Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Hikmah Tangerang, Jl. Raya PLP
Curug No. 108 KM. 02 Desa Kadujaya Kec. Curug Tangerang. Lokasi dipilih
setelah sebelumnya peneliti melakukan observasi, sehingga peneliti mendapatkan
fokus penelitian yang menarik untuk diuji dan diteliti secara ilmiah yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti, yaitu implementasi pendidikan
akhlaq kitab Ta’liim Al-Muta’allim Thaariq At-Ta’allum dalam pembentukkan
sikap ta’zhim siswa.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret 2020 sampai
dengan selesai. Berikut tabel pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut:

No Kegiatan Maret Novemb Desembe Januari Februari


2020 er 2021 r 2021 2022 2022
1. Observasi
2. Sidang Proposal
3. Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Sidang Munaqasyah
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan (field research),
yang dimaksud dengan penelitian lapangan yaitu jenis penelitian yang berorientasi
dengan mengumpulkan data secara empiris dilapangan,1 yang dal

1
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media), 21
am hal ini peneliti terjun langsung ke SMK Al-Hikmah Tangerang untuk
mengkaji objek sehingga memperoleh data yang dibutuhkan dari para pelajar dan guru
sebagai objeknya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif analisis
deskriptif, yakni penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang
berupa kata-kata tertulis atau tulisan, lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.2 Pendekatan kualitatif deskriptif ini menggunakan data non angka, yakni
berupa dokumen-dokumen manuskrip maupun pemikiran-pemikiran yang ada dimana
dari data tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan relevansinya dengan pokok
permasalahan yang dikaji. Penelitian ini juga sering disebut sebagai penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting). Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek
tersebut.3
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Syaodinata adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individu atau kelompok.4
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan, mengungkapkan dan memaparkan data dari fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. 5 Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. 6 Dalam
penelitian ini, instrumen utamanya adalah manusia (Human Instrument) yaitu peneliti

2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 186
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), 15
4
Nana Syaodih, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 60
5
Nana Syaodih, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 54
6
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008) , 1.
itu sendiri,7 namun selanjutnya kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data
yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Alasan menggunakan metode deskriptif karena untuk mendapatkan gambaran
sistematis, faktual dan akurat mengenai Implementasi Pendidikan Akhlaq Kitab
Ta’liim Al-Muta’allim dalam Pembentukan Sikap Ta’zhim Siswa di SMK Al-Hikmah
Tangerang.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah
purposive sampling, dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi objek/ situasi social yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama
menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu
belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang
dapat digunakan sebagai sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang
menggelinding, lama-lama menjadi besar.8
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tapi sebagai
narasumber, atau partisipan, informan, teman atau guru dalam penelitian, karena
mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan secara pasif tetapi secara aktif
berinteraksi dengan peneliti. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut
sample statistic, tetapi sampel teori, karena tujuan penelitian adalah untuk
menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut juga sampel
konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan
fenomena yang semula masih belum jelas.
Sesuai dengan keterangan di atas, pada penelitian ini semua data dan informasi
didapatkan dari para informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas

7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), 15
8
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 300
serta terlibat langsung dengan focus penelitian, yaitu implementasi kitab ta’lim al-
muta’allim dalam pembentukkan sikap ta’zhim siswa. Selain itu juga diperoleh hasil
dokumentasi yang menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata tertulis maupun
data yang didapatkan merupakan refleksi dari hasil observasi yang dilakukan peneliti.
Subjek penelitian ini menjadi sumber data. Seperti dalam teori kualitatif, agar
penelitiannya dapat betul-betul berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap
yaitu data primer dan data sekunder.9 Adapun sumber data dalam penelitian ini pun di
bagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertama.10 Sumber data primer penelitian ini adalah tindakan, kata-kata,
serta informasi atau wawancara langsung kepada siswa siswi dan guru SMK Al-
Hikmah. Pencatatan sumber data ini melalui wawancara dan pengamatan serta
merupakan hasil gabungan dari melihat, mendengarkan dan bertanya. 11 Jawaban
dari pertanyaan yang dilontarkan kepada subjek penelitian dicatat sebagai data
utama, ditambah dengan hasil pengamatan dari tindakan subjek penelitian yang
dilaksanakan di SMK Al-Hikmah Tangerang.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh. Adapun sumber data sekunder
penelitian ini diantaranya berasal dari kepustakaan yang berupa buku, jurnal, kitab,
website resmi dan segala literatur yang dapat dipertanggungjawabkan yang
dibutuhkan oleh penulis. Juga berupa dokumen-dokumen, foto, arsip data yang
terdapat di SMK Al-Hikmah, yang diperoleh dari bagian administrasi SMK Al-
Hikmah, data tersebut diantaranya adalah data tentang kondisi obyektif sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Setelah diketahui bahwasanya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
dan penelitian lapangan, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut,
yang dimaksudkan untuk memperoleh data yang akurat, valid dan reliabel. Peneliti
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik: Edisi Revisi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), 21-22
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), 107
11
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 112
menggunakan beberapa teknik yang saling mendukung dan melengkapi dalam
pengumpulan data yang sesuai dengan metode penelitian, diantaranya:
1) Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan peninjauan secara cermat
yang dilakukan langsung di lapangan atau lingkungan objek penelitian sehingga
peneliti mendapatkan data yang diperlukan seperti gambaran secara jelas tentang
kondisi objek penelitian tersebut,12 setelah itu data yang di dapatkan dari peninjauan
yang dilakukan tersebut kemudian dicatat. Zainal Arifin mengemukakan bahwa
observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional
mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.13
Purwanto mendefinisikan observasi sebagai metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.14 Dapat
juga diartikan sebagai kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang
menggunakan seluruh alat indera.15
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Observasi partisipan, adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
akan diobservasi. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya untuk
memahami gejala-gejala yang ada. Dengan observasi ini maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak.
b. Observasi nonpartisipan, adalah suatu proses pengamatan observer tanpa ikut
dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan

12
Syofian Siregar, Metode Penelitian (Jakarta: Kencana, 2013),19
13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 53
14
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), 149
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), 28
sebagai pengamat. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak
akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna,
yaitu nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan, dan yang
tertulis.16
Peneliti dalam hal ini menggunakan salah satu jenis observasi yaitu
observasi partisipan, ini digunakan untuk dapat memperoleh informasi sedalam
mungkin dari keseluruhan objek penelitian. Observasi ini dilakukan dengan cara
peneliti ikut turun langsung dan terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di
lingkungan objek penelitian.17
Melalui teknik observasi partisipan ini, peneliti melakukan pengamatan
yang bertujuan untuk menemukan data yang mendalam mengenai kenyataan praktis
yang berada di lokasi penelitian, diantara hal-hal yang diobservasi dalam penelitian
ini yaitu, gambaran proses pendidikan akhlaq dengan mengetahui secara langsung
proses pembelajaran siswa, upaya para pendidik dalam menanamkan akhlaq
karimah terkhusus adab dalam menuntut ilmu, serta kegiatan dan perilaku siswa
dalam mengimplementasikannya. Pada tahap ini data yang dicari adalah berupa
mengamati peran guru dalam menanamkan (membentuk) adab-adab siswa dalam
thalabul ilmi yang telah masyhur sebagai faktor keberhasilan ilmu, yakni ta’zhim
terhadap guru, buku-buku pelajaran, juga teman belajar serta hasil dari upaya itu
sendiri berupa akhlaq dan perilaku ta’zhim siswa.
2) Wawancara
Wawancara atau interview yaitu cara pengumpulan data dan penelitian
berkomunikasi langsung dengan narasumber atau subjek penelitian,18 percakapan
dengan maksud tertentu, digunakan untuk meyakinkan maupun memvalidasi data
yang terkumpul, atau menggali data yang bersifat kualitatif.19

16
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), 203-204
17
Syofian Siregar, Metode Penelitian (Jakarta: Kencana, 2013), 20
18
Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset dan Social, (Bandung: Manjar Madu, 1996), 62
19
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
186
Zainal Arifin mendefinisikan wawancara sebagai teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.20
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data tidak hanya
dilakukan ketika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam.21
Pada penelitian ini, peneliti menggabungkan teknik observasi partisipan
dengan wawancara mendalam. Jadi, selama melakukan observasi peneliti juga
melakukan wawancara atau interview kepada orang yang ada di dalamnya.22
Pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara yaitu:
a. Wawancara tertutup
Pada wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui dan
tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai dan mereka tidak mengetahui
tujuan wawancara.
b. Wawancara terbuka
Wawancara terbuka ini adalah kebalikannya, yakni para subjek tahu bahwa
mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan
wawancara itu.23
Adapun Esterberg mengemukakan bahwa berdasarkan strukturnya,
wawancara terbagi menjadi tiga, yakni:
a. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check list. Pewawancara tinggal membubuhkan
tanda v (check) pada nomor yang sesuai.24 Pertanyaan-pertanyaan disusun
dengan rapi dan ketat, semua aspek dipandang mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.25

20
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 233.
21
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 72.
22
Darwyansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Ciputat: Haja Mandiri, 2017), 48
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),
189
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 227
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),190
b. Wawancara semi terstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori
in-dep-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara struktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.26
c. Wawancara tidak terstruktur, pada jenis ini pedoman wawancara hanya memuat
garis besar yang akan ditanyakan, lalu dikembangkan sesuai dengan keadaan dan
ciri yang unik dari responden. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam
percakapan sehari-hari dan wawancara biasanya berjalan lama dan seringkali
dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.27 Kreativitas pewawancara sangat
diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak
tergantung dari pewawancara.28
Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara
yang tak berstruktur (unstructured interview) dan terbuka dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.29 Dengan alasan agar
dapat terjadi komunikasi yang berlangsung secara luas sehingga dapat diperoleh
informasi seluas-luasnya dan pembicaraan tidak terpaku dan menjenuhkan.
Pada wawancara ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung
terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proses pendidikan (guru dan
siswa), begitu pula pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perancangan
pendidikan (kepala sekolah, bagian kurikulum,dan lainnya), terkhusus kepada
beberapa narasumber, diantaranya yaitu, pengajar kitab Ta’liim Al-Muta’allim yang
sekaligus merangkap sebagai pembina rohis, juga beberapa orang guru termasuk
guru pendidikan agama Islam, peneliti menggali informasi mengenai upaya
pendidik dalam membentuk akhlaq karimah khususnya dalam menuntut ilmu
(ta’zhim). Serta mewawancarai siswa siswi SMK Al-Hikmah tentang sejauh mana
26
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2012), 413
27
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),191
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 227
29
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), 74
pemahaman mereka tentang pentingnya sikap ta’zhim dalam menuntut ilmu. Hal ini
dilakukan guna meendapat data valid yang diperlukan dalam penelitian ini.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen
dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.30
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.31Teknik dokumentasi merupakan cara
mencari data atau informasi dari kitab-kitab, buku-buku, dan catatan-catatan lain, 32
seperti transkip, agenda, dan lain sebagainya.33 Diartikan pula sebagai suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
tertulis, gambar, maupun elektronik.
Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data
yang berkaitan dengan profil dan kondisi SMK Al-Hikmah Tangerang dan elemen-
elemen yang ada di dalam sekolah ini seperti letak geografis, sejarah,
perkembangan, visi, misi, organisasi sekolah, sarana dan prasarana, keadaan guru,
karyawan dan siswa, data kelas dan wali kelas. Adapun untuk penunjang data yang
diperlukan berupa gambar, foto yang berkaitan dengan sarana, kegiatan dan yang
lainnya juga digunakan teknik dokumentasi sebagai penguat laporan penelitian ini.
4) Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.34
E. Teknik Analisis Data

30
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), 82
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D, 240
32
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media), 160
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), 274
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 241
Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola. Menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.35
Analisis data kualitatif adalah proses kreatif. Tidak ada rumusan masalah
seperti dalam ilmu statistic. Hal ini adalah proses yang menuntut kekerasan intelektual
dan banyak sekali kerja keras dan pantang menyerah. Karena orang yang berbeda
menangani kreatifitas usaha intelektualnya masing-masing yang sungguh-sungguh dan
kerja keras dalam cara yang berbeda, tidak ada satu cara yang benar tentang
mengorganisasi, menganalisis, dan menafsirkan data kualitatif. Apa yang diikuti
adalah saran untuk arahan dasar analisis kualitatif dari pada merupakan aturan ketat
dan suatu prosedur.36
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, dan setelah selesai
dilapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama
proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. 37 Miles dan Huberman
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh.38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yang berasal dari kepustakaan
lalu dijadikannya sebagai pedoman dalam melakukan penelitian dilapangan.
Sedangkan data observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis dengan teknik
deskriptif analisis yaitu menggambarkan atau menerangkan keadaan yang sebenarnya
yang terjadi dilapangan untuk kemudian dianalisis oleh peneliti.
Selanjutnya peneliti akan menyusun hasil dari data-data yang telah diambil dari
wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dipadukan dengan teori

35
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2009), 248.
36
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), 89
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
246.
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), 246
kepustakaan pada penelitian ini. Kemudian data-data tersebut disusun secara sistematis
menjadi empat konklusi dari penelitian ini.
Adapun tahap-tahap analisis data yakni sebagai berikut:
a) Uji keabsahan data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran relitas
data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan
tergantung pada kemampuan peneliti mengkontruksi fenomena yang diamati, serta
dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan
berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dengan
latarbelakang yang berbeda meneliti pada obyek yang sama akan mendapatkan 10
temuan dan semuanya dinyatakan valid, kalua apa yang ditemukan itu tidak
berbeda dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti.
Dalam obyek yang sama peneliti yang berlatarbelakang Pendidikan akan
menemukan data yang berbeda dengan peneliti yang berlatarbelakang manajemen,
antropologi, sosiologi, kedokteran, teknik, dan sebagainya.
Dalam hal ini, peneliti menganalisis data yang dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung saat observasi dan wawancara dilapangan.39
b) Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak,
kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data.
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan yang tertulis dilapangan.40 Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
247.
40
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 16.
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.41 Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam dan jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya apabila diperlukan.42 Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,
seperti computer, notebook, dan lain sebagainya. Tujuan reduksi data adalah untuk
memudahkan pemahaman terhadap data yang diperoleh.
Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk pemilihan,
pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan lapangan. Pada saat pengumpulan data berlangsung,
akan terjadi tahapan reduksi selanjutnya yaitu membuat ringkasan, mengkode, dan
menelusuri tema. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama
pengumpulan data hingga penyelesaian laporan akhir penelitian. Produk dari
reduksi data adalah berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari catatan awal,
perluasan maupun penambahan.
c) Display data (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkh selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, dimana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya.43 Menurut Miles dan
Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.44
Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah bagi peneliti untuk melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Dengan
adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Bentuk penyajian data dalam penelitian ini yaitu berupa teks naratif, juga
menggunakan bagan dan grafik jika diperlukan, yang semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu.

41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
249.
42
Darwyansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Ciputat: Haja Mandiri, 2017), 52
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
250.
44
Darwyansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Ciputat: Haja Mandiri, 2017), 53
d) Conclusion Drawing (penyimpulan data)
Langkah selanjutnya dalam analisis/ pengolahan data dalam penelitian
kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.45
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak. Karena seperti telah dikemukakan diatas bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti berada dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah
diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
maupun hipotesis atau teori.
Pada penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan setelah melaksanakan
sebuah penelitian dengan memperhatikan hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang dimiliki setelah data-data tersebut direduksi dan disajikan.
Selanjutnya, peneliti berusaha memperoleh makna dari data yang dikumpulkan,
kemudian dibuat pola, model, tema, hubungan, persamaan terhadap hal-hal yang
sering muncul. Dari data yang telah melalui tahapan diatas, diambil satu
kesimpulan dan bersifat sementara. Apabila diperlukan akan dilakukan verifikasi
data dengan cara mengumpulkan data baru guna memperkuat simpulan atau
menetapkan kesimpulan.

45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), 99

Anda mungkin juga menyukai