Anda di halaman 1dari 11

NAMA : AMALIA

NIM : A41122103
MK : BERMAIN DAN PERMAIN AUD

Aspek-aspek Perkembangan Anak

Tidak hanya pengetahuan umum, siapa sangka ternyata aspek-aspek perkembangan anak usia
dini juga masuk dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2013 yakni (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik-Motorik, (3) Kognitif, (4)
Bahasa, (5) Sosial-Emosional, dan (6) Seni. Berikut 6 aspek perkembangan anak usia dini ini
dan contohnya.

1. Perkembangan Nilai Agama dan Moral

Aspek perkembangan pertama dan yang paling utama untuk diajarkan kepada Si Kecil adalah
nilai agama dan moral. Hal ini berfokus dalam menanamkan nilai-nilai dasar, norma-norma
yang berlaku hingga kesadaran. Si Kecil perlu mengenal agama dan menjalankan ibadah agar
lebih memahami arah hingga tujuan mereka dengan baik sejak dini.

Tidak hanya itu, belajar agama dan moral banyak manfaat serta menanamkan sikap-sikap baik
pada Si Kecil seperti menolong sesama, bersikap jujur, sopan, menghormati orang yang lebih
tua, hingga toleransi dengan penganut agama yang berbeda. Harapannya, Si Kecil akan tumbuh
dengan persepsi yang tepat dan benar. Oleh karena itulah, orang tua memiliki peran penting
dalam memulainya sedari dini.

2. Perkembangan Fisik-Motorik

Sesuai dengan namanya, aspek fisik motorik ini merupakan segala sesuatu yang langsung
berhubungan dengan perkembangan tubuh di kecil. Apa saja?

 Perkembangan fisik dan perilaku keselamatan. Hal ini meliputi berat badan, tinggi
badan dan lingkar kepala yang sesuai dengan ukuran anak seumuran. Selain itu,
perilaku keselamatan ini meliputi kemampuan hidup Si Kecil yakni bersih dan juga
sehat untuk keselamatan diri sendiri.
 Si Kecil juga memiliki motorik halus baik yang meliputi kemampuan mereka dalam
menggunakan alat untuk ekspresi diri dan juga eksplorasi. Contohnya yaitu
menggunakan pensil, bermain dengan boneka dan lain sebagainya.
 Tidak hanya itu, Si Kecil juga perlu memiliki motorik kasar yang baik. Hal ini meliputi
kemampuan tubuh dalam berkoordinasi antar anggota tubuh. Contohnya yaitu menjaga
keseimbangan, lincah, dan juga lentur sesuai peraturan. Bunda dapat melatih motorik
kasar Si Kecil dengan mengajak mereka berolahraga.

3. Perkembangan Kognitif

Aspek perkembangan kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran sehingga jangan
heran jika pertumbuhan pada area ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Banyak pelajaran
penting yang akan didapatkan oleh Si Kecil, beberapa diantaranya:

 Mampu berpikir logis dengan mengenal perbedaan, klasifikasi, perencanaan, pola,


sebab akibat dan inisiatif
 Si Kecil dapat menyebutkan, mengenal, dan juga menggunakan lambang-lambang
seperti abjad dan angka. Tidak hanya itu, tahap ini juga akan membantu Si Kecil untuk
menggambarkan ulang banyak hal yang pernah mereka lihat.
 Pembelajaran yang paling penting adalah Si Kecil dapat belajar memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dengan fleksibel, praktis, dan juga diterima secara sosial.
Si Kecil juga dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka
dapatkan baik di sekolah maupun rumah.

Perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan IQ anak. Memberikan anak berbagai
stimulasi kecerdasan bisa meningkatkan IQ mereka, lho Bunda.

4. Perkembangan Bahasa

Bahasa menjadi aspek perkembangan anak yang bisa Bunda amati dan latih sejak dini. Si Kecil
dapat mengerti berbagai hal yang dimaksud oleh orang tua seperti cerita, aturan, perintah dan
juga menghargai bacaan. Tidak sampai di situ, bahasa juga meliputi bagaimana cara Si Kecil
berbahasa dengan baik seperti tanya jawab, memahami bentuk dan juga bunyi dari masing-
masing huruf juga angka.

5. Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan emosi anak usia pada usia dini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena
berperan penting dan terkait erat dengan pengenalan diri Si Kecil juga orang sekitar. Berbagai
macam hal yang masuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut:

 Si Kecil akan lebih senang jika bermain dengan teman sebayanya, memahami perasaan,
merespon pembicaraan, berbagai mainan dengannya, mendengarkan ucapannya,
hingga belajar menghargai hak dan pendapat orang lain sehingga Si Kecil akan tetap
berlaku sopan.
 Tidak hanya itu, aspek ini juga mengajarkan Si Kecil arti dari tanggung jawab, hak-
hak, hingga aturan bagi mereka dan orang lain.
 Selain hubungan dengan orang lain maupun teman sebayanya, hal ini akan membantu
Si Kecil untuk memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan mereka,
mengendalikan diri, hingga menyesuaikan diri untuk berinteraksi dengan orang lain

6. Perkembangan Seni

Aspek terakhir pada perkembangan anak adalah seni. Setiap anak yang terlahir bersifat
imajinatif dan memiliki sisi seni mereka sendiri. Si Kecil akan tertarik untuk mengekspresikan
diri dan juga mulai mengeksplorasi diri dalam banyak hal dari sisi kesenian. Contohnya yaitu
musik, lukisan, kerajinan, drama dan masih banyak lagi yang lainnya.

Contoh Permainan yang Mencakup 6 Aspek Perkembangan

Meremas Kertas

Salah satu permainan yang bisa Bunda coba bersama Si Kecil yaitu melipat kertas. Meski
terkesan sepele, tetapi kegiatan melipat kertas dapat melatih keterampilan motoriknya, lho.
Kegiatan sederhana ini bisa melatih gerakan-gerakan jarinya Bun. Caranya pun mudah. Cukup
sediakan beberapa lembar kertas. Bunda bisa meminta Si Kecil untuk membuat bola dengan
cara meremas dan mengepal kertas tersebut. Bunda pun bisa mengajak Si kecil untuk membuat
persegi empat, pesawat, hingga perahu.

Bermain Puzzle

Untuk mengembangkan kemampuan kognitif Si Kecil, Bunda bisa mengajak Si kecil untuk
bermain puzzle. Puzzle adalah permainan menyusun bentuk atau gambar tertentu. Permainan
ini dapat mengembangkan kemampuan kognitif karena permainan ini membutuhkan
koordinasi mata dan tangan. Tangan Si Kecil akan dilatih untuk merespon apa yang ia lihat.

1. Kecerdasan Logika Matematika

Anak yang memiliki kecerdasan logika matematika biasanya memiliki ketertarikan yang besar
terhadap hal-hal yeng berhubungan dengan matematika, angka, dan logika. Untuk mengasah
kecerdasannya ini, Anda dapat menantangnya untuk mencoba menyelesaikan suatu
permasalahan. Ia juga pasti akan tertarik untuk mengerjakan permainan seperti puzzle, teka
teki silang, sudoku, dan permainan asah otak lainnya.

2. Kecerdasan Visual Spasial

Anak Anda senang menggambar serta memiliki daya imajinasi yang tinggi? Dua hal ini bisa
menandakan bahwa ia memiliki jenis kecerdasan visual spasial. Anak dengan kemampuan
visual yang kuat dapat mengingat wajah, gambar, hingga detail-detail visual lainnya dengan
sangat baik. Untuk memaksimalkan potensinya, Anda bisa lebih banyak memberikan stimulasi
pembelajaran dengan media visual dibandingkan kata-kata. Selain itu, ajak juga ia untuk
berimajinasi seluas-luasnya dan menuangkannya ke dalam karya.

3. Kecerdasan Musikal

Anak dengan kecerdasan musikal memiliki kemampuan untuk memahami, mengekspresikan,


dan menciptakan sesuatu melalui musik. Hal ini dapat terungkap melalui beberapa tanda,
seperti misalnya jika ia sangat senang mendengakan musik, gemar bersenandung, mampu
mengenali nada dengan cepat, dan dapat meningat irama musik dengan mudah. Terdapat
sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasannya ini, seperti banyak
mengajaknya bernyanyi dan bermain musik sejak kecil, bermain tebak bunyi atau tebak lagu
dengan anak, hingga menciptakan musik dari benda-benda di sekitanya

4. Kecerdasan Verbal Linguistik

Kecerdasan verbal linguistik berhubungan erat dengan kemampuan seseorang untuk berbicara
serta berkomunikasi, baik lewat berbicara maupun menulis. Anak dengan kecerdasan verbal
linguistik memiliki sejumlah ciri. Contohnya adalah ia senang bercerita dan mendengarkan
cerita, sangat tertarik dengan buku, senang dan pandai berbicara, dan memiliki ketertarikan
untuk mempelajari berbagai bahasa yang ada. Untuk mendukungnya, Anda dapat sering
mengajaknya membaca buku bersama, memintanya untuk bercerita dan menuliskan apa yang
ada di pikirannya, dan juga mengajarinya belajar bahasa asing. Supaya lebih optimal, Anda
bisa mendaftarkannya di EF untuk mempelajari bahasa Inggris dengan guru secara
menyenangkan.

5. Kecerdasan Interpersonal

Anak dengan kecerdasan interpersonal memiliki kelebihan saat berinteraksi dan berhubungan
dengan orang lain. Biasanya ia memiliki rasa empati yang tinggi, mampu memahami perasaan
orang lain dengan baik, mudah beradaptasi, dan juga cakap berkomunikasi. Anda bisa
membantu anak Anda mengembangkan kecerdasan ini dengan sering mengajaknya
berinteraksi. Misalnya Anda aktif menanyakan perasaannya atau mengajaknya bercerita.
Selain itu, Anda juga bisa mendorongnya untuk bergabung ke kelompok belajar atau
komunitas, supaya ia dapat bersosialiasi dengan lebih banyak orang.

6. Kecerdasan Intrapersonal

Dengan kecerdasan intrapersonal, anak memiliki kemampuan lebih untuk memahami dirinya
sendiri. Ia biasanya dapat mengelola emosinya dengan baik, tahu apa yang ia inginkan, dan
juga senang berpikir secara independen. Untuk mendukung anak dengan kecerdasan ini, Anda
dapat melakukannya dengan memberikannya cukup ruang untuk mengekspresikan perasaan
atau pemikirannya. Misalnya dengan memberinya buku harian dan memintanya ia menulis
secara rutin di sana.

7. Kecerdasan Kinestetik

Anak Anda senang bergerak atau berlarian? Hal ini bisa menandakan bahwa ia memiliki
kecerdasan kinestetik. Pada umumnya, anak dengan kecerdasan ini mahir dalam bidang yang
mengandalkan gerak tubuh, seperti misalnya olahraga atau menari. Anda tentunya dapat
mengembangkan kemampuannya ini dengan memberikan ruang yang cukup baginya untuk
bergerak dan rajin mengajaknya melakukan aktivitas fisik. Agar lebih optimal, Anda juga bisa
memasukkannya ke klub olahraga, teater, atau tari.
8. Kecerdasan Naturalis

Anak dengan kecerdasan naturalis memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap alam. Ia biasanya
menyukai aneka tumbuhan dan hewan, serta peduli dengan lingkungan. Untuk mendukungnya,
Anda dapat mengajak menanam aneka tanaman di rumah dan memintanya merawatanya atau
memelihara hewan peliharaan. Selain itu, Anda bisa rutin mengajaknya pergi ke tempat-tempat
seperti kebun binatang, taman, dan alam terbuka.

Pengertian Literasi Menurut Para Ahli

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa definisi literasi cukup beragam karena berevolusi dari
waktu ke waktu. Berikut pengertian literasi menurut beberapa ahli:

Elizabet Sulzby

Elizabet Sulzby pada tahun 1986 menyatakan mengenai definisi literasi sebagai kemampuan
untuk berbahasa yang dimiliki seseorang. Dimana untuk kemampuan berbahasa tersebut
digunakan dalam komunikasi, baik berbicara, membaca, menulis, maupun menyimak dengan
berbagai cara.

Secara singkat definisi literasi dari Elizabeth Sulzby merupakan kemampuan individu dalam
membaca dan menulis.

Jack Goody

Jack Goody menyatakan bahwa literasi merupakan sebuah kemampuan individu untuk menulis
dan juga membaca.

Harvey J.Graff

Pada tahun 2006 Harvey J.Graff menyatakan definisi literasi sebagai sebuah kemampuan pada
individu seseorang untuk membaca dan menulis.

Alberta
Pengertian literasi menurut Alberta adalah kemampuan untuk menambah keterampilan,
pengetahuan, menulis, membaca, dan berpikir kritis ketika memecahkan masalah. Selain itu,
literasi juga menjadi kemampuan dalam komunikasi secara efektif.

Literasi diharapkan dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mampu


mengembangkan potensi lingkungan sekitar.

Merriam – Webster

Seorang ahli bernama Merriam-Webster juga menyatakan definisi dari literasi. Dimana definisi
literasi yang dinyatakan adalah sebuah kualitas melek aksara atau kemampuan di dalam diri
individu.

Jenis-Jenis Literasi

1. Literasi Dasar

Literasi dasar merupakan kemampuan secara dasar yang dimiliki seseorang dalam menulis,
membaca, mendengarkan, serta menghitung. Literasi dasar mempunyai tujuan dalam membuat
kemampuan membaca, komunikasi, menulis, dan berhitung lebih optimal.

2. Literasi Perpustakaan

Pengertian literasi keuangan perpustakaan ialah kemampuan untuk membedakan serta


memahami karya tulis. Dimana karya tulis yang dimaksud meliputi non-fiksi dan fiksi. Selain
itu, literasi perpustakaan juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami penggunaan
indeks dan katalog.

Literasi perpustakaan ini juga meliputi kemampuan dalam memahami sebuah informasi pada
saat membuat suatu penelitian dan karya tulis.

3. Literasi Media

Literasi media merupakan kemampuan untuk memahami dan mengetahui berbagai macam
media. Dimana media yang dimaksud meliputi media cetak, media elektronik, media digital,
dan lain sebagainya.
Selain itu, dalam literasi media juga diharapkan seseorang mampu memahami bagaimana cara
menggunakan setiap media yang ada.

4. Literasi Visual

Definisi literasi visual adalah pemahaman atau kemampuan untuk menginterpretasi serta
memberikan makan pada sebuah informasi visual. Maksud dari informasi visual adalah
informasi dalam bentuk gambar atau visual.

Literasi visual ini muncul dari pemikiran bahwa sebuah gambar juga dapat dibaca. Dengan
demikian suatu gambar dapat digunakan untuk komunikasi pada proses membacanya.

5. LiterasI Teknologi

Literasi teknologi merupakan kemampuan untuk memahami dan mengetahui berbagai hal yang
berkaitan dengan teknologi. Dimana untuk teknologi yang dimaksud meliputi software dan
hardware.

Selain itu, literasi teknologi juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengetahui cara
penggunaan internet dan mengetahui etika dasar dalam penggunaan teknologi.

Prinsip-Prinsip Literasi

Berikut beberapa prinsip penting literasi menurut Kylene Beers pada tahun 2009:

1. Bersifat Berimbang

Setiap murid atau siswa mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sekolah
wajib menerapkan prinsip berimbang dengan menggunakan strategi dalam variasi bacaan dan
membaca.

2. Bahasa Lisan

Prinsip literasi yang kedua adalah menunjukkan bahwa bahasa lisan merupakan hal yang sangat
penting. Setiap siswa atau murid wajib mampu melakukan diskusi mengenai informasi. Dalam
diskusi yang dimaksud memungkinkan adanya perbedaan opini.
Dengan demikian murid atau siswa dapat menyampaikan pendapatnya serta melatih diri untuk
berpikir secara kritis.

3. Pentingnya Keberagaman

Keberagaman merupakan sesuatu yang pantas untuk dirayakan dan dihargai pada setiap
lembaga pendidikan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan buku dengan tema
yang cukup bervariasi.

Diutamakan untuk menyediakan buku dengan tema kekayaan budaya negara Indonesia. Hal ini
bertujuan agar siswa atau murid dapat mengenal budaya bangsa secara lebih dan turut serta
untuk melestarikannya.

4. Berlangsung pada kurikulum

Pada dasarnya program literasi harus diterapkan kepada seluruh siswa. Penerapan program
literasi seharusnya tidak tergantung pada suatu kurikulum tertentu. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa literasi menjadi hal yang wajib untuk semua bidang studi.

Nilai Agama Dan Moral yang ditanamkan Pada Anak Usia Dini di TKAT ULUL AL-
BAAB antara lain yaitu:

1. Menanamkan anak-anakn agar menyembah Allah dan berbakti kepada kedua orang tua. Hal
ini sejalan denagn Firman Allah Ta’ala dalam surah Al-Isra : 23, yang artinya : “Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kau jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat
baik kepada Ibu-Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia”.

2. Mengajak anak untuk melakukan shalat sejak usia dini dan membiasakan anak untuk berbuat
baik, sebagaimana hadis Nabi yang artinya “jagalah anakmu agar selalu melaksanakan shalat,
dan biasakanlah mereka berbuat baik, karena berbuat baik itu adalah kebiasaaan.
(H.R.Thabrani).sejak kapankah anak harus shalat? Nabi bersabda yang artinya: “jika anak
sudah bisa membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah anak untuk shalat”.
(H.R.Abu Daud).

3. Membiasakan anak untuk saling tolong menolong. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Dan tolong menolonglah kamu (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al-Maidah: 2).

4. Mendidik anak dengan tiga perkara, sebagaimana hadis Nabi yang artinya: “didiklah anakmu
dengan tiga perkara, yakni: mencintai Nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Al-
Qur’an (H.R.Bukhari).

5. Menanamkan nilai sosial pada anak agar gemar bersedekah, Nabi bersabda yang artinya:
“apabila manusia meninggal dunia, amalnya akan terputus kecuali tiga perkara, yakni: sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendo’akan orang
tuanya.(H.R.Tirmizi).

6. Mengajarkan anak agar mereka suka bersikap lemah lembut. Sabda Nabi yang artinya: “
hendaklah kamu berrsiikap lemah lembut, kasih sayangdan hindarilah sikap keras dan keji
(H.R.Bukhari).

7. Membiasakan anak agar jangan suka berdusta (Al-Baqarah: 10). Yang artinya: “dalam hati
mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka sisksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.
8. Mengajarkan anak agar jangan suka marah. Hadis Nabi yang artinya:”Dari Abu Hurairah,
bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi.Berilah wasiat kepadaku,” Beliau
menjawab,” janganlah engkau marah .”Lelaki tersebut mengulang –ulang perkataannya
beberapa kali, Beliau pun selalu menjawab, janganlah engkau marah.

9. Membiasakan anak agar saling menyayangi antar sesamam muslim. Sebagaimana hadis nabi
yang artinya : “Tidaklah kamu beriman sampai kamu menyintai saudaramu seperti kamu
menyintai dirimu sendiri.(H.R.Bukhari dan Muslim)

10. Mendidik anak dari segi moral dan budi pekerti (akhlak). At-Tirmidzi meriwayatkan dari
Ayyub Bin Musa, Rasulullah bersabda yang artinya: “tidak ada pemberian yang lebih berharga
oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari pada pemberian budi pekerti yang
baik”.

11. Membiasakan anak untuk berolahraga dan bermain bersama. Hadis riwayat Al-Baihaqi
yang artinya “ajarkanlah berenang dan memanah kepada anak-anak kalian. Dan suruhlah
mereka melompat keatas punggung kuda sekali lompatan”.

Anda mungkin juga menyukai