Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR

PANCASILA (P5) DALAM MEWUJUDKAN KREATIVITAS SISWA


PADA TEMA (BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA) KELAS IV SDN 01
MANISREJO KOTA MADIUN

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

OKTAVIA RACHMAWATI

1902101151

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merdeka diberlakukan untuk mengejar ketertinggalan
pendidikan selama pandemi Covid-19. Dengan hal tersebut, maka
pendidikan di Indonesia akan menjadi tidak tertinggal dan lebih maju dari
sebelum-sebelumnya. Maka, pendidikan di Indonesia bisa disaingkan
dengan negara maju yang terbilang hebat dalam bidang pendidikannya.
Kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi peserta didik dalam
memilih apa saja yang diminati dalam pembelajaran. Peserta didik akan
lebih fokus serta optimal dalam menguatkan kompetensi. (Juraidah, 2022).
Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi Republik Indonesia, menyatakan bahwa di dalam
kurikulum merdeka peserta didik terkait dengan penguatan pendidikan
karakternya akan diwujudkan oleh Kemendikbudristek melalui strategi-
strategi yang berpusat untuk mengupayakan dalam mewujudkan Pelajar
Pancasila (Ismail et al., 2021). Profil Pelajar Pancasila adalah profil
lulusan yang nantinya diharapkan sebagai bentuk tujuan dalam
menunjukkan karakter serta kompetensi yang diharapkan dapat diraih oleh
peserta didik. Profil Pelajar Pancasila akan dapat memperkuat peserta
didik dengan nilai-nilai luhur Pancasila (Kemendikbud, 2020). “Pelajar
Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila” (Sufyadi, et al., 2021). Hal ini
relevan dengan tujuan Pendidikan Indonesia yaitu “mewujudkan Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila.” Terdapat enam dimensi memuat kompetensi dan
karakter yang tertuang dalam profil Pelajar Pancasila, yaitu (1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2)
berkebhinekaan global; (3) bergotong royong; (4) mandiri; (5) bernalar
kritis; (6) kreatif (Sufyadi, et al., 2021). Kompetensi dan karakter yang
diuraikan dalam Profil Pelajar Pancasila akan diwujudkan dalam

2
keseharian peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar Pancasila maupun kegiatan
ekstrakurikuler. Keenam dimensi dari profil pelajar Pancasila akan dapat
dilakukan secara terus menerus di dalam pribadi peserta didik. Untuk
ketercapaian dalam sebuah proyek, akan membutuhkan kerja sama antar
peserta didik. Berdasarkan paparan tersebut, sangat terlihat jelas bahwa
karakter gotong-royong dan kreativitas termasuk ke dalam dua karakter
penting dalam mengerjakan sebuah proyek. Dengan melakukan gotong-
royong, maka pelajar Indonesia akan belajar untuk melakukan kegiatan
secara bersama dengan sukarela, sehingga kegiatan yang dilakukan akan
berjalan dengan lancar, mudah, dan merasa tidak terbebani. Dengan
menciptakan generasi yang kreatif, maka mereka akan mampu untuk
melakukan sebuah perubahan yang nantinya dapat menghasilkan sesuatu
sifatnya orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berguna bagi masyarakat
lainnya. (Sufyadi et al., 2021).
Pengimplementasian kurikulum merdeka, terdapat sebuah proyek
yang dimana peserta didik dituntut untuk melaksanakan sebuah kegiatan
yang akan membuat menjadi lebih aktif. Proyek tersebut dinamakan
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Melalui kegiatan proyek
ini, siswa meningkatkan kemampuan serta keterampilan mereka di
berbagai hal. Salah satu kegiatan proyek dalam kurikulum merdeka adalah
pelaksanaan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah
penerapan pembelajaran yang dibedakan, proses beradaptasi dengan minat
preferensi belajar, mempersiapkan peserta didik untuk hasil belajar yang
lebih baik. Pembelajaran terdiferensiasi harus dirancang sebaik mungkin,
hal-hal ini yang merupakan perencanaan terhadap pembelajaran
terdiferensiasi: (a) mengkaji kurikulum yang dipakai sebagai penyesuaian
kelebihan serta kekurangan siswa; (b) menerapkan rencana serta strategi
melalui penyesuaian kurikulum dan metode pembelajaran dengan
kebutuhan siswa; (c) menjelaskan sebuah bentuk dukungan dari guru agar

3
mencukupi kebutuhan siswa; (d) meninjau dan mengevaluasi hasil rencana
sekolah secara berkala. (Mery, 2022).
Peneliti melakukan observasi terkait dengan penerapan kegiatan
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di beberapa sekolah dasar
di kota Madiun. Ditemukan bahwa terdapat beberapa sekolah dasar yang
telah menerapkan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
di kota Madiun, yaitu salah satunya SDN 02 Nambangan Kidul. Peneliti
menjadikan SDN 02 Nambangan Kidul sebagai tempat penelitian. Tema
pada kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang telah
diterapkan antara lainnya kewirausahaan dan kearifan lokal.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berguna dalam suatu penelitian yang dimana akan
membantu peneliti menganalis kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) untuk mewujudkan kreativitas siswa kelas IV SDN 01
Manisrejo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalahnya
adalah bagaimana implementasi kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) di SDN 01 Manisrejo?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan
penelitiannya adalah mengetahui bagaimana implementasi kegiatan
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SDN 01 Manisrejo.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mampu memberikan referensi kepada peneliti selanjutnya yang akan
melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan kegiatan P5 di
Sekolah Dasar
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah :

4
Dengan adanya penelitian ini, maka akan menjadikan sekolah
dapat mengevaluasi kegiatan P5 sehingga menjadikan kegiatan P5
lebih optimal.
b. Bagi guru :
Dengan adanya penelitian ini, maka guru dapat mengevaluasi
dalam kinerjanya di kegiatan P5
c. Bagi siswa :
Dengan adanya penelitian ini, maka siswa akan dapat
meningkatkan aktivitasnya untuk mengikuti kegiatan P5 dengan
baik.
3. Definisi Istilah
d. Kurikulum Merdeka menurut peneliti merupakan pembelajaran
yang dimana menggunakan metode pembelajaran dengan cara
mengacu kepada bakat serta minat peserta didik.
e. Kreativitas oleh peneliti diartikan sebagai kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang sebelum-
sebelumnya.
f. P5 oleh peneliti diartikan sebagai Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan juga memikirkan solusi terhadap permasalahan
dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi
dalam profil pelajar Pancasila.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
P5 merupakan suatu proyek yang dimana kegiatan tersebut
bertujuan untuk mencari sebuah jawaban mengenai keterampilan apa
saja yang hendak diciptakan oleh pendidikan di Indonesia. Proyek ini

5
diterapkan guna sebagai pendorong karakter pribadi siswa berdasarkan
nilai Pancasila. P5 adalah pembelajaran lintas keilmuan untuk
mengkaji serta mencari penyelesaian terkait masalah di lingkungan
sekitar yang diharapkan dapat memperkuat seluruh kompetensi pada
profil pelajar Pancasila. (Wijayanti et al., 2022).

Pedoman pengembangan P5 tersusun secara sistematik di bawah


ini:
a) Pemahaman Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
b) Mempersiapkan ekosistem satuan pendidikan
c) Menyusun projek
d) Mengatur projek
e) Mendokumentasikan dan Melaporkan hasil projek
f) Mengevaluasi serta menindak lanjut projek.
P5 diharapkan dijadikan cara yang maksimal untuk menekan
mahasiswa menjadi pembelajar selamanya secara kompeten, memiliki
karakter serta bersikap selaras dengan nilai Pancasila. P5 dilakukan
melalui pelatihan siswa guna mempelajari masalah dunia nyata di
lingkungan serta bekerja sama guna menyelesaikan permasalahan
tersebut. Maka diperlukan pembagian waktu untuk memastikan bahwa
P5 bekerja dengan baik. (RAHAYUNINGSIH, 2022)

Dalam kurikulum Merdeka, P5 merupakan pembelajaran yang


mengkaji serta mencari berbagai penyelesaian untuk masalah di
lingkungan sebagai penguatan kompetensi pada profil pelajar
Pancasila. Berikut 6 profil pelajar Pancasila, yaitu:

a) Beriman dan bertaqwa kepada YME dan berakhlaq mulia


Pelajar Indonesia yang memiliki akhlak mulia yaitu pelajar
yang memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
b) Mandiri

6
Pelajar Indonesia adalah pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci mandiri adalah
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.
c) Gotong-royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu
kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian,
dan berbagi.
d) Berkebhinnekaan global
Pelajar Indonesia menumbuhkan rasa saling menghargai dan
memungkinkan terbentuknya budaya baru yang jauh lebih
positif dan tidak bertentangan dengan budaya yang ada di
Indonesia. Elemen kunci berkebinekaan global adalah
menghargai budaya yang ada di Indonesia, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama,
dan refleksi serta tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
e) Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah mampu memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Elemen kunci bernalar
kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
f) Kreatif

Pelajar yang kreatif adalah mampu menghasilkan sesuatu yang


orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak bagi
masyarakat. Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan

7
gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan
yang orisinal. (Faiz, Aiman., 2022)

2. Prinsip-Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


P5 memiliki beberapa prinsip yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip
tersebut wajib untuk diperhatikan dalam pelaksanaan P5, yaitu sebagai
berikut :
a) Holistik
Kerangka berpikir holistik yang diterapkan dalam projek P5
akan mendorong peserta didik untuk mempelajari tema dan
materi secara keseluruhan serta memahami permasalahan
secara mendalam. Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung
menjadi wadah dari berbagai perspektif dan konten
pengetahuan secara terpadu. Prinsip holistik nantinya akan
memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang
bermakna antar komponen dalam pelaksanaan P5, seperti
peserta didik, pendidik, dan sebagainya.
b) Kontekstual
Kontekstual merupakan sebuah prinsip yang berkaitan dengan
upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini dapat
menjadikan motivasi bagi pendidik dan peserta didik, karena
lingkungan dan realitas kehidupan sehari-hari adalah bahan
utama dalam pembelajarannya. Satuan pendidikan berperan
sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka
ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat
bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.
c) Berorientasi pada siswa
Dengan adanya prinsip ini, pendidik diharapkan lebih
mengurangi peran utamanya menjadi sebuah kator utama
dalam kegiatan belajar mengajar P5. Projek P5 menjadikan
pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan

8
banyak kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi dari
dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.
d) Eksploratif.
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan
semangat untuk membuka ruang bagi proses pengembangan
diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas. P5 memiliki
area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta
didik, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran. (Jufri, 2022).

Profil pelajar pancasila adalah bentuk pencapaian dari P5, dengan


adanya projek ini maka peserta didik akan belajar dari lingkungan
sekitarnya, dengan kata lain peserta didik mencapai sebuah proses
mengalami “pengetahuan” sekaligus menguatkan karakter. Peserta
didik akan mempelajari tema-tema yang menarik misalnya perubahan
cuaca, kesehatan mental, budaya anti radikalisme, demokrasi,
teknologi serta wirausaha. Hal ini memungkinkan siswa memiliki
jawaban Terhadap isu tersebut berdasarkan langkah belajar serta yang
dibutuhkan. (Nurani, D., L. Anggraini., 2022). P5 merupakan kegiatan
kokurikuler yang dirancang supaya peserta didik dapat mencapai
upaya kompetensi serta berkarakter berdasarkan profil pelajar
Pancasila yang telah tersusun sesuai Standar Kompetensi Kelulusan
(SKL). P5 dilaksanakan dengan luwes, entah berdasarkan segi
muatan, aktivitas, ataupun dalam waktu pelaksanaannya. P5 sejatinya
susunannya dipisahkan dari intrakurikuler. Tujuan serta materi
pelajaran intrakurikuler tidak selalu memuat tujuan, muatan, serta
kegiatan pembelajaran Project. Satuan pendidikan bisa
mengikutsertakan masyarakat atau bahkan di dalam lingkungan kerja
guna merencanakan serta melaksanakan P5. (Sulistyati, 2021).

3. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

9
P5 memberi kesempatan kepada para personil komunitas satuan
pendidikan agar menerapkan serta mengimplementasikan profil pelajar
Pancasila.

a) Bagi Satuan Pendidikan


1. Menjadi suatu ekosistem yang dibuka sebagai partisipasi
serta keikutsertaan masyarakat.
2. Menjadi sebuah komunitas belajar yang ikut serta
memberikan kontribusi pada lingkungan serta komunitas
yang ada di sekitar.
b) Bagi Pendidik
1. Memberikan kesempatan serta waktu kepada siswa dalam
meningkatkan kompetensi serta menguatkan karakter dari
profil pelajar Pancasila.
2. Merancang proses belajar mengajar Project profil yang
bertujuan secara jelas.
3. Meningkatkan kompetensi selaku pendidik yang terbuka
dalam berkolaborasi bersama pendidik dari mata pelajaran
lainnya agar memperbanyak hasil pembelajaran.
c) Bagi Peserta Didik
1. Memberikan kesempatan serta waktu bagi siswa
meningkatkan kompetensi serta menguatkan karakternya
sekaligus profil pelajar Pancasila.
2. Merancang proses pembelajaran Pro ject profil yang
memiliki tujuan akhir secara jelas.
3. Meningkatkan kemampuan selaku pengajar yang terbuka
dalam bergabung bersama pengajar lain dari mata pelajaran
lainnya guna memperbanyak hasil pembelajaran. (Aditia et
al., 2021).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini
diantaranya:

10
1. Penelitian dari Diah Ayu Saraswati pada tahun 2022 yang berjudul
“Analisis Kegiatan P5 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang sebagai
Penerapan Pembelajaran Terdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan
P5 sebagai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila di suatu
sekolah dan dampak dari penerapannya terhadap siswa. Metode
yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara dengan 2 narasumber yaitu 1 guru biologi yang mengajar
kelas X dengan menerapkan kurikulum merdeka dan siswa kelas X
sebagai peserta kegiatan P5.
Perbedaan yang mendasari terhadap penelitian sebelumnya adalah
terletak pada subjek penelitian, jika penelitian sebelumnya berada pada
jenjang Sekolah Menengah Atas, sementara penelitian yang akan
dilakukan berada pada jenjang Sekolah Dasar.
2. Penelitian dari Iis Nurasiah pada tahun 2022 yang berjudul “Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Implementasi Kurikulum
Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar”. Tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan secara konseptual bagaimana
penguatan projek profil pelajar pancasila diimplementasi pada
kurikulum prototipe di sekolah penggerak jenjang SD. Pada penelitian
ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan (Library
Research).
Perbedaan yang mendasari terhadap penelitian sebelumnya adalah
dalam penggunaan metode, penelitian sebelumnya menggunakan
metode penelitian studi kepustakaan (Library Research) sedangkan
penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif
kualitatif.

C. Kerangka Berpikir
P5 merupakan Project yang dapat memperoleh solusi dari
permasalahan terkait murid yang berkompetensi seperti apa yang

11
diinginkan oleh sistem pendidikan di Indonesia. Tersebut dilaksanakan
melalui penanaman karakter pada diri siswa sesuai nilai Pancasila.
Kompetensi P5 mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa
berpengaruh, secara internal maupun eksternal. Faktor internal contohnya
ialah ideologi. Sedangkan faktor eksternal contohnya ialah rintangan di era
digitalisasi. P5 berusaha mencetak siswa agar bisa dijadikan penerus
bangsa yang produktif serta memiliki keunggulan, dan bisa ikut serta
untuk pembangunan global yang berkelanjutan. Pendidikan Indonesia
memiliki visi menciptakan Indonesia maju yang berdaulat mandiri serta
memiliki kepribadian dari terwujudnya pelajar Pancasila. (Hasanah, 2021).
Runtutan kerangka berpikir dalam penelitian ini bisa dilihat dalam
bagan berikut:

KERANGKA BERPIKIR

Projek Penguatan Penguatan Profil Pelajar


Pancasila

SD Negeri 02 MANISREJO

Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar


Pancasila

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan pada penelitian ini ialah kualitatif
melalui pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah
reset ilmiah yang bermaksud guna memahami sebuah peristiwa sosial
secara alami melalui pengedepanan proses hubungan komunikasi secara
mendalam antara peneliti dan peristiwa yang dikaji. Penelitian kualitatif
merupakan metode ilmiah yang digunakan untuk mengungkap sebuah
peristiwa melalui pendeskripsian data serta fakta menggunakan narasi
secara keseluruhan pada subjek penelitian. (Yuliani, 2018).
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang mencerminkan sebuah
kondisi atau peristiwa yang berlangsung di tengah masyarakat. Penelitian
deskriptif ialah penelitian yang dilaksanakan guna melihat nilai variable
mandiri sebanyak satu atau lebih tanpa membandingkan atau
menghubungkannya dengan variabel lainnya. Penelitian ini bertujuan agar
mendeskripsikan, melukiskan dengan tersistem, faktual serta tepat terkait
kenyataan, sifat interaksi dari peristiwa yang dikaji. Pada penelitian ini
sesuatu yang hendak dideskripsikan ialah bagaimana penerapan P5 dalam
mewujudkan kreativitas siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 02 Manisrejo Jl. Kelapa Manis No.6,
Manisrejo, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur. Alasan pemilihan
tempat di SDN 02 Manisrejo dikarenakan sekolah tersebut telah
menerapkan kegiatan P5 dengan baik dan terstruktur dengan jelas.
2. Waktu Penelitian
Jadwal pelaksanaan :

13
No Uraian Oktober 2022 November Desember
Kegiatan 2022 2022

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4  
1 Mengajukan
Judul  
Penelitian
2 Pengerjaan
 
SOTA
3 Penyusunan
 
BAB I, II, III
4 Pengajuan
 
Proposal
5 Ujian Proposal  

C. Sumber Data
Sumber data yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari data
primer dan sekunder. Data primer berasal dari data yang langsung
memberi data pada pengumpul data. Sedangkan data primer didapatkan
langsung dari aktivitas wawancara pada siswa kelas IV dan guru kelas IV
di SDN 01 Manisrejo.
D. Instrumen Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa instrumen
merupakan alat yang diperlukan untuk mengerjakan suatu kegiatan. Maka,
dapat disimpulkan instrumen penelitian merupakan alat bantu yang
digunakan peneliti dalam pengumpulan data dalam proses penelitian.
Instrumen berkaitan erat dengan metode yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan antara lain:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan pedoman peneliti dalam
mengadakan pengamatan dan pencarian sistematik terhadap
fenomena yang diteliti. Pedoman ini berkaitan dengan situasi

14
dan kondisi di SDN 01 Manisrejo sebagaimana terlampir dalam
lampiran.
2. Wawancara
Instrumen wawancara merupakan pedoman peneliti dalam
mewawancarai subjek yang akan dijadikan penelitian untuk
menggali sebanyak- banyaknya tentang kegiatan P5.
3. Dokumentasi
Instrumen dokumentasi merupakan alat bantu yang digunakan
untuk mengumpulkan data- data yang berupa dokumen seperti
foto- foto kegiatan dan transkip wawancara sebagaimana
terlampir pada lampiran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang strategis pada
penelitian sebab tujuannya ialah memperoleh data. Beberapa teknik
pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini ialah:
1. Wawancara
Melakukan kegiatan wawancara dengan memberikan kisi-kisi
pertanyaan kepada 3 siswa kelas IV serta 1 guru kelas IV untuk
memperoleh informasi mengenai kegiatan P5 di SDN 01
Manisrejo.
2. Observasi
Lembar observasi adalah salah satu teknik yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap kondisi siswa kelas IV di
SDN 01 Manisrejo saat melakukan kegiatan P5.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ialah catatan kejadian yang telah berlangsung
dalam bentuk tulisan, gambar atau karya monumental
seseorang. Contoh dokumen tertulis ialah biografi, laporan, dan
sebagainya. Contoh dokumen gambar ialah foto, sketsa, dan
sebagainya. Yang berbentuk karya contohnya patung, film, dan
lainnya. Dokumen digunakan untuk melengkapi metode

15
sebelumnya pada penelitian kualitatif. Penelitian ini studi
dokumentasi berupa catatan atau dokumen aktivitas P5 di
sekolah.
F. Validitas Data
Pada penelitian kualitatif temuan data bisa disebut valid ketika
tidak terdapat perbedaan dari laporan peneliti dengan apa yang sebenarnya
berlangsung pada objek yang dikaji. Tetapi harus diingat bahwa kebenaran
realitas data berdasarkan penelitian kualitatif sifatnya tidak tunggal tetapi
Jamak dan tergantung susunan individu yang terbentuk pada diri seseorang
yang bermacam-macam latar belakang. Sehingga apabila ada 10 peneliti
dengan latar belakang berbeda yang mengkaji objek yang sama, maka
perolehan yang didapatkan juga belum tentu sama. Seluruh perolehan
tersebut dikatakan valid apabila temuan yang diperoleh sama dengan
realita yang ada yang berlangsung pada objek yang dikaji. Pada objek
yang sama peneliti yang memiliki latar belakang pendidikan mendapatkan
data berbeda dari peneliti yang berlatar belakang manajemen, sosiologi
antropologi, dan sebagainya.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah pencarian serta penyusunan
secara tersistem data yang didapatkan dari wawancara dokumentasi serta
materi lain agar bisa dimengerti dengan mudah serta temuan tersebut bisa
diberikan pada orang lain. Teknik analisis data yang dipakai pada
penelitian ini ialah analisis deskriptif kualitatif.
Langkah analisis data ialah:
1. Mengumpulkan data, yakni proses pengumpulan data di tempat
penelitian melalui observasi, wawancara serta dokumentasi
melalui penentuan strategi pengumpulan data yang sesuai agar
menetapkan fokus serta mendalami data pada langkah
berikutnya.
2. Reduksi data, yakni proses penyeleksian, pemfokusan,
pengabstrakkan, mentransformasi data mentah yang didapatkan
di lapangan yang kemudian diberikan pada waktu

16
pengumpulan data sehingga reduksi data diawali ketika peneliti
memfokuskan area penelitiannya.
3. Penyajian data, yakni serangkai informasi yang menjadikan
penelitian dilaksanakan. Yang didapatkan melalui jaringan
kerja, hubungan aktivitas atau tabell.
4. Menyimpulkan, yakni ketika mengumpulkan data maka
penelitian harus memahami serta menanggapi pada perihal
yang dikaji secara langsung di lapangan melalui penyusunan
pola pengarahan dan sebab akibat.

H. Prosedur Penelitian
Data dalam penelitian ini dicatat, dipilih serta selanjutnya
diklasifikasikan berdasarkan jenis yang ada. Pendekatan yang dipakai ialah
deskriptif analitis, yakni mencari fakta hasil dari ide pemikiran seseorang
melalui analisis, pencarian, menginterpretasi dan men generalisir pada
hasil penelitian yang dilaksanakan. Prosedur Penelitian ini menurut ialah
agar menciptakan data deskriptif secara tertulis usai menganalisis
pemikiran dari sebuah catatan. Usai pengumpulan bahan yang berkaitan
dengan permasalahan yang hendak dikaji pada penelitian ini selanjutnya
menganalisis serta menjelaskan agar bisa disimpulkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, N., Marini, A., Nafiah, M., & Nurasiah, I. (2022). Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di
Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 3613-
3625.

Mery, M., Martono, M., Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi Peserta Didik
dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Basicedu, 6(5),
7840-7849.

Juraidah, J., & Hartoyo, A. (2022). PERAN GURU DALAM


MENUMBUHKEMBANGKAN KEMANDIRNAN BELAJAR DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR
MELALUI PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA. JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal
Penelitian Pendidikan Dasar, 8(2), 105-118.

Nisa, Zakiyatul. Implementasi keterampilan pembelajaran abad 21 berorientasi


kurikulum merdeka pada pembelajaran projek penguatan profil pelajar
Pancasila di SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo. Diss. UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2022.

18
Jufri, M. (2022). Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Vanisha, D. A. (2022). ANALISIS KETERLAKSANAAN PROJEK PENGUATAN


PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA TEMA (KEARIFAN LOKAL)
KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH 4 BATU (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Malang).

Khoirillah, F., Cahyono, T., Saraswati, R., & Lestariningrum, A. (2022, July).
Penguatan Pendidikan Karakter melalui Projek Profil Pelajar Pancasila di
SDN Banjaran 3 Kota Kediri. In Prosiding SEMDIKJAR (Seminar Nasional
Pendidikan dan Pembelajaran) (Vol. 5, pp. 1026-1034).

RAHAYUNINGSIH, F. (2022). Internalisasi Filosofi Pendidikan Ki Hajar


Dewantara Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. SOCIAL: Jurnal
Inovasi Pendidikan IPS, 1(3), 177–187.
https://doi.org/10.51878/social.v1i3.925

Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan


Keaktifan Belajar Siswa. Studi Kemahasiswaan, 1(1), 1–13.

Sulistyati, D. M. (2021). Proyek Profil Pelajar Pancasila.

Nurani, D., L. Anggraini., M. & K. R. M. (2022). Edisi Serba Serbi Kurikulum


Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar.

Wijayanti, P. S., Jamilah, F., Herawati, T. R., & ... (2022). Penguatan Penyusunan
Modul Projek Profil Pelajar Pancasila Pada Sekolah Penggerak Jenjang
SMA. Abdimas ..., 43–49.
http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/abdimasnusantara/article/view/
1715%0Ahttp://ejurnal.unim.ac.id/index.php/abdimasnusantara/article/
download/1715/705

Yuliani, Wiwin. "Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif


bimbingan dan konseling." Quanta 2.2 (2018): 83-91.

19
Sufyadi, S., T. Y. Harjatanaya., P. Adiprima., M. R.Satria., A. Andiarti., & I. H.
(2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Kemendikbudristek.

Faiz, Aiman., A. P. & I. K. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program


Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 06(02), 2846–2853

Aditia, D., Ariatama, S., Mardiana, E., & Sumargono. (2021). Pancala APP
(Pancasila’s Character Profile): Sebagai Inovasi Mendukung Merdeka
Belajar Selama Masa Pandemik. Edukasi: Jurnal Penelitian & Artikel
Pendidikan, 13(02), 91–108.

20

Anda mungkin juga menyukai