Anda di halaman 1dari 35

MODUL 10

“Pengembangan Studi Sosial


untuk Anak Usia 3-4 Tahun”
kelompok 4
1.Mahardian Utami Putri
2.Venus Zeaneda
3.Anafatul Masulah
4.Hikmatul Laily Agustin
KB 1 “Batas dan Prinsip
Pengembangan Studi Sosial”
A. Batasan Pengembangan Studi Sosial

1. Pengertian

Menurut Patmonodewo (2003: 31) perkembangan sosial


biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku
anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat tempat anak berada. Hal ini
menjelaskan bahwa kemampuan sosial penting
dikembangkan karena berkaitan dengan kemampuan anak
untuk beradaptasi dengan baik di lingkungannya.
Pengetahuan yang diperoleh anak melalui
pengalaman yang bermakna akan
mempermudah anak dalam memahami
dunia sekitarnya. Pemberian pengalaman
bermakna untuk anak usia dapat dilakukan
dengan mengenalkan konsep dan
pengetahuan baru secara mendalam
melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran juga harus dalam suasana
yang menyenangkan.
Pembelajaran tentang pengetahuan sosial
mengajarkan anak tentang banyak hal
mengenai kehidupan bermasyarakat.
Menurut National Council for the Social
Studies (NCSS) dalam Parker (2009:4),
pengetahuan sosial membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan memperoleh
informasi serta membuat keputusan
tentang kehidupan bermasyarakat,
perbedaan budaya, dan dunia yang mereka
tinggali.
Melalui pengembangan sosial, anak mendapatkan banyak
pengetahuan sosial, sbb:

a. Membangun pemahaman diri


b. Menjalin hubungan dengan orang lain, baik keluarga, teman
sebaya, maupun orang dewasa di luar keluarga seperti guru.
c. Bersosialisasi dalam kelompok
d. Membantu anak memperoleh pengetahuan akademis dan
kemampuan intelektual yang dibutuhkan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat
e. Mengenal adanya peraturan dalam kehidupan yang berfungsi
untuk membatasi perilaku, perasaan, dan sikap mereka.
Menurut Soegeng Santoso (2004:30), lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama
dan utama.

Sekolah sebagai lingkungan sekunder juga


diharapkan dapat menjadi tempat bagi anak untuk
memperoleh pengetahuan sosial. Sekolah tidak
hanya menjadi tempat mengukir prestasi, sekolah
juga bisa menjadi tempat untuk melahirkan manusia-
manusia yang memiliki moral dan budi pekerti.
2. Komponen Studi Sosial Yang Dipelajari Oleh Anak

Tujuan dari ilmu sosial adalah membantu anak usia dini


untuk mengembangkan kemampuan agar dapat membuat
keputusan yang beralasan sebagai bagian dari warga
masyarakat yang demokratis dalam keragaman budaya di
dunia yang saling tergantung (NCSS, 2003)

Parker (2009:4) bahwa dua tujuan utama pengetahuan


sosial untuk anak usia dini adalah memberikan pemahaman
sosial , misalnya pengetahuan tentang kehidupan
Berdasarkan Curriculum Standards for Social Studies yang
dibuat oleh NCSS, ada 10 hal yang dapat dipelajari anak
melalui pembelajaran sosial, yaitu:
1. Budaya,
2. Waktu, kesinambungan, dan perubahan,
3. Orang, tempat, lingkungan,
4. Perkembangan individu dan identitas,
5. Individualitas, kelompok, dan institusi,
6. Kekuatan, kekuasaan, dan pemerintah,
7. Produksi, distribusi, dan konsumsi,
8. Sains, teknologi, dan kehidupan masyarakat,
9. Hubungan global dan kebebasan,
10. Kewarganegaraan.
A. Budaya
Kebudayaan adalah cara hidup, lingkungan buatan manusia, nilai-
nilai dan kepercayaan, symbol, interprestasi, dan sudut pandang yang
diberikan oleh kelompok sosial (Banks, 2008). Melalui pembelajaran
tentang budaya yang ada dalam masyarakat, anak mengembangkan
pengetahuan tentang budaya yang dimiliki dan bagaimana bentuk
kebudayaan orang lain. Pada usia prasekolah, anak diajarkan tentang
konsep kesamaan dan perbedaan dalam suatu kebudayaan. Hal ini
membantu anak dalam memahami dirinya dan orang lain. Pendidik juha
harus familier dengan konsep kunci untuk mempelajarai dan merayakan
keanekaragaman seperti:
1. Memahami keterkaitan dan saling ketergantungan
2. Pengetahuan mengenai kesamaan yang menyatukan orang-orang
dari beragam budaya, pengalaman, ras/etnis, dan bangsa
3. Keterampilan untuk menyelesaikan konflik interpersonal yang
kemudian menjadi dasar untuk bekerja sama dengan orang lain.
B. Waktu, Kesinambungan Dan Perubahan

Anak usia dini mengenal konsep waktu dengan sederhana. Anak


usia dini mengenal lamanya waktu dimulai dari dia akan tidur
hingga terbangun. Dia mengetahui adanya perubahan ketika
melihat fotonya yang baru lahir dan membandingkan dengan
kondisi dirinya pada masa sekarang dengan banyak perubahan.

Anak-anak berusia 4 atau 5 tahun dapat menunjukkan beberapa


pemahaman kemampuan mengurutkan sebuah peristiwa. Usia 4-6
tahun dapat melakukan tindakan secara berurutan untuk mencapai
tujuan. Mereka tahu peristiwa yang terjadi dan mereka dapat
mengurutkan kejadian sehari-hari dengan mengorganisasi siklus
(Vukelich & Thornton, 1990). Dengan mengalami rutinitas,
mengukur waktu, dan bagian dengan langkah yang berubah-ubah,
anak akan mendapatkan konsep-konsep waktu.
Dengan hal tersebut anak akan dapat
mempelajari hal-hal berikut:

1. Membedakan antara kemarin, sekarang, dan


yang akan dating
2. Menciptakan timeline menggunakan peristiwa
dari kehidupan mereka sendiri
3. Mengidentifikasi permulaan, tengah, dan akhir
dari sebuah cerita sejarah
4. Menggambarkan cara orang-orang belajar
tentang masa lalu melalui foto, diari, cerita,
video, dll.
C. Orang, Tempat Dan Lingkungan

Anak belajar mengenal orang lain pertama


kali dimulai dari lingkungan terdekat,
seperti keluarga, tetangga dan orang-
orang yang berada di sekitar rumah.
Pembelajaran sosial tentang orang, tempat
dan lingkungan memberikan pengetahuan
kepada anak mengenai bagaimana anak
belajar menghargai bumi sebagai tempat
tinggal mereka.
Berikut pengetahuan sosial yang dipelajari dalam
pembelajaran tentang orang, tempat dan lingkungan:

1. Mengenalkan peta dan globe untuk mempresentasikan


tempat
2. Menggunakan kata posisi dan penunjuk arah
(atas/bawah, dalam/luar, turun/naik) untuk
mengidentifikasi lokasi yang penting di kelas
3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tempat yang
terdekat dengan anak (kelas, rumah dan taman bermain)
4. Mendeskripsikan cara orang-orang dalam menggunakan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.
D. Perkembangan Individu dan Identitas

Bagian terpenting dalam pengenalan identitas adalah


mengenalkan fisik diri anak, yaitu gender. Sebagai
anak dewasa, mereka menjadi peduli pada perbedaan
seksual. Kepedulian ini sering terlihat jelas dalam
diskusi ketika menggunakan kamar mandi atau
gambar detail seseorang. Pendidik dan orang tua
harus memperhatikan kepentingan seksualitas dan
hubungan perasaan positif atau negatif pada anak
tentang dirinya (National PTA, 2002)
E. Individualitas, Kelompok dan Institusi

Pembelajaran individualitas, kelompok dan


institusi mengajarkan anak tentang
bagaimana cara bertingkah laku dan
berperilaku dalam kelompok. Selain menjalin
komunikasi yang baik dan bergaul dengan
orang lain, anak juga perlu membangun kerja
sama dalam lingkungan sosialnya.
F. Kekuatan, Kekuasaan, dan
Pemerintah

Dalam pembelajaran sosial tentang


kekuatan, kekuasaan, dan pemerintah
anak belajar untuk hidup dan
berpartisipasi dalam suatu kelompok
yang berarti mengatur dan mengikuti
mereka (Civitas, 2003)
G. Produksi, Distribusi dan Konsumsi

Beberapa hal yang dapat dikenalkan anak dalam


pembelajaran tentang produksi, distribusi dan konsumsi:

1. Menggunakan prinsip dan ekonomi untuk memahami


kegiatan ekonomi yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya di pasar, supermarket dll
2. Mendeskripsikan kebutuhan ekonomi yang pernah
dialami
3. Membedakan antara kebutuhan dan pelayanan
4. Mengenali situasi jual beli
H. Sains, Teknologi dan Kehidupan Masyarakat

Jenis teknologi yang dapat diperkenalkan pada anak,


seperti surat kabar, televise, kamera, video,
auditapes, telepon, computer dll. Orang tua dan
pendidik memiliki peran penting dalam hal
memberikan pengetahuan dan pemahaman anak
tentang ICT. Orang tua dan pendidik memiliki peran
penting dalam memberikan stimulus, motivasi,
mengatur jadwal atau menentukan durasi untuk
anak dalam menggunakan berbagai jenis ICT dan
menerapkan tujuan dalam penggunaan ICT.
I. Hubungan Global dan Kebebasan

Salah satu contoh kegiatan pembelajaran yang dapat


dilaksanakan untuk anak adalah ketika anak belajar
tentang kebiasaan yang terjadi di rumahnya dan anak
dapat membandingkan apa yang terjadi di rumahnya
dengan kebiasaan yang dilakukan di rumah oleh orang
yang berasal dari luar ataupun luar negeri. Melalui
pembelajaran sosial tentang hubungan global dan
kebebasan, diharapkan anak memiliki rasa cinta
terhadap budayanya dan mereka merupakan bagian
dari kehidupan di dunia ini.
J. Kewarganegaraan
Konsep kewarganegaraan yang diajarkan pada
anak usia dini meliputi beberapa hal sbb:

1. Mengenal bendera dan lambing Negara


2. Menjelaskan hak dan kewajiban
3. Menjelaskan cara bermusyawarah dan
bermuufakat untuk mengambil keputusan
4. Mendeskripsikan situas yang
mencerminkan disiplin diri dan tanggung
jawab pr
B. Prinsip Pengembangan Studi Sosial

Menurut Melendez, Beck dan Fletcher dalam Jakcman (2009:219)


dalam pengembangan studi sosial, anak perlu melakukan interaksi
dengan materi, ide, teman sebaya, dan orang dewasa agar anak dapat
memperoleh pengetahuan baru tentang kejadian secara nyata.

Beberapa saran yang dapat dilakukan dalam pengembangan studi


sosial dalam Jackman (2009:220) sbb:
1. Rancang tema pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak,
khususnya tema untuk mengenal diri sendiri, aku dan lingkungan
sekitarku.
2. Selain anak mengenal konsep studi sosial, anak juga perlu
melakukan atau membuat hasil karya yang berkaitan dengan materi
yang disampaikan oleh guru.
3. Anak dapat diajak untuk bercerita, baik dengan cerita yang dibacakan
oleh guru.
4. Rancanglah sebuah kurikulum untuk pembelajaran studi sosial
dengan memasukkan topic yang berhubungan, khususnya tentang
keluarga.
5. Pendidik dapat membantu anak mempelajari identitas anak, peran
keluarga bagi anak, peran anak dalam keluarga dan bagaimana
hubungan yang ada dalam keluarga.
6. Pengembangan studi sosial yang menarik dan menumbuhkan
kreativitas pada anak adalah memberikan kesempatan anak secara
langsung mencari informasi tentang kehidupan di lingkungan sekitar,
baik dengan mengamati manusia maupun hewan peliharaannya.
7. Buatlah kegiatan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
dapat menggambarkan apa yang mereka sering lihat.
8. Melakukan field trip untuk memperkenalkan anak tentang studi sosial
secara langsung.
9. Menjalin kerja sama dengan orang tua dalam pengembangan studi
sosial.
KB 2 “Implementasi Pengembangan Studi Sosial Melalui
Berbagai Metode Pembelajaran”
A. Implementasi Pengembangan Studi Sosial Melalui Berbagai
Metoode Pembelajaran

Metode pembelajaran memiliki peran penting dalam


keberhasilan kegiatan belajar. Menurut Sanjaya (2006: 47),
metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Hal ini berarti metode
berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran yang digunakan guru juga harus memperhatikan
karakteristik dan perkembangan anak didik.
Pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik apabila metode digunakan tepat.
Metode yang digunakan sangat berperan penting
terhadap terselenggarakannya proses
pembelajaran didalam atau diluar kelas. Untuk itu,
pemilihan dan penggunaan metode haruslah tepat
dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Metode
dalam pembelajaran anak usia dini berperan
penting dalam penyampaian materi pembelajaran
agar materi tersebut dapat bermakna bagi anak.
metode yang digunakan juga bervariasi dan
disesuaikan dengan materi apa yang akan
disampaikan pada anak.
Beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pengembangan studi
sosial anak usia dini :

a. Metode diskusi
b. Metode bernyanyi
c. Metode field trip (kunjungan atau wisata
d. Metode bermain peran
e. Metode demonstrasi
f. Metode praktik
Dengan berbagai metode pembelajaran yang disebutkan
dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan studi
sosial.
Pendidik AUD diharapkan dapat meraancang berbagai
kegiatan pengembangan konten pembelajaran dalam
berbagai jenis kegiatan bermain. Kegiatan yang dirancang
pendidik diarahkan untuk membantu anak mencapai
tingkat perkembangan anak yang sesuai dengan usiannya
sebagaimana yang tertera dalam standar pendidikan anak
usia dini. Pendidik anak usia dini juga dapat bekerja sama
dengan orangtua untuk memberikan kesempatan bagi anak
dalam supaya mengembangkan potensi yang dimilikinya
agar dapat berkembang secara optimal.
KB 3 “Penilaian Pengembangan
Studi Sosial”
A. Pengertian Asesmen

Menurut Nitko (2001 : 4-5) asesmen diartikan sebagai


sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang digunakan
agar membuat keputusan tentang siswa, kurikulum, dan
program serta kebijakan pendidikan. Hal ini menjelaskan
bahwa asesmen merupakan hal penting yang harus diketahui
dan dipahami oleh guru dan pihak sekolah dalam rangka
mengumpulkan informasi tentang anak didik dan melakukan
pengembangan program kegiatan pembelajaran.
B. Jenis Asesmen Untuk Anak Usia Dini

Asesmen yang sering digunakan dalam penilaian


perkembangan anak usia dini adalah metode
observasi. Observasi merupakan pengamatan
yang dilakukan guru atau observer lainnya
disepanjang aktivitas anak disekolah. Observasi
dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran anak, baik di dalam ruangan
maupun diluar ruangan. Observasi dilakukan
dalam kegiatan belajar yang alami sehingga
tidak mengganggu aktivitas belajar anak.
Berikut beberapa teknik pencatatan
dalam observasi :

1. Anecdotal record (catatan anekdot) :


yang berisikan tentang peristiwa atau
kejadian, waktu dan tempat terjadinya
peristiwa tsb. Catatan anekdot
merupakan catatan spesifik tentang
suatu peristiwa yang terdapat catatan
perilaku anak yang tidak biasa.
2. Running Record : untuk mencatat
perilaku anak secara mendetail yang
dideskripsikan dalam bentuk narasi dan
berdasarkan urutan kejadian. Dalam
running record, deskripsi perilaku
bersifat objektif yang didalamnya
berupa catatan peristiwa yang terjadi
selama periode observasi.
3. Time sampling : untuk memperoleh
informasi yang komprehensif
tentang suatu perilaku. Time
sampling biasanya digunakan
disekolah oleh guru dan staf ketika
anak menunjukkan perilaku yang tak
patut disekolah. Dari kegiatan time
sampling ini guru dapat menentukan
apa yang akan dilakukan untuk
memodifikasi perilaku tsb.
4. Checklist dan Rating Scales

Checklist : digunakan ketika banyak perilaku


yang ingin diamati oleh observer sehingga
perlu dibuat daftar pengamatan perilaku
yang mucul pada anak

Rating Scales : digunakan untuk menentukan


tingkat kemampuan
Contoh format yang dalam penilaian
pengembangan sosial anak usia dini
dapat dilihat pada modul halaman 10.32
– 10.32.
Setiap jenis Observasi yang digunakan untuk
melakukan asesmen pada anak adalah
melihat pencapaian perkembangan anak
dalam segala aspek perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai