Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI


KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK A
DI TK. DEWI MASYITHOH 35 UMBULSARI

Disusun oleh

NAMA : NUR AFIFAH


NIM : 858955852
JURUSAN : S1 PG – PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP )


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT JEMBER TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usia 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai
masa keemasan karena masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang
berkembang cepat. Pada usia Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemampuan anak
akan sangat terlihat pula. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan
pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan
motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai
gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.
Menurut Yuliani (2011:6) Pendidikan Anak Usia Dini meupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan
dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,dan kecerdasan spiritual),
sosio-emosional (sikap perilaku dan agama), bahasa, dan komunikasi sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Lingkup perkembangan di TK terdapat lima bidang pengembangan. Salah satunya
adalah kemampuan motorik yang mencakup dua lingkup perkembangan, yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Motorik halus bagi anak usia dini merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi perkembangan anak. Anak membutuhkan belajar menggunakan
tangan dengan baik untuk keterampilan hidup, seperti makan dan memakai pakaian
sendiri. Mereka belajar mengkoordinasikan mata dan gerakan tangan. Selain itu motorik
halus anak berpengaruh pada kesiapan anak dalam menulis yaitu untuk masuk kejenjang
yang lebih tinggi lagi.
Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran anak kelompok A di TK DEWI
MASYITHOH 35 UMBULSARI dengan jumlah 17 anak,yang terdiri dari 10 anak
perempuan dan 7 anak laki-laki. Peneliti mendapat data bahwa kemampuan anak dalam
pengembangan motorik halus yang masih rendah.. Saat diberi kegiatan yang berkaitan
dengan motorik halus anak sering meminta bantuan guru untuk menyelesaikannya dan
mengeluh capek atau tidak bersemangat dalam mengerjakan. Bila anak mengerjakan
sendiri, hasil karya anak yang kurang optimal. Ini terlihat dari hasil karya pada saat
mengerjakan kegiatan tersebut. Selama ini guru lebih sering mengembangkan motorik
halus anak dalam mewarnai, menggambar, melipat dan menulis. Kegiatan motorik halus
lain seperti kolase jarang diberika sehingga anak mudah merasa bosan dalam
pembelajaran. Sehingga perlunya ada perbaikan dalam pengembangan kemampuan
motorik halus anak agar capaian perkembangan dapat berkembang dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin membuat penelitian dengan judul,
“Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak
Kelompok A di TK Dewi Masyithoh 35 Umbulsari “
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya suatu
rumusan masalah yang akan memberikan arah penelitian. Adapun rumusan yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Meningkatkan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Kolase pada anak kelompok A di TK. Dewi
Masyithoh 35 Umbulsari?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase di TK. Dewi
Masyithoh 35 Umbulsari kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember pada kelompok
A.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Bagi anak
- Meningkatkan semangat belajar peserta didik.
- Membantu meningkatkan kemampuan motorik dengan kegiatan kolase.
b. Manfaat Bagi guru
- Mampu memperbaiki pembelajaran
- Membantu guru mengembangkan, menstimulasi dan meningkatkan
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase.
- Menambah pengetahuan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan kolase yang lebih
menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang lebih baik.
c. Manfaat Bagi peneliti
Hasil penelituan ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan motorik
halus.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus


Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri
sendiri (Mohammad Zain dalam Milman Yusdi (2010:10). Kemampuan berasal dari kata
mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan
berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989: 552-553).
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian
penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup
pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Gerakan motorik halus menurut pendapat Susanto (2011: 164), merupakan
gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan
dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini tidak banyak memerlukan tenaga,
namun hanya memerlukankoordinasi mata dan tangan yang cermat.
Adapun cara mengembangkan kemampuan motorik halus di TK adalah sebagai
berikut ( Wardani, Asmawulan; 2011:48 ) : (1) Memberi kesempatan belajar anak untuk
mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tidak mengalami keterlambatan
perkembangan, (2) Memberi kesempatan mencoba seluas luasnya, agar ia bisa menguasai
kemampuan motoriknya, (3) Memberikan contoh yang baik karena mempelajari dan
mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara meniru, (4) Memberikan bimbingan
karena meniru tanpa bimbingan tak akan mendapatkan hasil optimal.
Semakin banyak gerakan yang dilakukan anak, maka semakin banyak pula
koordinasi yang diperlukan anak, setiap gerakan yang dilakukan anak akan melibatkan
koordinasi tangan dan mata. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan banyak kegiatan yang
menunjang kemampuan koordinasi tangan dan mata serta, yang tentunya dirancang dengan
baik sesuai dengan usia perkembangan anak. (Depdiknas, 2007: 10).
B. Hakikat Kolase
Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan)
dengan menempelkan bahan-bahan tertentu (Sumanto, 2005: 93). Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu)yang
ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2001,580). Dari definisi tersebut dapat diuraikan
pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang
bernacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang
akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis
orang yang membuatnya, sehingga dapat dikatakan bahwa bahan apapun yng dapat dirangkum
sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi, dapat digolongkan atau dijadikan bahan kolase.
Salah satu contoh karya kolase untuk anak usia dini adalah sebuah gambar yang sudah
disediakan oleh guru seperti gambar buah/sayur kemudian ditempeli sobekan kertas yang
disesuaikan dengan bentuk gambar. Kegiatan bermain yang diberikan oleh seorang pendidik
merupakan bentuk tugas pencermatan terhadap media dan bentuk pada lingkungannya yang
hasilnya diungkapkan melalui berkarya seni. Agar kegiatan bermain anak memiliki makna dalam
hubungannya dengan kolase maka pendidik perlu memiliki kreativitas dan berinovasi mencari
bahan dan alat yang sesuai dengan perkembangan anak.
Untuk memotivasi anak dalam berkarya seni kolase pendidik harus mengembangkan dan
memodifikasi baik bahan maupun alatnya sehingga dapat ditemukan hal-hal yang baru dalam
menghasilkan karya kolase manual yang tepat digunakan sebagai meteri kegiatan. Kegiatan kolase
untuk Anak Usia Dini tetap menggunakan prinsip dasar ilmu kolase. M.Saleh Kasim(1981:10).

