Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI KEGIATAN KOLASE DENGAN MEMANFAATKAN

LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE DEMONSTRASI


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
DI KELOMPOK A TK MASYITHOH 78 KRIAN KABUPATEN
PASURUAN
Nama : Khuswatul Khasanah
NIM : 834889568
khuswatulkhasanah17@gmail.com

ABSTRAK
Khasanah, Kh. 2021. Implementasi kegiatan kolase dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar dengan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Anak Di Kelompok A Tk Masyithoh 78
krian Kabupaten Pasuruan. PKP. Program Studi S1 PGPAUD.
UPBJJ-UT MALANG. Pokjar Bangil. Tutor: Arief Rahman Hakim,
M. Pd.
Kata Kunci : Motorik Halus, Kegiatan Kolase , Media bahan lingkungan sekitar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada
kegiatan kolase melalui media bahan lingkungan sekitar pada anak kelompok A di TK
Masyithoh 78 Krian. Kemampuan motorik halus yang ditingkatkan adalah kegiatan kolase.
Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan dalam kemampuan motorik halus
pada kelompok A.
Prosedur penelitian ini berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap
meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan
data melalui observasi dan tes.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa peningkatan kemampuan motorik halus
kegiatan kolase melalui media bahan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut pada siklus I
mencapai prosentase rata-rata hasil 66 %, sedangkan pada siklus II mencapai prosentase 79
%. Sehingga pada siklus II dinyatakan berhasil karena sudah mencapai ketuntasan sebesar
75%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan fisik motoik dalam kegiatan kolase di kelompok A dan guru TK Masyithoh 78
Krian.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.


Dengan proses pendidikan diharapkan akan lahir generasi-generasi yang lebih baik,
walaupun tingkat manusia yang baik itu berbeda-beda antar masyarakat, bangsa atau
negara, karena perbedaan pandangan, kehidupan atau falsafah. Perbedaan filosofi
yang dianut oleh suatu negara mengakibatkan perbedaan tujuan pendidikan
(Busthomi, 2012:13).
1
Pendidikan dimulai sejak masa kanak-kanak sampai dengan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi bahkan sampai akhir hayat (Masitoh, dkk, 2013:13).
Pendidikan dasar bagi anak usia prasekolah pada dasarnya harus dilandasi oleh nilai-
nilai filosofi dan agama serta kepercayaan dari lingkungan anak dan agama yang
dianut anak. Dalam Islam dikatakan bahwa “seorang anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah/Islam/Terus terang orang tuanya menjadikan anaknya Yahudi, Nasrani dan
Magi”, potensi rasa Kebaikan itu harus dibentuk sejak dini. (Sujiono, 2009:9).
Aspek perkembangan sangat penting bagi anak, salah satu yang perlu
dikembangkan adalah aspek perkembangan motorik. Secara umum pembelajaran
motorik di sekolah meliputi pembelajaran motorik kasar dan motorik halus. Salah
satunya adalah keterampilan motorik halus, keterampilan motorik halus adalah
pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot
kecil dan melibatkan koordinasi mata-tangan (Decaprio, 2013:18).
Setiap siswa memiliki kecerdasan motorik halus yang berbeda-beda. Kondisi
tersebut dipengaruhi oleh sifat dan rangsangan yang berasal dari anak. Stimulus dapat
berasal dari kondisi lingkungan sekolah, tetapi juga dari kondisi lingkungan dan
keluarga, yang sangat mempengaruhi kecerdasan motorik halus anak (Decaprio,
2013:20). Saat ini, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan penekanan
pada pembelajaran kinestetik bagi siswanya. Karena pembelajaran keterampilan
motorik halus sangat erat kaitannya dengan perkembangan kehidupan anak di dalam
dan di luar sekolah (Decaprio, 2013:23). Dengan diterapkannya motorik halus di
sekolah, anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Sebab, sejak usia
prasekolah atau dini, anak-anak sudah dapat dilatih dalam bentuk motorik seperti
menulis, menggambar dan melukis, agar mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekolah. Dengan demikian, mendukung keterampilan siswa dalam berbagai cara dan
melatih koordinasi mata-tangan (Decaprio, 2013:26).
Pengembangan keterampilan motorik halus perlu bimbingan orang tua dan
guru, karena pengembangan keterampilan motorik halus perlu dilatih dan dipelajari,
terutama dengan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang perkembangan
sehingga guru harus memperhatikan dan mengetahui dengan baik kondisi
perkembangan setiap anak (Decaprio, 2013:20).
Keterampilan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil karena tidak terlalu membutuhkan
energi. Namun, gerakan halus ini membutuhkan koordinasi yang cermat. Contoh
2
gerakan halus adalah: (a) gerakan mengambil benda hanya dengan ibu jari dan
telunjuk tangan; (b) memindahkan benda kecil di dalam lubang; (c) membuat
kerajinan (kolase, memotong); (d) menggambar, mewarnai, menulis, menghapus; dan
(e) merobek kertas kecil, memeras busa, dll. (Susanto, 201 : 160).
Dengan latihan yang tepat, keterampilan motorik halus dapat ditingkatkan
dalam kecepatan, kelenturan, dan ketepatan, sehingga anak secara bertahap akan
menjadi lebih mahir dan mahir dalam melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan
untuk penyesuaian Anda. Salah satu indikator yang termasuk dalam Keterampilan
Dasar Terkait Aspek Perkembangan Motorik Halus adalah anak dapat belajar dari
berbagai media. Artinya, anak dapat menciptakan suatu karya dari alam atau dari
bahan-bahan yang digunakan dan dapat menyajikannya sebagai suatu karya yang
menarik dan rapi (Susanto, 201 :164 ).
Jenis kegiatan yang sesuai dengan indikator ini untuk mengembangkan
keterampilan motorik halus pada anak-anak, termasuk membuat kolase. Kegiatan ini
sangat efektif digunakan karena menggunakan alat peraga langsung yaitu jari, lengan
dan mata untuk membentuk karya. Sekaligus, dalam kegiatan ini, anak-anak belajar
menjadi anak yang kreatif, khususnya memanfaatkan kulit bawang yang tidak terpakai
dalam karya yang indah dan menarik. Tentu sangat disayangkan jika bahan-bahan
yang dianggap sampah bisa diubah menjadi hiasan rumah, bunga tiruan dan barang-
barang fungsional yang berharga (Sulistyowati, 1999:4 ).
Seperti yang terjadi pada TK Masyithoh 78 krian pengembangan motorik
halus khususnya pada indikator kolase dengan media daun kering sebagian anak
kesulitan, sehingga anak kurang mencapai apa yang diharapkan guru. Berdasarkan
pengamatan yang terjadi di kelas, hasil belajar anak pada indikator tersebut kurang
memuaskan. Banyak anak yang merasa bosan saat diberikan kegiatan tersebut, dan
juga banyak anak yang tidak mau menyelesaikan kegiatan yang diberikan guru.
Dengan ini diharapkan peningkatan hasil belajar anak dalam kegiatan kolase
dengan media daun kering dapat tercapai dengan optimal. Oleh sebab itu diharapkan
dengan kegiatan kolase melalui penggunaan media bahan lingkungan sekitar dengan
metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok
A di TK Masyithoh 78 Krian, 8 dari 15 anak anak perkembangan motoric halus anak
tidak berkembangan sesuai tahapan usianya.

3
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat


diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A
di TK Masyithoh 78 Krian dengan menggunakan media bahan lingkungan sekitar?
2. Apakah penggunaan media bahan lingkungan sekitar dapat meningkatkan
kemampuan kolase pada anak kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada dapat dideskripsikan tujuan dari


penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan motorik halus
anak kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian dengan menggunakan media bahan
lingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui pakah penggunaan media bahan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan kemampuan kolase pada anak kelompok A di TK Masyithoh 78
Krian?
D. Manfaat Penelitian
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) mempunyai manfaat yang
cukup besar, baik bagi pembelajaran/ siswa, guru maupun bagi sekolah. berikut
disampaikan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi pembelajaran/ siswa
PKP bermanfaat untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa,
menciptakan lingkungan baru untuk menciptakan suasana belajar yang produktif
dan bermakna melalui penemuan dan inovasi yang muncul dari hasil penelitian.
Selain itu, guru dapat menjadi panutan bagi siswa untuk mengkritik diri sendiri
tentang pembelajaran mereka sendiri.
2. Manfaat bagi guru
Melalui PKP, guru dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan
mengambil tindakan langsung untuk meningkatkan dan memperkuat pembelajaran
mereka tanpa mengganggu tugas mengajar mereka. Sehingga guru dapat
berkembang secara profesional dan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya. Rasa percaya diri akan kemampuan mereka akan meningkat

4
karena mereka tahu pasti apa kelebihan dan kekurangan mereka dalam kegiatan
belajar.
3. Manfaat bagi sekolah
Manfaat PKP bagi sekolah adalah untuk membantu sekolah agar dapat berkembang
lebih pesat dikarenakan semakin meningkatkanya profesionalitas guru dan
meningkatnya mutu pembelajaran. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai
sumber masukan bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sehingga dapat
membantu tercapainya tujuan sekolah yaitu menghasilkan lulusan yang siap
memasuki pendidikan yang selanjutnya.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Kemampuan Motorik Halus Anak

1. Pengertian Kemampuan

Istilah kemampuan kemungkinan memiliki beberapa arti, menurut


Wiyono dan Rusyan (1992:8). “Kemampuan berarti perilaku yang wajar untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”. Dan
sebagaimana dijelaskan oleh Poerwadarminto (199 :628), “kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, daya untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan”.
Kemampuan adalah sesuatu yang kita miliki sejak lahir. Kemampuan
untuk eksis pada manusia juga bisa disebut potensi. Potensi yang ada pada manusia
pada dasarnya dapat disempurnakan.
2. Pengertian Motorik Halus Anak

Aktivitas motorik halus diartikan sebagai suatu keterampilan yang


memerlukan kemampuan mengkoordinasikan atau mengatur otot-otot kecil/halus.
Misalnya, mengatur gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat, dan adaptif.
Pengembangan keterampilan motorik halus atau koordinasi tangan-mata
merupakan bagian penting dari perkembangan motorik (Rahyubi, 2012: 222).
Pembelajaran motorik halus di sekolah merupakan pembelajaran yang melibatkan
keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata-tangan.
Saraf motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui aktivitas dan
rangsangan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan (Decaprio,
2013:20).

5
Berdasarkan dari pernyataanpernyataan di atas, pembelajaran motorik
halus merupakan proses pembelajaran yang berhubungan dengan praktik dan
pengalaman yang melibatkan otototot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
Keterampilan motorik halus anak yang berkembang dengan baik membuat anak
dapat berkreasi, seperti memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
menulis dengan huruf dan bentuk tulisan yang benar, membuat garis lurus, melipat
kertas, menggambar, menyusun balok, dan bermain puzzle.
Kecerdasan motorik halus setiap siswa di sekolah tentu tidak sama, bai
dari segi kekuatan maupun ketepatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh pembawaan
dan stimulasi yang diperolehnya. Sebenarnya, ada banyak hal yang mempengaruhi
kecerdasan motorik seorang siswa. Tidak hanya suasana dan lingkungan belajar di
sekolah, tetapi juga kondisi lingkungan dan keluarga sangat berpengaruh terhadap
kecerdasan motorik halus.
B. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak

Tujuan pengembangan motorik halus anak di usia 4 sampai 6 tahun adalah anak :
a. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menggambar, menulis, memanipulasi benda-benda.

b. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.

c. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

d. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan


ketrampilan gerak kedua tangan.

Secara khusus, tujuan perkembangan motorik halus anak usia taman kanak-
kanak ( 6 tahun) adalah agar anak dapat menunjukkan keterampilan motorik tangan-
kaki, koordinasi mata-tangan untuk mempersiapkan diri agar terbiasa menulis.
Sementara itu, fungsi perkembangan motorik halus adalah untuk mendukung
aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, fisik, motorik dan sosial karena semua
perkembangan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan.
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan suatu pelajaran
dengan cara menyajikan dan memperagakan kepada siswa suatu proses, situasi atau

6
objek tertentu yang sedang dipelajari dalam bentuk kenyataan atau tiruan yang
disajikan oleh guru atau sumber belajar lain yang termasuk atau ada di dalam mata
pelajaran tersebut. diskusi harus dibuktikan. (Santoso, 2008: 61). Metode
demonstrasi adalah strategi yang berkembang dengan menawarkan pengalaman
belajar melalui tindakan melihat dan mendengar, diikuti dengan tiruan dari
pekerjaan yang dilakukan (Gunarti, dkk, 2010: 9.3).
Pandangan lain bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan menyajikan unsur, fakta, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun dengan bantuan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan mata
pelajaran atau dengan materi yang disajikan (Rahyubi, 2012:239).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah suatu metode pengajaran dengan memperagakan suatu benda yang sudah
terbukti untuk membantu anak belajar lebih mudah.
2. Manfaat Metode Demonstrasi

Ada pun kelebihan dari pendekatan demonstrasi menurut Kurniawan


(dalam Wulansari, 201 : 25).
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada apa yang dianggap penting oleh guru
sehingga hal-hal penting dapat diamati jika diperlukan. Lebih mudah bagi siswa
untuk fokus pada proses pembelajaran dan tidak fokus pada hal lain.
2. Kesalahan dapat dikurangi dibandingkan dengan hanya membaca buku, karena
siswa sudah memiliki gambaran yang jelas tentang pengamatan mereka.
3. Jika siswa berpartisipasi aktif dalam eksperimen, siswa akan memperoleh
pengalaman praktis untuk mengembangkan keterampilan mereka dan diakui
serta dihargai oleh teman sebaya dan guru mereka.
4. Beberapa pertanyaan yang menimbulkan pertanyaan bagi siswa dapat dijawab
dengan mengamati proses pertunjukan.
3. Tujuan Metode Demonstrasi
Menurut Kurniawan (dalam Wulansari, 2014:25) tujuan metode
demonstrasi adalah:
1. Mengajarkan suatu proses pengerjaan tugas yang harus dimengerti oleh anak,
2. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada setiap anak,
3. Dapat mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan
anak secara bersama-sama.

7
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk
membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan
pembelajaran, media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik
kepada peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Media Bahan Lingkungan Sekitar
Media bahan alami adalah segala sesuatu di lingkungan kita yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran. Media ini sangat murah tetapi dapat
digunakan secara efektif dan efisien untuk pembelajaran Yukananda (2012: 5).
Bahan/media alam adalah yang diperoleh langsung dari alam.
Pendukung bahan alam dapat digunakan sebagai alat bantu belajar. Bahan alam
yang dapat digunakan sebagai substrat adalah batu, kayu dan ranting, biji, daun,
pelepah, bambu, dll.
E. Kegiatan Kolase
1. Pengertian Kolase
Kolase berasal dari bahasa Perancis Physical Motor, lebih tepatnya
“Coller” artinya lem/lem, dapat kita katakan bahwa kolase adalah suatu teknik
yang terdiri dari merekatkan elemen-elemen yang berbeda (bisa berupa kain,
kertas, kayu, ...) dalam kerangka yang sama. menghasilkan karya seni yang unik.
Baru. Secara umum, kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek menjadi
satu. Bukan hanya asal-asalan, tetapi objeknya harus bisa menceritakan sebuah
cerita untuk membuat kesan tertentu.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Pada awal
abad ke-20, seniman sering menambahkan (menempelkan) elemen yang berbeda
pada lukisan mereka seperti potongan kain, kayu atau koran, tetapi ada perbedaan
yang sangat penting antara kolase dan lukisan. . Kolase adalah gambar yang terbuat
dari potongan kertas atau bahan lain yang direkatkan ke atasnya.
Hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media kolase
merupakan alat untuk menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan kolase agar
lebih mudah dipahami oleh siswa.

8
2. Kelebihan Kolase
Adapun kelebihan melalakukan kegiatan kolase diantaranya adalah:
melatih konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk.
a. Melatih Konsentrasi
Kegiatan menempel ini membutuhkan konsentrasi serta koordinasi mata dan
tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Mengenal Warna
Kolase terdiri dari berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau, putih dan lain-
lain, anak dapat belajar mengenal warna melalui kegiatan kolase.
c. Mengenal Bentuk
Selain warna, beragam bentuk pada kolase bermacam- macam seperti bentuk
geometri, hewan, tumbuhan, biji-bijian dan lain sebagainya. Dengan kegiatan
seperti ini anak akan lebih mudah dalam mengenal bentuk.
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase
dapat digunakan untuk meningkatkan motorik halus peserta didik.
3. Bahan-bahan yang Perlu digunakan dalam Membuat Kolase
Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase
seperti: biji-bijian, daun, kapas, ampas kelapa.
a. Biji-bijian
Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Biji-bijian
(jagung, kacang hijau, kacang merah, kedelai) ini hendaknya dikeringkan
terlebih dahulu supaya teksturnya tidak berubah.
b. Daun
Daun meimiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun
pisang, sebelum digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya
mudah untuk di tempel ke pola yang sudah disiapkan.
c. Kapas
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi beberapa jenis biji, sebelum kapas
digunakan untuk pembelajaran kapas-kapas tersebut dibentuk menjadi lingkaran
supaya anak mudah untuk menempelkan.
d. Ampas Kelapa
Ampas kelap adalah sisa dari kelapa yang sudah diampil santannya,
menggunakan ampas kelapa ini sebelumya di keringkan terlebih dahulu supaya
9
tidak berbau dan mudah untuk ditempel.
4. Langkah-langkah Pembuatan Kolase

Adapun tahapan pembuatan kolase diantaranya sebagai berikut :


a. Siapkan pola bergambar
b. Siapkan beberapa bahan yang ingin di tempelkan kepola tersebut seperti kapas,
biji-bijian, ampas kelapa dan lain-lain.
c. Berikan lem pada pola yang yang telah disediakan kemudian rekatkan bahan
yang telah disiapkan ke pola tersebut.
Tahapan pembuatan media kolase sangatlah sederhana dan mudah untuk
dilakukan dengan tahapan seperti di atas maka kegiatan ini sangat cocok untuk
anak usia pra sekolah.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilakukan di TK MASYITHOH 78. TK MASYITHOH 78 terletak di
Dsn Krian RT 02 RW 10 Ds Pekoren Kecamatan Rembang Pasuruan.

2. Waktu Pelaksanaan :

Siklus I : 25 Oktober s/d 29 Oktober 2021

Siklus II : 01 November s/d 05 November 2021

Penelitian dilaksanakan pada hari efektif TUWEB. Rentang waktu persiklus di


sesuaikan dengan kegiatan yang sudah dirancang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
3. Tema/Subtema :

Siklus I : Tanaman/ Sayur

Siklus II : Tanaman/ Buah


4. Kelompok :

Penelitian dilaksanakan pada kelompok A yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari
10 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, pada kelompok ini rata- rata usianya

10
rentang 4-5 tahun.
5. Karakteristik anak :

Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, baik dari segi fisik, mental
maupun intelegensinya, oleh karena itu guru dan peneliti harus bisa memahami
karakter dari masing-masing anak. Karakter anak didik TK MASYITHOH 78 Krian
dalam kemampuan kolase yaitu anak kesulitan dalam kegiatan menyusun kata,
kesulitan dalam menyebutkan huruf dan sebagainya.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Perencanaan

Penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas


(PTK). Proses dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini dengan diawali
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), mengobservasi
(observing) dan melakukan refleksi (reflecting),, kemudian berputar sampai terjadi
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan. Model PTK yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah Penilitian Tindakan Kelas kolaboratif dimana peneliti dan
guru bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada di kelas.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan oleh peneliti adalah


model yang dikembangkan oleh Arikunto (2008:16), pada gambar 3.1 berikut ini:

1. Perencanaan-1 2. Tindakan-1 (RPPH 1-5)

Siklus 1
4. Refleksi-1 3. Obsevasi-1

5. Perencanaan-2 6. Tindakan-2 (RPPH 1-5)

Siklus 2

8. Refleksi-2 7. Obsevasi-2

Siklus Selanjutnya

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008:16)

11
Prosedur pelaksanaan penelitian ini mengacu pada pola gambar 3.1.
Adapun prosedur tersebut, yaitu:

1. Perencanaan

1) Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru TK MASYITHOH 78 Krian


untuk mengadakan observasi dan penelitian tentang kemampuan anak dalam
kolase melalui media bahan lingkungan sekitar.
2) Mengikuti pertemuan TUWEB
3) Membuat simulasi video pembelajaran
4) Membuat rencana perbaikan pembelajaran
5) Membuat lembar observasi
6) Mempersiapkan media pembelajaran
Adapun perencaan kegiatan siklus I dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Siklus I

Rencana kegiatan
RPPH Ke Pembukaan Inti Penutup
I Mengupas Terong Kolase gambar Terong Menyebutkan
menggunakan kulit huruf-huruf pada
Terong kata Terong
II Menyebutkan ciri- Kolase gambar Wortel Menyebutkan
ciri Wortel menggunakan kulit huruf-huruf pada
Wortel kata Wortel
III Mengelompokkan Kolase gambar Kentang Menyebutkan
Kentang sesuai menggunakan kulit huruf-huruf pada
Ukuran Kentang kata Kentang

IV Memilah-milah Kolase gambar Kelor Menyebutkan


daun kelor menggunakan Daun huruf-huruf pada
Kelor kata Kelor
V Menghitung Kolase gambar Bayam Menyebutkan
jumlah daun menggunakan daun huruf-huruf pada
Bayam Bayam kata Bayam

12
Adapun perencanaan kegiatan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Siklus II


Rencana kegiatan
RPPH Ke Pembukaan Inti Penutup
I Bercerita tentang Kolase gambar Apel Menyebutkan
Apel dari kertas warna huruf-huruf pada
merah kata Apel
II Menyebutkan Kolase gambar Pisang Menyebutkan
tekstur Pisang menggunakan daun huruf-huruf pada
Pisang kata Pisang
III Menyebutkan ciri- Kolase gambar Menyebutkan
ciri Mangga Mangga menggunakan huruf-huruf pada
daun mangga kata Mangga
IV Menyebutkan Kolase gambar Jeruk Menirukan
huruf-huruf pada dengan biji jagung Tulisan huruf J di
kata Jeruk papan tulis
V Menghitung jumlah Kolase gambar Jambu Menirukan tulisan
buah Jambu menggunakan kacang huruf Jambu di
hijau papan tulis

13
2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan terjadwal secara sistematis.

Adapun jadwal kegiatan dapat diihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan Tiap Siklus

Rencana Pelaksanaan Tiap Siklus

Hari & Tanggal Rencana Kegiatan Harian


No Siklus
Perencanaan I II III IV V
1 Senin, 25 Oktober 2021 √
2 Selasa, 26 Oktober 2021 √
3 I Rabu, 27 Oktober 2021 √
4 Kamis, 28 Oktober 2021 √
5 Jum’at, 29 Oktober 2021 √
6 Senin, 1 November 2021 √
7 Selasa, 2 November 2021 √
8 II Rabu, 3 November 2021 √
9 Kamis, 4 November 2021 √
10 Jum’at, 5 November 2021 √

Siklus I

Adapun rencana pada kegiatan inti untuk satu siklus (25-29 Oktober
2021) sebagai berikut :
RPPH I : Memotong terong membentuk lingkaran, Membuat sate terong, Kolase
gambar terong, Menggunting gambar terong.
RPPH II : Membedakan sayur Wortel yang besar dan yang kecil, Mencuci sayur
wortel, Menyebutkan rasa sayur wotel, Kolase gambar wortel.
RPPH III : Menyusun huruf kata “K E N T A N G”, Mengelompokkan Kentang
sesuai Ukuran, Mengenal bagian Kentang, Kolase gambar Kentang.

14
RPPH IV : Kolase gambar daun Kelor menggunakan Daun Kelor, Bermain kartu
huruf dari kata "Kelor", Memilah-milah daun kelor, Mengurutkan kelor
mulai yang terbesar ke yang terkecil.
RPPH V : Membedakan tekstur daun Bayam dan daun Kelor, Menggunting kertas
menjadi bentuk kecil, Kolase gambar Bayam, Menghitung jumlah daun
Bayam.
Siklus II

Adapun rencana pada kegiatan inti untuk satu siklus (1-5 November
2021) sebagai berikut:
RPPH I : Memelompokkan buah apel yang kecil dan yang besar, Menulis kata A P
E L, Merasakan buah apel, Kolase gambar apel dari kertas warna merah.
RPPH II : Membedakan pisang yang panjang dan pendek, Mengupas buah pisang,
Menyebutkan rasa buah pisang, Kolase gambar pisang menggunakan
daun pisang.
RPPH III : Menyusun huruf kata “M A N G G A”, Mengelompokkan mangga
sesuai Ukuran, Mengenal bagian manga, Kolase gambar mangga
menggunakan daun manga.
RPPH IV : Kolase gambar jeruk dengan biji jagung, Bermain kartu huruf dari kata
"J E R U K”, Mengupas buah jeruk, Membedakan tekstur jeruk dengan
apel.
RPPH V : Membedakan tekstur jambu dan daun Jeruk, Mencuci buah jambu,
Kolase gambar jambu menggunakan Kacang Hijau, Menghitung daun
jambu.

3. Pengamatan

a. Tehnik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti


menggunakan observasi dan dokumentasi.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan berupa lembar observasi, dokumen berupa
nama anak, penilaian kerja anak dan foto-foto kegiatan anak

15
c. Jenis Data

1. Data kualitatif

Data hasil observasi pelaksanaan kegiatan pengembangan pada masing-


masing siklus.
2. Data kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil kerja anak akhir kegiatan masing- masing
siklus.
d. Sumber Data

Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :

1. Peserta didik kelompok B di TK MASYITHOH 78 Krian Rembang.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya pembelajaran di TK MASYITHOH 78


Krian Rembang.
e. Tehnik Analisis

Pada penelitian ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran


dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi hingga proses penyusunan
laporan. Analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan data yang ada, merangkumnya kemudian menyajikan dalam
bentuk tabel.

4. Refleksi

Refleksi hasil observasi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran


selesai (baik siklus I maupun siklus II). Refleksi dilakukan berdasarkan dari
masalah-masalah yang muncul yang terangkum dalam identifikasi masalah.

Refleksi ditujukan untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang


dimiliki guru dalam kegiatan pengembangan yang di kelola. Hasil refleksi
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau perbaikan yang
sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dan mempertimbangkan hal-hal yang
telah dan akan terjadi. Refleksi yang dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh
akan mampu memunculkan pengalaman (baik berupa penemuan masalah
pembelajaran baru maupun keberhasilan kegiatan pengembangan yang benar-benar
aktual).

16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan


Nilai hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Nilai hasil observasi pada siklus I

Nilai Pertemuan Ke-1


No Nama
1 2 3 4 5
1 Reza 2 2 3 3 3
2 Danil 2 2 3 3 3
3 Nasa 3 3 3 3 3
4 Faris 3 3 3 3 3
5 Dafa 2 2 3 3 3
6 Fakhri 2 2 2 2 2
7 Fiza 3 3 3 3 3
8 Abi 2 2 3 3 3
9 Azka 2 2 2 2 2
10 Nafa 3 3 3 3 3
11 Rafa 3 3 3 3 3
12 Ayu 3 3 3 3 3
13 Azza 2 2 2 2 2
14 Uqi 2 2 3 3 3
15 Nafa 2 2 3 3 3
Jumlah 37 38 45 46 47
Rata-rata 2.4 2.4 2.8 2.8 2.8
Rata-rata nilai sari
2.64
Pertemuan 1-5
Kategori B

KETERANGAN :

D = BB : Belum Berkembang

C = MB : Mulai Berkembang

B = BSH : Berkembang Sesuai Harapan

17
A = BSB : Berkembang Sangat Baik

Nilai hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nilai hasil observasi pada siklus II

Nilai Pertemuan Ke-1


No Nama
1 2 3 4 5
1 Reza 3 3 3 3 3
2 Danil 3 3 3 3 3
3 Nasa 3 3 3 4 4
4 Faris 3 3 3 4 4
5 Dafa 3 3 3 3 3
6 Fakhri 3 3 3 3 3
7 Fiza 3 3 3 4 4
8 Abi 3 3 3 3 3
9 Azka 3 3 3 3 3
10 Nafa 3 3 3 4 4
11 Rafa 3 3 3 4 4
12 Ayu 3 3 3 4 4
13 Azza 3 3 3 3 3
14 Uqi 3 3 3 3 3
15 Nafa 3 3 3 3 3
Jumlah 37 46 47 48 55
Rata-rata 2.4 3 3 3 3.4
Rata-rata nilai sari
3.16
Pertemuan 1-5
Kategori A

KETERANGAN :

D = BB : Belum Berkembang

C = MB : Mulai Berkembang

18
B = BSH : Berkembang Sesuai Harapan

A = BSB : Berkembang Sangat Baik

Hasil dari jumlah skor yang diperoleh dari seluruh anak pada siklus I adalah
213 kemudian di cari rata-rata kelas yaitu skor yang diperoleh dari seluruhnya dibagi
sejumlah anak di dapat rata-rata yaitu nilai 2,64 dengan kriteria B yaitu Berkembang
Sesuai Harapan.
Hasil dari jumlah skor yang diperoleh dari seluruh anak pada siklus II adalah
252 dengan rata-rata kelas yaitu skor yang diperoleh dari seluruhnya dibagi sejumlah
anak di dapat rata-rata yaitu nilai 3,16 dengan kriteria A yaitu Berkembang Sangat
Baik.
Hasil temuan peneliti yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
kolase berbantuan dengan media bahan lingkungan sekitar dapat dijelaskan pada tabel
4.3 berikut :
Tabel 4.3 Peningkatan kemampuan kolase anak dengan metode demonstrasi
berbantuan media bahan lingkungan sekitar pada anak
kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian sebagai berikut:

Prosentase Prosentase Prosentase


Aspek Penilaian
Siklus I Siklus II Peningkatan
Dapat meningkatkan
kemampuan fisik
motorik harus dan
66% 79% 19.7%
melakukan kegiatan
kolase dengan baik
dan rapi

Berdasarkan analisi tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa skor keberhasilan


anak dalam kemampuan kolase berbantuan media bahan lingkungan sekitar pada anak
kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian mencapai 79% pada siklus ke II dengan
peningkatan 13% dari siklus ke I dengan prosentase mencapai 66%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II. Peningkatan ketercapaian atau
keberhasilan di mulai dari siklus I sampai dengan siklus II sebesar 19.7%. Dengan

19
demikian dapat disimpulkan bahwa media bahan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan kemampuan kolase pada anak kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan
Reaksi anak terhadap proses pengembangan pada siklus I adalah Anak-anak
sangat antusias dan senang dengan pembelajaran yang saya berikan, Anak-anak sangat
antusias dan senang dengan pembelajaran yang saya berikan, Anak-anak aktif dan
merasa senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan mengelompokkan
Kentang sesuai ukuran, Anak-anak tertarik tapi ada beberapa yang mungkin merasa
bosan sehingga beberapa anak ada yang bermain sendiri, Anak-anak aktif dan merasa
senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan menghitung jumlah daun
Bayam.

Reaksi anak terhadap proses pengembangan pada siklus II adalah Anak-anak


aktif dan merasa senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan
merasakan buah apel, Anak-anak tertarik tapi ada beberapa yang mungkin merasa
bosan sehingga beberapa anak ada yang bermain sendiri, Anak-anak aktif dan merasa
senang dengan pembelajaran dibuktikan pada saat kegiatan menyusun kata manga,
Anak-anak aktif dan merasa senang dengan pembelajaran dan mampu mengikuti
semua kegiatan dengan baik dan tertib, Anak-anak sangat senang dan antusias karena
mereka sudah mampu menyusun kata dengan baik.
Kelemahan dalam kegiatan pengembangan siklus I adalah Kurangnya
kemampuan saya dalam mengelola kelas, Dalam melaksanakan kegiatan inti
pembelajaran terkadang ada kegiatan yang belum terlaksana dikarenakan saya kurang
me-management waktu dengan baik, Pada kegiatan kolase metode yang digunakan
kurang tepat dan cara menjelaskan pelaksanaan kegiatan terlalu cepat sehingga anak-
anak merasa kebingungan, Penggunaan sumber berlajar yang kurang bervariasi
sehingga anak-anak tidak mudah penasaran dan tertarik, Pada kegiatan kolase gambar
bayam metode yang digunakan kurang tepat dan cara menjelaskan pelaksanaan
kegiatan terlalu cepat sehingga anak- anak kebingungan.
Kelemahan dalam kegiatan pengembangan siklus II adalah Mengendalikan
anak-anak yang berbicara sendiri saat guru menjelaskan kegiatan, Penggunaan sumber
belajar yang kurang bervariasi sehingga anak-anak tidak mudah penasaran dan tertarik,
Mengendalikan anak-anak yang suka berbicara sendiri dengan temannya ketika guru

20
menjelaskan materi, Pengaturan posisi duduk anak kurang diperhatikan sehingga anak-
anak berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi, Kurangnya penjelasan yang
jelas ketika menjelaskan kegiatan yang saya berikan.
Kelebihan dalam kegiatan pengembangan siklus I adalah Persiapan dilakukan
secara maksimal dan komunikasi dengan anak-anak sangat baik, Saya dapat
menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan sehingga anak-anak selalu
semangat dalam pembelajaran yang saya lakukan, Saya menerapkan strategi yang
bervariasi dan menarik terutama dalam kegiatan kolase gambar kentang, Saya
menerapkan strategi yang bervariasi dan menarik.
Kelebihan dalam kegiatan pengembangan siklus II adalah Saya
menggunakan pembelajaran saintifik dan menerapkan pembelajaran tentang 5M, Saya
dapat menjelaskan materi secara urut dan dapat menjelaskan kegiatan dengan jelas
sehingga anak-anak mudah memahami, Saya menerapkan pembelajaran yang saintifik
dan banyak menggunakan APE dari pada lembar kerja, Saya mampu melakukan
kegiatan awal, inti dan penutup dengan baik dan sesuai dengan waktu pembelajaran
yang diberikan, Saya menerapkan strategi yang bervariasi dan menarik dan
menggunakan pendekatan yang menyenangkan untuk anak.
Hal-hal unik dalam kegiatan pengembangan siklus I adalah Anak-anak begitu
aktif dan antusias terhadap kegiatan kolase gambar terong menggunakan kulit Terong,
Anak-anak begitu antusias dan aktif dalam kegiatan mencuci sayur Wortel, Ternyata
ada seorang siswa sudah bisa Kolase gambar Kentang menggunakan kulit Kentang
dengan baik, Anak-anak sangat responsif pada setiap kegiatan.
Hal-hal unik dalam kegiatan pengembangan siklus II adalah Anak-anak
sangat antusias dalam kegiatan menghitung daun bayam, Saat kegiatan merasakan
buah apel anak-anak sangat antusias, Anak-anak sangat aktif dan responsife pada
setiap kegiatan, Saat kegiatan anak-anak sangat aktif dan mampu menggunakan APE
dengan baik, Saat kolase gambar Jeruk dengan biji jagung, anak-anak sangat antusias
dan hasilnya cukup bagus, Anak-anak sangat antusias dan gembira karena banyak dari
mereka sudah mampu kolase dengan baik dan rapi.
Yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan pada siklus I adalah Saya akan belajar mengelola kelas dengan baik,
Saya akan lebih mengatur waktu saat pembelajaran agar semua kegiatan inti dapat
terlaksana dengan baik, Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan kegiatan secara
perlahan dan menggunakan metode yang lebih menarik minat anak, Saya akan

21
menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar anak-anak tidak mudah
bosan, Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan kegiatan secara perlahan dan
menggunakan metode yang lebih menarik minat anak.
Yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan pada siklus II adalah Rencana saya akan menjelaskan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan lebih jelas agar lebih dimengerti oleh anak dan
menggunakan metode yang lebih menarik minat anak, Saya akan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariatif agar anak-anak tidak mudah bosan, Rencana
saya akan lebih memperhatikan kondisi anak didik sebelum menjelaskan materi dan
mengatur posisi tempat duduk agar anak lebih fokus saat mendengarkan penjelasan
guru, Rencana saya akan mengatur posisi duduk anak dengan membentuk setengah
lingkaran dan guru ada di tengah sehingga fokus anak lebih bisa tertuju kepada guru
saat menjelaskan materi atau kegiatan yang akan dilakukan, Rencana saya akan
menjelaskan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan lebih jelas agar lebih
dimengerti oleh anak dan menggunakan metode yang lebih menarik minat anak.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II


dapat disimpulkan bahwa menggunakan media Bahan alam lingkungan sekitar untuk
meningkatkan kemampuan kolase pada anak telah dilakukan dengan baik. Anak
merasa senang, bersemangat dan antusisas dalam melakukan kegiatan. Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam permainan dengan metode pemberian tugas
menjadi menarik, menyenangkan, tidak membosankan dan bermakna bagi anak.
Dalam setiap kegiatan, guru memberikan bimbingan, dukungan, dorongan, pujian dan
motivasi kepada anak didik baik yang sudah mampu maupun yang belum mampu
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kemampuan kolase meningkat dalam
kegiatan ini, yaitu: kolase gambar menggunkan media bahan alam lingkungan sekitar.

Kemampuan kolase melalui media Bahan alam lingkungan sekitar pada


kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian meningkat. Terbukti dari hasil penelitian
tindakan prasiklus ada 6 anak yang menunjukkan berkembang sesuai harapan dalam
kolase dan ada 9 anak yang mulai berkembang. Namun setelah dilaksanakan siklus I

22
skor rata-rata kemampuan kolase mencapai 66 %. Pada siklus II skor rata-rata
kemampuan kolase pada anak mencapai 79 %. Penelitian ini dikatakan berhasil dan
dihentikan , karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan setiap anak mencapai 75 %.
B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tindakan perbaikan tentang


penggunaan media bahan alam lingkungan sekitar untuk meningkatkan kemampuan
kolase pada kelompok A di TK Masyithoh 78 Krian tahun pelajaran 2021-2022
disarankan sebagai berikut :

1. Agar hasil belajar lebih baik disarankan kesiapan belajar siswa ditingkatkan lagi.
2. Guru dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi yang dapat
difungsikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan kolase
melalui media bahan alam lingkungan sekitar.
3. Agar sering menggunakan media bahan alam lingkungan sekitar dan media
lainnya dalam mengenalkan kemampuan kolase sejak dini agar anak dapat
bereksplorasi, menambah pengalaman dan wawasan baru untuk meningkatkan
kemampuan fisik motoriknya.
4. Perlu adanya media pembelajaran seperti media bahan alam lingkungan sekitar
sesuai dengan jumlah kelas untuk mempermudah guru dalam memberikan
pemahaman dalam aspek pengembangan bahasa kepada anak didik.
5. Bagi peneliti lain agar dapat meneliti dengan media bahan alam lingkungan sekitar
dengan bentuk dan isi yang lebih bervariasi dalam meningkatkan kemampuan
kolase maupun meningkatkan kemampuan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Direktoral Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen Pendidikan non Formal dan Informal,
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2010.

Hirai, Maya. 2007. 30 Kolase/origami Favorit.Jakarta: Prognessio

Vanni Miza Oktari. (2017). Penggunaan Media Bahan Alam Dalam Pembelajaran
Di Taman Kanak-Kanak Kartika I-63 Padang. Diakses di
https://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-

23
lectura/article/download/503/370#:~:text=Media%20bahan%20alam%20adalah%20se
gala,dapat%20digunakan%20untuk%20menunjang%20pembelajaran.&text=Mereka
%20memiliki%20minat%20yang%20kuat,aspek%20perkembangan%20anak%20usia
%20dini

Sherly, E. (2021). PELAKSANAAN KEGIATAN KOLASE DENGAN KULIT BAWANG


DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK INTAN PERTIWI
TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG (Doctoral dissertation, UIN RADEN
INTAN LAMPUNG).

Sugiantiningsih, I. A., Ganing, N. N., & Putra, I. K. A. (2015). PENERAPAN METODE


DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN KOLASE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD
KUSUMA 2 DENPASAR. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 3(1).

Sabekti, I. N. Peningkatan Motorik Halus Anak Kelompok B Melalui Metode Demonstrasi


Proses Kreasi Kolase Kulit Bawang Di TK DHARMA INDRIA II SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER Tahun Ajaran 2016/2017.

24

Anda mungkin juga menyukai