ABSTRAK
Khasanah, Kh. 2021. Implementasi kegiatan kolase dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar dengan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Anak Di Kelompok A Tk Masyithoh 78
krian Kabupaten Pasuruan. PKP. Program Studi S1 PGPAUD.
UPBJJ-UT MALANG. Pokjar Bangil. Tutor: Arief Rahman Hakim,
M. Pd.
Kata Kunci : Motorik Halus, Kegiatan Kolase , Media bahan lingkungan sekitar
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada
kegiatan kolase melalui media bahan lingkungan sekitar pada anak kelompok A di TK
Masyithoh 78 Krian. Kemampuan motorik halus yang ditingkatkan adalah kegiatan kolase.
Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan dalam kemampuan motorik halus
pada kelompok A.
Prosedur penelitian ini berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap
meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan
data melalui observasi dan tes.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa peningkatan kemampuan motorik halus
kegiatan kolase melalui media bahan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut pada siklus I
mencapai prosentase rata-rata hasil 66 %, sedangkan pada siklus II mencapai prosentase 79
%. Sehingga pada siklus II dinyatakan berhasil karena sudah mencapai ketuntasan sebesar
75%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan fisik motoik dalam kegiatan kolase di kelompok A dan guru TK Masyithoh 78
Krian.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
3
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
karena mereka tahu pasti apa kelebihan dan kekurangan mereka dalam kegiatan
belajar.
3. Manfaat bagi sekolah
Manfaat PKP bagi sekolah adalah untuk membantu sekolah agar dapat berkembang
lebih pesat dikarenakan semakin meningkatkanya profesionalitas guru dan
meningkatnya mutu pembelajaran. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai
sumber masukan bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sehingga dapat
membantu tercapainya tujuan sekolah yaitu menghasilkan lulusan yang siap
memasuki pendidikan yang selanjutnya.
1. Pengertian Kemampuan
5
Berdasarkan dari pernyataanpernyataan di atas, pembelajaran motorik
halus merupakan proses pembelajaran yang berhubungan dengan praktik dan
pengalaman yang melibatkan otototot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
Keterampilan motorik halus anak yang berkembang dengan baik membuat anak
dapat berkreasi, seperti memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
menulis dengan huruf dan bentuk tulisan yang benar, membuat garis lurus, melipat
kertas, menggambar, menyusun balok, dan bermain puzzle.
Kecerdasan motorik halus setiap siswa di sekolah tentu tidak sama, bai
dari segi kekuatan maupun ketepatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh pembawaan
dan stimulasi yang diperolehnya. Sebenarnya, ada banyak hal yang mempengaruhi
kecerdasan motorik seorang siswa. Tidak hanya suasana dan lingkungan belajar di
sekolah, tetapi juga kondisi lingkungan dan keluarga sangat berpengaruh terhadap
kecerdasan motorik halus.
B. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak
Tujuan pengembangan motorik halus anak di usia 4 sampai 6 tahun adalah anak :
a. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menggambar, menulis, memanipulasi benda-benda.
Secara khusus, tujuan perkembangan motorik halus anak usia taman kanak-
kanak ( 6 tahun) adalah agar anak dapat menunjukkan keterampilan motorik tangan-
kaki, koordinasi mata-tangan untuk mempersiapkan diri agar terbiasa menulis.
Sementara itu, fungsi perkembangan motorik halus adalah untuk mendukung
aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, fisik, motorik dan sosial karena semua
perkembangan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan.
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan suatu pelajaran
dengan cara menyajikan dan memperagakan kepada siswa suatu proses, situasi atau
6
objek tertentu yang sedang dipelajari dalam bentuk kenyataan atau tiruan yang
disajikan oleh guru atau sumber belajar lain yang termasuk atau ada di dalam mata
pelajaran tersebut. diskusi harus dibuktikan. (Santoso, 2008: 61). Metode
demonstrasi adalah strategi yang berkembang dengan menawarkan pengalaman
belajar melalui tindakan melihat dan mendengar, diikuti dengan tiruan dari
pekerjaan yang dilakukan (Gunarti, dkk, 2010: 9.3).
Pandangan lain bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan menyajikan unsur, fakta, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun dengan bantuan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan mata
pelajaran atau dengan materi yang disajikan (Rahyubi, 2012:239).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah suatu metode pengajaran dengan memperagakan suatu benda yang sudah
terbukti untuk membantu anak belajar lebih mudah.
2. Manfaat Metode Demonstrasi
7
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk
membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan
pembelajaran, media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik
kepada peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Media Bahan Lingkungan Sekitar
Media bahan alami adalah segala sesuatu di lingkungan kita yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran. Media ini sangat murah tetapi dapat
digunakan secara efektif dan efisien untuk pembelajaran Yukananda (2012: 5).
Bahan/media alam adalah yang diperoleh langsung dari alam.
Pendukung bahan alam dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Bahan alam
yang dapat digunakan sebagai substrat adalah batu, kayu dan ranting, biji, daun,
pelepah, bambu, dll.
E. Kegiatan Kolase
1. Pengertian Kolase
Kolase berasal dari bahasa Perancis Physical Motor, lebih tepatnya
“Coller” artinya lem/lem, dapat kita katakan bahwa kolase adalah suatu teknik
yang terdiri dari merekatkan elemen-elemen yang berbeda (bisa berupa kain,
kertas, kayu, ...) dalam kerangka yang sama. menghasilkan karya seni yang unik.
Baru. Secara umum, kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek menjadi
satu. Bukan hanya asal-asalan, tetapi objeknya harus bisa menceritakan sebuah
cerita untuk membuat kesan tertentu.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Pada awal
abad ke-20, seniman sering menambahkan (menempelkan) elemen yang berbeda
pada lukisan mereka seperti potongan kain, kayu atau koran, tetapi ada perbedaan
yang sangat penting antara kolase dan lukisan. . Kolase adalah gambar yang terbuat
dari potongan kertas atau bahan lain yang direkatkan ke atasnya.
Hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media kolase
merupakan alat untuk menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan kolase agar
lebih mudah dipahami oleh siswa.
8
2. Kelebihan Kolase
Adapun kelebihan melalakukan kegiatan kolase diantaranya adalah:
melatih konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk.
a. Melatih Konsentrasi
Kegiatan menempel ini membutuhkan konsentrasi serta koordinasi mata dan
tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Mengenal Warna
Kolase terdiri dari berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau, putih dan lain-
lain, anak dapat belajar mengenal warna melalui kegiatan kolase.
c. Mengenal Bentuk
Selain warna, beragam bentuk pada kolase bermacam- macam seperti bentuk
geometri, hewan, tumbuhan, biji-bijian dan lain sebagainya. Dengan kegiatan
seperti ini anak akan lebih mudah dalam mengenal bentuk.
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase
dapat digunakan untuk meningkatkan motorik halus peserta didik.
3. Bahan-bahan yang Perlu digunakan dalam Membuat Kolase
Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase
seperti: biji-bijian, daun, kapas, ampas kelapa.
a. Biji-bijian
Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Biji-bijian
(jagung, kacang hijau, kacang merah, kedelai) ini hendaknya dikeringkan
terlebih dahulu supaya teksturnya tidak berubah.
b. Daun
Daun meimiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun
pisang, sebelum digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya
mudah untuk di tempel ke pola yang sudah disiapkan.
c. Kapas
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi beberapa jenis biji, sebelum kapas
digunakan untuk pembelajaran kapas-kapas tersebut dibentuk menjadi lingkaran
supaya anak mudah untuk menempelkan.
d. Ampas Kelapa
Ampas kelap adalah sisa dari kelapa yang sudah diampil santannya,
menggunakan ampas kelapa ini sebelumya di keringkan terlebih dahulu supaya
9
tidak berbau dan mudah untuk ditempel.
4. Langkah-langkah Pembuatan Kolase
1. Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilakukan di TK MASYITHOH 78. TK MASYITHOH 78 terletak di
Dsn Krian RT 02 RW 10 Ds Pekoren Kecamatan Rembang Pasuruan.
2. Waktu Pelaksanaan :
Penelitian dilaksanakan pada kelompok A yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari
10 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, pada kelompok ini rata- rata usianya
10
rentang 4-5 tahun.
5. Karakteristik anak :
Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, baik dari segi fisik, mental
maupun intelegensinya, oleh karena itu guru dan peneliti harus bisa memahami
karakter dari masing-masing anak. Karakter anak didik TK MASYITHOH 78 Krian
dalam kemampuan kolase yaitu anak kesulitan dalam kegiatan menyusun kata,
kesulitan dalam menyebutkan huruf dan sebagainya.
1. Perencanaan
Siklus 1
4. Refleksi-1 3. Obsevasi-1
Siklus 2
8. Refleksi-2 7. Obsevasi-2
Siklus Selanjutnya
11
Prosedur pelaksanaan penelitian ini mengacu pada pola gambar 3.1.
Adapun prosedur tersebut, yaitu:
1. Perencanaan
Rencana kegiatan
RPPH Ke Pembukaan Inti Penutup
I Mengupas Terong Kolase gambar Terong Menyebutkan
menggunakan kulit huruf-huruf pada
Terong kata Terong
II Menyebutkan ciri- Kolase gambar Wortel Menyebutkan
ciri Wortel menggunakan kulit huruf-huruf pada
Wortel kata Wortel
III Mengelompokkan Kolase gambar Kentang Menyebutkan
Kentang sesuai menggunakan kulit huruf-huruf pada
Ukuran Kentang kata Kentang
12
Adapun perencanaan kegiatan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.2
13
2. Pelaksanaan
Siklus I
Adapun rencana pada kegiatan inti untuk satu siklus (25-29 Oktober
2021) sebagai berikut :
RPPH I : Memotong terong membentuk lingkaran, Membuat sate terong, Kolase
gambar terong, Menggunting gambar terong.
RPPH II : Membedakan sayur Wortel yang besar dan yang kecil, Mencuci sayur
wortel, Menyebutkan rasa sayur wotel, Kolase gambar wortel.
RPPH III : Menyusun huruf kata “K E N T A N G”, Mengelompokkan Kentang
sesuai Ukuran, Mengenal bagian Kentang, Kolase gambar Kentang.
14
RPPH IV : Kolase gambar daun Kelor menggunakan Daun Kelor, Bermain kartu
huruf dari kata "Kelor", Memilah-milah daun kelor, Mengurutkan kelor
mulai yang terbesar ke yang terkecil.
RPPH V : Membedakan tekstur daun Bayam dan daun Kelor, Menggunting kertas
menjadi bentuk kecil, Kolase gambar Bayam, Menghitung jumlah daun
Bayam.
Siklus II
Adapun rencana pada kegiatan inti untuk satu siklus (1-5 November
2021) sebagai berikut:
RPPH I : Memelompokkan buah apel yang kecil dan yang besar, Menulis kata A P
E L, Merasakan buah apel, Kolase gambar apel dari kertas warna merah.
RPPH II : Membedakan pisang yang panjang dan pendek, Mengupas buah pisang,
Menyebutkan rasa buah pisang, Kolase gambar pisang menggunakan
daun pisang.
RPPH III : Menyusun huruf kata “M A N G G A”, Mengelompokkan mangga
sesuai Ukuran, Mengenal bagian manga, Kolase gambar mangga
menggunakan daun manga.
RPPH IV : Kolase gambar jeruk dengan biji jagung, Bermain kartu huruf dari kata
"J E R U K”, Mengupas buah jeruk, Membedakan tekstur jeruk dengan
apel.
RPPH V : Membedakan tekstur jambu dan daun Jeruk, Mencuci buah jambu,
Kolase gambar jambu menggunakan Kacang Hijau, Menghitung daun
jambu.
3. Pengamatan
15
c. Jenis Data
1. Data kualitatif
Data yang diperoleh dari hasil kerja anak akhir kegiatan masing- masing
siklus.
d. Sumber Data
4. Refleksi
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
KETERANGAN :
D = BB : Belum Berkembang
C = MB : Mulai Berkembang
17
A = BSB : Berkembang Sangat Baik
Nilai hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nilai hasil observasi pada siklus II
KETERANGAN :
D = BB : Belum Berkembang
C = MB : Mulai Berkembang
18
B = BSH : Berkembang Sesuai Harapan
Hasil dari jumlah skor yang diperoleh dari seluruh anak pada siklus I adalah
213 kemudian di cari rata-rata kelas yaitu skor yang diperoleh dari seluruhnya dibagi
sejumlah anak di dapat rata-rata yaitu nilai 2,64 dengan kriteria B yaitu Berkembang
Sesuai Harapan.
Hasil dari jumlah skor yang diperoleh dari seluruh anak pada siklus II adalah
252 dengan rata-rata kelas yaitu skor yang diperoleh dari seluruhnya dibagi sejumlah
anak di dapat rata-rata yaitu nilai 3,16 dengan kriteria A yaitu Berkembang Sangat
Baik.
Hasil temuan peneliti yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
kolase berbantuan dengan media bahan lingkungan sekitar dapat dijelaskan pada tabel
4.3 berikut :
Tabel 4.3 Peningkatan kemampuan kolase anak dengan metode demonstrasi
berbantuan media bahan lingkungan sekitar pada anak
kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian sebagai berikut:
19
demikian dapat disimpulkan bahwa media bahan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan kemampuan kolase pada anak kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan
Reaksi anak terhadap proses pengembangan pada siklus I adalah Anak-anak
sangat antusias dan senang dengan pembelajaran yang saya berikan, Anak-anak sangat
antusias dan senang dengan pembelajaran yang saya berikan, Anak-anak aktif dan
merasa senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan mengelompokkan
Kentang sesuai ukuran, Anak-anak tertarik tapi ada beberapa yang mungkin merasa
bosan sehingga beberapa anak ada yang bermain sendiri, Anak-anak aktif dan merasa
senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan menghitung jumlah daun
Bayam.
20
menjelaskan materi, Pengaturan posisi duduk anak kurang diperhatikan sehingga anak-
anak berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi, Kurangnya penjelasan yang
jelas ketika menjelaskan kegiatan yang saya berikan.
Kelebihan dalam kegiatan pengembangan siklus I adalah Persiapan dilakukan
secara maksimal dan komunikasi dengan anak-anak sangat baik, Saya dapat
menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan sehingga anak-anak selalu
semangat dalam pembelajaran yang saya lakukan, Saya menerapkan strategi yang
bervariasi dan menarik terutama dalam kegiatan kolase gambar kentang, Saya
menerapkan strategi yang bervariasi dan menarik.
Kelebihan dalam kegiatan pengembangan siklus II adalah Saya
menggunakan pembelajaran saintifik dan menerapkan pembelajaran tentang 5M, Saya
dapat menjelaskan materi secara urut dan dapat menjelaskan kegiatan dengan jelas
sehingga anak-anak mudah memahami, Saya menerapkan pembelajaran yang saintifik
dan banyak menggunakan APE dari pada lembar kerja, Saya mampu melakukan
kegiatan awal, inti dan penutup dengan baik dan sesuai dengan waktu pembelajaran
yang diberikan, Saya menerapkan strategi yang bervariasi dan menarik dan
menggunakan pendekatan yang menyenangkan untuk anak.
Hal-hal unik dalam kegiatan pengembangan siklus I adalah Anak-anak begitu
aktif dan antusias terhadap kegiatan kolase gambar terong menggunakan kulit Terong,
Anak-anak begitu antusias dan aktif dalam kegiatan mencuci sayur Wortel, Ternyata
ada seorang siswa sudah bisa Kolase gambar Kentang menggunakan kulit Kentang
dengan baik, Anak-anak sangat responsif pada setiap kegiatan.
Hal-hal unik dalam kegiatan pengembangan siklus II adalah Anak-anak
sangat antusias dalam kegiatan menghitung daun bayam, Saat kegiatan merasakan
buah apel anak-anak sangat antusias, Anak-anak sangat aktif dan responsife pada
setiap kegiatan, Saat kegiatan anak-anak sangat aktif dan mampu menggunakan APE
dengan baik, Saat kolase gambar Jeruk dengan biji jagung, anak-anak sangat antusias
dan hasilnya cukup bagus, Anak-anak sangat antusias dan gembira karena banyak dari
mereka sudah mampu kolase dengan baik dan rapi.
Yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan pada siklus I adalah Saya akan belajar mengelola kelas dengan baik,
Saya akan lebih mengatur waktu saat pembelajaran agar semua kegiatan inti dapat
terlaksana dengan baik, Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan kegiatan secara
perlahan dan menggunakan metode yang lebih menarik minat anak, Saya akan
21
menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar anak-anak tidak mudah
bosan, Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan kegiatan secara perlahan dan
menggunakan metode yang lebih menarik minat anak.
Yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan pada siklus II adalah Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan lebih jelas agar lebih dimengerti oleh anak dan
menggunakan metode yang lebih menarik minat anak, Saya akan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariatif agar anak-anak tidak mudah bosan, Rencana
saya akan lebih memperhatikan kondisi anak didik sebelum menjelaskan materi dan
mengatur posisi tempat duduk agar anak lebih fokus saat mendengarkan penjelasan
guru, Rencana saya akan mengatur posisi duduk anak dengan membentuk setengah
lingkaran dan guru ada di tengah sehingga fokus anak lebih bisa tertuju kepada guru
saat menjelaskan materi atau kegiatan yang akan dilakukan, Rencana saya akan
menjelaskan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan lebih jelas agar lebih
dimengerti oleh anak dan menggunakan metode yang lebih menarik minat anak.
22
skor rata-rata kemampuan kolase mencapai 66 %. Pada siklus II skor rata-rata
kemampuan kolase pada anak mencapai 79 %. Penelitian ini dikatakan berhasil dan
dihentikan , karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan setiap anak mencapai 75 %.
B. Saran Tindak Lanjut
1. Agar hasil belajar lebih baik disarankan kesiapan belajar siswa ditingkatkan lagi.
2. Guru dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi yang dapat
difungsikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan kolase
melalui media bahan alam lingkungan sekitar.
3. Agar sering menggunakan media bahan alam lingkungan sekitar dan media
lainnya dalam mengenalkan kemampuan kolase sejak dini agar anak dapat
bereksplorasi, menambah pengalaman dan wawasan baru untuk meningkatkan
kemampuan fisik motoriknya.
4. Perlu adanya media pembelajaran seperti media bahan alam lingkungan sekitar
sesuai dengan jumlah kelas untuk mempermudah guru dalam memberikan
pemahaman dalam aspek pengembangan bahasa kepada anak didik.
5. Bagi peneliti lain agar dapat meneliti dengan media bahan alam lingkungan sekitar
dengan bentuk dan isi yang lebih bervariasi dalam meningkatkan kemampuan
kolase maupun meningkatkan kemampuan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Direktoral Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen Pendidikan non Formal dan Informal,
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2010.
Vanni Miza Oktari. (2017). Penggunaan Media Bahan Alam Dalam Pembelajaran
Di Taman Kanak-Kanak Kartika I-63 Padang. Diakses di
https://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-
23
lectura/article/download/503/370#:~:text=Media%20bahan%20alam%20adalah%20se
gala,dapat%20digunakan%20untuk%20menunjang%20pembelajaran.&text=Mereka
%20memiliki%20minat%20yang%20kuat,aspek%20perkembangan%20anak%20usia
%20dini
24