C.Bahan-bahan Yang Perlu Digunakan Dalam Membuat Kolase


Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase seperti : biji-bijian,
daun,kapas, ampas kelapa.

 Biji-bijian
Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Biji-bijian (jagung,
kacang hijau, kacang merah, kedelai) ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu supaya
teksturnya tidak berubah.
 Daun
Daun memiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun, sebelum
digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya mudah untuk di tempel ke pola
yang sudah disiapkan.
 Kertas Origami
 Kapas
Selain bahan diatas,banyak sekarang ini bahan alam bisa dimanfaatkan untuk
dijadikan suatu hasil karya seni misalnya dari tumbuh-tumbuhan seperti: ranting, akar, daun,
batang, buah, kulit batang dan lain-lainnya, baik yang masih basah atau yang sudah kering.
Jika diperhatikan selain mudah didapatkan baik dari alam luas juga bisa didapat dari
lingkungan sekitar rumah.
C. Manfaat Kolase
Mayesky (2011 : 2) mengemukakan bahwa kolase dapat mengembangkan motorik
halus, koordinasi tangan dan mata, mengembangkan kreativitas, mengeksplorasi kegunaan
baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola,
penempatan, ukuran dan bentuk.
Ada 9 manfaat dari kolase yang dikemukakan oleh Luchantiq pada artikelnya :1)
Melatih Motorik Halus 2) Meningkatkan Kreativitas 3) Melatih Konsentrasi 4) Mengenal
Warna 5) Mengenal Bentuk 6) Melatih Memecahkan Masalah 7) Mengasah Kecerdasan
Spasial 8) Melatih Ketekunan 9) Meningkatkan Kepercayaan
Diri.(keluargasehat.wordpress.2010:01)
Dapat disimpulkan kolase memiliki berbagai manfaat yang bagus bagi anak seperti
melatih motorik halus, mengembangkan kreativitas, melatih kosentrasi , mengenal konsep
warna, pola dan bentuk, melatih ketekunan dan kepercayaan diri.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Subjek penelitian
a. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di TK Dewi Masyitoh 35 Kecamatan Umbulsari
Kabupaten Jember propinsi Jawa Timur. Alasan dipilihnya TK Dewi Masyitoh 35
sebagai tempat penelitian karena aktivitas peneliti sehari – hari sebagai tenaga
pendidik di sekolah tersebut.
b. Waktu
Penelitian akan dilakukan pada sesi pembelajaran , pukul 07.30 – 10.00WIB
c. Kelas
Kelompok yang diteliti adalah kelompok A TK Dewi Masyitoh 35 Tahun
Pelajaran 2023 – 2024 dengan jumlah murid 17 anak, dengan 8 anak perempuan dan
9 anak laki – laki.
d.Tema
Kegiatan penelitian ini menggunakan tema “ Binatang “ dengan Sub Tema “
kupu-kupu”.
e. Karakteristik siswa
Kemampuan anak dalam keterampilan kolase masih rendah. belum dapat
mengerjakan kolase dengan rapi.

2.Deskripsi Tiap Siklus


Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
dua siklus. Apabila pada siklus pertama hasil belajar anak tergolong tuntas secara
keseluruhan maka siklus dihentikan, tetapi apabila belum tuntas maka dapat
dilanjutkan pada siklus kedua.
1.Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini meliputi:
a. menyusun Rencana Pelaksanaan RKH
b. menyiapkan media gambar kupu-kupu dan daun kering;
c. mempersiapkan lembar-lembar observasi kegiatan guru dan anak serta tes yang
akan digunakan;
d. Menyusun pedoman observasi dan wawancara.

2.Tindakan Pelaksanaan PTK

a. Tahap Awal Kegiatan :


- Menciptakan kesiapan belajar anak.
- Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
- Memberikan pemahaman kepada anak tentang tujuan yang akan dicapai.
- Menentukan tugas – tugas yang akan dikerjakan olek anak.
b. Tahap Inti Kegiatan :
- Mengajak anak untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ( sesuai dengan
RKH yang telah dibuat ).
c. Tahap Akhir Kegiatan :
- Memamerkan hasil karya anak.
- Memberikan umpan balik pada hasil karya anak.
- Melaksanakan penilaian hasil pembelajaran.
- Membahas strategi pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan mendatang
untuk memotivasi kesiapan anak dalam pembelajaran berikutnya.
- Menutup kegiatan pembelajaran.
3.Refleksi
Refleksi dilakukan sesaat setelah siklus 1 selesai dilaksanakan. Hasil refleksi dianálisis
dengan merenungkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan muculnya
sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta:


Rinekacipta.

Montolalu. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: UT

Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). 2012. Modul


Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Surabaya : UNESA

Rini Hidayani. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: UT

Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan . Jakarta:


Kencana.

Sujiono Bambang. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: UT

Sukmadinata, Syaodih S. 2011. Pengembangan Kurikulum. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai