Anda di halaman 1dari 25

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Andini Hardiningrum,s.pd.M.Pd.


Pertemuan 2-7

JULI RAHAYU NINGSIH


4230221033

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2023
Kata Pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Pertemuan 2-3
Persptektif Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif )
PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampa dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Fadlillah dan Khorida, 2013).
Menurut Sugiyono (2015: p 209) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif
digunakan peneliti pada kondisi objek yang alamiah. pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
A. penelitian kualitatif merupakan proses penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Cresswell dalam jurnal
manajemen komunikasi menyatakan bahwa pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan
studi pada situasi.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa
pada dasarnya menyatakan keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya dengan tidak
mengubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-
fakta, atau kejadiankejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu.
2. Tempat dan waktu
Tempat penelitian yaitu di PAUD HarapanBangsa03 desa Lanji Patebon Kendal yang dilakukan
pada awal semester genap tahun ajaran 2012-2013.
3. Sumber Data
4. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.
Adapun dalam penelitian ini, penulis mengelompokkan sumber data menjadi dua bentuk data:
1. Data Primer :Sumber data yang diperoleh yaitu dari para guru, kepala sekolah beserta
jajarannya.
2. Data Sekunder: Yaitu berasal dari pendapat dan respon orang tua dari peserta didik. Serta
didukung dengan sumber yang relevan baik dari buku-buku maupun skripsi penelitian terdahulu
5. Fokus Penelitian Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala dari suatu obyek penelitian itu
bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga penelitian kualitatif tidak
akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan
situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis.
6. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara Menurut Arikunto (2010: 270) wawancara mula-mula menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dengan mencari keterangan lebih lanjut. Dengan pedoman pertanyaan yang sudah
dibuat diharapkan pertanyaan dan pernyataan responden lebih terarah dan
memudahkan untuk rekapitulasi catatan hasil pengumpulan data penelitian
diperbuat, atau dirasakan sehari-hari dalam hal menanamkan kedisiplinan kepada
anak usia dini dalam lingkungan keluarga masing- masing. Tujuan dilakukan
wawancara adalah untuk menggali informasi secara langsung dan mendalam dari
beberapa informan yang terlibat. Wawancara dilakukan dengan tatap muka
langsung dengan informan, sehingga terjadi kontak pribadi dan melihat langsung
kondisi informan.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2015: p 227), penelitian dimulai dengan mencatat,
menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan tentang pelaksanaan dan hasil
program yang dilihat dari ada atau tidaknya perkembangan usaha yang dimiliki
warga belajar. Penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipan, karena
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis,
yaitu dokumentasi. dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berbentuk rekaman dan foto.
7. Uji Keabsahan Data Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data
8. Teknik Analisis Data Proses
analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa pengumpulan atau
pengelompokan dan pengkatagorian data kedalam klas-klas yang telah ditentukan.
B. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat
induktif,objektif,dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka atau
pertanyaan yang dinilai dari dianalisis dengan analisis statistic.oleh karena itu metode ini
juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru.Metode ini disebut metode kuantitatif karena datan
penelitiannya berupa angka dan analisis menggunakan statistik.(Sugiyono, 2010:13).
Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis,teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi terkait
dengan permasalahan penelitian yang diteliti. Teknik pengambilan subjek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling yakni dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu (Sugiyono, 2015: p 216).
Pertemuan 4
Metode Kuantitatif ,Proses Penelitian ,Masalah,Variable,Paradigma Penelitian

A. Proses Penelitian
Munawaroh (2013) mengemukakan bahwa pada dasarnya proses penelitian meliputi
3 hal, yaitu : 1) penetapan masalah yang akan diteliti, 2) penyusunan kajian teori, dan 3)
pengujian fakta yang ditemukan di lapangan. Penelitian kuantitatif memiliki pola berpikir
deduktif, artinya penelitian diawali dengan teori yang bersifat umum, dan selanjutnya
dilakukan penelitian untuk menguji teori hingga memperoleh kesimpulan yang bersifat
khusus.Jadi, proses penelitian kuantitatif berawal dari identifikasi masalah yang
memerlukan kajian teorihingga penarikan kesimpulan dalam bentuk pengambilan
keputusan menerima atau menolak hipotesis penelitian.
Langkah-langkah dalam proses penelitian kuantitatif ialah sebagai berikut :
1. Identifikasi permasalahan Peneliti merumuskan masalah yang akan dicarikan jawabannya
melalui penelitian.
2. Studi literatur Studi literatur atau kajian pustaka merupakan kegiatan untuk menghubungkan
masalah penelitian dengan teori-teori yang relevan.
3. Pengembangan kerangka pikir penelitian Konsep teori hasil studi literatur menghasilkan
kerangka pikir penelitian, yaitu asumsi-asumsi yang dinyatakan dalam bentuk diagram alur
penelitian.
4. Operasionalisasi variabel penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti didefinisikan dan
ditetapkan cara mengukurnya dengan satuan-satuan tertentu.
5. Perumusan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah atau pertanyaan
penelitian.Hipotesis dibuktikan kebenarannya melalui hasil analisis data.Hipotesis penelitian
terdiri dari hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1atau Ha)yang merupakan lawan dari
hipotesis nol.
B. Masalah
Setiap penelitian yang akan dilakukanharus selalu berangkat dari masalah.Terdapat beberapa
sumber masalah, yakni adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, adanya
penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan,ada pengaduan, dan
ada kompetisi.
C. Proses Perumusan Masalah
Peneliti harus mampu mendefinisikan masalah yang sesuai dengan hasil analisis
lingkungan sekitar obyek penelitian, sebelum menyusun rumusan masalah. Dengan
bersungguh-sungguh mengutamakan factorfaktor yang di anggap penting yang berhubungan
dengan masalah-masalah penelitian tersebut. Langkahlangkah yang lain yang bisa dilakukan
adalah peneliti mengadakan diskusi dengan para pengambil keputusan dan ahli, melakukan
analisis dari data sekunder yang didapatkan dan data kualitatif yang tersedia apabila
dibutuhkan.
D. Variabel dan Indikator Variabe
1. Definsi Variabel dan Indikator Variabel Sugiyono mendefenisikan variabel adalah sesuatu hal
yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi .Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya
banyak pengertian lain, tapi sepertinya pengertian itu sudah cukup. Merupakan suatu konsep
yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau suatu faktor yang jika diukur akan
menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel juga dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang yang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau
suatu objek dengan objek yang lain.
2. Macam-Macam Variabel
Menurut ciri atau karakterisitknya variabel terbagi menjadi dua (2), yakni:
(1) Variabel diskrit, yaitu variabel yang hanya bisa dinyatakan dalam bentuk satuan-satuan
utuh yang tidak tidak bisa dibagi lagi ke dalam bentuk yang satuan yang lebih kecil lagi.
Contoh: variabel jenis kelamin, jumlah mahasiswa ekonomi syariah yang telah lulus mata
kuliah metode penelitian, jumlah ruang kelas dan sebagainya.
(2) Variabel kontinu (bersambungan), yaitu variabel yang masih bisa dipecah atau dibagi
menjadi bagian-bagian yang lain yang lebih kecil ukurannya. Atau dengan kata lain
variabel ini bisa diidentifikasi dengan kata keterangan sifat seperti sangat, paling, lebih,
semakin. Contoh: paling berat, semakin pintar, lebih pandai dan sebagainya.
C. Jenis Variabel
Ada beberapa jenis variabel, antara lain :
a. Variabel Diskrit dan Variabel Kontinyu Nilai numerik yang diberikan pada variabel
didasarkan pada sifat yang beragam. Misalnya untuk variabel yang bersifat dikotomi
mempunyai dua nilai yang menunjukkan ada atau tidak adanya sifat tertentu, contohnya
pria-wanita, pengangguran-bukan pengangguran. Variabel juga bisa terdiri dari dua
kategori, misalnya, suku, agama, jenis perusahaan, dan lain-lain. Semua variabel-
variabel dalam bentuk kategorikategori tersebut disebut variabel diskrit. Sedangkan
pendapatan, suhu, umur, nilai ujian adalah contoh-contoh variabel kontinyu.
b. Variabel Bebas (Independent) dan Variabel Tak Bebas (Dependent)
Jenis variabel ini terutama digunakan dalam menganalisis hubungan antara variabel,
yaitu variabel tak bebas dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya, gaya belajar
(variabel bebas) akan mempengaruhi prestasi belajar siswa (variabel tak bebas).
c. Variabel nominal, ordinal, interval, dan ratio Pengklasifikasikan ini didasarkan pada
tingkat pengukurannya, yang akan dijelaskan secara lengkap pada kegiatan belajar.
d. Variabel Kuantitatif dan Kualitatif Variabel kuantitatif menggunakan skala numerik atau
metrik sehingga bisa ditransformasikan melalui operasi matematika dan analisis
statistika yang lengkap. Sedangkan variabel kualitatif menggunakan skala non numerik
(karakter atau string) atau non metrik. Teknik analisinya, baik operasi matematika atau
teknik statistikanya, relatif lebih terbatas dibandingkan variabel kuantitatif
D. Macam-Macam Variabel
Dalam Penelitian Pendidikan Dalam penelitian pendidikan, sebenarnya ada cukup banyak
variabel yang dapat digunakan. Berbagai macam variabel tersebut perlu dipahami oleh
peneliti agar dapat menggunakan variabel tersebut secara tepat. Di bawah ini dijelaskan
mengenai macam-macam variabel penelitian.
a. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel independen, sering disebut juga sebagai
variabel bebas, variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan
sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah)
kondisi atau nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Independen
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang
menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada variabel lain.
Variabel bebas umumnya dilambangkan dengan huruf X. Dengan demikian, jika
ditinjau keberadaannya, variabel bebas pada umumnya terlebih dahulu muncul (ada),
dan akan diikuti variabel yang lainnya. Dalam rangkaian kegiatan ilmiah, peneliti dalam
menentukan variabel bebas tidak boleh secara sembarangan. Variabel bebas bukanlah
suatu kondisi yang terlepas sama sekali dengan keberadaan variabel terikat.
Dengan demikian, keberadaan variabel bebas pada umumnya terkait atau ada
hubungannya dengan keberadaan variabel terikat.Berikut ini adalah ciri-ciri variabel
independen:
 Variabel yang menentukan variable
 Kegiatan stimulus yang dilakukan peneliti menciptakan suatu dampak pada
variabel dependen.
 Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya.
Dengan adanya alasan yang kuat (tepat) di atas maka peneliti dapat menentukan
penggunaan variabel bebas dalam penelitian eksperimen. Misalnya: Pengaruh motivasi belajar
(X) terhadap prestasi belajar (Y).
b. Variabel Pendahulu Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya
mendahului variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat.
c. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen (variabel terikat) adalah
variabel yang secara struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan
oleh adanya perubahan variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi
primaryinterest to the researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang
selanjutnya menjadi objek penelitian.Dengan demikian, variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Sehingga variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya
tergantung dari besaran variabel indpenden ini, akan memberi peluang terhadap
perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan
dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan
varibel dependen, diharap akan menyebabkan variabel dependen berubah sekian
satuan juga. Sebalikanya jika terjadi diharapkan akan menyebabkan perubahan
(penurunan) variabel dependen sekian satuan juga. Dengan demikian variabel
dependen mempunya ciri:
 Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
 Asepek tingkah laku yang diamati dari suatu organiseme yang dikenai stimulus
 Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh dari variabel bebas. Sebagai contoh: Pengaruh Teknik Pembelajaran
Tri Fokus Steve Synder (TFSS) (X) Terhadap Kemampuan Membaca Cepat Siswa
(Y).
d. Variabel Moderator
Variabel Moderasi (moderating variable), adalah yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.
Variabel itu terkadang tidak dimasukkan ke dalam model statistik namun
memengaruhi mutu hubungan antarvariabelvariabel tersebut. Variabel moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai
variabel independen kedua. Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua
variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel
independen, ada kalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model statistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal
dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa
memperkuat hubungan antara satu atau beberapa variabel yang selain bisa
memperlemah hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dan
variabel dependen. Misalnya pengaruh teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder
(TFSS) (X) terhadap kemampuan membaca cepat siswa (Y) akan diperkuat dan
diperlemah minat membaca siswa (M). Dalam contoh di atas teknik pembelajaran
Tri Fokus Steve Synder (TFSS) adalah variabel independen dan kemampuan
membaca cepat siswa adalah variabel dependen, dan minat membaca siswa adalah
variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi
yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi
variabel dependen.
e. Variabel Intervening
Variabel antara (intervening variable), adalah variabel yang menjadi antara atau
penyelang di antara hubungan variabel bebas dan tak bebas. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan
variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel ini berperan menambah atau
mengurangi efek variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam setiap
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, biasanya menemukan variabel yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel
moderator) yang sedang diukur. Secara teori setiap variabel ada sebagian variabel
yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti. Misalnya:
terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua
terhadap gaya hidup mahasiswa dan akan berimbas pada IPK mahasiswa tersebut.
f. Variabel Kontrol Variabel kontrol (control variable) merupakan variabel yang
mengontrol pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Menurut
Sugiyono, variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.Variabel control sering digunkaan
oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabel yang sering digunakan dalam penelitian mahasiswa, selain variabel
moderator dan variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel ini, kualitas
dan kuantitasnya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat
yang dikehendaki. Biasanya digunakan penelitian eksperimen. Secara skematis
dapat dijelaskan pada bagan berikut ini. Contoh: pada kasus metode pembelajaran
(X) memengaruhi kreativitas belajar siswa (Y). Penelitian ini melihat pengaruh
metode pembelajaran terhadap kreativitas belajar siswa. Maka harus ditetapkan
variabel control.
E. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang dimaksud dengan paradigma penelitian adalah pola
atau kerangka pikir yang memperlihatkan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis
dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berikut bentuk-bentuk paradigma
penelitian.
Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang dipakai oleh para peneliti dalam
memandang realita suatu permasalahan dan juga teori ataupun ilmu pengetahuan.
Selain kedua paradigma itu, ada juga paradigma penelitian lainnya yang mendasari.
Beberapa paradigma itu antara lain paradigma positivisme, paradigma konstruktivisme,
paradigma pragmatisme, paradigma kritis, dan juga paradigma subjektivisme.
– Konstruktivisme: Artinya adalah percaya bahwa tidak ada kebenaran atau realitas yang
sifatnya tunggal. Realitas tersebut harus ditafsirkan dan setia penafsiran pasti berbeda.
Pendekatan yang ada di dalam paradigma ini memakai pendekatan kualitatif.
– Positivisme: Percaya bahwa ada kebenaran tunggal dari suatu kejadian ataupun
pandangan. Realitas yang ada di positivisme dapat diukur dengan metode yang valid dan
terpercaya. Pendekatan yang dipakai pada paradigma tersebut adalah pendekatan kuantitatif.
– Pragmatis: Itu artinya adalah percaya bahwa kenyataan ataupun realitas yang ada dapat
diperdebatkan dan diinterpretasikan. Oleh karena itu, cara yang paling baik yang bisa
digunakan dalam penelitian adalah menemukan solusi dari setiap masalah yang datang.
Pendekatan pada paradigma pragmatis merupakan perpaduan dari kuantitatif dan kualitatif.
– Subjektivisme: percaya bahwa kenyataan merupakan apa yang dipercaya peneliti sebagai
sebuah realita yang nyata. Sehingga subjektivis berpendapat bahwa pengetahuan merupakan
perkara sudut pandang. Dimana paradigma subjektivis memakai pendekatan arkeologis,
dekonstruktif, dan juga analisis wacana.
– Kritis: Percaya bahwa kenyataan merupakan wujud yang dikonstruksikan sehingga selalu
di bawah hubungan kuasa yang berkelanjutan. Paradigma tersebut umumnya menggunakan
cara kritik ideologi, etnografi, kritis, dan analisis wacana
Pertemuan 5
Landasan Teori,Kerangka Berpikir, dan pengajuan Hipotesis
A. Pengertian
Teori : generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan
berbagai fenomena secara sistematik
Macam-macam Teori
1.Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
2. Teori yang induktif : cara menerangkan adalah dari data ke arah teori.
3. Teori yang fungsional : di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembetukan teori
kembali mempengaruhi data.
Fungsi teori : menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian
(control) suatu gejala.
Teori : alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan
proposisi yang disusun secara sistematis
B. KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN
Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas karena teori
di sini sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun
instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif
harus sudah jelas apa yang akan dipakai.
Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau
konstruk variabel yang akan diteliti, untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif, untuk mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
C. DESKRIPSI TEORI
Guna mewujudkan kelancaran proses belajar mengajar serta kemungkinan
pengembangan Bengkel Kerja Sekolah dimasa yang akan datang sesuai dengan tujuan
dan fungsi Bengkel Kerja Sekolah maka perlu di pertimbangkan beberapa aspek dalam
perencanaan bengkel tersebut. Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggara Bengkel
aspek-aspek perencanaannya adalah kurikulum, jumlah siswa per kelas, jenis dan jumlah
peralatan, jenis dan jumlah perabot, jenis dan ukuran ruangan, lantai, ventilasi, tinggi
langit-langit, pintu, instalasi listrik tenaga, instalasi air, instalasi peralatan mekanik,
penerangan dan pencahayaan. Syahrina Ramadina (2015: 107).
Keberhasilan sebuah proses pendidikan melalui proses pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran yang memadai disertai penggunaan sarana prasarana
dan juga pengorganisasian sarana prasarana secara optimal. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang dalam belajar yang berpengaruh
penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu
dilakukan peningkatan dalam penggunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Kelengkapan dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan di
sekolah sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan kelancaran pembelajaran. Bengkel
atau Sarana pendidikan lain merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar.
Menurut rumusan tim penyusun pedoman pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, yang dimaksud dengan Sarana Pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif
dan efisien.

Menurut Ary H. Gunawan dalam Putri Isnaeni Kurniawati dan Suminto A. Sayuti
(2013: 99) menyatakan bahwa kegiatan admi-nistrasi sarana dan prasarana pendidikan
meliputi: “perencanaan, prakualifikasi, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan,
penghapusan dan pengendalian”.
Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam
organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
a) Perencanaan (Planning) Menurut Perencanaan merupakan aspek yang paling
awal dari keseluruhan aspek manajemen menurut Didin kurniadin (2013:
126) Perencanaana adalah proses kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu .dikatakan bahaan dengan baik sehingga akan memberikan
manfaat bagi pengguna perencanaan tersebut. Dalam dunia pendidikan,
perencanaan merupakan pedoman yang harus dibuat dan dilaksanakan
sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu dapat efektif dan efisien.
(Didin Kurniadin, 2013 : 129) dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
b) Pengorganisasian (Organizing) Aspek selanjutnya adalah pengorganisasian
yang merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam sebuah sistem
manajemen.Maka dari itu menurut Didin Kurniadin (2013: 129)
Pengorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu
organisasi atau lembaga, termasuk di dalamnya Lembaga pendidikan.
Pengorganisasian berarti menciptakan suatu struktur dengan bagianbagian
yang terintegrasi sehingga mempunyai hibungan yang saling memengaruhi
satu sama lain. (Didin kurniadin, 2013: 130) Dari pandangan para ahli diatas
dapat dikatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, pengaturan, dan pembentukan pola hubungan kerja dari
orang-orang yang berada didalamnya untuk mencapai tujuan dari organisasi
itu sendiri.
c) Pelaksanaan (Actuating) Aspek ketiga yaitu pelaksanaan, Didin kurniadin
(2013 : 131) mengungkapkan bahwa penlaksanaan adalah salah satu fungsi
manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan
pengorganisasian.
d) Pengawasan (Controlling)
Orang yang bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak diinginkan itu
harus dicari dan mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang
sudah atau akan dilaksanakan.menurut Didin kurniadin, (2013 : 132)
Pengawasan yang baik memerlukan langkah-langkah pengawasan:
(1) Menentukan tujuan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan. Standar
tersebut dapat berbentuk standar fisik, standar biaya, standar model,
standar penghasilan, standar program, standar yang sifatnya intangible,
dan tujuan yang realistis
(2) Mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan atas dasar tujuan dan standar
yang ditetapkan
(3) Memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan.
Dari berbagai penjelasan tersebut, diketahui bahwa pengawasan adalah proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diinginkan sesuai dengan yang telah direncanakan
Menurut Joel Tadjo dalam Syahrina Ramadina (2015: 327) fungsi bengkel
dapat difungsikan sebagai berikut:
a. Bengkel sebagai tempat untuk meningkatkan keterampilan.
b. Bengkel sebagai tempat melakukan kegiatan dalam pembuatan bahan baku
menjadi barang jadi.
c. Bengkel sebagai tempat mlakukan perbaikan suatu barang atau peralatan
yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali
d. Bengkel sebagai tempat melakukan pengujian atau penelitian suatu objek
secara terorganisir.
Snyder dan Hales dalam Sudiyono (2016: 81) menyatakan bahwa perencanaan
fasilitas bengkel harus bersifat fleksibel agar dapat disesuaikan dengan perubahan
kurikulum.
1. Kualitas Pembelajaran
Variabel kedua adalah kualitas pembelajaran, kualitas pembelajaran khususnya
pada pembelajaran praktikum salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar..
Sedangkan pembelajaran menurut Sardimin dalam Abdul Majid (2013: 5)
Merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik dalam kehidupannya,
yakni membimbing dan mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang
harus dijalani.alah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Adapun beberapa faktor - faktor yang berpengaruh pada kualitas pembelajaran,
yaitu:
a) Pengajar / guru : Dengan segala ilmu yang dimilikinya seorang guru
seharusnya dapat menjadikan siswa atau peserta didiknya menjadi lebih
berpengalaman
b) Tujuan dalam mengajar : Dalam hal ini seorang guru haruslah memiliki
pedoman sebagai sasaran yang harus dicapai dalam proses belajar
mengajar.
c) Kemampuan siswa yang mengikuti proses belajar : Dalam hal ini setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain. Mereka memiliki
kepribadian, kecerdasan yang berbeda juga. Oleh sebab itu hal inilah yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Kesimpulan dari data di atas adala kualitas pembelajaran adalah tingkat
mutu atau baik buruknya sebuah proses membimbing peserta didik dalam
mengembangkan diri sesuai dengan tugas yang dijalani, untuk
meningkatkannya perlu berbagai faktor seperti perencanaan pembelajaran,
mutu guru, faktor dari peserta didik itu sendiri dan suasana lingkungan
sekitar dan hasilnya dapat dilihat dari tingkat pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang dimiliki oleh sifat peserta didik dan juga lulusannya.
2. Hasil Belajar Siswa
Variabel ketiga atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar, hasil
belajar merupakan salah satu tujuan dari berbagai proses pembelajaran.
C Kerangka Berfikir
Jika manajemen bengkelnya baik maka akan mempengaruhi kualitas pembelajaran menjadi
semakin nyaman dilakukan oleh siswa dikarenakan peraturan atau ketentuan-ketentuan dan
juga penataan alat-alat dan juga mesin-mesin dalam sebuah bengkel atau laboratorium
vokasi sudah dikelola dengan baik akan membuat siswa menjadi disiplin dan mempermudah
siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil yang di dapat oleh siswa dalam pembelajaran
tersebut seharusnya akan menjadi baik. Sehingga dapat kita simpulkan seharusnya jika
manajemen bengkelnya baik maka kualitas pembelajaran akan baik dan akan mempengaruhi
terhadap hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya jika manajemen bengkelnya buruk maka akan
mempengaruhi kualitas belajar yang kurang baik juga dan menyebabkan hasil dari
pembelajaran tersebut menjadi menurun.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 63) disebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, kerena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric
A. Strategi Penelitian
Pada penelitian ini,peneliti menggunakan strategi asosiatif,yang merupakan penelitian dimana
metode yang digunakan dengan melakukan pendekatanmengenai hubungan pada dua variabel
atau lebih. Dimana dari hasil tersebut diharapkan dapat dibangun sebuah wawasan yang dapat
memberikan pemahaman,peramalan dan pengendalian atau kontrol terhadap suatu kejadian.
2 Populasi Dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian Sugiyono (2018:130) mengemukakan bahwa
populasi sebagai wilayah secara umum yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuat kesimpulannya.
Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi dua yaitu populasi secara umum dan populasi
target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakukan
kesimpulan penelitian kita (Sukmadinata, 2012:80). Adapun populasi umum dalam penelitian ini
adalah orang yang gemar konsumsi indomie. Sedangkan populasi target adalah orang yang
gemar konsumsi indomie di kecamatan Tarumajaya. Berdasarkan definisi diatas, Populasi umum
pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah menkonsumsi mie instan merek
indomie,jumlah anggota populasi umum tidak diketahui. 42 3.2.2 Sampel Penelitian Sampel
menurut Sugiyono, (2016:118) sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipunyai
oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari populasi yang
menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling menurut Sugiyono, (2016:81) ialah
teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Pada penelitian
ini teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan populasi, dengan cara
menggunakan Non-probability Sampling dengan metode purposive sampling dimana teknik
dalam pengambilan sampel ini memiliki pertimbangan-pertimbangan yang sudah ditentukan
kepada responden. Dalam penentuan jumlah sampel yang digunakan Sugiyono, (2017:91)
menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut: 1. Ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. 2. Bila sampel dibagi dalam
kategori maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. 3. Bila dalam penelitian akan
melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiannya ada 4 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 4 = 40.
3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode survei, yaitu
metode pengumpulan data primer yang diperoleh langsung berupa opini atau pendapat
dari warga tarumajaya dengan menjawab semua pertanyaan yang terdapat di dalam
kuesioner. Penelitian dilakukan selama dua hari, pada tanggal 28 juni 2021 dan 29 juni
2021. Adapun sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Google Form.
Untuk pengumpulan data, peneliti mengambil data dan informasi yang ada
hubungannya dengan materi penelitian, yang dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner melalui smartphone dan media sosial. 2. Riset Lapangan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data langsung dari Warga Tarumajaya sebagai objek penelitian
dengan melalui cara-cara sebagai berikut: a. Observasi. Metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian sebagai sumber data.
b. Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, 44 peneliti menggunakan skala likert untuk skala
pengukurannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan
skala Likert. Menurut Sugiyono (2019:146) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yan3.4
Operasional Variabel Variabel merupakan suatu nilai dari orang. Operasionalisasi
variabel sendiri memiliki arti deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian dan
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Penelitian ini memiliki
variabel bebas dan variabel terikat. Menurut (Sugiyono, 2019: 69) variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan dari variabel terikat. Sementara itu,
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Berikut
adalah operasional variabel pada penelitian ini: a. Kualitas Produk (X1), merupakan
keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuannya untuk 45 memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. b. Harga
(X2), merupakan sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau jasa atau
jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memproleh manfaat dan
memiliki atau menggunkan suatu produk atau jasa c. Promosi (X3), merupakan sejenis
komunikasi yang memberikan penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai
barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan,
dan meyakinkan calon konsumen. d. Keputusan pembelian (Y), merupakan serangkaian
proses yang berawal dari konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi tentang
produk atau merek tertentu dan mengevaluasi produk atau merek tersebut seberapa
baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian
serangkaian proses tersebut mengarah kepada keputusan pembelian. Variabel-variabel
yang diukur dijabarkan ke dalam beberapa indikator dan masing-masing indikator
mempunyai sub indikator. Sub indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak menyusun
item-item instrument yang berupa pernyataan dalam sebuah kuesioner.
Pertemuan 6
Metode Penelitian Eksperimen, Populasi dan Sampel
A. Pengertian
Menurut Sugiyono (2017:107) mengemukakan hahwa: “Dengan demikian metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”.
Pendapat Arikunto, Suharsimi (2013:9) yaitu: Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) anatar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-fakor lain yang
mcngganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu
perlakuan.
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:61) mengemukakan tentang variabel penelitian sebagai berikut:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”.
Sedangkan menurut Arikunto, Suharsimi (2013:162) menjelaskan bahwa: “Variabel yang
mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independentvariable (X),
sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau
dependentvariable (Y)”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel-variabel yang
bersifat tidak bebas dan sementara, variabel lainnya bersifat bebas. Latihan menggunakan alat
bantu tali merupakan variabel bebas dan teknik long passing merupakan variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Apabila seorang peneliti ingin meneliti
semua elemen yang ada didalam wilayah tersebut maka penelitian itu dinamakan penelitian
populasi. Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menetapkan sampel terlebih dahulu
Menurut Sugiyono (2013:118), sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok besar
dan menggambarkan informasi mengenai kondisi yang besar tersebut. Menurut Darmadi (2014:
57) menyatakan “sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian”.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis gambarkan pada diagram
dibawah ini, menurut Sugiyono (2016:108) mengatakan “Terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian eksperimen, yaitu: pre-Experimental Design,
True Experimental Design, dan Quasi Experimental Design”.
Desain penelitian ini menggunakan model Quasi Experimental Design, bentuk desain
eksperimen ini merupakan pengembangan dariTrue Experimental Design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. dengan
desain model kedua yaitu Nonequivalent Control Group Design, desain ini hampir sama dengan
pretest- 27 postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random
Pertemuan 7
SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN
A. Skala Pengukuran Dalam penelitian kuantitatif,
peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam
penelitian kualilitatif-naturalistk peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen,
karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments, (Sugiyono,
2016).
Ada 4 jenis skala pengukuran yang akan dijabarkan berikut: Skala Nominal, Skala
Ordinal, Skala Interval, dan Skala Rasio.
1. Skala Nominal Penggunaan skala ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menghitung peristiwa, obyek dan subyek untuk diklasifikasikan dalam individu,
produk, merek, perusahaan, atau entitas lain dalam suatu kategori, sehingga
sering disebut skala kategori. Contohnya pemberian nomor registrasi masuk
kampus, nomor kaus punggung. Skala nominal dapat menggunakan angka,
symbol maupun label.
2. Skala Ordinal Skala ordinal digunakan secara spesifik untuk pemeringkatan
dalam sebagian studi penelitian. Skala ordinal dipakai untuk menentukan tingkat
persepsi konsumen, preferensi, kepuasan dan sebagainya.
3. Skala Interval
Skala interval lebih bermakna dibandingkan dengan skala nominal ataupun
ordinal, karena skala ini merupakan representasi yang sama dari obyek yang
diukur. Penggunaan skala ini memungkinkan peneliti mengetahui bagaimana
objek-objek yang diteliti berbeda ketika dibandingkan.
4. Skala Rasio Skala rasio merupakan skala internal yang bersifat khusus karena
memiliki titik nol yang bermakna. Skala rasio banyak digunakan dalam
perhitungan panjang, berat atau jarak.
B. Macam-macam Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengurun akan menghasilkan data kuantitatif.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien
dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang
yang sehat 37° Celsius, IQ seseorang
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi,
Pendidikan dan Sosial antara lain adalah:
1. Skala Likert
Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Contoh: Pernyataan bentuk
pilihan ganda: Berilah lingkaran pada huruf yang tersedia. 1) Pelibatan
masyarakat bukan hanya memotivasi, tetapi aktif dalam menghimpun dana,
tenaga, dan materi guna menunjang mutu pendidikan. a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 2) Masyarakat melakukan fungsi
kontrol dalam pelaksanaan pendidikan a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d.
Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 3) Masyarakat bersikap proaktif dalam
pengembangan pendidi
2. Skala Guttman
Skala Guttman Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang
menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan
pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu
dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga
skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan
dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut
universal. Misalnya: Yakin-tidak yakin, ya-tidak; benar-salah; positif-negatif;
pernah-belum pernah; setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya.
3. Skala Simantict Defferensial
Skala Diferensial Semantik Skala Diferensiai Semantik atau skala perbedaan
semantik berisikan rangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti: panas-
dingin; pular-tidak popular; baiktidak baik dan sebagainya.
4. Rating Scale.
Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, misalnya: ketat-Ionggar,
sering dilakukan-tidak pemah dilakukan, lemah-kuat, positif-negatif, buruk-baik,
mendidik-menekan, buruk-baik, aktif-pasif, besar-kecil, ini semua adalah
merupakan contoh data kualitat. Misalnya, Fatimah memilih jawaban angka 4,
Hamidah memilih jawaban ngka 4, dan Nunnasriyati memilih jawaban angka 4,
tetapi persepsi 'timah, Hamidah dan Nunnasriyati belum tentu sama maknanya
walaupun sama-sama menjawab angka 4.
5. Skala Thurstone 50.
Skala Thurstone Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan
yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang
berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1
ampai dengan 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden. Merekrut
Calon Dosen Fakultas. Kedokteran Universitas Indonesia. Tolang pilihlah 5 dari
10 pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara: 1. Saya memilih pekerjaan
sebagai dosen karena pekerjaan yang mulia dan terhormat untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan. 2. Bila saya seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran, saya
akan mengusulkau agar mahasiswa Fakultas Kedokteran memakai sirnbul-simbul
tertentu yang dapat dibanggakan. 3. Saya merasa tersanjung bila saya lebih
memiliki kemampuan dalam mengajarkan sesuatu dari pada menguasai bidang
studi saja.

C. Pengertian Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukansesuatu.
Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan,kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secarasistematis dan
objektif. Dari pengertian masing-masing kata tersebut diatas maka instrumen
penelitian adalah semua alat yang digunakan untukmengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan
sua
D. Cara menyusun instrumen
Titik tolak instrumen penelitian adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan
peneliti Dari variabel-variabel diberikan definisi operasionalnya Tentukan indikator
yang akan diukur Dari Indikator dijabarkan menjadi butirbutir
pertanyaan/pernyataanPada dasarnya terdapat dua kategori instrument yang
digunakan dalam penelitian, yakni :
a) instrument digunakan untuk memproleh informasi atau data tentang keadaan
objek atau proses yang diteliti.
b) Instrumen digunakan untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.
E. Sarana Instrument Penelitian
1. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan pada orang lain
dengan tujuan agar orang yang diberi bersedia memberikan respon yang sesuai.
Angket dibedakan menjadi tiga yaitu :
a) Angket terbuka, adalah angket yang disajikan dalam bentuk isian.
Tentunya disertai dengan pertanyaan.
b) Angket tertutup, adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana,
yang mana responden tinggal membri tanda centang pada kolom yang
disediakan terhadapa jawaban yang sesuai dengannya.
F. Jenis Instrument Penelitian
1. Tes
Tes yaitu suatu alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga dapat mengetahui
kemampuan individu yang bersangkutan
2. Kuesioner
Instrument penelitian dalam bentuk pertanyaan yang biasanya dimaksudkan
untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, prespsi,
keinginan, keyakinan, dll secara tertulis. Dan apabila dilakuakan dengan
menggunakan lisan maka disebut wawancara. Untuk lebik baiknya ini
digabungkan, antara liasan dan tilisan untuk memperkuat data.
3. Skala
Skala merupakan alat untuk mengukur nilai/keyakinan, sikap dan hal-hal yang
berkaitan dengan personological.
G. Cara Menyusun Instrumen
Cara menyusun instrumen yaitu bertolak dari variabel penelitian
yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator
ini dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumrn, maka perlu digunakan “matrik
pengembangan instrumen “ atau “kisi-kisi instrumen”
Permono, H. (2013). Peran orang tua dalam optimalisasi tumbuh kembang anak untuk
membangun karakter anak usia dini. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta (Online).
Pratisi, W.D. (2013). Peran orang tua dalam perkembangan kemampuan regulasi emosi anak: model
teoritis. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta (Online).
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r & d). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Munawaroh (2013)
Syahrina Ramadina (2015: 107).
Menurut Ary H. Gunawan dalam Putri Isnaeni Kurniawati dan Suminto A. Sayuti (2013: 99)
Menurut Sugiyono (2017:107)Snyder dan Hales dalam Sudiyono (2016: 81)

Anda mungkin juga menyukai