Anda di halaman 1dari 12

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Lokasi penelitian dimaksudkan menggambarkan pada kondisi sosial yang

ditandai oleh adanya tempat, pelaku dan kegiatan, adapun tempat penelitian ini di

lakukan di SMP Negeri 2 Bungursari di Kecamatan Bungursari Kabupaten

Purwakarta.. Dalam penelitian kualitatif, subyek penelitian merupakan komponen

utama yang memiliki kedudukan penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

ini subyek yang diteliti terdiri dari sumber informasi dan informan. Sumber

informasi yaitu responden yang dapat memberikan data tentang hal yang sedang

diteliti sedangkan informan adalah sumber data lain yang dapat memberikan

informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap dari subyek penelitian,

dan sekaligus sebagai triangulasi untuk menjamin akurasi data. Subjek penelitian

ini adalah Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, pembina kesiswaan, guru, dan

siswa yang mempunyai keterkaiatan dengan penilaian pada pendidikan budi

pekerti melalui pembiasaan.

Menurut Nasution (2007:11), penelitian kualitatif tidak menggunakan

sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang

banyak. Dengan demikian, peneliti dalam penelitian ini menggunakan beberapa

sumber informasi dan informan yang mendukung dalam pengumpulan data yang

diinginkan.

88
89

B. Metode Penelitian

Metode penelitian di perlukan untuk menjawab permasalahan. dengan

metode deskriftif. Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. studi deskriftif

menurut Arikunto (1996:89) “studi deskriptif, yaitu pengumpulan data sebanyak-

banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung dalam memahami

dan memberikan gambaran yang lebih jelas dari variabel-variabel yang

berhubungan”.

Jadi dalam penelitian ini, untuk memperoleh data primer dari nara sumber

ataupun observasi lapangan, penulis akan mencatat setiap fakta yang ada,

sehingga catatan dari temuan tersebut sesuai dengan gambaran yang sebenarnya

dilapangan sebagai bahan untuk melakukan analisis selanjutnya.

Sedangkan menurut Nazir (1988: 63-64) mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah meneliti sekelompok

manusia, suatu objek, set kondisi, system pemikiran atau kelas peristiwa yang

berlangsung pada masa sekarang (ex post facto), di mana peneliti tidak

memberikan pengaruh ataupun kondisi terhadap subjek penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan gejala atau peristiwa dan

kejadian yang menjadi pusat perhatian, untuk kemudian dituangkan dan

digambarkan sebagaimana adanya. Sedangkan untuk sifat analistis dari penelitian

ini merupakan kegiatan lanjutan dari deskripsi gejala dan peristiwa.


90

Metode deskriptif yang dipakai digolongkan ke dalam jenis studi kasus,

sebab fokus penelitiannya telah ditentukan yaitu melihat gambaran tentang

pendidikan budi pekerti melalui pembiasaan dalam meningkatkan disiplin siswa.

Dengan adanya penekanan dan penentuan fokus, maka peneliti menggunakan

studi kasus sebagai alat kerjanya.

Penelitian ini lebih menekankan pada tipe studi kasus, dikarenakan

menyangkut masalah pendidikan budi pekerti dan disiplin siswa, seperti yang

dikemukakan Yin (2003: 18) sebagai berikut:

…terutama ciri yang dapat membedakannya dengan strategi yang lain,


karena itu definisi yang lebih teknis perlu diberikan sebagai berikut, studi
kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: a) menyelidiki suatu fenomena di
dalam konteks kehidupan nyata, bilamana: b) batas- batas antara fenomena
dan konteks tak tampak dengan jelas; dan di mana c) multi sumber bukti
dimanfaatkan.

Sedangkan menurut Schamm (dalam Yin, 2003:17), mengemukakan

bahwa “ Essensi studi kasus, tendensi sentral dari semua jenis studi kasus adalah

mencoba menjelaskan tentang mengapa studi tersebut dipilih, bagaimana

mengimplementasikannya, dan apa hasilnya”. Marilyn Lichtman (2010:81)

menjelaskan bahwa “A case study approach is in depth examination of a

particular case or several case” (Pendekatan studi kasus adalah penelitian yang

mendalam mengenai sebuah kasus atau beberapa kasus).

Pendapat lain tentang studi kasus ini disampaikan oleh Creswell (2003: 95)

yang menyatakan bahwa :

For a case study, the researcher should focus on an event, process, or


program for which we have no in-depth perspective on this “case”.
Conducting the case study provides a picture to help inform our practice or to
see unexplored details of this case, thus, the need for the study, or the
problem leading to it, can be related to the specific focus of the tradition of
choice.
91

(Dalam studi kasus, peneliti harus fokus pada kejadian, proses, atau
program yang mana kita tidak harus melihat dari perspektif yang dalam
akan suatu kasus tersebut. Melakukan studi kasus memerlukan gambaran
untuk membantu memberitahukan apa yang dikerjakan atau melihat apa
yang tidak tersentuh dalam kasus tersebut, lebih lanjut kebutuhan untuk
dipelajari atau masalah yang menjadi arahan penelitian, dapat
berhubungan dengan objek yang lebih khusus dalam kebiasaan membuat
keputusan)

Alasan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, peneliti

bermaksud untuk mengungkap kondisi aktual tentang pendidikan budi pekerti

melalui pembiasaan dalam meningkatkan disiplin siswa di SMP Negeri 2

Bungursari Kabupaten Purwakarta, sehingga penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan alasan:

1. Permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna

sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut terjaring dengan

metode penelitian kuantitatif dengan instrument seperti test, kuesioner,

pedoman wawancara;

2. Peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam untuk

menemukan pola mengenai pendidikan budi pekerti melalui pembiasaan

dalam meningkatkan disiplin siswa.

Pendekatan yang dilakukan melalui penelitian kualitatif ini di dasari oleh

adanya suatu upaya untuk memahami bagaimana pendidikan budi pekerti melalui

pembiasaan dalam meningkatkan disiplin siswa. Dengan pendekatan kualitatif di

pandang sangat tepat karena tekanan pendekatan kualitatif pada proses bukan

pada hasil (Sujana dan Ibrahim, 1989:189).


92

Pada hakekatnya pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan prilaku yang dapat diamati.(Moleong. 2007: 4).

Menurut Creswell (2010:260) menyebut bahwa metode penelitian

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah,

tapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data yaitu dengan

mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur dan sebagainya.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan

sebanyak mungkin menggunakan teknik pengumpulan data karena peneliti

mencoba untuk membangun gambaran yang mendalam tentang kasus yang

diteliti. Creswell, (2003:89) mengingatkan untuk menggunakan berbagai bentuk

pengumpulan data dengan menggunakan enam bentuk teknik pengumpulan data

yaitu : observasi langsung, observasi partisipan, wawancara, studi dokumen, data-

data arsip, artefak fisik.

Seperti yang disarankan di atas, maka dalam pengumpulan pada penelitian

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Hal ini dilakukan jauh sebelum penelitian ini dilakukan guna untuk

mencari teori-teori yang berkenaan dengan persoalan budi pekerti melalui

pembiasaan dan disiplin siswa sehingga peneliti di dukung olah teori dan konsep

dari yang bisa dipertanggung jawabkan.


93

2. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

terhadap obyek penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2012:228) mengemukakan

manfaat observasi adalah sebagai berikut: 1) peneliti dapat memahami konteks

data secara keseluruhan; 2) akan diperoleh pengalaman langsung, yang

memungkinkan melakukan penemuan (discovery); 3) peneliti dapat melihat hal-

hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain; 4) peneliti dapat menemukan

hal-hal yang sedianya tidak diungkap oleh responden karena bersifat sensitif atau

sengaja untuk ditutupi; 5) peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi

responden, sehingga diperoleh gambaran yang lebih komprehensif; 6) peneliti

tidak hanya memperoleh data, tetapi juga kesan-kesan pribadi dan merasakan

situasi sosial yang diteliti.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dimana

peneliti tidak terlibat secara langsung pada kegiatan pendidikan budi pekerti yang

dilaksanakan melalui pembiasaan di SMP Negeri 2 Bungursari. Peneliti hanya

mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan tentang pelaksanaan

pendidikan budi pekerti dalam meningkatkan disiplin siswa di SMP Negeri 2

Bungursari.

3. Wawancara

Menurut Mulyana (2006:180) wawancara adalah bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seorang yang ingin memperoleh informasi dari

seorang lainnya dengan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (1996:144) wawancara adalah


94

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi

dari terwawancara. Lebih lanjut menurut Nasution (1987:149) wawancara atau

interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang

bertujuan memperoleh informasi.

Dalam teknik wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang

selanjutnya dijabarkan dalam pertanyaan baik secara tertulis maupun berkembang

sesuai dengan situasi dan kondisi, jadi bersifat fleksibel. Instrumen penelitian

digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendidikan budi pekerti melalui

pembiasaan dalam meningkatkan disiplin siswa.

4. Studi dokumentasi

Selain teknik yang dikemukakan diatas, penulis juga akan melakukan studi

dokumentasi untuk memperoleh data sekunder. Hal ini sejalan dengan pendapat

Arikunto (1996:148) yang mengemukakan bahwa “dokumentasi asal katanya dari

dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti buku-buku, dokumen-

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan, dan sebagainya.”

Data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi antara lain menelusuri

dan menemukan informasi tentang pola dan prosedur pengorganisasian dan

perencanaan pembiasaan yang dilakukan oleh pihak sekolah, diantaranya;

program pengembangan sekolah untuk penanaman pendidikan budi pekerti,

program pengembangan diri melalui kegiatan pembiasaan, photo-photo kegiatan

pembiasaan, buku saku tata tertib siswa, laporan hasil belajar siswa mengenai

pendidikan budi pekerti.


95

Teknik studi dokumentasi dan catatan digunakan sebagai pengumpul data

atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena


mudah diperoleh dan relatif lebih murah;
b. Merupakan informasi yang mantap, baik dalam pengertian
merefleksikan situasi secara akurat, maupun dapat dianalisis ulang
tanpa melalui perubahan di dalamnya;
c. Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya;
d. Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal yang
menggambarkan kenyataan formal;
e. Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan
non kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atau perlakuan
peneliti (Lincoln dan Guba, 1985: 276-277).

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data

1. Orientasi.

Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mencari informasi dari sumber mengenai pendidikan budi pekerti

melalui pembiasaan dalam meningkatkan disiplin siswa

b. Mencari informasi dari pengembang kurikulum pengembangan diri

melalui kegiatan pembiasaan untuk diaplikasikan di lapangan;

c. Mencari informasi dari Pembina kesiswaan yang berkaitan dengan

disiplin siswa dan guru-guru yang bidang ajarnya berkaitan dengan

penanaman pendidikan budi pekerti, seperti guru PKn, Pendidikan

Agama Islam;

d. Melakukan survey ke lokasi penelitian, yaitu SMP Negeri 2

Bungursari Kabupaten Purwakarta.


96

2. Eksplorasi

Dalam tahapan ini adalah tahap penggalian data secara mendalam dengan

mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, yaitu mengadakan pengamatan

permulaan, kegiatan pertisipan bersama subjek penelitian dengan melakukan

wawancara baik dengan guru maupun siswa, juga kegiatan yang lebih mendalam

lainnya.

3. Member Check

Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah:

a. Menyusun laporan penelitian yang diperoleh dari tahapan eksplorasi

b. Mengoreksi dan melengkapi hal-hal yang dirasa masih kurang atau

tidak sesuai dengan fokus masalah.

4. Triangulasi

Dalam tahapan ini, dilakukan pengecekan, pemeriksaan dari data yang

dipeloreh dari lapangan terutama untuk keabsahan data. Hal ini sebagaimana

dikemukakan Maleong (1991:179) bahwa “ merupakan tahap pemeriksaan

keabsahan data yang diperoleh yang memanfaatkan suatu yang lain untuk

kleperluan pengecekan atau sebagai perbandingan”.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Sejalan dengan pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu

deskriptif analisis berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian untuk

mendeskripsikan gejala yang nampak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh


97

Suharsini Arikunto (1996:243) bahwa “riset deskriptif yang bersifat eksploratif

bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini

penelitian dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu.”

Maka, setelah terkumpul data penelitian akan dilakukan pengolahan data

sebagai berikut, data kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau

kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memudahkan penganalisaan dan

kesimpulan. Dan data kuantitatif data yang diperoleh dari studi dokumentasi dan

penyebaran daftar pertanyaan, untuk diproses kelengkapan identitas partisipan

yang mengisi, kelengkapan lembar isian yang terkumpul, memeriksa macam isian

data, dan membuatkan tabulasi datanya.

2. Teknik Analisa Data

Setelah diperoleh data hasil penelitian baik yang berupa kualitatif maupun

kuantitatif, terlebih dahulu akan dilakukan pengolahan terhadap data kuantitatif

sehingga memudahkan interpretasi data. Analisis dilakukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dengan berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

penulis paparkan atau jabarkan sebab dan akibat dari kondisi lapangan yang ada,

selanjutnya berdasarkan pola pikir yang sistematis penulis mencoba menguraikan

dari tiap kategori masalah yang diteliti, sehingga diperoleh gambaran yang lebih

jelas dan terperinci.

Analisis data dalam penelitian ini sesungguhnya telah dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah dapat

mengadakan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai, jika jawaban


98

belum memuaskan, peneliti dapat memberikan pertanyaan lagi sampai

diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2012:245).

Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan tiga langkah yaitu

reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hal itu sesuai yang dinyatakan

Miles dan Huberman, dalam Sugiyono (2012:246) menyatakan bawha

aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri tiga langkah yaitu

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi

(conclution).

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh di lapangan mungkin jumlahnya cukup banyak,

kompleks, dan rumit untuk itu perlu dicatat secara teliti. Langkah

selanjutnya yaitu melakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti, merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan pokok masalah

penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b) Penyajian Data (Display Data)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, atau teks yang bersifat naratif. Dispay data ini memiliki tiga

fungsi yaitu: mereduksi data dari kompleks menjadi nampak sederhana,


99

menyimpulkan interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data

sehingga tampak secara menyeluruh. Dengan mendisplaykan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Sehingga diharapkan data yang dihasilkan akan lebih akurat.

c) Verifikasi (conclusion)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah verifikasi dan

penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah direduksi dan di-

display sebelumnya. Bila kesimpulan ini didukung oleh data-data yang

valid maka kesimpulan tersebut adalah kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan ini menjawab masalah yang telah ditetapkan dalam

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai