Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia 0-6 tahun sangan menentukan bagi anak dalam mengembangkan
potensinya, usia ini disebut usia emas (The golden age) yang hanya datang
sekali dan tidak dapat diulang kembali, yang menentukan unutk
perkembangan kualitas manusia selanjutnya.
Usia 4-6 Tahun merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini
terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
stimulasi lingkungan dan mengintemalisasikan ke dalam pribadinya.
Perkembangan fisik memiliki peran yang sangat penting bagi
kehidupan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung, secara langsung
perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak, sementara secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
fisik mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya sendiri dan cara
pandang anak terhadap orang lain. Perkembangan fisik berjalan seiring dengan
perkembangan motorik, perkembangan motorik berarti perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan
otot yang terkoordinasi, oleh karena itu perkembangan fisik motorik tidak
dapat dipisahkan karena keduanya saling mendukung satu sama lain. Gerakan
motorik halus apabila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari
tangan dan gerakan pergelangan tanganyang tepat, gerakan ini tidak terlalu
membutuhkan tangan, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat juga anak dapat bereaksi seperti mengunting kertas,
mengambar gambar sederhana dan mewamai, manganyam dan melipat kertas
dengan berbagai bentuk.

1
2

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar unutk


terampil mengerakan anggota tubuh mengembangkan kemampuan motorik
sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Hurlock (dalam Gunarti, 2008:92) mengungkapkan bahwa : pada usia
ini (3-6) tahun tubuh anak lebih lentur dibanding tubuh orang dewasa
sehingga mudah menerima semua pelajaran, anak belum banyak memiliki
keterampilan, secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil dan pada
ketika dewasa, karena memiliki tanggung jawab yang lebih kecil
dibandingkan ketika mereka tambah besar.
Jadi dalam rangka memngkatkan pengembangan kemampuan motorik
halus anak usia dim di Taman Kanak-kanak Tunas Harapan Kota Solok, maka
peneliti mencoba membuka kembali Modul PTK dan disini peneliti mencoba
melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dalam
hal im peneliti melakukan perbaikan dengan cara memakai metode
demonstrasi dalam melipat kertas.
a. Faktor munculnya masalah
- Anak belum fokus memperhatikan guru dalam menyampaikan
pembelajaran melipat kertas
- Anak tidak berani unutk mencoba melipat kertas
b. Altematif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, pemecahan masalah
penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran
berupa kertas origami atau kertas lipat melalui metode pembelajaran
dengan cara demonstrasi dan anak memperhatikan cara melipat kertas
tersbut.
B. Rumusan Masalah
Melalui diskusi dengan supervisor dan rekan-rekan majelis guru di
Tamak Kanak-kanak Tunas Harapan Kota Solok, maka yang menjadi fokus
perbaikan adalah: “ Apakah melalui metode demonstrasi dapat memngkatkan
3

motorik halus anak usia dalam melipat kertas di Taman Kanak-kanak Tunas
Harapan Kota Solok.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan yang ingin dicapai dan perbaikan pembelajaran ini
adalah:
1. Untuk peneliti meningkatkan kemampuan penulis sebagai guru Taman
Kanak-kanak untuk terus berupaya mencari terobosan guna menemukan
titik masalah dan pemecahanya secara profesional.
2. Untuk anak meningkatkan minat dan kemampuan anak dalam perkembang
motorik halus melaui melipat kertas.
3. Untuk sekolah, menjadi pedoman guru yang lain dalam proses belajar
mengajar khususnya dalam melipat kertas
4. Untuk guru, menggali potensi anak
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi anak
Anak dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam
melipat kertas dengan cara mengenal, mengingat dan berfikir.
2. Bagi Guru
Untuk menambah wawasan bagi guru. Sebagai bahan masukan
tentang proses pembelajaran yang mengupayakan dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus anak yaitu melipat kertas.
3. Bagi Peneliti
Dapat ‘menunjukan kreativitas penulis dalam mengajar. Juga
meningkatkan keprofesionalan guru Taman Kanak-kanak dan menambah
wawasan tentang metode mengajar unutk anak usia dini.
4. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan dapat memngkatkan
pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang bagaimana cara berfikir
anak usia dini terutama dalam meningkatkan kemampuan mengenal,
mengingat juga berfikir.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Motorik Halus


Perkembangan fisik atau motorik diartikan sebagai perkembangan dan
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Kemampuan motorik halus
merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi antara mata, tangan dan otototot kecil pada jari-jari, pergelangan
tangan, lengan yang digunakan unutk aktifitas seperti mengunting, melipat
melukis dan mewarnai. (dalam Gunarti, 2008:217)
Adapun tujuan dan pengembangan fisik atau motorik ini adalah untuk
memperkenalkan dan melatih gerakan tubuh atau jari tangan dan koordinasi
serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmam yang sehat, kuat dan terampil. (dalam
Musfiroh, 2008:132)
Perkembangan fisik motorik meliputi
a. Motoriik kasar : mencakup kemampuan gerakan tubuh secara
terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah ( senam)
b. Motorik halus : mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari
(menulis, mengambar, melipat, menyusun Puzzle dan mencocok kertas)
Sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan
Keterampilan motorik halus anak baru mulai berkembang yaitu diawali
dengan melakukan kegiatan yang sangat sederhana dan gerakan yang hanya
melibatkan sebagian kecil tubuh. Keterampilan motorik kasar karena
keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit,
misal : konsentrasi, kontrol, kehatian-hatian, dan koordinasi otot tubuh antara
satu dengan yang lain.
Menurut Walkey (dalam Sujiona dkk, 2007: 317 ) perkembangan
gerak anak baik motorik halus maupun kasar berdasarkan kronologi usia 0-5

4
5

tahun dapat dikembangkan dalam kegiatan program pengembangan


menempel, menyusun puzzle, mencocok kertas, melipat, menggambar dan
menarik garis.
Untuk memngkatkan kemampuan motorik halus anak maka guru
dituntut untuk mengelola berbagai kondisi kelas semenarik dan senyaman
mungkin. Untuk mengelola kelas dengan baik maka guru perlu dibekali
beberapa kemampuan diantaranya menyusun Rencana Kegiatan Harian
ataupun Mingguan, serta memulai dan menganalisis hasil kegiatan anak-anak.
Jadi motorik halus adalah gerakan yang dilakukan otot kecil yang
menekan koordinasi tangan dan mata yang berkembang sesuai usia anak dan
perlu dilatih terus menerus.
Berdasarkan pendapat diatas perkembangan motorik meliputi motorik
kasar dan motorik halus, motorik kasar mencakupr gerakan tubuh sepeerti
berjalan, lan, lompat, loncat, merangkak, berjingkrak (memindahkan tubuh
dan satu tempat ketempat lain), latihan keseimbangan, menangkap bola,
menendang, memantulkan dan melempar.
Sedangkan motorik halus dapat memngkatkan gerakan jari jemari
sehingga anak menjadi terampil dan matang juga mampu kecekatan tangan
dengan mata seperti menempel, menyusun puzzle, mencocok kertas, melipat
mengambar dan menarik garis.
B. Pengertian Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu startegi pengembangan dengan cara
memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan
yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Metode
demonstrasi dapat juga dikatakan sebagi suatu metode unutk memperagakan
serangkaian tindakan berupa gerakan yang mengambarkan suatu cara kerja
atau urutan proses sebuah peristiwa/kejadian.
6

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode


yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahanpelajaran.
Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar dimana
seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak
menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli)
atau suatu proses, misalnya bagaimana cara melipat ikan dari kertas lipat
dengan hasil yang baik dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah
ditentukan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematif untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan melipat adalah metode untuk
mengaktifkan anak sejak dimulainya pembelajaran melipat yaitu metode
yang mana anak harus mengingat dan mendiskripsikan pengalaman masa
lalunya yang sesuai dengan topik materi yang disampaika. Jadi, metode
demonstrasi adalah cara untuk mengaktifkan siswa sejak dimulainya
pembelajaran melipat yaitu metode yang mana siswa harus mengingat dan
mendiskripsikan pengalaman masa lalunya yang sesuai dengan topik materi
yang disampaikan.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar dimana
seorang guru menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil
dan benda asli) atau suatu proses. Misalnya bagaimana cara mehipat,cara
mengunting dan sebagainya. Menurut Muhibin Syah (2000), metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui pengunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan.
7

Menurut Djamarah (dalam Gunarti, 2008:93), metode demonstrasi


adalah metode yang digunakan untuk memperhihatkan suatu proses atau cara
kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut MuhIbin Syah (2000;93) metod demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun secara pengunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan. (dalam Gunarti,2008;93)
Jadi metode demonstrasi adalah metode yang secara langsung
dipraktekan cara pembuatanya mulai dan awal sampai akhir di depan anak dan
anak dapat langsung melihat dan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru,
baik menggunakan media ataupun tidak ( dalam Winda Gunarti, 2008:9.3-9.6)
C. Manfaat dan Tujuan Metode Demonstrasi
1. Manfaat Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dan metode demonstrasi secara
umuM adalah sebagai berikut:
a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri anak.
Manfaat tersebut seirama dengan cara berfikir anak usia dim yang
bersifat realistik dan konkret sebingga dapat mempelajarai secara langsung
dan jelas melalui pengamatanya. Disamping itu, metode demonstrasi
memiliki 2 fungsi yaitu:
a. Dapat dipergunakn untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan
informasi kepada anak
Bagi anak, melihat langsung bagaimana suatu persitiwa terjadi akan
lebih menarik, merangsang perhatian anak lebih menantang
dibandingkan dengan hanya mendengar penjelasan guru.
8

b. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama dalam


meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen
dan berfikir evaluatif.
2. Tujuan Metode Demonstrasi
Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan
pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Tujuan metode
demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan. Agar
anak dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan oleh guru.
(dalam Winda Gunarti, 2008: 9.3 - 9.6)
3. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting


oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di
samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses
belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.

b. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu


saluran pikiran yang sama.

c. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu


yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu
yang pendek.

d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan


hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan
gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.

e. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan


keterangan-keterangan yang banysk

f. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan


dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
9

4. Kekurangan Metode Demonstrasi.

1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau


mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan
kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol.

2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus,


kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode
yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati
secara seksama.

3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang


didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini
banyak diabaikan leh peserta didik.

4. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas.

5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat


minimum.

6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika


proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.

7. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian


dan kesabaran.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran


akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga anak dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung
D. Melipat
Menurut Hajar Pamadhi (2008:8.10) melipat adalah suatu keterampilan
bagaimana mengolah kertas menjadi sebuah karya seni rupa, tetapi
membutuhkan daya cipta yang lebih sulit. Kertas yang mempunyai sifat dua
dimensi kemudian tidak jarang diubah menjadi karya seni rupa tiga dimensi,
10

yaitu dijadikan bentuk-bentuk : burung, kucing, anjing, bunga, rumah, kapal


dan lain-lain.
Hira Karmachela (2008) berpendapat bahwa kata origami berasal dari
bahasa Jepang yakni dari kata oru yang berarti melipat dan kami berarti
kertas. Ketika kedua kata digabungkan ada sedikit perubahan namun tidak
mengubah artinya, yakni dari kata kami menjadi gami sehingga bukan
orikami tetapi origami maksudnya adalah melipat kertas. Sedangkan menurut
Dr Sumanto, (2006) melipat atau origami adalah suatu teknik berkarya seni/
kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan
untuk menghasilkan aneka bentuk main, hiasan, benda fungsional, alat peraga
dan kreasi lainnya.
Berkaitan dengan kegiatan melipat Hira Karmachela berpendapat
(20081), Seni melipat kertas ini merupakan seni yang sangat cocok bagi anak
karena origami melatih keterampilan tangan anak. Juga kerapian dalam
berkreasi. Selain itu anak akan terbiasa untuk menciptakan hal baru atau
inovasi. Melipat pada hakekatnya merupakan keterampilan tangan untuk
menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat lem
serta ketelitian ini membutuhkan keterampilan koordinasi tangan, ketelitian
dan kerapian, didalam kegiatan melipat jika disajikan dengan minat anak
yang akan memberikan keasikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak
Sumantri (2005).
Melipat kertas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak
karena dapat dibuat apa saja, mulai dari kegiatan melipat yang sederhana
seperti bentuk segi tiga, segi empat, kemudian bentuk yang agak sulit. Gerak
yang dilatih dari kegiatan melipat ini adalah bagaimana anak melipat dan
menekan lipatan-lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-otot
telapak dan jari tangan anak (Aisyah, 2008).
Melipat kertas adalah aktivitas seni yang mudah dibuat dan
menyenangkan. Diantara perannya adalah sebagai aktivitas untuk mengisi
11

waktu luang dan media pengajaran dan komunikasi dengan anak karena biasa
dilakukan secara bersama-sama. Selain itu melipat kertas juga sangat
fungsional untuk anak dan aktivitas ini memiliki fungsi melatih motorik halus
dalam masa perkembangannya (Maya Hirai, 2010).
Melipat mempunyai tujuan motorik, yaitu melatih ketrampilan dan
motorik halus anak melalui melipat kertas menjadi berbagai bentuk, juga
melatih imanjinasi anak menjadi lebih kreatif.
12

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian


1. Lokasi
Subjek pada penelitian ini adalah anak TK Tunas Harapan Kota
Solok Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 22 orang (14 orang
laki-laki dan 8 orang perempuan)
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada TK Tunas Harapan Kota Solok
yang terletak di Jalan Syech Supayang No. 21 Kelurahan Simpang
Rumbio Kecmatan Lubuk Sikarah Kota Solok Penelitian ini dilaksanakan
dengan 2 siklus dalam rentang waktu :
Siklus I dari tanggal 01 s/d 06 Oktober 2018
Siklus II dari tanggal 15 s/d 20 Oktober 2018
3. Tema
Penilaian ini bertemakan “Upaya meningkatkan kemampuan
motorik halus anak usia dini dalam melipat kertas melalui metode
demonstrasi di TK Tunas Harapan Kota Solok”
4. Kelompok dan Karakteristik Anak
Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas Harapan Kota Solok yang
beralamat di Jalan Syech Supayang No. 21 Kelurahan Simpang Rumbio
Kecmatan Lubuk Sikarah Kota Solok dengan karakteristik anak yang
komunikatif.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Rencana Perbaikan Pertemuan I
a. Rencana yang akan dilakukan dalam perbaikan ini adalah:
1) Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Guru menentukan tema
3) Guru menyediakan media/alat peraga
4) Guru menentukan tujuan pembelajaran

12
13

5) Guru membuat RKH untuk masing-masing kegiatan dengan teknik


yang berbeda
6) Guru mengamati anak dan memberikan penilaian
7) Guru mengevaluasi kegiatan anak
b. Tindakan
Tindakan pada perbaikan ini adalah melaksanakan kegiatan melipat
kertas melalui metode demonstrasi membantu pengembangan
kemampuan motorik halus anak pada kegiatan inti.
c. Langkah-langkah perbaikan
1) Guru memperlihatkan dan memperkenalkan bentuk serta warna
kertas kepada anak
2) Guru mencontohkan cara melipat dasar kepada anak
3) Guru mengulangi kembali lipatan dasar kepada anak
4) Guru membimbing dan mengawasi anak bekerja
d. RKH yang terdiridari:
1) RKH 1 : Meniru melipat kertas
2) RKH 2 : Meniru melipat gelas
3) RKH 3 : menirukan melipat baju
4) RKH 4 : menirukan melipat topi
5) RKH 5 : mengkreasikan lipatan anak
e. Prosedur kerja
1) Guru memperlihatkan gambar media sebagai motivator anak
2) Guru mendemontrasikan melipat kertas sambil menerangkan
kepada anak
3) Guru membagikan kertas lipat kepada anak dan memotivasi anak
agar bisa melipat dengan baik
4) Anak diberi alat untuk menirukan melipat kertas.
5) Anak mengerjakan dibawah bimbingan guru.
6) Guru memeriksa hasil kegiatan anak.
7) Guru mengumpulkan hasil tugas anak.
8) Guru memuji hasil kerja anak dan memberikan penilaian
14

2. Pelaksanan
a. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu “Upaya meningkatkan
kemampuan motorik halus anak usia dini dalam melipat kertas melalui
metode demonstrasi pada anak di TKTunas Harapan Kota Solok

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

b. Prosedur Pelaksanaan
1) Perencanaan
a) Menyediakan alat dan bahan untuk permainan dalam kegiatan.
b) Merencanakan waktu pelaksanaan.
c) Mencoba mengunakan berbagai teknik untuk mengunakan alat.
d) Mengamati dan berkomunikasi mematau kemampuan motorik
halus anak
e) Menetapkan media, alat dan teknik.
f) Menyusun serangkaian rencana tindakan menyeluruh yang
akan dilaksanakan.
2) Tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan siklus yang telah dilaksanakan
yang dilakukan pada siklus I
15

Siklus I
a) Guru mendemonstrasikan melipat kertas sambil menerangkan
kepada anak.
b) Guru membagikan kertas lipat kepada anak dan memotivasi
anak agr bisa melipat dengan lebih baik.
c) Setiap anak diberi kesempatan memperagakan melipat kertas
d) Guru membagikan dengan menggunakan kertas origami dan
anak mengerjakan dibawah bimbigan guru.
e) Guru mengamati hasil kerja anak dan mencatat hasil yang
dicapai menurut perkembagan kemampuan motorik halus anak.
f) Guru melaksanakan evaluasi tehadap kegiatan melipat kertas
melalui metode demonstrasi dan terhadap hasil yang telah
dicapai serta merancang tindakan berikutnya.
3) Refleksi
Evaluasi terhadap pencapaian yang di peroleh pada siklus I
didasarkan pada kemampuan motorik halus anak dijadikan dasar
perbaikan pada tindakan yang dilakukan pada siklus II
Siklus II
Pelaksanaan siklus II polanya sama dengan siklus I setelah melakukan
perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan evaluasi sebelumnya.
c. Pengamat
Penelitian ini di bantu oleh teman sejawat yang bertugas sebagai
pengamat dengan memberikan penilaian pada lembaran yang telah
disediakan oleh peneliti.
d. Prosedur umum pembelajaran
Adapun prosedur umum pembelajaran yang digunakan adalah:
1) Menjelaskan kegiatan
2) Melaksanakan kegiatan
3) Mengevaluasi kegiatan
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrument
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian ini
dipergunakan instrument sebagai berikut:
16

a. Fomat Observassi
Fomat observasi dipergunakan tintuk mengetahui kesesuasian
pelaksanaan tindakan dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Tabel. 1. Contoh Fomat Observasi
Penilaian
No Aspek yang Dinilai BB BSH BSB
f % f % f %
1 Anak mampu mengenal seni
melipat kertas
2 Anak mampu menirukan seni
melipat kertas
3 Anak mampu mengkreasikan
seni melipat kertas

b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan hasil kemampuan motorik halus anak
yang ditulis guru.
c. Dokumentasi
Merupakan gambar gambar foto kegiatan yang dilakukan anak selama
penelitian.
C. Teknik Analisis Data
1) Analisis observasi
Hasil observasi dianalisis sesuai dengan penelitian di Taman Kanak-
Kanak, yakni dengan mengunakan statistik persentase (%).
2) Analisis Lapangan
Yakni hasil pegamatan guru yang dituangkan dalam lembaran observasi.
17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Rancangan Satu Siklus
Siklus : I (Pertama)
Tema/Sub Tema : Kebutuhanku/Minuman dan Makanan
Kelompok : B
Tanggal : 1 s.d 6 oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini
dalam melipat kertas melalui metode demonstrasi di
Taman Kanak-Kanak Tunas Harapan Kota Solok
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Tunas Harapan Kota Solok Solok sebagai berikut:
a. Anak kurang semangat dalam melakukan kegiatan melipat karena lebih
rumit dan membutuhkan kesabaran
b. Kegiatan pengembangan motorik halus anak terasa agak memberatkan
bagi anak
c. Hasil karya anak tidak sesuai dengan harapan guru
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam melipat kertas melalui metode demonstrasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak masih kurang
perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak.

17
18

Perumusan Masalah:
Apakah dengan melipat kertas melalui metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui melipat kertas
melalui metode demonstrasi di TK Tunas Harapan Kota Solok Solok.
19

RPPH
SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui


melipat kertas melalui metode demonstrasi
Siklus ke : 1
Hari/tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ ditingkatkan:


A. Kegiatan penggembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan: menirukan beberapa minuman sehat
 Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang:
1. Penataan Ruang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
2. Pengoranisasian anak : posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran
dengan posisi duduk.
 Langkah-Langkah Perbaikan
1. Guru mencontohkan cara melipat kertas melalui metode demonstrasi
dengan menggunakan kertas origami
2. Guru meminta anak mengikuti langkah yang dilakukan guru
3. Guru mengajak anak melakukan secara bersama-sama

B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)


 Judul Kegiatan : Menghubungkan Gambar makanan dan minuman dengan
seni melipat kertas serbet dan gelas
 Pengelolaan Kelas
1. Guru mengatur posisi anak duduk dengan kelompok, sesuai dengan
kelompoknya.
2. Guru berdiri didepan Kelas, sedangkan anak duduk di Kelompok yang
telah ditentukan
20

 Langkah-langkah Perbaikan
a. Guru mendemonstrasikan melipat kertas sambil menerangkan kepada
anak.
b. Guru membagikan kertas lipat kepada anak dan memotivasi anak agar
bisa melipat dengan lebih baik.
c. Guru memperlihatkan melipat kertas serbet dan gelas
d. Setelah itu anak diminta untuk menirukan lagi kegiatan yang akan
dilakukan yaitu melipas kertas serbet dan gelas
e. Guru membimbing anak dalam melipat kertas serbet dan gelas
f. Guru memeriksa hasil kegiatan anak
C. Kegiatan Pengembangan III (penutup)
 Judul Kegiatan : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian: Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
21

LEMBAR REFLEKSI I
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : RATNA SARI DEWI TK/KB/TPA : TK Tunas Harapan


NIM : 835485325 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok

Reaksi anak terhadap proses pengembangan yang dilakukan dimana Anak


menyukai kegiatan yang dilakukan walaupun mereka merasa kesulitan dalam
melipat kertas serbet dan gelas, akan tetapi mereka terus berusaha. Secara
keseluruhan kelemahan dalam kegiatan pengembangan yang di lakukan dimana
Dalam membimbing anak melipat kertas serbet dan gelas anak duduk diskusi
sehingga anak agak kesulitan mengikuti instruksi yang saya berikan.
Secara keseluruhan kelebihan dalam pengembangan yang di lakukan
dimana alat peraga yang saya gunakan sangat menarik bagi anak. Hal-hal unik
yang di temui dalam kegiatan pengembangan terlihat semangat dan motivasi anak
untuk melipat kertas sesuai yang didemonstrasikan guru.
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan, maka yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya adalah membimbing
anak dengan posisi duduk dengan melingkar sehingga anak dapat melihat dengan
jelas apa yang saya instruksikan dan dalam memakai alat peraga akan saya
variasikan.
22

RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : II (Dua)
TemalSub Tema : Kebutuhanku/Pakaian
Kelompok : B
Tanggal : 15 s. d 20 Oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
melipat kertas melalui metode demonstrasi di TK Tunas
Harapan
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi Pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Tunas Harapan sebagai berikut:
a. Anak kurang semangat dalam melakukan kegiatan melipat karena lebih
rumit dan membutuhkan kesabaran
b. Kegiatan pengembangan motorik halus anak terasa agak memberatkan
bagi anak
c. Hasil karya anak tidak sesuai dengan harapan guru
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam melipat kertas melalui metode demonstrasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak masih kurang
perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kemampuan motorik halus anak dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak.
Perumusan Masalah:
Apakah dengan melipat kertas melalui metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui melipat kertas
melalui metode demonstrasi di TK Tunas Harapan Kota Solok Solok.
23

RPPH
SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
melipat kertas melalui metode demonstrasi
Siklus Ke : II
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan : Menyebutkan beberapa macam pakaian Pengelolaan
Kelas
1. Anak dibagi beberapa kelompok
2. Pengorganisasian anak posisi anak diubah sesuai dengan kelompok
masing-masing sambil berdiri
 Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru mengajak anak untuk duduk
2. Guru meniberikan arahan kepada anak
3. Guru mengajak untuk melakukan bersama
4. Guru meminta untuk memulai kegiatan tersebut
B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
 Judul kegiatan melipat kertas baju dan topi melalui metode demonstrasi
 Pengelolaan Kelas:
1. Guru meminta anak untuk duduk
2. Guru berdiri didepan kelas, sedangkan anak duduk
 Langkah- langkah Perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara melipat kertas melalui
metode demonstrasi
2. Guru meminta agar mendengar penjelasan dari guru
3. Guru meminta memulai kegiatan tersebut
C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
 Judul Kegiatn : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
24

1. Penataan ruang Posisi kursi dan meja seperti biasa


2. Pengoranisasian : Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
25

LEMBAR REFLEKSI 2
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : RATNA SARI DEWI TK/KB/TPA : TK Tunas Harapan


NIM : 835485325 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok
Reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan terlihat
bahwa sebagian besar anak memberikan respon yang baik pada kegiatan melipat
kertas tulisan baju dan topi.
Secara keseluruhan kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang
saya lakukan dimana Instruksi/perintah yang saya berikan kepada anak kurang
dipahami anak dengan baik secara seni maupun kreasinya.
Kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan yaitu selalu
memberikan bantuan kepada anak yang belum mampu menyusun melipat kertas
baju dan topi dengan baik dan rapi.
Hal-hal unik yang ditemui dalam kegiatan pengembangan terlihat bahwa
walaupun mereka kesusahan dalam melipat tetapi mereka ingin terus mencoba,
mereka tidak mau mengatakan bosan jika ditanya
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan, maka yang akan dilakukan
untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya adalah lebih
meningkatkan lagi cara dalam mengajar anak didik sampai mereka menguasai
sepenuhnya dapat melipat dengan menggunakan kertas origami agar semua anak
mengerti dan dapat mendengar dengan jelas.
26

B. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan penelitian pada
kondisi awal yang dilakukan terlebih dahulu dengan observasi tentang
kemampuan motorik halus anak dikelompok B di TK Tunas Harapan Kota
Solok dalam hal ini peneliti mengamati bahwa kemampuan motorik halus
anak masih sangat rendah, anak masih belum dapat mengenal berbagai
kegiatan dengan baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurang menariknya
media dan metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran
sehingga anak tidak tertarik untuk mengikutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa
kemampuan motorik halus pada anak di TK Tunas Harapan Kota Solok
sangat rendah. Hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan kegiatan
penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak TK Tunas Harapan melalui melipat kertas melalui metode
demonstrasi
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan I
dilakasanakan hari Kemampuan motorik halus 1 Oktober 2018.
Kegiatannya terdiri dari skenario perbaikan, RPPH perbaikan, serta
refleksi pelaksanan perbaikan dan keberhasilan maupun kegagalannya.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui melipat kertas melalui metode
demonstrasi
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Kemampuan motorik halus anak, 1 Oktober
2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak.
27

Dalam RPPH ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan


melipat kertas melalui metode demonstrasi yang bervariasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruang:
(1) Penataan wang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak. Dalam
RPPH ini anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kemampuan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masing-masing.
- Langkah perbaikan:
1. Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2. Guru mendemonstrasikan cara melipat serbet dan gelas
dengan menggunakan kertas origami
3. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana melipat kertas serbet
dan gelas
4. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara melipat kertas
melalui metode demonstrasi.
- Pengelolaan Kelas
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
28

 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan melipat kertas
serbet dan melipat kertas gelas serta menghubungkan cara
melipat serbet dan gelas menggunakan dengan
menggunakan kertas origami melalui metode demonstrasi
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Kemampuan motorik
halus 01 Oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak melakukan kegiatan menyhusun kata serbet dan gelas
b. Anak melakukan kegiatan melipat kertas serbet dan gelas
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui
melipat kertas melalui metode demonstrasi adalah kegiatan anak
belum meningkat sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat
akan tetapi ada beberapa anak belum mampu melipat serbet dan
gelas dengan rapi.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam melipat
kertas serbet dan gelas peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
Sebelum melanjutkan ke pertemuan kedua, terlebih dahulu
penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
29

peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan


kegiatan yang bervariasi pada anak
Pertemuan Kedua (II)
Pada awal pertemuan Kedua di siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa 2 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Memperagakan bentuk melipat serbet dan gelas
b. Melipat serbet dan gelas dengan menggunakan kertas origami
d. Meniru cara melipat Serbet dan gelas dengan menggunakan kertas
origami
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan kemampuan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam mengenal
seni melipat serbet dan gelas, menirukan seni melipat serbet dan
gelas dan mengkreasikan seni melipat serbet dan gelas, maka
peneliti melanjutkan kepertemuan ketiga.
Pertemuan Ketiga (III)
Pada pertemuan ketiga di siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
03 Oktober 2018
30

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam. berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
keyentuan yang diharapkan.
 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan hari
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar thpat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.
Pertemuan Keempat (IV)
Pada pertemuan ke empat siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 04 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik, merayap dan merangkak dengan variasi ke kursi
masing-masing
31

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir Berdo’a, nyanyi,
salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi
Pertemuan Kelima (V)
Pada pertemuan kelima siklus I dilaksanakan pada Jumat 5
oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Menyanyikan lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
32

 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak
melalui melipat kertas melalui metode demonstrasi sudah mulai
meningkat.
 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan kemampuan motorik halus anak dalam
melipat kertas melalui metode demonstrasi di TK Tunas Harapan
Kota Solok belum mencapai target yang ditentukan, maka peneliti
perlu melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II
3. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I masih ada beberapa hal
yang perlu dilakukan perbaikan, atas dasar itu peneliti akan melajutkan
pada siklus ke II.
Siklus II dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Selasa, 15 oktober sampai dengan hari
Kemampuan motorik halus 19 Oktober 2018 Kegiatannya terdiri dari
skenario, perbaikan, RKH perbaikan, serta refleksi pelaksanaan perbaikan.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui melipat kertas melalui metode
demonstrasi
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Kemampuan motorik halus anak, 15 Oktober
2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak.
33

Dalam RPPH ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan


melipat kertas melalui metode demonstrasi yang bervariasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruang:
(1) Penataan yang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada kemampuan motorik halus anak. Dalam
RPPH ini anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kemampuan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masing-masing.
- Langkah perbaikan:
1. Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara bagaimana
cara melipat kertas baju dan topi
3. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana melipat kertas yang
rumpang pada suku kata baju dan topi
4. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara
menghubungkan gambar dengan melipat kertas melalui
metode demonstrasi.
- Pengelolaan Kelas
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
34

 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan melipat kertas
baju dan topi dan melipat kertas baju dan topi serta
menghubungkan cara metode melipat kertas melalui
metode demonstrasi
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Kemampuan motorik
halus 15 Oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam
melipat kertas melalui metode demonstrasi adalah kegiatan anak
belum meningkat sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat
akan tetapi ada beberapa anak belum mampu melipat kertas baju
dan topi dengan seutuhnya.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam melipat
kertas baju dan topi peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
35

Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu


penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak
Pertemuan Kedua (II)
Pada awal pertemuan Kedua di siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa 16 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan Penutup (30 menit)
d. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
e. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
f. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan kemampuan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam mengenal
seni melipat baju dan topi, menirukan seni melipat baju dan topi
sesuai ukuran dan mengkreasikan seni melipat baju dan topi, maka
peneliti melanjutkan kepertemuan ketiga.
Pertemuan Ketiga (III)
Pada pertemuan ketiga di siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
17 Oktober 2018
36

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
d. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
e. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
f. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelaaran pada
pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
ketentuan yang diharapkan.
 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan hari
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar tapat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.
Pertemuan Keempat (IV)
Pada pertemuan ke empat siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 18 oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi do’a
b. Kegiatan Fisik, merayap dan merangkak dengan variasi ke kursi
masing-masing
37

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir Berdo’a, nyanyi,
salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi
Pertemuan Kelima (V)
Pada pertemuan kelima siklus I dilaksanakan pada Jumat 19
oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Menyanyikan lagu
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak mampu mengenal seni melipat serbet dan gelas
b. Anak mampu menirukan seni melipat serbet dan gelas
c. Anak mampu mengrekasikan seni melipat serbet dan gelas
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
38

 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak
melalui melipat kertas melalui metode demonstrasi sudah mulai
meningkat.
 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan kemampuan motorik halus anak melalui
melipat kertas melalui metode demonstrasi di TK Tunas Harapan
Kota Solok belum mencapai target yang ditentukan, maka peneliti
perlu melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II
C. Pembahasan dari Setiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Penelitian Siklus I ini dilaksanakan 5 (lima) kali pertemuaan,
Pertemuan pertama pada tanggal 01 Oktober 2018, pertemuan kedua pada
tanggal 02 Oktober 2018, pertemuan ketiga pada tanggal 03 Oktober
2018, pertemuan ke empat pada tanggal 04 Oktober 2018, pertemuan ke
lima 05 Oktober 2018, kemudian pada tanggal 08 Oktober 2018 peneliti
melakukan refleksi siklus I dan pada tanggal 09 Oktober 2018 peneliti
melakukan penyusunan rencana Siklus II
Tabel hasil penelitian Siklus I
Penilaian I Penilaian II Penilaian III Penilaian IV Penilaian V
No. Aspek yang diamati BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB
f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
1 Anak Mampu
mengenal seni melipat 12 55 6 27 4 18 10 45 7 32 5 23 7 32 9 41 6 27 5 23 10 45 7 32 3 14 10 45 9 41
kertas
2 Anak mampu
menirukan seni melipat 11 50 8 36 3 14 9 41 9 41 4 18 8 36 9 41 5 23 6 27 10 45 6 27 4 18 11 50 7 32
kertas
3 Anak mampu
mengkreasikan seni 13 59 7 32 2 9 11 50 8 36 3 14 9 41 8 36 5 23 7 32 9 41 6 27 4 18 10 45 8 36
melipat kertas

a. Pertemuan pertama pada 01 Oktober 2018; peneliti melakukan


kegiatan demonstrasi seni melipat kertas. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mengenalkan seni melipat kertas, menirukan seni melipat
kertas, mengkreasikan seni melipat kertas. Dan selanjutnya anak dapat
mengkreasikan seni melipat dibawah bimbingan guru. Semua peristiwa
39

tersebut diamati oleh peneliti yang dibantu oleh teman sejawat


(Obsever) untuk mengambil data dan dokumentasi. Melihat hasil dan
kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi, yang mampu
mengenal seni melipat kertas, 4 orang Berkembang Sangat Baik, 6
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 12 orang yang Belum
Berkembang, yang mampu menirukan seni melipat kertas, 3 orang
Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
11 orang yang Belum Berkembang, yang mampu mengkreasikan seni
melipat keras, 2 orang Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 13 orang yang Belum Berkembang.
b. Pada pertemuan ke dua pada tangga 02 Oktober 2018 anak melakukan
kegiatan mengkreasikan seni melipat Serbet dan gelas dengan langkah-
langkah yang sama dengan pertemuan satu. Yang mampu mengenal
seni melipat kertas, 5 orang Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 10 orang yang Belum Berkembang, yang
mampu menirukan seni melipat kertas, 4 orang Berkembang Sangat
Baik, 9 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 9 orang yang Belum
Berkembang, yang mampu mengkreasikan seni melipat keras, 3 orang
Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
11 orang yang Belum Berkembang.
c. Pada pertemuan ketiga pada tanggal 03 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi kata
awalan yang sama, Melihat hasil dari kegiatan melipat kertas
berawalan yang sama dengan menggunakan kertas origami. Yang
mampu mengenal seni melipat kertas, 6 orang Berkembang Sangat
Baik, 9 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 7 orang yang Belum
Berkembang, Yang mampu menirukan seni melipat kertas, 5 orang
Berkembang Sangat Baik, 9 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
8 orang yang Belum Berkembang,Yang mampu mengkreasikan seni
meliptat kertas, 5 orang Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan , 9 orang yang Belum Berkembang.
40

d. Pada pertemuan ke empat anak Dapat Melipat kertas melalui metode


demonstrasi pada Serbet dan gelas pada tanggal 04 Oktober 2018,
peneliti mendemonstrasikan seni melipat kertas Serbet dan gelas,
dengan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sama dengan pertama,
kedua dan ketiga. Sedangkan hasil penelitian dari kemampuan motorik
halus anak untuk indikator mengkreasikan seni melipat serbet dan
gelas Melihat hasil dari kegiatan melipat kertas melalui metode
demonstrasi serbet dan gelas dengan menggunakan kertas origami,
Yang mampu mengenal seni melipat kertas, 7 orang Berkembang
Sangat Baik, 10 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 5 orang
yang Belum Berkembang, Yang mampu menirukan seni melipat
kertas, 6 orang Berkembang Sangat Baik, 10 Orang yang Berkembang
Sesuai Harapan, 6 orang yang Belum Berkembang. Yang mampu
mengkreasikan seni melipat kertas, 6 orang Berkembang Sangat Baik,
9 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 7 orang yang Belum
Berkembang.
e. Pertemuan kelima ini dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2018,
kegiatan yang dilakukan adalah mengkreasikan seni melipat Serbet dan
gelas dengan cara mengkreasikan seni melipat keras Serbet dan gelas.
Melihat hasil dan kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi
Serbet dan gelas dengan menggunakan kertas origami, Yang mampu
mengenal seni melipat kertas 9 orang Berkembang Sangat Baik, 10
Orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 3 orang yang Belum
Berkembang. Yang mampu menirukan seni melipat kertas, 7 Orang
Berkembang Sangat Baik, 11 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
4 orang yang Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan seni
melipat keras, 8 orang Berkembang Sangat Baik, 10 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 4 orang yang Belum Berkembang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut:
41

Grafik. 1 Peningkatan Kemampuan motorik halus Anak pada Siklus I

Dan hasil penelitian Siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan


melipat kertas melalui metode demonstrasi dengan berbagai cara,
secara umum mengalami peningkatan pada setiap kali pertemuan.
Namun semua itu belum sesuai dengan yang peneliti harapkan maka
dilakukan penelitian lanjutan pada Siklus II.
2. Deskripsi Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan 5 kali pertemuan. Pertemuan
pertama pada tanggal 15 Oktober 2018, pertemuan kedua pada tanggal 16
Oktober2018, pertemuan ketiga tanggal 17 Oktober 2018, pertemuan
keempat tanggal 18 Oktober 2018 dan pertemuan kelima tanggal 19
Oktober 2018. Peneliti langsung melakukan refleksi sildus II.
Penelitian pada Siklus II secara umum sama dengan pelaksanaan
pada Siklus I. Objek pengamatanya adalah beberapa kegiatan anak dalam
proses pembelajaran kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi
dengan menggunakan kertas origami. Untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak peneliti mengadakan kegiatan melipat kertas melalui
metode demonstrasi yang berbeda dan siklus I, dengan menggunakan
kertas origami untuk melakukan kegiatan tersebut. Adapun maksud dan
perbedaan metode itu untuk membuat menjadi senang dan meransang
minat anak sehingga anak lebih bersemangat dan memperkaya rasa ingin
tahu anak. Sedangkan aspek penilaian pada silkus II sama dengan Siklus I
yaitu, mengenal, meyebutkan dan menuliskan huruf .
Dari hasil pengamatan/observasi yang dilakukan pada Siklus II
(selama 5 kali pertemuan) dapat dilihat hasil obsevasi pada tabel 3 berikut:
42

Tabel 3. Hasil Penelitian Siklus II


Penilaian I Penilaian II Penilaian III Penilaian IV Penilaian V
No. Aspek yang diamati BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB BB BSH BSB
f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f % f %
1 Anak Mampu
mengenal seni melipat 2 9 9 41 11 50 0 0 10 45 12 55 0 0 8 36 14 64 0 0 6 27 16 73 0 0 3 14 19 86
kertas
2 Anak mampu
menirukan seni melipat 3 14 10 45 9 41 1 5 10 45 11 50 1 5 8 36 13 59 0 0 7 32 15 68 0 0 5 23 17 77
kertas
3 Anak mampu
mengkreasikan seni 2 9 10 45 10 45 0 0 11 50 11 50 0 0 10 45 12 55 0 0 8 36 14 64 0 0 4 18 18 82
melipat kertas

a. Pertemuan I: Melengkapi pengenalan seni melipat kertas dengan


menggunakan kertas origami
Pertemuan I pada tanggal 15 Oktober 2018, peneliti
mengenalkan seni melipat Serbet dan gelas dengan menggunakan
kertas origami dan Kebutuhanku Baju dan topi dengan melakukan
kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi yaitu Yang
mampu mengenal seni melipat kertas, 11 orang Berkembang Sangat
Baik, 9 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 2 yang Belum
Berkembang. Yang mampu menirukan seni melipat kertas 9 orang
Berkembang Sangat Baik, 10 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
3 yang Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan seni melipat
keras 10 orang Berkembang Sangat Baik, 10 rang yang Berkembang
Sesuai Harapan, 2 orang yang Belum Berkembang.
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua pada tanggal 16 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi dengan
teknik menirukan dan mengkreasikan seni melipat secara individu.
Hal ini dapat dilihat bahwa: Yang mampu mengenal seni melipat
kertas, 12 orang Berkembang Sangat Baik,106 orang yang
Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Yang
mampu menirukan seni melipat kertas 11 orang Berkembang Sangat
Baik, 10 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 orang yang
Belum Berkembang. Yang mampu mengkreasikan seni melipat keras,
11 orang Berkembang Sangat Baik, 11 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 0 orang yang Belum Berkembang.
43

c. Pertemuan III :
Pada pertemuan III tanggal 17 Oktober 2018 peneliti
melakukan kegiatan, mendemonstrasikan seni melipat kertas baju dan
topi secara berkelompok dimana terlihat perkembangan anak dalam
melipat yaitu Yang mampu mengenal seni melipat kertas, 14 orang
Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 yang Belum Berkembang. Yang mampu menirukan seni melipat
kertas, 13 orang Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang Berkembang
Sesuai Harapan, 1 orang yang Belum Berkembang.Yang mampu
mengkresikan seni melipat kertas, 12 Orang Berkembang Sangat Baik,
10 Orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum
Berkembang.
d. Pertemuan IV
Pertemuan ke IV pada tanggal 18 Oktober 2018, peneliti
melakukan melipat kertas melalui metode demonstrasi dengan
mengkresikan seni melipat kertas secara individu dan kelompok. Yang
mampu mengenal seni melipat kertas, 16 orang Berkembang Sangat
Baik, 6 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 orang yang Belum
Berkembang.Yang mampu menirukan seni melipat kertas, 15 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 yang Belum Berkembang.Yang mampu mengkresikan seni melipat
kertas, 14 orang Berkembang Sangat Baik, 8 orang yang Berkembang
Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang.
e. Pertemuan V
Petemuan ke V ini dilakukan 19 Oktober 2018, kegiatan
melipat kertas melalui metode demonstrasi yang dilakukan adalah
dengan menirukan seni melipat kertas (Baju dan topi) dan
mengkresikan seni melipat Baju dan topi dengan menggunakan kertas
origami. Dikegiatan inti lain melipat kertas melalui metode
demonstrasi.
Melihat hasil dan kegiatan menyebutkan dengan hasil Yang
mampu mengenal seni melipat kertas, 19 orang Berkembang Sangat
44

Baik, 3 orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 yang Belum


Berkembang.Yang mampu menirukan seni melipat kertas, 18 orang
Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang Berkembang Sesuai Harapan,
0 yang Belum Berkembang, yang mampu mengkresikan seni melipat
kertas, 18 orang Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang Berkembang
Sesuai Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dari grafi berikut:

Grafik 2. Peningkatan Kemampuan motorik halus Anak pada Siklus II

Dari hasil penelitian Siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan


melipat kertas melalui metode demonstrasi dengan berbagai cara
dengan beberapa teknik permainan secara umum mengalami
peningkatan terutama pada pertemuan III ke V pada kemampuan seni
melipat kertas dengan baik.
Kemampuan motorik halus anak anak TK Tunas Harapan Kota
Solok melalui hasil gambaran tabel Siklus I dan Siklus II setiap kali
pertemuan ada peningkatan dengan kegiatan melipat kertas melalui
metode demonstrasi. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan melipat
kertas melalui metode demonstrasi sangat membantu dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Untuk lebih jelasnya
peneliti ini maka dapat dilihat gambaran kemampuan motorik halus
yang Berkembang Sangat Baik (BSH).
Dari pengelolan data tentang basil oservasi mengenai pengembangan
Lingustik anak melalui melipat kertas melalui metode demonstrasi pada TK Tunas
Harapan Kota Solok, dapat dilihat hasil peningkatan tingkat kemampuan motorik
halus anak. Hal ini disebabkan oleh kiat-kiat yang dilakukan peneliti dalam
45

melipat kertas melalui metode demonstrasi yang berbeda pada tiap siklusnya.
Diantaranya dengan metode yang lebih bervariasi dan lebih komplek. Semua ini
karena kreasi dan apresiasi serta penjelasan mamfaat kegiatan yang membuat anak
lebih mengerti dan menyukai kegiatan ini.
Hal ini dapat dilihat pada penilaian kemampuan anak yang Berkembang
Sangat Baik pada aspek melipat kertas melalui metode demonstrasi pada aspek
mengenal seni melipat kertas pada pertemuan I hasilnya 50%, pertemuai II hasil
55%, pertemuan III hasilnya 64%, pertemuan IV hasilnya +73%, pertemuan V
hasilnya 86%. Adapun pada aspek menirukan seni melipat kertas pertemuan I
hasilnya 41%, pertemuan II hasil 50%, pertemuan III hasilnya 59%, pertemuan IV
hasilnya 68%, pertemuan V hasilnya 82%. Sedangkan untuk mampu
mengkreasikan seni melipat kertas melalui metode demonstrasi pertemuan I
hasilnya 45%, pertemuan II hasil 50%, pertemuan III hasilnya 55%, pertemuan IV
hasilnya 64%, pertemuan V hasilnya 82%.
Peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan melipat
kertas melalui metode demonstrasi yang dilakukan dengan berbagai cara pada
Siklus II. peneliti merasa telah sesuai dengan peneliti harapkan, pada aspek
penilaian (pengenalan, menirukan, dan menirukan seni melipat kertas)
Alhamdulilah secara umum mengalami peningkatan seperti dapat dilihat pada
pertemuan kelima, dari aspek yang di nilai semuanya mencapai rata rata 80%.
Kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi melalui tema
Kebutuhanku, dengan seni melipat “Serbet dan gelas”, dan Tema Kebutuhanku
“Baju dan topi” dengan menggunakan kertas origami merupakan kegiatan yang
diberikan untuk mematangkan kemampuan motorik halus anak, melatih
konsentrasi, melatih kesabaran dan melatih emosional anak, sehingga mereka bisa
belajar mengendalikan emosi dan kesabaran agar lebih tenang dan mampu
berkonsentrasidan itu terbukti dan hasil penelitian tindakan kelas diatas.
Kegiatan melipat kertas yang diberikan mampu mematangkan kemampuan
motorik halus, emosional dan mengembangkan kreatifitas anak, Kegiatan ini
dapat meningkatkan peluang bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya
dengan ikut serta menentukan dalam melipat kertas melalui metode demonstrasi
tersebut.
46

BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
1. Gambaran peningkatan kemampuan motorik halus anak TK Tunas
Harapan Kota Solok melalui kegiatan melipat kertas melalui metode
demonstrasi pada siklus I, belum signifikan, baru mencapai hasil rata 40%,
hal ini disebabkan kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi,
kurang disukai anak karena cara pengenalan masih kurang begitu menarik
bagi anak-anak, variasi seni melipat yang digunakan masih kurang
bervariasi.
2. Kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi pada siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan, ini dapat dilihat dan hasil
pertemuan kelima, anak Berkembang Sangat Baik mencapai 80% hal ini
disebabkan karena melipat kertas melalui metode demonstrasi mulai
disenangi, pemahaman yang diberikan sudah mulai bervariasi sehingga
dapat menarik perhatian dan minat anak-anak.
3. Kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi merupakan kegiatan
yang imajintif dan sangat baik dalam menggali dan mengembangkan
kemampuan anak, khususnya kemampuan motorik halus anak di TK
Tunas Harapan Kota Solok.
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Pendidikan
Melihat begitu besar peningkatan kretifitas seni anak dengan
menggunakan teknik melipat kertas maka hendaknya pendidik lebih sering
mengenalkan dan memberikan kegiatan tersebut. ini bertujuan agar
perkembangan kreatifitas seni, motorik halus, dan kognitif anak dapat
berkembang lebih optimal.
2. Orang tua
Orang tua dapat membantu meningkatkan kreatifitas anak melalui
kegiatan seni melipat dirumah.

46
47

3. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada upaya kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan melipat kertas melalui metode demonstrasi saja. Masih masih
banyak faktor serta indikator lain yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak dan diharapkan pada
peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan variasi dan indikator lain
dalam pengembangan kemampuan motorik halus anak-anak TK
selanjutnya.
48

DAFTAR PUSTAKA

Gunarti, Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan


Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musfiroh, Tadkiroatum. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Pamadhi, hajar & Evan Sukardi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sujiono, Bambang, dkk. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Tim PKP PG-PAUD. 2009. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai