Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


MOTORIK

DISUSUN OLEH
ADI SAPUTRA WIJAYA
220010019

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
TAHUN 2022
A. Tujuan Pengamatan

Tugas pengamatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan dan


pertumbuhan motorik anak usia 5 – 6 tahun di KB Pelita Hati, Kecamatan Sepaku. Latar
belakang pengamatan ini untuk mengidentifikasi masalah terkait dengan perkembangan dan
pertumbuhan motorik kasar serta halus anak agar dapat diberikan solusi terkait masalah yang
terjadi.

B. Identifikasi Masalah
 Identifikasi Motorik Kasar

Motorik kasar adalah gerakan yang menekankan koordinasi tubuh pada gerakan otot-
otot besar seperti melompat, berlari dan berguling. Kemampuan motorik kasar juga dapat
diartikan sebagai kemampuan gerakan tubuh dalam menggunakan otot-otot besar atau
seluruh anggota tubuh motorik kasar agar anak dapat berjalan, duduk, menendang, naik turun
tangga, berlari dan sebagainya.

Setelah memahami konsep teori diatas ternyata dapat diidentifikasi,bahwa ada


beberapa anak usia 5-6 tahun yang belum cakap dalam:

 Berjalan berjinjit,
 Berdiri dengan satu kaki,
 Melompat dengan satu kaki ataupun dua kaki,
 Menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan,
 Mengayunkan kaki secara bergantian serta tidak bisa membedakan antara
Gerakan ke kanan dan ke kiri.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, antara lain:
 Hereditas atau keturunan (sistem saraf, kondisi fisik, bakat dan potensi), 
 Lingkungan pengasuhan (motivasi yang kuat, lingkungan yang kondusif, aspek
psikologis)
 Tingkat gizi
 Kurang menstimulasi gerakan
 Kurangnya Motivasi terhadap anak yang menyebabkan minimnya kepercayaan diri
terhadap anak tersebut.

 Solusi dari masalah tersebut


Setiap permasalahan yang muncul pasti selalu ada solusi. Solusi bisa saja muncul
dari faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk memperbaiki setiap kesalahan
yang dilakukan agar kesalahan/masalah yang dilakukan bisa secara perlahan diperbaiki.
Anak usia 5-6 tahun merupakan anak usia dini yang tidak terlepas dari perhatian orang
tuanya dan gurunya. Maka solusi yang dapat saya berikan sebagai guru PJOK adalah :

 Memberikan pengarahan atau petunjuk,

 Memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa tersebut, bisa


dalam bentuk memodifikasi materi mau pun memodifikasi instrument pembelajaran.

 Merangkai keterampilan yang sudah dipelajari dengan keterampilan lainnya melalui


bermain.

 Memperbaiki gerakan anak yang salah,

 Melakukan refleksi sesuai dengan materi yang diberikan.

 Identifikasi Motorik Halus

Perkembangan motorik halus menurut Sumantri (2005:143) yaitu


pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang
sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi sengan tangan, keterampilan yang
mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Perkembangan motorik halus juga merupakan perkembangan gerak yang meliputi otot kecil
dengan koordinasi mata-tangan. Contohnya seperti menggambar, menulis, memotong,
menyusun puzzle, atau memasukkan balok sesuai bentuknya.

Ismail (2006: 85) juga menjelaskan bahwa ada beberapa contoh dari motorik
halus yaitu: mengenggam, memasukkan benda ke dalam lubang, membalik halaman atau
lembaran-lembaran buku, meniru membuat garis, menggambar, melipat, menggunting,
menempel, merangkai, dan menyusun (permainan yang bersifat membangun).
Setelah memahami konsep teori diatas ternyata dapat diidentifikasi,bahwa ada
beberapa anak usia 5-6 tahun yang belum cakap dalam:

 Mengurus dirinya sendiri  tanpa bantuan, misalnya; makan, mandi, menyisir rambut,
memasang kancing, mencuci tangan dan melap tangan, mengikat tali sepatu
 Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)
 Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran
 Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, segitiga)
 Menyusun berbagai bentuk dari balok-balok
 Membuat lingkaran dan persegi dengan rapi

Gangguan dalam perkembangan motorik halus menyebabkan hambatan dalam


proses belajar di sekolah, yang menimbulkan berbagai macam tingkah laku yaitu malas
menulis, minat belajar berkurang, kepribadian anak ikut terpengaruhi misalnya anak merasa
rendah diri, ragu-ragu dan sering was-was menghadapi lingkungan.

Lutan (1988: 322) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan


motorik halus adalah:

 Faktor internal yaitu karakteristik yng melekat pada individu seperti tipe tubuh, motivasi
ataupun atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain.
 Faktor eksternal yaitu tempat diluar individu yang secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi penampilan seseorang, contohnya lingkungan
pembelajaran dan lingkungan sosial budaya.Dari pendapat di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor yang mendorong atau mempengaruhi motorik halus yaitu
genetik berupa kecerdasan IQ yang diturunkan dari keluarganya. Tinggi rendahnya IQ
dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak dan mempengaruhi cepat atau
lambatnya rangsangan yang dapat diterima oleh anak. Karakteristik, motivasi, antusias
anak serta lingkungan pun juga bisa menjadi faktor pengaruhi perkembangan motorik
halus anak
 Solusi dari masalah tersebut
 Mengelompokkan anak dan mendampingi anak disetiap kelompok serta
memudahkan penugasan sampai anak benar-benar mampu dan tidak lambat dalam
menyelesaikan tugasnya.
 Memberikan contoh di depan kelas dengan media yang lebih besar dari pada
ukuran badan anak.
 Membimbing mulai dari yang termudah secara perlahan.
 Anak diajak bermain untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-
objek yang dekat dengan anak sehingga kegiatan akan lebih bermakna.
 Memberikan motivasi atau pujian supaya anak lebih antusias menyelesaikan
tugasnya supaya pencapaian keterampilan motorik halus anak bisa lebih optimal
sesuai dengan tahapan perkembangannya.
 Lingkungan belajar yang kondusif
dengan mengerjakan lembar kerja anak yang sering membuat anak merasa
bosan
DAFTAR PUSTAKA

 Sumantri,M.S.(2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.


Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti
 Ismail, A. (2006). Education games. Yogyakarta: PT Pilar Media.
 Lutan, R. (1988). Belajar keterampilan motorik (Pengantar teori dan metode). Jakarta:
Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai