Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 3 No.

2 Februari 2022
p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920 Pendidikan

LINGKUNGAN BELAJAR AOUTDOOR

Risbon Sianturi, Dela Oktaviani. Ferranisa Vebriyanti, Nanda Afriyani Shafira


Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia
Email: risbonsiantur@upi.edu, delaoktaviani07@upi.edu, ferranisav@upi.edu,
nandaafriyanisha@upi.edu

Correspondence
INFO ARTIKEL ABSTRAK
Diterima Pendidikan pada jenjang TK ditujukan dan dirancang untuk
Diterima melayani dan meningkatkan perkembangan intelektual, sosial,
Diterima dalam bentuk emosional, bahasa dan fisik anak. Oleh karena itu, pengelolaan
lingkungan belajar perlu sebagai suatu proses
revisi
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen
Diterima dalam bentuk lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan prilaku anak
revisi sehingga dapat terfasilitasi dengan baik. Melalui Penelitian
kepustakaan (Library Research) yang merupakan
Kata kunci: penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
Pendidikan; Lingkungan karya tulis ilmiah sebagai objek penelitian memudahkan
Belajar; Bermain Outdoor menghasilkan informasi mengenai lingkungan belajar
memang berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik
secara kognitif maupun fisik motorik nya.
Keywords:
Education; Learning ABSTRACT
Environment; Outdoor Education at the kindergarten level is intended and designed to
Play serve and improve the intellectual, social, emotional, language
and physical development of children. Therefore, the
management of the learning environment needs to be a process
of coordinating and integrating various environmental
components that can influence changes in children's behavior so
that it can be properly facilitated. Through library research,
which is research conducted by collecting scientific papers as an
object of research, it is easier to produce information about the
learning environment that has an effect on children's
development, both cognitively and physically .

Pendahuluan
Dalam creative curriculum lingkungan bermain outdoor adalah hal yang
memerlukan perhatian yang sama di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa
berbagainpengembangan dipelajari yaitu sosial emosional, kognitif dan fisik) yang
dimasukan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor. Kegiatan yang
dilakukan diluar ruangan oleh anak usia dini merupakan pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan dengan peningkatan pengembangan belajar. Lingkungan belajar outdoor
dapat dilaksanakan secara efektif dan bermanfaat dalam membantu mengembangkan

1
(Nama Author)

belajar anak, maka pihak sekolah dan pendidik harus mempersiapkan secara serius
dalam pengelolaannya.
Pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat
mempengaruhi perubahan prilaku anak sehingga dapat terfasilitasi dengan baik. Bermain
outdoor sangat menyenangkan dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal yang paling penting dari penataan lingkungan belajar outdoor adalah anak
mendapatkan pengalaman unik. Tempat yang besar merupakan salah satu ciri dari
lingkungan belajar outdoor menjadi sempurna bagi anak anak untuk mengembangkan
kemampuan otot otot besar, misalnya berlari dan memanjat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kajian pustaka untuk mendapatkan data penelitian.
Penelitian kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan karya tulis ilmiah sebagai objek penelitian atau mengumpulkan
data yang bersifat kepustakaan sehingga tidak dibutuhkan lagi penelitian langsung ke
lapangan. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
yang dikaji secara mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
Hasil dan Pembahasan
Ukuran lingkungan bermain outdoor
Diantara para ahli yang menekuni bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan
Prasekolah, yakni Bredecamp & Cople (dalam Susilowati,2014) berpendapat bahwa
pendidikan pada jenjang TK ditujukan dan dirancang untuk melayani dan meningkatkan
perkembangan intelektual, sosial, emosional, bahasa dan fisik anak. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Bechler & Snowman (dalam Susilowati,2014) juga menyatakan
bahwa tujuan dari pendidikan prasekolah atau level TK adalah untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
Bermain outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat
membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang ada di
lingkungan bermain outdoor yang dikelilingi alam yang natural sehingga anak-anak
dapat mengobservasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ada dua alasan penting
bermain outdoor diperuntukkan untuk anak-anak usia dini. Pertama, banyak
kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh anak. Kedua,
kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak karena berbagai
faktor dan lebih memilih memberikan anak-anak tontonan atau bermain komputer selain
itu faktor lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka
untuk bermain di luar.
Lingkungan belajar outdoor yang baik bagi anak dapat diukur dari beberapa hal,
diantaranya :
1. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus Didasarkan pada Kebutuhan Anak
Sebagian besar professional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa
bermain dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan (yakni fisik,
kognitif, sosial dan emosi) sekalipun penekanan di tempatkan pada berbagai
aspek perkembangan akan bervariasi tergantung pada focus dan prioritas
program yang di berlakukan. Frost dan Worthman (1996) merangkum

2 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021


Judul Penelitian secara ringkas …

bagaimana masing-masing aspek perkembangan di tingkatkan melalui bermain


dan mengurutkan tipe-tipe materi yang cocok untuk masing-masing hasil di
akhir perkembangan. Review pada penelitian Frost menunjukkan bahwa tempat
bermain tradisional dengan perlengkapan yang tetap (misalnya ayunan dan
papan luncur( bukanlah tempat yang baik bagi anak untuk bermain-main di
tinjau dari pendirian perkembangan (dan juga untuk alasan keamanan. Anak
kecil memerlukan baik itu perangkat yang tetap dan kompleks maupun materi
sederhana dan mudah di pindahkan yang dapat di manipulasi oleh anak anak
(misalnya pasir, air, kayu dan ban(. 2 karakteristik desain tempat bermain
diasosiasikan dengan tingkatan bermain yang tinggi adalah: materi-materi
fleksibel (misalnya, materi yang dapat di manipulasi, di ubah, dan
dikombinasikan oleh anak) dan materi yang memberikan beragam pengalaman.
Tempat bermain harus juga memenuhi kebutuhan anak-anak yang berkelainan.
2. Secara Estetis Harus Menyenangkan
Ruang outdoor harus menarik bagi semua indra. Talbot dan Frost (1996)
mengajukan beberapa kualitas desain (misalnya sensualitas, kecemerlangan, cara
penempatan) harus di pertimbangkan dalam mendesain tempat bermain yang
menstimulus rasa takjub dan kepekaan indra anak. hal ini akan berpengaruh
terhadap motivasi anak untuk beraktivitas, juga meningkatkan kepekaan perasa
anak dalam menyerap estetika (keindahan).
3. Spesifikasi Lingkungan Belajar di Luar Kelas
Spesifikasi untuk arena bermain outdoor harus cukup fleksibel dalam
memenuhi kebutuhan dan persyaratan minimal serta di harapkan memasukkan
pertimbangan-pertimbangan seperti lokasi, ukuran, pagar, tanah lapang,
permukaan dan naungan atau atap.
Jenis Permainan dan Perlengkapan Aktivitas di Luar Kelas
1. Area Bermain Bebas Lingkungan di luar ruangan
Sebagaimana lingkungan di dalam kelas memerlukan perencanaan yang
seksama. Tempat bermain di luar yang ideal adalah tempat yang memiliki
berbagai jenis area mainan yang dapat merangsang anak-anak untuk belajar
dengan berbagai cara. Salah satu area yang di persiapkan di luar adalah area
bermain bebas. Di area ini, guru sebaiknya memastikan adanya pola-pola jalur
lalu lintas yang mudah di ikuti dan aman bagi anak, sehingga mereka tidak
saling bertabrakan. Apabila daerah-daerah ini tidak bebas atau beresiko tinggi,
maka guru dapat meletakkan tanda atau member tali pengamanan yang
mengelilingi wilayah tersebut. Dengan demikian, anak akan belajar mematuhi
aturan tersebut dan berhati-hati. Dengan perencanaan yang jelas dengan masing-
masing daerah maka kecelakaan dan kebingungan dapat di hindari.
2. Area Memanjat
Pada umumnya tempat bermain di TK telah memiliki peralatan
memanjat. Anak-anak dari berbagai usia sangat menyukai daerah ini. Anak-anak
yang lebih muda mungkin hanya akan memanjat sedikit, sementara yang lainnya
dapat berayun seperti monyet. Merupakan hal yang sangat penting bagi guru,
untuk membiarkan anak-anak belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri dan
tidak memaksa melebihi kemampuan mereka.
3. Area Transportasi
Area transportasi merupakan satu-satunya wilayah di lingkungan luar
ruangan yang memiliki permukaan yang keras. Hal ini dilakukan supaya anak

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021 3


(Nama Author)

lebih mudah dan lebih aman untuk menjaga keseimbangan. Dengan permukaan
yang keras anak akan lebih mudah menginjak pedal, kendaraannya. melakukan
belokan, memulai dan menghentikan Ketika mereka menarik atau naik
kendaraan, anak-anak akan membangun kekuatan motorik yang sangat besar dan
melatih keseimbangan. Guru dapat melengkapi permainan di area ini dengan
menambahkan kereta-keretaan dan mainan beroda yang dapat di tarik, mainan
ini sangat cocok bagi anak-anak yang masih kecil. Sementara sepeda, skuter,
sepeda roda dan skate board cocok bagi anak-anak yang lebih besar.
4. Area yang tenang
Dari keseluruhan area yang dipersiapkan di wilayah permainan outdoor,
pada umumnya anak-anak tetap membutuhkan sebuah area yang tenang dan
teduh untuk beristirahat. Pada bagian lainnya, guru dapat menggunakan selimut
atau karpet yang dapat digunakan anak untuk duduk atau berbaring. Daerah ini
bisa digunakan untuk berbagai kegiatan yang tidak menimbulkan banyak suara,
seperti untuk relaksasi atau berimajinasi yang tidak memerlukan bahan bantuan.
Kegiatan lainnya dapat pula dilakukan di area ini, sekalipun membutuhkan
persiapan serta perencanaan guru dalam pelaksanaannya.
5. Area Pertukangan
Area pertukangan dapat dipersiapkan guru di dalam maupun di luar
ruangan. Dimanapun kita menempatkan area pertukangan ini, sebaiknya tidak
berada di jalur lalu-lintas orang, agar anak-anak tidak merasa terganggu. Anak-
anak cenderung menyukai permainannya dan banyak menghabiskan waktu di
area ini. Karena area ini cukup memberikan tantangan bagi anak untuk
mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, area ini juga memberikan
kesempatan pada anak untuk menggunakan otot-ototnya, baik otot besar ataupun
otot kecil.
6. Area Kebun
Menanam biji-bijian serta mengamati pertumbuhan berbagai pertanaman
adalah pengalaman belajar yang sangat menarik dan menakjubkan. Guru dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar yang cukup cahaya dijadikan (kebun mini)
tempat anak-anak bisa menanam bunga dan biji-bijian. Melalui kegiatan
berkebun anak akan dilatih memiliki sikap tanggung jawab dan mengasihi alam.
Anak dapat mengenal secara langsung akibat dari perbuatannya.
Konsep denah
Outdoor harus di konsep sedemikian cukup untuk proses pembelajaran anak.
Berikut beberapa tempat yang harus ada di outdoor antara lain :
1. Kantin
2. Area Tumbuhan
3. Area Hewan
4. Area Bermain Outdoor G. Area Pasir dan Air
5. Ruang Tunggu Orang Tua Outdoor 1. Ruang Kepala Sekolah
Setting areanya antara lain :
1. Kantin terdapat di dalam gedung dan di luar gedung
2. Area tumbuhan terdapat di depan saat masuk lewat koridor dan di area ini
ditempatkan beberapa hasil tanaman yang ditanam oleh anak.
3. Area hewan berupa kolam ikan yang ditempatkan di luar gedung bersamaan
dengan area permainan outdoor lainnya.

4 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021


Judul Penelitian secara ringkas …

4. Area bermain outdoor di area ini terdapat beberapa fasilitas permainan


seperti ayunan, jungkat -jungkit dan area permainan lainnya yang bertujuan
untuk mengembangkan motorik kasar anak.
5. Area pasir dan air ditempatkan di luar gedung sekolah meskipun diletakkan
di luar tetapi di area ini terdapat atap yang menjaga agar anak tidak
kepanasan dan tidak kehujanan saat bermain di area ini.
Ruang tunggu orang tua outdoor area ini diperuntukkan untuk orang tua atau guru
yang sedang mengawasi anak anak yang bermain, di area ini terdapat meja, kursi dan
atap berbentuk jamur yang terbuat dari semen untuk tempat berteduh.

Kesimpulan
Lingkungan belajar memang berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik
secara kognitif maupun fisik motorik nya. Penunjangan belajar anak harus dioptimalkan
untuk menghasilkan anak semangat belajar. Lingkungan belajar outdoor bisa menjadi
sarana belajar dan bermain anak yang menyenangkan. Ukuran lingkurang belajar
outdoor anak itu harus menyenangkan, sesuai dengan kebutuhan anak dan estetis dalam
segi sarananya.
Sarana indoor maupun outdoor dapat dimaksimalkan dengan konsep denah yang
memadai dan menunjang kebutuhan anak dalam proses belajarnya selama disekolah.
Namun kemampuan operasional sekolah tidak ada tuntutan untuk menyempurnakan
sarana bermain, karena guru bisa saja menciptakan belajar yang menyenangkan bagi
anak dengan cara lain , bisa dengan parenting ke tempat-tempat yang menunjang
pembelajaran akademik anak.

Bibliografi

Sianturi, Elan. (2021). Pengelola Lingkungan Belajar di Era Abad 2. ALFABETA cv.
Bandung.
Susilowati, R. (2014). Strategi Belajar Out Door Bagi. Thufula, 2(1), 65–82.

Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021 5


(Nama Author)

6 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 7 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai