Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR

OUTDOOR DI TAMAN KANAK-KANAK

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Lingkungan
Belajar

Dosen Pengampu:
Ibu Lita, M.Pd.

Disusun oleh:
Iin Mutmainah (21.12.1.0007)
Ipah Riepah (21.12.1.0008)
Lelly Nurlaeliyah (2.12.2.00001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2023
KATA PENGANTAR

Ungkapan Puji Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Strategi Pengelolaan Lingkungan
Belajar Outdoor di Taman Kanak- kanak” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Sehingga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Adapun pembuatan makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Strategi Pengelolaan Lingkungan
Belajar Outdoor di Taman Kanak- kanak, telah kami sajikan berdasarkan
informasi yang didapat dari beberapa sumber tertulis tentunya, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Maka, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada Yth : Ibu Lita, M.Pd. selaku Dosen Mata
Kuliah.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang lebih
luas serta menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa
dan mahasiswi Universitas Majalengka. Tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan ini jauh dari sempurna, baik segi
penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik
di masa yang akan datang.

Majalengka, 19 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAS ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pentingnya Aktivitas Outdoor dalam Optimalisasi Perkembangan
Anak………………………………………………………………………………………………………...3
B. Prinsip Umum Penataan Lingkungan Belajar Outdoor........................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan belajar berdasar pada pendayagunaan
pembelajaran, sehingga berbagai usaha pendidik dalam mewujudkan
lingkungan belajar di lembaga PAUD dapat tercipta dengan efisien dan hemat
pada proses pembelajaran yang dimaksud di sini adalah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan secara produktif dan tepat guna dilihat dari segi
energi, waktu, maupun usaha yang dilakukan. Dalam mewujudkan
lingkungan belajar yang tepat guna membutuhkan keterampilan pendidik
dalam membuat perencanaan, mengelola lingkungan pembelajaran hingga
membuat perencanaan.
Bermain outdoor adalah kegiatan yang dilakukan anak di luar ruangan
dengan bermain sambil belajar, mengenalkan alam dengan menggunakan
bermacam area yang tersedia di alam yang apa adanya, sehingga anak akan
bereksplorasi dan mengamati benda-benda yang ada disekitarnya dan akan
menjadi pengalaman yang baru dan unik bagi anak (Herlinda dalam Sianturi
2023:4). Alasan permainan outdoor digunakan dalam Pendidikan Anak Usia
Dini menurut Supandi dalam Sianturi (2023:4) pertama, banyaknya
kemampuan anak yang harus dikembangkan. Kedua, banyaknya orang tua
yang sibuk sehingga memberikan anak handpone, komputer, maupun televisi
yang membuat anak jauh dari kegiatan bermain.
Media atau kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran harus
bervariasi karena akan mempengaruhi kreativitas dan pemahaman anak
terhadap konsep pembelajaran. Oleh karena itu berbagai kegiatan harus
dibiasakan pada anak terutama kegiatan di luar kelas (outdoor), karena
kegiatan bermain di luar kelas dapat memberikan suasana yang berbeda pada
anak dan mendekatkan diri anak dengan alam sekitar Hasibuan & Ningrum,
dalam Sianturi (2023: 4) misalnya dengan kegiatan outhond dimana kegiatan

1
ini dapat memberikan anak pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
anak (Yuliastia et al., dalam sianturi, 2023:4)
Kegiatan di luar ruangan merupakan bagian yang terintegrasi dengan
kurikulum pendidikan anak usia dini. Pada umumnya anak menyukai.
aktivitas outdoor dengan udara bebas dan area yang luas. Lingkungan belajar
di luar kelas bukan hanya area bermain anak, tetapi juga tempat
mengekspresikan dan menggali keinginan mereka. Lingkungan eksternal
memberikan stimulus. bagi tumbuh kembang anak, mereka dapat
mengoptimalkan pengetahuannya dengan mempelajari lingkungan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana pentingnya aktivitas outdoor dalam optimalisasi
perkembangan anak ?
2. Bagaimana prinsip umum penataan area bermain outdoor?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuannya sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pentingnya aktivitas outdoor dalam optimalisasi
perkembangan anak.
2. Untuk mengetahui prinsip umum penataan area bermain outdoor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Aktivitas Outdoor dalam Optimalisasi Perkembangan Anak


Ada dua alasan penting yang melatarbelakangi pentingnya mengajak
anak berkegiatan di luar ruangan, yang pertama aspek perkembangan anak
yang berbeda perlu distimulasi secara optimal, seperti bereksplorasi dengan
kemampuan motorik kasar anak, kedua, untuk meminimalkan kecanduan
anak terhadap gawai maka disediakan kegiatan di luar ruangan agar anak
tidak bosan di dalam ruangan terus. Bermain di luar ruangan penting dan
menyenangkan untuk anak, maka dari itu pendidik harus berhati-hati dalam
merancang lingkungan bermain yang akan mereka gunakan. Nantinya
(Amala 2022: 98).
Karena lingkungan bermain outdoor tidak berbatas dengan dinding,
anak-anak dapat bermain dan belajar sendiri atau bersama teman
memanfaatkan taman dan APE luar. Saat bermain di luar, anak akan
mendapatkan pengalaman yang unik dan secara natural mengalami
pengembangan rasa ingin tahu, menemukan, mengobservasi serta
bereksperimen dengan ide mereka sendiri. Hal ini terjadi karena di
lingkungan outdoor, aktivitas anak berkembang multiaspeknya, stimulasi dari
luar berperan menyatukan semua rangsangan dengan berbagai potensi yang
dimiliki anak. Menurut Amala (2022:99) potensi yang dimaksud dapat
muncul dari perkembangan fisik, keterampilan sosial budaya dan
perkembangan emosional serta intelektual yakni sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisik
Kegiatan di luar memberikan kesempatan belajar untuk anak,
terutama merangsang pertumbuhan fisik anak, melalui kegiatan fisik,
anak akan berkesempatan untuk mengasah motorik, terutama motorik
kasarnya. Lingkungan outdoor merangsang otot untuk bekerja lebih
banyak, lingkungan alam juga memberi ruang untuk kegiatan alamiah
seperti melompat, berlari, dan senam bebas.

3
Berbagai alat permainan edukatif yang ditempatkan di halaman
sekolah akan mendorong anak untuk belajar memanjat, bergelayut,
melatih koordinasi otot tangan dan kaki, keseimbangan, dan
mengembangkan kekuatan tubuh bagian atas dan bawah. Keterampilan
motorik anak berkembang seiring bertambahnya usia. Bermain di luar
juga memiliki keuntungan lain yaitu anak mengetahui dan mengenal
realesi tubuhnya sendiri dan dapat membandingkan dengan reaksi mereka
saat bermain di dalam ruangan.
Anak-anak memiliki suasana yang berbeda, dapat merasakan
sensasi berada di ketinggian, berenang di kolam, berayun di ayunan,
menyeberangi setapak, merangkak di terowongan, melewati papan titian,
berguling di bak pasir, dan lainnya. Hal-hal tersebut. membantu anak
mengembangkan stamina kewaspadaannya. (Mariyana dalam Amala,
2022:100).
2. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Pengetahuan Budaya
Lingkungan outdoor memotivasi anak-anak untuk bersosialisasi
dan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Dengan
berinteraksi berarti keterampilan sosial anak akan berkembang, nantinya
kemampuan anak untuk bersosial tersebut akan meningkat untuk
mengenal budaya lokal.
Dengan bermain di luar ruangan, anak belajar mengenali
lingkungan sosial komunitas terdekat mereka. Pendidik dapat membawa
anak-anak secara langsung mengunjungi kantor-kantor pemerintah,
pemadam kebakaran, kantor pos, museum, kantor polisi, panti asuhan,
pasar, atau rumah sakit. Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut,
diharapkan anak dapat mengamati interaksi sosial yang ada di sana serta
belajar tentang etika, adat istiadat, dan peraturan. Tujuan dan sasaran lain
dari mengunjungi lingkungan sosial adalah untuk memelihara dan
mengembangkan empati anak pada fungsi dan manfaat lingkungan
mereka.

4
3. Perkembangan Emosional
Anak mendapatkan peluang juga tantangan baru selama bermain.
Banyak permasalahan sehari-hari yang harus dihadapi oleh mereka. Hal ini
dapat menjadi pelajaran dan pengalaman yang berharga bagi anak, karena
dengan ketika masalah berhasil dipecahkan, anak akan lebih percaya diri.
Dengan timbulnya rasa percaya diri maka mereka akan merasa nyaman
melakukan berbagai hal, demikian pula pertumbuhan fisik anak.
Keyakinan anak pada dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui
pengalaman hidup yang riil. Anak membutuhkan keterampilan emosial
untuk mengenali kelebihan dan kekurangan pada dirinya, serta menghargai
dan mensyukuri karunia dari Tuhan.
Ajaklah anak untuk mengungkapkan isi hatinya, Saat bermain di
ayunan apakah ia takut atau antusias, dengan melompat dari ketinggian
bagaimana perasaannya, permainan apakah yang paling ia sukai. Dengan
kebiasaan. ditanya oleh pendidik anak akan dengan mudah
mengungkapkan isi hatinya kepada pendidik, karena merasa nyaman
bahwa pendidik adalah orang yang dapat dipercaya dan penuh perhatian.
Lingkungan outdoor membantu anak menjadi lebih dewasa dalam
bersikap dan memahami keindahan. Melalui semua sensorinya anak
menikmati lingkungan yang bersih, wanginya bunga, lembutnya kapas,
merdunya suara burung, hangatnya cahaya. Dengan itu anak juga belajar
bersyukur dengan kuasa Allah yang menciptakan dunia dan segala isinya.
4. Perkembangan Intelektual
Anak berpartisipasi dalam kegiatan belajar di luar ruangan, mereka
berinteraksi langsung dengan benda-benda di sekitarnya. Melalui belajar
di luar ruangan, pendidik dapat mengenalkan pada skema awal dan benda-
benda secara langsung pada anak. Benda yang digunakan sebagai alat
bantu atau sumber belajar adalah benda nyata, mulai dari ukuran, warna,
serta bentuknya. Jadi anak tidak perlu membayangkan gambar ataupun
melihat video untuk memahami konsep suatu benda di sekitarnya.

5
Terkadang pembelajaran di luar sebenannya lebih baik daripada
pembelajaran di dalam ruangan, beberapa contohnya adalah pada tema
benda langit, fenomena alam, atau di tema tanaman. Anak dapat secara
langsung merasakan sinar matahari, mengalami hujan, menyiram bunga
dan banyak lagi. Anak bisa mengetahui semuanya apabila pendidik
menerapkan metode pembelajaran saintifik.
Perkembangan kognitif dan bahasa anak dapat terasah melalui
kegiatan di luar ruangan. Anak-anak dapat bertanya tentang sebab dan
akibat dari suatu kejadian. yang mereka temui dan observasi. Anak dapat
berbincang dengan teman sekelasnya tentang binatang yang mereka temui
ketika melihat tanaman di halaman sekolah.
Anak juga dapat memperoleh manfaat lain dari lingkungan, yakni
kesempatan untuk mengembangkan imajinasi serta kreativitasnya. Anak
dapat bermain teater bersama teman, atau bermonolog sendiri dengan
bermain. memanfaatkan benda-benda yang meredka temui. Melalui
permainan drama di luar ruangan, anak dapat menggerakkan tubuh
mereka, menyentuh, mencium, memahami, merasakan, serta mengalami
situasi yang nyata dari hal-hal yang mereka temui di luar kelas. Dengan
begitu intelegensi anak akan berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan outdoor
sangat penting bagi anak untuk menstimulasi perkembangan anak secara
optimal berperan untuk menyatukan semua rangsangan dengan berbagai
potensi, diantaranya potensi yang dimaksud dapat muncul dari perkembangan
fisik, keterampilan sosial budaya dan perkembangan emosional serta
intelektual.

B. Prinsip Umum Penataan Lingkungan Belajar Outdoor


Sebelum pendidik menata lingkungan belajar luar ruang maka perlu
diketahui beberapa prinsip tata ruang lingkungan belajar luar ruang. Menurut
Asmawati (2008:4.8-4.10) berikut dijelaskan prinsip-prinsip penataan
lingkungan belajar outdoor yang harus dioptimalkan:

6
1. Kepatuhan terhadap aturan keselamatan
Keamanan merupakan hal yang harus dipastikan oleh pengelola,
khususnya tugas pendidik adalah selalu memastikan keamanan dan
keselamatan anak ketika belajar di sekolah. Kapanpun dan dimanapun
perlu dilakukan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan
anak ketika belajar dan bermain. Karena mereka masih sangat muda,
mereka rentan dan belum matang secara mental serta fisik dalam
beraktivitas menyalurkan kelebihan energi mereka. Berikut adalah
beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan acuan dan pertimbangan dalam
menyelenggarakan outdoor learning environment bagi anak, yaitu:
a. Apakah terdapat tanah lunak di sekitar permainan/ APE luar seperti
ayunan, seluncuran dan permainan lain untuk menghindari cedera
serius saat bermain?
b. Apakah lingkungan sekolah halamannya mempunyai pagar pengaman
sehingga pendidik harus mengawasi anak setiap saat?
c. Apakah tersedia sarana P3K?
d. Apakah rasio antara jumlah anak dan jumlah mainan. memenuhi
kriteria sehingga anak dapat bermain tanpa harus menunggu lama
dengan antrean?
e. Apakah kesenjangan antar alat permainan terlalu sempit?
f. Apakah kabel listrik, lubang air, dan peralatan berbahaya lainnya
tertutup sehingga anak sulit menjangkaunya?
2. Melindungi dan Meningkatkan Karakteristik Alamiah Anak
Anak secara alami merupakan individu yang menyukai kegiatan di
luar ruangan. Keadaan apapun, ketika mendapat kesempatan bermain di
luar ruang akan membuat anak Bahagia. Melalui kegiatan di luar ruangan
pendidik diharapkan dapat memahami kebutuhan anak, kemudian
memberikan fasilitas yang memadai untuk memenuhinya tanpa
melakukan intervensi. Kebutuhan anak untuk mandiri, bergerak secara
bebas, serta mengatur diri sendiri sangat cocok dengan kegiatan luar
ruangan ini. Pendidik berkewajiban melindungi anak ketika beraktivitas

7
dan meningkatkan serta menumbuhkan potensi alamiah anak sehingga
bakat anak dapat berkembang dengan matang secara intelektual.
3. Desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan
anak
Semua aspek perkembangan anak usia dini dapat diasah melalui
bermain, terutama bermain bebas di luar ruangan. Kebutuhan anak untuk
mandiri, beraktivitas bebas serta mengasah potensi dalam dirinya dapat
terpenuhi apabila rancangan lingkungan belajar yang dipersiapkan
pendidik di lingkungan luarnya didasarkan pada hal tersebut. Kebutuhan
anak di setiap usia berbeda sesuai dengan tahapan perkembangannya,
maka dari itu sediakan permainan di luar ruangan sesuai dengan tahapan
di setiap aspek perkembangan anak, terutama pada aspek perkembangan
motorik kasar.
4. Secara estetis harus menyenangkan
Estetika atau keindahan menjadi hal wajib ketika mempersiapkan
alat permainan dan menatanya di luar ruangan. Ruangan outdoor harus
ditata sedemikian rupa dengan bwerbagai warna yang menarik sehingga
terlihat menyenangkan di mata anak. Tidak hanya indera penglihatan saja,
tetapi semua alat pengaturan, alat permainan di luar ruangan harus
menarik empat indera lainnya. Seperti indera peraba, tekstrur yang halus
dan tidak runcing membuat anak senang dan nyaman. Dalam penempatan
alat permainan pun harus mempertimbangkan jarak antar permainan agar
indah.
Lingkungan outdoor juga berperan penting untuk menunjang
pendidikan anak terutama kebutuhan pokok anak, yaitu hernsain. Tanpa
disadari bahwa melalui bermain anak dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki. Kegiatan yang dilakukan oleh anak di lingkungan outdoor
sebenarnya dapat dijadikan umuk melepaskan semua kepenatan yung dialami
anak di lingkungan indoor, anak dapat berlari, berjalan bebas, melompat,
maupun merangkak. Gura yang berperan aktif dalam memanfaatkan
lingkungan outdoor jaga dapat mendorong anak lebih aktif lagi bermain di

8
lingkungan dengan cara memberikan permainan yung menantang dan
menarik bagi anak.
Namun kondisi sebagian besar PAUD di Indonesia menunjukkan hal
yang sebaliknya. Melalui penelitian yang dilakukan Yuliana (2011:5)
terungkap hahwa hanyak lembaga PAUD yang helum optimal dalam
mengelola lingkungan belajar outdoor sehingga pembelajaran yang
dikehendaki menjadi kurang efektif dan efisien. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Maula (2017:58) yang menyatakan bahwa lingkungan
belajar onadoor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia dini dalam pembelajaran.
Namun fakta di lapangan banyak ditemukan pengelolaan lingkungan
belajar outdoor yang belum optimal dan dikelola dengan baik. Hal ini
berpotensi mengakihatkan perkembangan anak usia dini menjadi kurung
optimal. Kedua pendapat tersebut juga senadu dengan Tamaya (2017:7) yang
menyatakan bahwa lingkungan belajar outdoor merupakan komponen yang
tidak , dapat dipisahkan dengan pembelajaran di PAUD ini sendiri. Namun
masih banyak PAUD yang hanya terfokus untuk mengelola lingkungan
belajar indoor dengan mengesampingkan lingkungan. belajar outdoor (1 Gd.
Arya Wiradayana,2020:72. “Pengelolaan Lingkungan” Widya Kumara Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai
pendidik harus mengetahui beberapa prinsip tata ruang lingkungan belajar
outdoor. Prinsip-prinsip penataan lingkungan belajar outdoor yang harus
dioptimalkan diantaranya adalah kepatuhan terhadap aturan keselamatan,
melindungi ddan meningkatkan karakteristik alamiah anak, desain
lingkungan luar jelas harus didasarkan pada kebutuhan anak dan secara
estetis harus menyenangkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan outdoor sangat penting bagi anak untuk menstimulasi
perkembangan anak secara optimal berperan untuk menyatukan semua
rangsangan dengan berbagai potensi, diantaranya potensi yang dimaksud
dapat muncul dari perkembangan fisik, keterampilan sosial budaya dan
perkembangan emosional serta intelektual.
Kita sebagai pendidik harus mengetahui beberapa prinsip tata ruang
lingkungan belajar outdoor. Prinsip-prinsip penataan lingkungan belajar
outdoor yang harus dioptimalkan diantaranya adalah kepatuhan terhadap
aturan keselamatan, melindungi ddan meningkatkan karakteristik alamiah
anak, desain lingkungan luar jelas harus didasarkan pada kebutuhan anak dan
secara estetis harus menyenangkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amala.Nisa’el: 2022 “Pengelolaan Lingkungan Belajar Di Lembaga PAUD”


Penerbit Madzai
Asmawati, Luluk. (2008). Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Mariana, Rita dan Nugraha, Ali. (2013). Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mustari. Mohamad. (2014). “Manajemen Pendidikan”. Jakarta: Rajawali.
Sianturi (2023) “Kreasi Lingkungan Belajar PAUD Panduan Praktis Untuk
Menjadi Anak Usia Dini sia dini penuh edukasi”. Tangerang: Edu
Publiser.

11

Anda mungkin juga menyukai