Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LINGKUNGAN BERMAIN DAN BELAJAR BAGI


PAUD

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


PENDIDIKAN PERMAINAN APE

Dosen Pengampu:
Yeni setiowati M.pd

Disusun oleh:
Nur Hidayatul ilmiyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


INSTITUT AGAMA ISLAM DARUTTAQWA (INSIDA) GRESIK
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “lingkungan belajar dan
bermain yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Bermain dan Permainan AUD, APE. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan mengenai APE baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Gresik, Maret 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Prinsip - Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar dan Bermain Anak usia Dini.........3
1. Tingkat Perkembangan Anak.......................................................................................3
2. Stimulasi Perkembangan Anak....................................................................................3
3. Menghindarkan Cedera Pada Anak..............................................................................3
4. Memberikan Informasi Kepada Anak Yang Mengikuti Kegiatan Belajar...................4
5. Kegiatan Anak Berkaitan Dengan Tujuan Khusus Yang Hendak Dicapai..................4
B. Lingkungan Belajar Dan Bermain Anak Usia Dini.....................................................5
1. Lingkungan Belajar Indoor..........................................................................................5
2. Lingkungan Belajar Outdoor.......................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas tentang ruang lingkup pengelolaan lingkungan belajar bagi anak-anak
sesungguhnya menjangkau pembahasan yang cukup luas. Banyak ahli yang menelusuri
tentang jangkauan wilayah pengelolaan lingkungan belajar pada level Taman Kanak-kanak
atau prasekolah ini. Di antara pembagian yang paling populer adalah membagi lingkungan
belajar dalam dua garis besar, yaitu lingkungan indoor, dan lingkungan belajar luar kelas yang
sering disebut lingkungan belajar outdoor.
Menyadari bahwa anak belajar dan bermain dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya dan proses belajar berjalan secara positif dan produktif maka pengaturan
lingkungan belajar anak perlu mendapat perhatian khusus. Lingkungan belajar dan bermain
anak harulah ditata sedemikian rupa dan tentunya harus dapat memfasilitasi perkembangan
dan optimalisasi kecerdasan anak.
Masa anak usia dini atau usia prasekolah adalah periode sensitif. Setiap anak sensitif
untuk menerima rangsangan apapun, selama fungsi psikis dan fisik siap untuk menanggapi
setiap stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur
utama memberikan beberapa stimulus perlu ditangani secara serius. Sebuah lingkungan
belajar yang mampu mengembangkan berbagai perkembangan anak secara optimal jika
dirancang secara apik dan baik.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar merupakan salah satu faktor
kunci keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak-anak dan
mengembangkan potensi kecerdasan jamak anak, implikasinya adalah bahwa lingkungan
untuk anak-anak harus diberikan prioritas, terutama jika lingkungan tersebut adalah
lingkungan belajar.
Di dalam makalah ini akan dibahas lebih meluas mengenai lingkungan belajar dan
bermain anak yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Dan juga mengenai tahapan-
tahapan bermain anak usia dini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Prinsip-prinsip lingkungan belajar dan bermain yang baik bagi anak ?
2. Apa saja linkungan belajar dan bermain yang sesuai dengan anak usia dini?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang lingkungan
belajar dan bermain bagi anak dan permainan apa yang sesuai diberikan kepada anak sesuai
tahap perkembangannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip - Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar dan Bermain Anak usia Dini
Penggunaan dan pengaturan lingkungan belajar merupakan suatu kegiatan yang
didasarkan atas berbagai pertimbangan. Baik yang terkait dengan pengembangan anak secara
optimal, maupun yang terkait dengan luasnya ruangan yang tersedia, ataupun bahan-bahan
dan peralatan yang ada sebagai suatu media pembeajaran untuk anak.
Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidikan di TK sangat tergantung dari
cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan
sumber belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga
dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Berikut ini ada beberapa prinsip dalam pengaturan lingkungan belajar dan bermain ana di
Taman kanaak-kanak antara lain sebagai berikut:
1. Tingkat Perkembangan Anak
Pengaturan lingkungan belajar dan bermain perlu disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak, baik dalam segi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, maupun
sosial emosional. Dimana situasi dan lingkungan harus menjadi bahan dasar utama
dalam menentukan ketertarikan anak pada saat belajar sehingga nak mudah menyerap
atau menerima rangsangan yang diberikan oleh pendidik pada saat proses pembelajaran.
2. Stimulasi Perkembangan Anak
Lingkungan belajra dan bermain hendaknya diatur dengan tujuan untuk
menstimulasi perkembangan anak. Oleh sebab itu, lingkungan tersebut harus
memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk mudah melakukan eksplorasi,
penyelidikan, interaksi sosial, komunikasi, dan peningkatan kemampuan koordinasi
gerakan motorik.
3. Menghindarkan Cedera Pada Anak
Lingkungan belajar dan bermain harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat
menghindarkan anak dari kemungkinan mendapat cedera/celaka. Penempatan alat-alat,
varia mudah diianakau oleh anak, nemilihan alat nermainan dan pengaturan ruangan
perlu memperhatikan keselamatan anak. Setiap guru harus menyadari perlunya

3
merancang dan mengorganisasikan lingkungan belajar anak dengan tujuan agar anak
selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau belajar.
4. Memberikan Informasi Kepada Anak Yang Mengikuti Kegiatan Belajar
Walaupun melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru,
tetapi informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahan bagi masing- masing
guru. Informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang dapat diperoleh guru
beberapa waktu sebelum sekolah dimulai. Melalui pertemuan pertama dengan murid
yang datang bersama orang tua akan menambah informasi sehingga kelas dapat
dirancang dan diorganisasikan oleh guru sesuai anak didik yang telah diterima.
5. Kegiatan Anak Berkaitan Dengan Tujuan Khusus Yang Hendak Dicapai
Apabila tujuan khusus pembelajaran adalah pengembangan keterampilan sosial
maka guru perlu mengatur ruangan atau lingkungan belajar yang memberi kesempatan
pada anak untuk berinteraksi di dalam kerja kelompok. Misalnya, guru mengatur tempat
yang menarik minat anak untuk berinteraksi di dalam kelompok, seperti menyediakan
sudut permainan drama/peran, bermain puzzle dan permainan lain yang bersifat sosial.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan guru adalah kebutuhan ruang bagi masing-
masing anak baik di dalam maupun di luar ruang belajar, untuk memberikan kebebasan
bergerak pada masing-masing anak. Kegiatan ini dapat dimasukan dalam salah satu
perencanaan yang dirancang oleh pendidik sebagai salah satu model pembelajaran di taman
kanak-kanak.
Berikut ini adalah Perencanaan yang dirancang oleh pendidik dalam menyediakan
Lingkungan Belajar Dan Bermain di PAUD.
1. Perencanaan Harian
Perencanaan harian perlu dibuat oleh guru karena mempengaruhi pengaturan
lingkungan belajar. Setiap rencana harian membutuhkan peralatan dan pengaturan
lingkungan belajar yang sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan. Keteraturan di
sekitar anak – anak akan merangsang rasa keteraturan di dalam diri meraka.
2. Kesehatan, Keamanan, dan Perbaikan
Perencanaan lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, keamanan, juga saniter/perbaikan. Cahaya yang masuk keruangan,
temperatur ruangan, dan ventilasi yang cukup untuk pergantian udara. Disamping itu,
WC, kamar mandi, keran air yang diperlukan anak untuk mencuci tangan. Kondisi saniter
secara umum merupakan aspek lain dari kesehatan dan keamanan yang perlu

4
mendapatkan perhatian. Semua ini merupakan salah satu wujud yang harus diperhatikan
baik pendidik maupun orang tua yang diwujudkan dalam lingkungan nyaman dan bersih
untuk anak/peserta didik.
3. Keindahan , Informasi dan Stimulasi
Lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan,
informasi, dan stimulasi. Ruangan dan tempat-tempat lainnya ditata sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian anak dan orang dewasa. Keindahan tersebut hendaknya
memberikan berbagai informasi kepada anak dan menstimulasi anak untuk melakukan
hal-hal yang diinformasikan. Misalnya gantungan-gantungan model hewan yang di
gantung pada langit-langit ruangan sehingga dapat menarik minat anak untuk melakukan
aktivitas berupa menggambar salah satu bentuk binatang yang terpampang diruangan
kelas sebagai salah satu perwujudan kreatifitas untuk anak.

B. Lingkungan Belajar Dan Bermain Anak Usia Dini


Ditinjau dari ruang lingkupnya, lingkungan belajar dikategorikan menjadi 2, yaitu
Lingkungan belajar Indoor dan Lingkungan belajar Outdoor.
1. Lingkungan Belajar Indoor
Sasaran dalam pengelolaan lingkungan belajar dalam ruang atau indoor dimulai
dari mengenali keberadaan ruangan yang akan digunakan tempat belajar bagi anak. Hal-
hal yang menjadi perhatian setidaknya meliputi ukuran ruangan, arah ruangan, keadaan
lantai, keadaan dinding, keadaan atap dan lain-lain yang diperlukan dalam pengelolaan
lingkungan belajar nantinya.
Jika semua hal yang menyangkut ruangan telah teramati cukup baik, maka untuk
keperluan selanjutnya sebaiknya semua data dicatat secara cermat. Kemudian kita dapat
melangkah pada pengamatan dan penentuan pusat-pusat belajar yang telah ada dan yang
ingin dikembangkan selanjutnya di penyelenggara pendidikan tempat kita bekerja.
Beberapa pusat atau area belajar yang lazimnya tersedia pada lingkungan belajar dalam
ruangan diantaranya:
1) Area Balok,
2) Area Bermain
3) Area Seni dan Musik
4) Area Permainan pasir dan air
5) Area permainan manipulasi
6) Area hewan dan tumbuhan atau area sains

5
7) Area Pengembangan agama
8) Area Matematika
Para pengelola lingkungan belajar dalam ruangan (indoor) perlu menata berbagai
pusat yang akan digunakan dalam belajar dan kegiatan anak, mereka juga harus berpikir
tentang berbagai peralatan yang dibutuhkan oleh setiap pusat belajar. Kemampuan mereka
melengkapi peralatan secara memadai akand apat menciptakan lingkungan belajar yang cukup
efektif dalam mmfasilitasi perkembangann dan belajar anak, sebaliknya, ketidakmampuan
mereka memenuhi mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan dalam membantu
perkembangan dan belajar anak.
Jika semua peralatan yang dibutuhkan untuk seluruh pusat belajar telah terpenuhi,
maka lebih lanjut para pengelola lingkungan belajar perlu memikirkan hal-hal yang akan
dapat menyempurnakan keadaan lingkungan belajar yang diperlukan. Hal-hal tersebut
misalnya berupa pengelolaan ruangan sumber belajar atau tempat penyimpanan Alat
Permainan Edukatif (APE), pengelolaan lemari dan loker anak, pengelolaan raung istirahat
anak, pengelolaan ruang makan anak, dan pengelolaan ruang tidur anak, dalam hal ini, para
guru hams kreatif. Bahkan jika memungkinkan, mereka dapat membuat program pelibatan
orang tua dengan kegiatan di TK sehingga pengadaan kebutuhan belajar indoor dapat lebih
terpenuhi.
2. Lingkungan Belajar Outdoor
Kegiatan di luar ruangan merupakan bagian tak terpisahkan dari program
pengembangan dan belajar anak. Untuk itu agar lingkungan belajar outdoor bermanfaat dan
secara efektif dapat membantu perkembangan dan belajar anak, maka hal tersebut hams
menjadi bagian yang dikelola secara serius oleh pihak sekolah dan para guru. Adapun aspek-
aspek yang termasuk mang lingkup pengelolaan lingkungan belajar outdoor secara umum
adalah:
 Penataan lokasi kegiatan dengan berbagai sarananya
 Penanganan pagar sekolah secara tepat
 Pengelolaan tanah lapang
 Perawatan dan penanganan permukaan tanah
 Pembuatan mangan atau atap agar kegiatan tetan nyaman meskipun terik atau hujan
 Pengelolaan gudan outdoor untuk penyimpanan berbagai barang dan alat kergiatan

6
Secara lebih khusus, hal-hal yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan belajar di
luar ruangan adalah penempatan berbagai sarana bermain, pengelolaan kebun sekolah sebagai
bagian dari tempat belajar anak, pengelolaan saran untuk kegiatan pertukangan, pengelolaan
untuk kegiatan penggunaan kegiatan transportasi, dan pengolaan sarana uuntuk kegiatan
pengembangan fisik.
Hal-hal yang dianggap menarik bagi anak perlu juga menjadi garapann dalam rangka
mengelola outdoor, di antaranya:
a. Jalan untuk kendaraan. Tempat berpermukaan keras dapat membentuk jalan sepeda
roda tiga, kereta/mobil, atau kereta mainan beroda empat yang berkembang/meluas
melalui ruang outdoor dan kembali pada poin awalnya. Jalan harus cukup lebar
untuk memungkinkan dilewati. Jalan yang melengkung lebih menarik, namun tidak
boleh ada perputaran sudut kanak, karena menyebabkan kecelakaan.
b. Area bermain pasir. Area pasir outdoor harus memiliki penutup untuk anak-anak
bermain, terjaga dari lalu lalang yang tidak diinginkan, melindungi tempat itu dari
pembuangan air dari tempat yang berdekatan atau bersebelahan, dan membantu
menjaga pasir tetap berada dalam area bermain pasir tersebut.
c. Kolam renang atau area bermain air. Kolam renang harus memiliki permukaan
untuk jalan kaki yang tidak licin dan kedalaman air sesuai dengan ukuran anak.
Untuk penyelenggara pendidikan yang tidak mempunyai kolam renang dapat
dibuatkan kolam renang buatan dari plastik atau bahan lainnya yang tidak
membahayakan anak yang diberi air melalui pompa dengan air.
d. Kebun. Outdoor harus dipagari untuk melindunginya dari binatang atau dari
terinjjak-injak secara tidak disengaja. Kebun harus sempit mungkin dua kaki
lebarnya. Kebun yang sempit dapat menciptakan suatu bentuk yang secara estetis
menyenangkan jika kebun itu paralel dengan pagar- pagar yang lurus atau pohon-
pohon yang melingkar.
Sedangkan yang terpenting adalah, perlu dipikirkan dan dipastikan bahwa
lingkungan belajar luar betul-betul aman bagi anak, lingkungan belajar outdoor
hendaklah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Area outdoor harus memenuhi aturan keamanan yang memadai, seperti yang
telah dijelaskan diatas.
- Area outdoor harus melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah.

7
- Desain harus didasarkan pada kebutuhan anak dan dapat meningkatkan
berbagai aspek perkembangan.
- Area outdoor secara estetis harus menyenangkan. Ruang outdoor harus
menarik bagi semua indera. Beberapa kualitas desain harus dipertimbangkan
dalam mendesain tempat bermain yang dapat menstimulus rasa ingin tahu dan
kepekaan indera anak.

Begitu pula dengan perabotan/perlengkapan/bahan/peralatan yang akan dipergunakan


juga harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Kenyamanan yang dimaksud adalah:
1. Tempat yang disediakan tidak bersifat membahayakan seperti benda tajam, tidak
runcing, tidak ada paku yang menonjol, kawat yang lepas ataupun benda-benda
tajam lainnya.
2. Media belajar yang disediakan tidak mudah pecah.
3. Tidak mengandung racun; dan
4. Tidak terdapat aliran listrik pada media pembelajaran yang digunakan.

 Sesuai dengan kondisi anak


Materi yang dipilih harus disesuaikan dengan minat, usia, dan kemampuan
anak/peserta didik antara lain:
1. Kualitas dan Keawetan. Hendaknya alat yang dipergunakan di sekolah dapat
tahan lama, tetapi relatif murah. Karena di sekolah alat akan dipergunakan oleh
sejumlah anak secara bergantian dan terus-menerus sehingga harus dipilih yang
kuat.
2. Alat yang dipilih untuk sekolah hams dapat dipakai untuk berbagai tujuan
pembelajaran.
3. Perabot yang ada di dalam mang kelas sebaiknya mudah dipindah- pindahkan dan
disesuaikan dengan ukuran anak.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi alat-alat permainan yang diperlukan untuk kegiatan bermain dan belajar anak baik
diluar maupun di dalam kelas, seyogyanya dapat disusun dan disesuaikan menurut sifatnya
serta tujuan aktivitasnya dalam kelompok-kelompok yang disebut area/sentra kegiatan. Area
kegiatan selalu berorientasi pada anak sebagai pusat dan mengharapkan keaktifan anak dalam
berproses atau beraktifitas dalam melaksanakan kegiatan.
Area-area yang terdapat dalam lingkugan bermain dan belajar anak didalam kelas,
antara lain : Area seni, area perpustakaan, area bermain drama, area musik, area permainan
balok dan lego, area permainan matematika, area IPA/ sains, area agama.
Area atau lingkup yang terdapat dalam lingkungan bermain dan belajar di luar kelas
antara lain: Area memanjat, area bermain pasir dan air, area melempar dan menangkap, area
olah raga /jasmani, area alat bermain lainnya.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya mengalami banyak
kekeliruan dan kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan, maupun
penggunaan bahasa yang kurang dipahami kami mohon maaf dan saya harap makalah ini
menjadi masukan dan bahan tambahan dalam memahami metode Lingkungan belajar dan
bermain yang sesuai dengan perkembangan anak. Penulis juga mengharapkan makalah ini
dapat dikembangkan oleh para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock. E. B. 1978. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa: Istidayanti dan Soedjarwo Edisi
kelima. Jakarta. Erlangga.
Mariyana, Rita. dkk. 2013. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.
Moeslichatoen. 2004. Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta : RinekaCipta
Mutiah, Diana. 2015. Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta : Prenada media Group

10

Anda mungkin juga menyukai