Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu
untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan
sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran
berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek
dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari
tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam
menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek
penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan
dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu
bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif . Proyek penguatan
profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter
dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan
pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan
kepedulian terhadap isu di sekitar.
Pimpinan satuan pendidikan menentukan pendidik yang tergabung dalam tim fasilitasi proyek
yang berperan merencanakan proyek, membuat modul proyek, mengelola proyek, dan
mendampingi peserta didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pimpinan satuan pendidikan dapat menilai tahap pelaksanaan proyek berdasarkan tingkat
kesiapan satuan pendidikan. Tingkat satuan pendidikan melakukan refleksi awal dengan
menggunakan bagan identifikasi kesiapan satuan pendidikan untuk menentukan tahapan
menjalankan proyek.
Dari tema besar, tim fasilitasi proyek (dapat juga bersama peserta didik) menentukan ruang
lingkup isu yang spesifik sebagai proyek. Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan
tahapan satuan pendidikan.
Tim fasilitasi bekerja sama dalam merancang modul proyek dan berdiskusi
dalam menentukan elemen dan sub-elemen profil, alur kegiatan proyek, serta tipe
asesmen yang sesuai dengan tujuan dan kegiatan proyek. Modul proyek bersifat fleksibel.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan mengembangkan komponen modul.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya untuk mencapai Profil Pelajar
Pancasila dengan menggunakan Pembelajaran Paradigma baru. Pemahaman mengenai Profil
Pelajar Pancasila dan Pembelajaran Paradigma Baru perlu diupayakan. Profil Pelajar
Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan
dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler,
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler. Menurut
pendapat (Juliani & Bastian, 2021) Usaha dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila untuk
mengembangkan nilai-nilai kepribadian pada siswa membutuhkan strategi pembelajaran dan
keterampilan khusus hal ini dapat diadopsi dan dikembangkan melalui profil pelajar
Pancasila. Internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat dikembangkan pada siswa sejak usia dini,
jenjang sek Sekolah Dasar merupakan jenjang yang sangat penting untuk mengembangkan
individu yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai wujud profil pelajar Pancasila
(Siregar & Naelofaria, 2020) Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang
dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga
upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam
dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: a.
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; b. Berkebinekaan
global; c. Gotong royong; d. Mandiri; e. Bernalar kritis; f. Kreatif.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya untuk mencapai Profil
Pelajar Pancasila dengan menggunakan Pembelajaran Paradigma baru. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran Paradigma Baru perlu
diupayakan. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang
dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga
upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam
dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: a.
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; b. Berkebinekaan
global; c. Gotong royong; d. Mandiri; e. Bernalar kritis; f. Kreatif.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek
(project-based learning), model pembelajaran project based learning merupakan model
pembelajaran yang diyakini dan diakui guru terpadu dengan kecakapan abad 21 dan berpusat
pada siswa (Cahyadi, Dwikurnaningsih, & Hidayati, 2019) sedangkan pendapat dari
(Ismuwardani, Nuryatin, & Doyin, 2018; Septaria & Dewanti, 2021) implementasi
pembelajaran dengan menggunakan model project based learning dapat meningkatkan
kreativitas siswa lebih tinggi dan dapat meningkatkan kemampuan siswa bernalar siswa, yang
berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan ruang bagi semua anggota komunitas
sekolah untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan nilai-nilai yang ada pada Profil
Pelajar Pancasila antara lain a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia; b. Berkebinekaan global; c. Gotong royong; d. Mandiri; e. Bernalar kritis; f.
Kreatif melalui kegiatan-kegiatan dengan pilihan tema: Bhineka tunggal ika, kearifan local,
berekayasa dan berteknologi, kewirausahaan, bangunlah jiwa dan raga, gaya hidup
berkelanjutan, dan suara demokrasi.
Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang, jangka waktu masing-
masing projek tidak harus sama yang penting alokasi waktu kurang lebih 36 JP per tahun.
Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar, karena siswa dapat melakukan penelitian, pengerjaan
karya, presentasi pameran dan lain sebagainya sesuai kebutuhan mereka. Hal ini diharapkan
dapat mendorong self-regulated learning siswa, siswa berlatih untuk mandiri, kritis,
berkolaborasi, komunikasi, menciptakan ide-ide inovatif dan menghasilkan karya-karya yang
bermanfaat agar anak-anak kelak mampu bersaing di era gobal
Untuk mencapai tujuan di atas, dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
ada beberapa prinsip yang harus dijalankan yaitu:
1. Holistik
Prinsip holistic bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak
parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara
utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara
mendalam. Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah
wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara
pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna
antarkomponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan,
masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
1. Contextual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan
peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai
penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik
untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema
projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah
masing-masing. Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam
keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk
secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
1. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi
proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada
dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata
pelajaran. Oleh karenanya, projek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan
materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran (Kemendikbud
Ristek, 2020).
1. Pasar Kreasi, mengadakan pasar yang jual beli berbagai kreasi mandiri berupa benda
fungsional sederhana dari barang bekas. Fokus: Akhlak pribadi, Membiasakan bersikap jujur
kepada diri sendiri dan orang lain
2. Membuat pementasan seni sederhana untuk menggalang dana kemanusiaan, Fokus: Akhlak
pribadi. Memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.
3. Merancang panduan pembuatan catatan pengelolaan uang pribadi (uang jajan) dan kolektif
(kas kelas). Fokus: Akhlak pribadi. Melakukan tindakan sesuai norma-norma agama dan
sosial (seperti jujur, adil, rendah hati, dll.) serta memahami konsekuensinya, dan introspeksi
diri dengan bimbingan
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila antara lain adalah guru memberi pertanyaan pemantik, mendorong keterlibatan
belajar siswa, menyediakan ruang dan kesempatan unuk berkembang, membudayakan nilai
kerja yang positip, memastikan efektifitas kegiatan secra berkesinambungan, merancang
perayaan belajar, melakukan refleksi dan tindak lanjut. Selain merancang strategi
pembelajaran lebih luas tugas guru adalah melelakukan perencanaan projek, penentuan alur
kegiatan, strategi pelaksanaan, dan penilaian projek, memfasilitasi peserta didik dalam
menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk
belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik, membimbing peserta didik dalam
menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, mengarahkan peserta didik dalam
merencanakan aksi yang berkelanjutan, menyediakan informasi, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan projek, mengawasi dan
mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara
berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asesmen performa peserta didik selama
projek berlangsung dan memandu serta mengantarkan peserta didik dalam diskusi.
Kepala sekolah sebagai leading sektor dihrapkan juga aktif diantara kegiatan yang bisa
dilakukan kepala sekolah yaitu membentuk tim projek dan turut merencanakan projek,
mengawasi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan
secara transparan dan akuntabel, membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua
peserta didik, warga satuan pendidikan, dan narasumber pengaya projek: masyarakat,
komunitas, universitas, praktisi, dan sebagainya, mengembangkan komunitas praktisi di
satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang berkelanjutan,
melakukan coaching secara berkala bagi pendidik, merencanakan, melaksanakan,
merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan projek dan asesmen yang berpusat pada
peserta didik.
Untuk mensukseskan pelaksanaan projek profil pelajar Pancasila tentunya diperlukan
kerja sama dan peran serta dari pengawas sekolah selaku pembimbing kepala sekolah dan
guru dalam pelaksanaan pengembangan projek profil pelajar Pancasila dalam rancangan
pembelajaran paradigm baru. Pengawas sekolah merupakan organ yang urgen dalam
mensukseskanya. Beberapa tugas penting pengawas sekolah adalah Mengawasi apakah
projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkaan, memberikan pendampingan dan
pembinaan kepada satuan pendidikan, memberikan informasi terbaru berkaitan dengan
kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan kurikulum dan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, memberikan solusi alternatif ketika satuan pendidikan mengalami
kendala dalam menjalankan projek, serta menjadi narasumber dalam kegiatan workshop
penyusunan rancangan pembelajaran dengan paradigm baru.
Daftar Pustaka.
Cahyadi, E., Dwikurnaningsih, Y., & Hidayati, N. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Tematik
Terpadu Melalui Model Project Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Riset
Teknologi Dan Inovasi Pendidikan, 2(1), 205–218.
Ismuwardani, Z., Nuryatin, A., & Doyin, M. (2018). Implementation of Project-Based
Learning Model to Increased Creativity and Self-Reliance of Students on Poetry Writing
Skills. Journal of Primary Education, 8(1), 51–58. Retrieved from
https://doi.org/10.15294/jpe.v8i1.25229
Juliani, A. J., & Bastian, A. (2021). Pendidikan Karakter sebagai Upaya Wujudkan Pelajar
Pancasila. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang, 257–265. Retrieved from
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/5621/4871
Kemendikbud Ristek. (2020). Profil Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Retrieved from http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
Mayuni, K. R., Rati, N. W., & Mahadewi, L. P. P. (2019). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 2(2). Retrieved from
https://doi.org/10.23887/jippg.v2i2.19186
Septaria, K., & Dewanti, B. A. (2021). Implementation of Project Based Learning on Student
Reasoning on Covid-19 Disaster Mitigation. Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu Dan
Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram, 9(1), 20. Retrieved from
https://doi.org/10.33394/j-ps.v9i1.2951
Siregar, I., & Naelofaria, S. (2020). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring) Tingkat Sekolah Dasar (Sd) Di Era Pandemi Covid-19. Jurnal
Pendidikan Sosial Keberagaman, 7(2), 130–135. Retrieved from
https://doi.org/10.29303/juridiksiam.v7i2.135
Wibiyanto, F. S. (2021). Analisis faktor pendukung dan penghambat pembentukan profil
pelajar pancasila di sekolah. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/95313/
lagu berdasarkan
tempat di daerah
yang dikunjungi
5 Kewirausahaan Bazar, Penta Kreatif, IPS, Sen Jun M1 Smt 2
s i
Seni, Ekonomi inovatif, Budaya,
kreatif, cinta Informatika
membuat video, lingkungan
inovasi
pengolahan
daun kelor