Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

KONSEP DASAR PAUD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Amalia (A 411 22 103)

Nurul Azizah ( A 411 22 078)

Rani Rahmaniah ( A 411 22 070)

Rumina A. Paulo ( A 411 22 074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
A. RUANG LINGKUP LINGKUNGAN PAUD
Pendidikan anak usia dini memiliki standar kompetensi yang didasarkan pada
perkembangan anak. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kurikulum anak usia dini. Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-
aspek sebagai berikut:

a) Moral dan nilai-nilai agama

b) Sosial, emosional dan kemandirian

c) Bahasa, d) Kognitif

e) Fisik/Motorik

f) Seni

 Ruang Lingkup Materi Pembelajaran PAUD

Pembelajaran pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan
oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content), dan proses belajar. Materi belajar bagi anak
usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu sebagai berikut.

 Materi Usia Lahir sampai 3 Tahun

Pengembangan materi pembelajaran untuk usia lahir sampai 3 athun meliputi

(1) Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)

(2) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)

(3) Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)

(4) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)

(5) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)

(6) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)

 Materi untuk Anak Usia 3 Tahun ke Atas


Pengembangan materi untuk anak usia 3 tahun ke atas meliputi:
1) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi,
wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.
2) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan,
geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan
mempresentasikannya.
3) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan
lingkungan.
4) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang
lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik
tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga
hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan
pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur,
ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah
memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
5) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari,
adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan
menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk
menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita
melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar,
mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun
bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.
6) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi.
Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah,
di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan
mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
7) Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen, pemecahan
masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili.
Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan
penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan main yang terpilih, membangun
interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses
pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area
tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan
Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra
Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra
Memasak.

 Lingkungan Anak Usia Dini


Ekologi adalah suatu studi tentang bagaimana orang-orang berinteraksi dengan
lingkungannya dan bagaimana hasilnya atau konsekuensi dari interaksi tersebut.
Dengan berkembangnya lingkungan maka berkembang pula minat seseorang. Bronfer
Brenner (1979) dalam Patmonodewo (2003: 45) melalui teori sistem ekologinya
mampu menjelaskan perkembangan anak yang dihubungkan pada interakasi anak
dengan lingkungannya secara terus menerus dan saling mempengaruhi satu sama lain
secara transaksional.
Lingkungan anak usia dini mengandung lingkungan ekologi yang berorientasi pada :
1) Lingkungan fisik, yang terdiri dari objek, materi, dan ruang. Lingkungan fisik yang
berbeda akan mempengaruhi anak.
2) Lingkungan yang bersifat aktivitas, terdiri atas kegiatan, bermain, kebiasaan
sehari-hari, dan upacara keagamaan.
3) Berbagai orang yang ada di sekitar anak dapat dibedakan dalam usia, jenis kelamin,
pekerjaan, status kesehatan, dan tingkat pendidikan.
4) Sistem nilai, sikap, dan norma. Ekologi anak akan lebih baik apabila anak diasuh
dalam lingkungan yang menanamkan disiplin yang konsisten.
5) Komunikasi antaranak dan orang tua di sekelilingnya akan menentukan
perkembangan social anak.
6) Hubungan yang hangat dan anak merasa kebutuhannya terpenuhi oleh
lingkungannya akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang lebih baik.

 Ruang Lingkup Pengembangan Berbagai Aspek dalam PAUD


Ruang lingkup pengembangan berbagai aspek dalam PAUD meliputi
moral dan keagamaan, fisik atau motorik, bahasa, kognitif, sosio-emosional, dan
seni.
1) Moral dan Nilai Keagamaan
Carol Seefeldt, dkk. (2008) menyebutkan bahwa perkembangan
keagamaan meliputi pembiasaan perilaku positif, kemandirian, dan disiplin. Nilai
moral sangat dibutuhkan agar anak dapat membedakan hal yang baik dan buruk.
2) Fisik/Motorik
Perkembangan motorik anak memang berbeda sesduai dengan usianya.
Pendidik harus bisa membedakan antara motorik kasar dan halus sehingga anak
dapat berkembang sesuai dengan usianya. Anak dibawah lima tahun dapaat
dirangsang dengan permainan yang edukatif. Misalnya: permainan bola tali yang
akan merangsang refleks tangannya.

3) Bahasa
Dengan mengetahui perkembangan bahasa anak maka dapat diketahui
cara menghadapi anak dalam hal berkomunikasi. Jika ada anak yang
perkembangan bahasanya lambat maka bisa dirangsang dengan berbagai cara.
4) Kognitif
Perkembangan kognitif anak mengacu pada perkembangan kecerdasaan
anak. Piaget dalam Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca (2009) menyebutkan
bahwa perkembangn kognitif anak dibagi dalam empat periode, yaitu periode
sensorimotor, periode praoperasional,periode operasional konkret, dan periode
operasional formal.
5) Sosio-emosional
Perkembangan ini meliputi perkembangan perasaan dan emosi serta
pengembangan kemampuan sosial. Anak yang perkembangan sosio-emosinya
baik maka akan meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat.
Dengan ini anak diharapkan dapat memperoleh kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, dan naturalistik.
6) Seni
pengembangan seni dapat dituangkan dalam seni musik, tari, gambar, dan
keterampilan kerajinan tangan. Dengan demikian anak diharapkan dapat memiliki
kecerdasan musikal dan visual spatial.
B. JENIS-JENIS LINGKUNGAN
Jenis lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran di TK terdiri dari atas lingkungan alam/fisik dan
lingkungan sosial. .
Lingkungan alam/fisik merupakan segala sesuatu yang alamiah dan
sifatnya relatif menetap, seperti air, tanah, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, hewan,
sungai, iklim, suhu udara dan sebagainya.
Lingkungan sosial berkenaan dengan interaksi anak dalam kehidupan
bermasyarakat, dapat digunakan untuk mempelajari dasar-dasar ilmu sosial dan
kemanusiaan.
Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.

C. PEMANFAATAN LINGKUNGAN DI LEMBAGA PAUD


Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
memberikan tuntunan dalam mengaitkan antara kurikulum dengan lingkungan
sehari-hari, serta memvariasikan metode mengajar agar tidak terjadi kebosanan.
Ini penting karena guru berhadapan dengan murid dari berbagai jenis latar
belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu, dalam menggunakan sumber belajar, metode penyampaian dan
berbagai pendekatan lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Sumber
belajar berupa lingkungan alam mudah dijangkau, tidak memerlukan biaya tinggi,
dan tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran anak usia dini tentunya
didasarkan atas kemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut bagi
terselenggaranya kegiatan pembelajaran anak secara efektif. Manfaat yang
didapat tersebut adalah sebagai berikut (http://zona.uimadura.ac.id/sumber-
belajar-dan-media-pendidikan-bagi-paud/):
1. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret dan langsung.
Anak dalam masa usia dini berada pada fase berfikir kongkret artinya anak usia
dini belum mampu berfikir di luar batas kemampuan panca indranya (secara
abstrak). Pemberian pengalaman belajar yang nyata/kongkret akan lebih
bermakna dalam proses belajar anak.
2. Pemanfaatan sumber belajar dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indra. Maksudnya bila seorang guru ingin menerangkan tentang binatang &
tentunya binatang tersebut tidak bisa dibawa ke dalam kelas maka seorang guru
dapat menggunakan gambar/foto.
3. Menambah wawasan dan pengalaman anak. Misalnya untuk menambah
wawasan dan pengalaman anak mengenai kehidupan ikan di air, guru tidak hanya
menjelaskan secara lisan, tetapi guru bisa menggunakan sumber belajar yang lain
misalnya mengajak anak-anak mengamati pada aquarium.
4. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Misalkan informasi yang
didapatkan anak melalui buku bacaan/majalah untuk anak, majalah yang terbit
tiap minggu tentunya menyajikan informasi yang selalu baru dan ini sangat
menguntungkan karena mendapatkan informasi atau pengetahuan yang baru atau
pengalaman baru yang didapat anak tentunya akan meningkatkan minat belajar
anak untuk senantiasa melek informasi, dengan demikian unsur pembiasaan juga
merupakan manfaat sumber belajar.
5.Meningkatkan motivasi belajar anak. Motivasi anak untuk belajar selalu
menjadi fokus perhatian pendidik dan orang tua dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran anak usia dini. Artinya kreativitas pendidik dalam memilih dan
memanfaatkan berbagai sumber belajar akan mendorong anak menyenangi
kegiatan belajarnya, karena anak diberikan sumber pengetahuan, sumber
informasi, dan sumber belajar yang beragam.
6. Mengembangkan kemampuan berfikir anak secara lebih kritis dan positif.
Dengan diberikan berbagai alternatif sumber belajar pada anak kemampuan
berfikir kritis anak akan semakin meningkat, upaya tersebut tidak lepas dari upaya
yang dilakukan guru dengan menempuh berbagai cara dalam menyampaikan
pengetahuan kepada anak. Misalnya anak dibawa ke suatu tempat misalnya kebun
binatang, anak akan secara otomatis berkembang pemikiran kritisnya, hal tersebut
akan ditunjukkan oleh anak dengan mengemukakan atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terhadap fakta, peristiwa, kejadian yang ditemukan di tempat tersebut
dan bahkan akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terpikirkan oleh
guru sekalipun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa anak berkembang
kemampuan berfikir kritis dan berfikir positifnya.

D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN OUTDOOR


Outdoor suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilkukan
dialam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan
belajar sambil bermain yang diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha
membentuk krakter anak percaya diri. Kegiatan permainan dan pembelajaran
yang dilakukakan diluar ruangan sebagai variasi metode pendekatan yang
digunakan dengan tujuan memperkenalkan lingkungan secara langsung dan
melatih psikomotorik anak usia dini.
Lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada
diluar lingkungan sekolah, dalam arti lingkungan belajar ini diciptakan tidak
untuk proses belajar mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar
mengajar, misalnya: museum, masjid, monumen, lapangan, tempat wisata dan
lain-lain
Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak
usia dini, pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan
didapatkan oleh anak, karena setiap anak akan sdelalu menghadapi masa
perkembangan disetiap harinya maka dari itu perlu adanya wadah untuk
memperlancar proses perkembangan anakdengan cepat. Kedua, kebiasaan orang
tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak dari berbagai faktor dan lebih
memberikan anak-anak tontonan atau bermain computer, selain itu, faktor
lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk
bermain diluar, padahal bermain langsung dengan lingkungan sangat berpengaruh
besar pada anak, karena anak dapat beradaptasi lansung dengan alam, bahkan
yang sangat mengkhawatirkan jika anak selalu disuguhi oleh gadget , karena
anaka akan memiliki ketergantungan selalu meminta untuk maen gadget tanpa
mengenal waktu dan bahkan bisa menjadi benalu bagi anak untuk malas sekolah,
sebisa mungkin diperkenlkan pada anak usia dini sewajarnya saja agar tidak
terjadi dampak negative yang merugikan anak dikemudian hari
Adapun hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak
mendapatkan pengalaman yang unik, misalnya, science yang datang dengan
sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan
tangannya sendiri. Anak dengan lansung dapat melihat perubahan warna,
memegagang pohon, mendengar suara hewan, dan mencium udara setelah hujan,
anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya.
Tujuan anak belajar outdoor adalah untuk Berkembangnya sosial
emosional, yaitu dengan mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai
benda seni, mengembangkan permainan baru seperti menyusun puzzle dll.
Perkembangan kognitif, yaitu dengan mengembangkan pemahaman konsep awal
matematika, menghitung lompatan atau loncatan dll, menghitung jarak dan tinggi
pohon. Perkembangan fisik, yaitu dengan mengembangkan motorik halus dan
motorik kasar dll.
Outdoor suatu kegiatan pembelajaran secara langsung dilakukan di
alam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan
belajar sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha
membentuk kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan
membentuk karakter percaya diri.Penataan lingkungan outdoor sangat perlu kita
lakukan agar ketika anak-anak didik kita bermain sudah dipastikan mereka
nyaman, aman. Perlu dilakukan strategi-strategi yang tepat dalam pengelohan
lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.

E. PRINSIP PENATAAN AREA BERMAIN OUTDOOR


Penataan lingkungan belajar yang berada di luar harus memenuhi
beberapa kriteria agar memperoleh hasil yang maksimal, yaitu:
1. Memenuhi Aturan Keamanan yang Memadai Keamanan merupakan hal
utama yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi kecelakaan yang dapat terjadi kapan saja, dan di mana saja,
mengingat usia anak yang masih belum matang secara fisik dan mental dalam
merencanakan dan mempergunakan tubuhnya.
2. Melindungi dan Meningkatkan Karakteristik Alamiah Anak Pada umumnya
anak-anak secara alamiah sangat menyukai aktivitas di luar ruangan. Bagi anak
situasi dan kondisi apa pun dapat menjadi kegiatan yang menarik. Hal ini harus
dijaga dan menjadi bentuk pelayanan guru terhadap anak. Melalui aktivitas
outdoor para guru diharapkan memahami kebutuhan tersebut dan
memfasilitasinya tanpa banyak melakukan intervensi. Kebutuhan anak untuk
bebas bergerak, mandiri, dan mengatur dirinya sendiri mendapatkan
kesempatan untuk dikembangkan dalam arena outdoor ini. Guru hanya berperan
untuk mungkin timbul akibat dari kebebasan anak yang belum diimbangi dengan
kematangan intelektual.
3. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus Didasarkan pada Kebutuhan Anak Kita
sepakat bahwa bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan
sekalipun penekanan ditempatkan pada berbagai aspek perkembangan akan
bervariasi tergantung pada fokus dan prioritas program yang diberlakukan.
Tempat bermain tradisional dengan perlengkapan yang tetap misalnya ayunan
dan papan luncur bukanlah tempat yang baik bagi anak untuk bermain-main
ditinjau dari pendirian perkembangan dan juga untuk alasan keamanan. Anak TK
memerlukan perangkat yang tetap dan kompleksmaupun materi sederhana dan
mudah dipindahkan serta dapat dimanipulasi oleh anak-anak misalnya pasir, air,
kayu dan ban. Dua karakteristik desain tempat bermain diasosiasikan dengan
tingkatan bermain yang tinggi yaitu: materi-materi yang fleksibel misalnya,
materi yang dapat dimanipulasi, diubah dan dikombinasikan oleh anak dan
materi yang memberikan beragam pengalaman. Tempat bermain juga harus
memenuhi kebutuhan anak-anak yang berkelainan.
4. Secara Estetis Harus Menyenangkan Ruang outdoor harus menarik bagi semua
indera. Talbot dan Frost 1996 mengajukan beberapa kualitas desain misalnya
sensualitas, kecemerlangan, cara penempatan harus dipertimbangkan dalam
mendesain tempat bermain yang menstimulus rasa takjub dan kepekaan indra
anak. Hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk beraktivitas, juga
meningkatkan kepekaan rasa anak dalam menyerap estetik.
F.PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERMAIN INDOOR
Lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu
mendapat perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan
objek-objek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
Dalam merencanakan program yang sesuai perkembangan anak, orang
dewasa atau pendidik hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini :
1. Menyediakan kegiatan berikut peralatan yang bervariasi dan kaya yang dapat
dipilih sendiri oleh anak.
2. Menawarkan kepada anak-anak untuk memilih apakah mereka ingin
berpartisipasi dalam kelompok kecil atau melakukan kegiatan sendiri (individu)
3. Membantu dan memandu anak-anak yang tidak atau belum mampu
memanfaatkan kemudahan dan kesenangan kegiatan pilihan sendiri dalam sesi
kegiatan pilihan anak.
4. kesempatan kepada anak untuk berinisiatif dan melakukan praktik langsung
mengenai kegiatan yang dipilihnya sendiri.

Faktor lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk


membedakan kualitas program di lembaga PAUD. Oleh karenanya guru harus
lebih berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan
peralatannya. Perencanaan dan pengorganisiran ruang kelas secara baik dan
berhati-hati akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya :
1. Membuat pekerjaan guru menjadi mudah,
2. Hari-hari anak menjadi lebih menyenangkan,
3. Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang,
4. Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya tanpa
merasa bosan,
5. Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang,
inspiratif, menakjubkan, menantang dan memesona
Ruangan yang perlu disiapkan, antara lain ruangan untuk bayi dan
ruangan untuk anak-anak kecil lengkap dengan peralatannya. Ruangan ini
disiapkan dengan mengacu pada panduan National Association Education for the
Young Children (NAEYC) dalam bukunya Developmentally Appropriate Practice
(DAP).
Terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti yang berhubungan
dengan perlatan dalam ruangan, meliputi :
1. Pertimbangkan untuk Mengenalkan alat dan bahan,
2. Berikan waktu pada anak-anak untuk Menentukan kelompoknya sendiri
Sebelum anda mengajaknya untuk berbagi,
3. Anjurkan anak-anak untuk memahami bahwa setiap jenis benda mempunyai
tempat,
4. Bantu anak-anak merencanakan apa yang ingin mereka lakukan,
5. Membiarkan ruangan terbuka untuk anak-anak,
6. Panduan umum ketika mengevaluasi fasilitas untuk anak usia dini, meliputi
bentuk ruangan, bagaimana meredam bunyi, warna dinding, lantai, alat pemanas
atau pendingin ruangan, cahaya dan ventilasi, air dan bak cuci, ruang
penyimpanan, kursi dan meja dan rak. Selain itu faktor keamanan sangat penting
diperhatikan dalam menata ruangan untuk anak usia dini.
Penataan ruangan untuk memfasilitasi anak usia dini juga akan
berpengaruh pada keamanan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kreatif
yang menggunakan peralatan perlu dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu usia
dan tingkat perkembangan anak-anak, pengawasan, fleksibilitas, arus lalu lintas
dan ruang pribadi.
1. Teknik Penataan Ruangan dan Perlengkapan Belajar di Lembaga PAUD
Pada saat ini pendekatan model sentra menjadi trend dalam menyelenggarakan
PAUD, berikut akan dibahas alasan penggunaan sentra dalam PAUD, yang
meliputi :
a. Nilai bermain
Seperti telah kita ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan
pada anak usia dini adalah ”bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”.
Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan anak-anak selalu ingin bermain. Dalam
bermain anak-anak mengembangkan sesuatu yang berbeda dan membedakan
pendekatan yang terbaik. Dalam bermain anak-anak menggunakan bahasa untuk
melancarkan kegiatan, menjelajah dan menyaring bahasa mereka ketika mereka
bicara dan mendengarkan anak-anak lainnya.
b. Pusat Minat atau Pusat kegiatan (Sentra)
Salah satu pendekatan yang membantu kreativitas dalam penggunaan
perlatan adalah dengan menyediakan salah satu bagian dari kegiatan, minat dan
lingkungan dengan mengidentifikasi kegiatan dan peralatan untuk setiap
kelompok anak di kelas.
Dalam ruang kelas untuk anak usia dini, lingkungan didesain untuk
pengembangan total secara alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas
menyediakan kesempatan pada anak-anak untuk berpartisipasi secara individual
dalam tim dan kelompok kecil.
c. Sentra adalah pembelajaran terpadu
Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat
membantu anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara
bersamaan. Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak dapat mengembangkan
aspek bahasa, kognitif fisik motorik, sosialemosionalnya dalam satu kesempatan.
Penataan ruangan di lembaga PAUD yang dibahas dalam kegiatan
belajar ini, ditujukan untuk pendidik (guru dan pengasuh) yang menginginkan
kelasnya menjadi tempat yang menarik atau memadai sebagai tempat bermain
dan belajar. Selain itu, dengan membaca kegiatan belajar ini, diharapkan para
pendidik untuk lembaga PAUD tertarik mencoba menyusun ruangan sentra yang
sesuai dengan kebutuhan, minat dan kondisi lingkungan di lembaga PAUD di
manapun berada dan memberi kesempatan kepada pendidik untuk menata dan
mendesain ruangan kelasnya dengan cara yang kreatif sehingga proses
pengembangan kemampuan anak dapat lebih optimal.
Beberapa alasan mengapa pada lembaga PAUD disarankan untuk
menggunakan sentra adalah karena :
1. Dunia anak adalah dunia bermain,
2. Sebaiknya pendidik menyediakan lingkungan belajar yang merangsang anak
untuk bermain, mengeksplor dan mengembangkan ide-ide tersebut dengan
pengalaman yang telah mereka peroleh dalam kehidupan yang diperoleh ketika
anak berinteraksi dengan lingkungannya,
3. Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu
anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan. Dalam
satu kegiatan belajar, anak‑anak dapat mengembangkan aspek bahasa, kognitif,
fisik-motorik, sosial emosionalnya dalam satu kesempatan.
Sentra yang ditawarkan dalam kegiatan belajar ini merupakan contoh
yang dapat dipilih dan dikembangkan secara kreatif oleh pendidik. Pilihlah sentra
yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan sekolah. Sentra ersebut
adalah sentra tradisional, meliputi sentra rumah tangga (housekeeping centre),
sentra balok (block centre), sentra seni (art centre), sentra pasir dan air (sand
and water centre), sentra perpustakaan (library centre), sentra musik dan suara
(music and sound centre), sentra menulis (writing centre), serta sentra sains dan
alam (science and nature centre). Adapun sentra sosio drama, meliputi sentra
mal (mall centre), sentra ruang dokter atau rumah sakit (doctor’s office or
hospital centre), sentra toko grosir (the grocery centre), sentra memasak (bakery
or cooking centre). Sentra unik meliputi sentra ruang angkasa (space centre).

G. PENATAAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN


LEMBAGA PAUD
Pengertian Penataan lingkungan bermain adalah penataan lingkungan
fisik baik di dalam atau di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh
asesoris yang digunakan di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan
ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan
ukuran mebeulair, bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main
yang digunakan sesuai dengan perencanaan

Tujuan dan Fungsi Penataan Lingkungan Main Anak


1. Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik dan didesain
sesuai perencanakan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan
perkembangannya.
2. Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.

Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan PAUD


1. Membuat anak merasa aman
2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga,
lingkungan bermain dan budaya setempat.
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan baik pelaksanaannya (kelompok atau individu)
maupun tempat alat main yang dibutuhkan .
8. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang ditata dengan rapi, semua
mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak,
membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa
harus minta tolong pendidik. Apabila di satuan PAUD menerima anak
berkebutuhan khusus dengan kursi roda, maka ramp harus tersedia agar anak bisa
mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai dengan
kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka mampu
melakukannya. Lingkungan yang penuh tantangan tetapi aman dilakukan anak,
mendorong anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap tantangan
yang ada. Hal ini menumbuhkan kreativitas dan sikap pantang menyerah.
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus. Kordinasi tangan- mata,
keterampilan sosial, keaksaraan awal, sain dan teknologi, kemampuan matematika,
serta kemampuan berkomunikasi. Lingkungan yang memfasilitasi dengan
berbagai kegiatan langsung, tidak semata terfokus pada kegiatan akademik, akan
mendorong anak senang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Persyaratan Lingkungan Belajar PAUD
1. Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik dan
mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan. Dari
warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang dan penataan bahan-
bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. Bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak serta
binatang -binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam, bahan
limbah, dll. Bahan-bahan main disimpan di dalam tempat yang mudah digunakan
dan disimpan kembali oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai