya dengan keras.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun13

No. Usia Anak Motorik Kasar Motorik Halus


1. 1-2 Tahun  Merangkak  Mengambil
 Berdiri dan benda kecil dengan ibu
berjalan beberapa jari atau telunjuk.
langkah  Membuka 2-3
 Berjalan cepat halaman buku secara
 Cepat-cepat bersamaan
duduk agar tidak jatuh  Menyusun
 Merangkak di menara dar balok

12
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga, 1978). Hal. 12-14
13
Dr. Khadijah, M. Ag, Nurul Amelia, M.Pd. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.
(Jakarta: KENCANA, 2020) Hal. 63-64
8
tangga  Memindahkan
 Berdiri di kursi air dari gelas ke gelas
tanpa pegangan lain.
 Menarik dan  Belajar memakai
mendorong benda-benda kaos kaki sendiri
berat  Menyalakan TV
 Melempar bola dan bermain remote
 Belajar
mengupas pisang
2. 2-3 Tahun  Melompat-lompat  Mencoret-coret
 Berjalan mundur dengan satu tangan
dan berjinjit  Menggambar
 Menendang bola garis tak beraturan
 Memanjat meja  Memegang
atau tempat tidur pensil
 Naik tangga dan  Belajar
lompat di anak tangga menggunting
terakhir  Mengancing baju
 Berdiri dengan 1  Memakai baju
kaki. sendiri
3. 3-4 Tahun  Melompat dengan  Menggambar
1 kaki manusia
 Berjalan  Mencuci tangan
menyusuri papan sendiri
 Menangkap bola  Membentuk
besar benda dari plastisin
 Mengendarai  Membuat garis
sepeda lurus dan lingkaran
 Berdiri dengan 1 cukup rapi
kaki
4. 5-6 Tahun  Menuruni tangga  Menggunting
dengan cepat dengan cukup baik
 Seimbang saat  Melipat amplop
berjalan mundur  Membawa gelas

9
 Melompati tanpa menumpahkan
rintangan isinya
 Melempar dan  Memasukan
menangkap bola barang ke lubang besar
 Melambungkan
bola

Tahapan perkembangan motorik anak, antara lain:14

1. Tahapan Pra-keterampilan, pada bayi yang gerakan yang dilakukan adalah


gerakan reflektif dan menintegrasikan rasa. Pada anak, gerakan yang
dilakukan adalah berupa gerakan-gerakan dasar.
2. Tahap perkembangan keterampilan, pada tahap ini bagi remaja adalah saatnya
menajamkan berbagai keterampilan yang sudah di dapat sebelumnya, dan
pascaremaja adalah saat menyempurnakan keterampilan.
3. Pada tahap ini, bagi dewasa perkembangan keterampilan menuju terhadap
kemunduran.

Tahapan Usia Deskripsi


0-1 Bulan Kedua tangan bayi masih mengepal.
2 Bulan Kepalan tangan bayi sudah membuka
3 Bulan Bayi memiliki kemampuan untuk memegang benda.
4 Bulan Bayi sudah dapat bermain dengan kedua tangannya.
5 Bulan Mulai membentuk koordinasi antara tangan dengan kemampuan
melihat. Bayi sudah mampu mengarahkan tangannya kearah benda
dan memiliki keinginan untuk menjangkaunya.
6 Bulan Bayi sudah mampu memindahkan dan memegang mainan dengan
seluruh telapak tangannya.
7 Bulan Bayi sudah dapat memegang benda dengan dua tangannya.
8 Bulan Bayi sudah mampu membolak-balikan benda dengan kedua
tangannya.
9 Bulan Bayi suka melemparkan mainannya.
10-11 Bulan Koordinasi antara jari tangan mulai tampak. Bayi mampu menjepit
mainan dengan salah satu tangannya.
12 Bulan
14
Nursyaidah. Perkembangan Motorik Anak Ditinjau Perkembangan Bahasa, Bermain,
Menggambar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Forum Paedagogik, 2016,
hal. 125
10
4 Tahun Anak mulai mampu menggambar, melukis, menggunakan gunting
dan mandi sendiri.
5 Tahun Anak sudah mampu merawat diri sendiri seperti menalikan tali
sepatu, mengancingkan baju, menggunting dengan tepat, dominasi
tangan kanan atau kiri, menggunakan lem dengan benar.

Berdasarkan hal tersebut, penulis rangkum tahap-tahap perkembangan


fisik-motorik anak sesuai dengan rentang usianya :

a) Usia 0-1 Tahun; keterampilan motorik kasar dan halus meliputi


kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan.
Keterampilan motorik halus meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan
secara lebih halus seperti ketangkasan jari.
b) Usia 1-2 Tahun; keterampilan motorik kasar berkembang dalam
tahapan yang pasti dan sangat bergantung pada kematangan dan juga
konteks, pengalaman dan motivasi. Pada usia 13-18 bulan baru bisa
berjalan dan dapat menarik suatu mainan yang diikat dengan tali atau
benang, menggunakan dua tangan dan kaki untuk memanjat. Pada usia
18-24 bulan anak mulai berjalan atau berlari dengan susah payah untu
suatu jarak yang pendek, menyeimbangkan kaki mereka dalam posisi
berjongkok sambil bermain. Mulai gemar corat-coret, bisa pegang
pensil, menyusun puzel dan bisa meniru gerak.
c) Usia 2-3 Tahun; proses perkembangan fisik ditandai dengan
perubahan ukuran organ fisik (kaki, tangan, badan) yang semakin
membesar, memanjang, melebar atau semakin tinggi. Perkembangan
motorik anak bisa menari sambil mendengar kaset, menyusun balok
menjadi tinggi, aktif bermain puzel, gemar mencoret, gemar
menggunting.
d) Usia 3-5 Tahun; pada usia ini anak mengembangkan keterampilan
motorik kasar dan melakukan senam fisik yang tiada hentinya, energy
mereka seolah-olah tidak ada habisnya. Anak-anak usia ini sangat
lentur dan mulai mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik

15
Danis Widyastuti dan Retno Widyani, Panduan Perkembangan Anak 0-1 Tahun. (Jakarta:
Pupa Suara, 2011) Hal. 20
11
seperti memakai baju sendiri, menggunting, menggambar, melukis,
menulis dengan lebih mudah.
e) Usia 6-8 Tahun; anak-anak pada usia ini perkembangan motoriknya
menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada pada masa awal
anak-anak. Anak pada usia ini, sudah mampu melakukan kegiatan
motorik, serta memperoyeksikan dan menerima atau menangkap
benda.

C. Permasalahan Fisik Motorik Anak Usia 0-8 Tahun

Masalah motorik anak bisa dibedakan menjadi dua, yaitu motorik kasar
dan halus. Meskipun berbeda, tapi kedua hal tersebut sebenarnya masih saling
berhubungan.

Motorik kasar merupakan keterampilan gerakan tubuh yang membutuhkan


otot besar. Keterampilan tersebut akan membutuhkan sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh dan dipengaruhi oleh berat badan dan perkembangan fisiknya.
Contohnya adalah kemampuan duduk, menendang, berlari, atau naik turun tangga.
Perkembangan motorik kasar ini sejalan dengan keterampilan buah hati dalam
menggerakkan anggota tubuh secara harmonis sesuai dengan perkembangannya.

Sebaliknya, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan


keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan dengan rangsangan secara rutin,
seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang
sesuai bentuknya, dan sebagainya.

Kemampuan motorik halus setiap anak berbeda-beda, baik dalam kekuatan


maupun ketepatannya. Beberapa permasalahan anak usia dini yang sering terjadi
adalah kesulitan dalam menggenggam pensil, menjiplak bentuk, menggunting,
menempel, melipat, dan gerakan motorik halus lainnya.

Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak menyebabkan


pertumbuhan fisik anak-anak tanpak berbeda satu sama lain. Pertumbuhan fisik
yang dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan motoriknya.
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otototot yang terkoordinasi. Sebagian besar

12
waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat
menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya. Menurut Rusda Koto dan Sri
Maryati (1994) dalam perkembangannya, mungkin ditemukan beberapa hambatan
pada anak diantaranya adalah sebagai berikut. 16

a. Gangguan fungsi pancaindra

b. Cacat tubuh

c. Kegemukan (obesitas)

d. Gangguan gerak peniruan (stereotipik)

16
Ernawulan Syaodih, Mubiar Agustin, Bimbungan Konseling untuk Anak Usia Dini,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal. 27-30
13
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

A. Tokoh Dan Teori Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik (motor development) adalah perubahan yang terjadi
secara progressif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh
melalui interaksi antara faktor kematangan (maturation) dan latihan atau pengalaman
(experiences) selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang
dilakukan. Sedangkan perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian
gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi.
Gerakan tersebut melibatkan anggota badan yang luas yang digunakan untuk berjalan,
melompat, berlari, berjinjit, berenang, dan sebagainya.

JOHN W. SANTROCK

John menjelaskan perkembangan motorik kasar dimulai dari perkembangan posur


tubuh. Perkembangan postur tubuh merupakan dasar bagi keterampilan motorik kasar dan
juga aktivitas yang lain, sehingga memerlukan kontrol posisi tubuh.

ELIZABETH B. HURLOCK

Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai


perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat
gerak.

DAVID GALLAHUE

Gallahue dan Ozmum mengatakan gerak manusia dalam kesehariannya terbagi


menjadi beberapa bentuk diantaranya, gerak motorik kasar, gerak motorik halus, gerak
diskrit, gerak seri, gerak berkelanjutan, gerak terbuka dan gerak tertutup.

MAGILL RICHARD

Magill mengatakan bahwa keterampilan motorik halus merupakan


keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot-otot kecil dari tubuh untuk mencapai
tujuan dari keterampilan. Keterampilan ini dibagi menjadi 2 yaitu: Keterampilan motorik

14
kasar seperti melompat, melempar, berjalan, dan melompat. Serta keterampilan motorik
halus seperti melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.

B. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia 0-8 Tahun

a) Usia 0-1 Tahun; keterampilan motorik kasar dan halus meliputi kegiatan otot-otot
besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Keterampilan motorik halus meliputi
gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus seperti ketangkasan jari.
b) Usia 1-2 Tahun; keterampilan motorik kasar berkembang dalam tahapan yang pasti
dan sangat bergantung pada kematangan dan juga konteks, pengalaman dan motivasi.
Pada usia 13-18 bulan baru bisa berjalan dan dapat menarik suatu mainan yang diikat
dengan tali atau benang, menggunakan dua tangan dan kaki untuk memanjat. Pada
usia 18-24 bulan anak mulai berjalan atau berlari dengan susah payah untu suatu jarak
yang pendek, menyeimbangkan kaki mereka dalam posisi berjongkok sambil
bermain. Mulai gemar corat-coret, bisa pegang pensil, menyusun puzel dan bisa
meniru gerak.
c) Usia 2-3 Tahun; proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ
fisik (kaki, tangan, badan) yang semakin membesar, memanjang, melebar atau
semakin tinggi. Perkembangan motorik anak bisa menari sambil mendengar kaset,
menyusun balok menjadi tinggi, aktif bermain puzel, gemar mencoret, gemar
menggunting.
d) Usia 3-5 Tahun; pada usia ini anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan
melakukan senam fisik yang tiada hentinya, energy mereka seolah-olah tidak ada
habisnya. Anak-anak usia ini sangat lentur dan mulai mengembangkan kemampuan
motorik yang lebih baik seperti memakai baju sendiri, menggunting, menggambar,
melukis, menulis dengan lebih mudah.
e) Usia 6-8 Tahun; anak-anak pada usia ini perkembangan motoriknya menjadi lebih
halus dan lebih terkoordinasi daripada pada masa awal anak-anak. Anak pada usia ini,
sudah mampu melakukan kegiatan motorik, serta memperoyeksikan dan menerima
atau menangkap benda.

C. Permasalahan Fisik Motorik Anak Usia 0-8 Tahun

15
Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak menyebabkan
pertumbuhan fisik anak-anak tanpak berbeda satu sama lain. Pertumbuhan fisik yang
dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan motoriknya. Perkembangan
motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat
saraf, dan otototot yang terkoordinasi. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan
bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat menggunakan otot-otot yang ada pada
tubuhnya. Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati (1994) dalam perkembangannya,
mungkin ditemukan beberapa hambatan pada anak diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Gangguan fungsi pancaindra

b. Cacat tubuh

c. Kegemukan (obesitas)

d. Gangguan gerak peniruan (stereotipik)

16
DAFTAR PUSTAKA

Ernawulan Syaodih, Mubiar Agustin. 2008. Bimbungan Konseling untuk Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka
Dr. Rita Eka Izzaty, M. Si. 2017. Model Konseling Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja
Posdakarya

Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M. Pd. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Posdakatya

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah.


Yogyakarta: DIVA Press.

Desmika W.S., Endang N.W., Setyo Purwanto. (2012). Hubungan Antara Status Gizi
dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-5 Tahun di Posyandu Buah Hati Ketelan
Banjarsari Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol. 5, No. 2.

Eny Kusumastuti. (2004). Pendidikan Seni Tari pada Anak Usia Dini di Taman
Kanak-Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga Semarang Sebagai Proses Alih Budaya. Harmoni
Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol.V. No.1.

Fadlillah. (2014). Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Heri Rahyubi. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.


Bandung: Nusa Media.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ismatul Khasanah, Agung Prasetyo, & Ellya Rakhmawati. (2011). Permainan


Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian
PAUDIA. Volume 1. No. 1.

Lolita Indraswari._____. Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Melalui Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Jurnal Pesona PAUD.
Vol.1.No.1.

Morrison, G.S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Novan A.W. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava
Media.

17
Papalia, D.E. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba
Humanika.

Rini Hildayani. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Tangerang: Universitas


Terbuka.

Santrock, J.W. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika.

18

Anda mungkin juga menyukai