Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian dalam tulisan ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Steven
Dukeshire dan Jenifer Thurlow penelitian kualitatif berkenaan dengan data bukan angka,
mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif. 1 Metode penelitian kualitatif
ada;ah metode yang berlandasakan pada filsafat postpositivsme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah ,dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penlitian kualitatif lebih menekankanmakna
daripada generisasi.2 Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode
ini adalah yang paling mudah untuk mendapatkan data yang relevan. Mendapatkan data-
data yang dibutuhkan dalam karya ilmiyah ini.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Dalam penelitian tentang “Sinergitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Bimbingan
dan Konseling dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SMAIT Al-Kautsar Mukomuko”
peneliti melakukan penelitian seperti wawancara dan observasi (pengamatan) lokasinya
bertempat di SMAIT Al-Kautsar Mukomuko. Peneliti telah menentukan waktu yang
digunakan di dalam melakukan proses penelitian. Waktu didalam proses penelitian
52
tersebut adalah ketika pertama kali peneliti melakukan observasi atau pengamatan di
lokasi penelitian, pra studi lapangan, studi lapangan atau proses penelitian, dan
pembuatan laporan penelitian. Waktu penelitian akan dilaksanakan ketika mendapat
jadwal untuk penelitian sampai dengan selesai.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Nasution, data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertanyaan. Dengan kata lain, data-data primer ini bersal dari
hasil transkrip hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa informan dan
data tambahan dari observasi lapangan. Adapun yang terlibat secara langsung sebagai
sumber data primer di dalam penelitian ini ialah sebanyak 6 orang informan.
Informan-informan terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 guru pendidikan agama Islam dan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, ed. oleh Sofia Yustani Suryandari, Cetakan ke (Bandung: CV
Alfabeta, 2020).
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2018).
1 guru Bimbingan konseling dan 3 siswa sebagai perwakilan dari setiap kelas X, XI
dan XII yang dipilih langsung oleh guru bimbingan konseling di SMAIT Al-Kautsar
Mukomuko
2. Data Sekunder
Masih menurut Nasution, data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan
sudah dijadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Dengan kata lain, data-data
sekunder ini berupa dokumen-dokumen yang diambil dari tempat penelitian. Adapun
sumber data sekunder di sini adalah hasil observasi dan arsip-arsip, dokumen, catatan
dan laporan tentang deskripsi wilayah SMAIT Al-Kautsar Mukomuko
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan riset ini penyusun menggunakan beberapa cara untuk
mengumpulkan data, antara lain:
a. Observasi
Menurut Nasution, teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 3 Dengan kata lain, teknik observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan
pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan.
Adapun cara yang digunakan adalah melakukan pengamatan langsung di SMAIT
Al-Kautsar Mukomuko. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk
kerjasama guru pendidikan agama islam dan guru bimbingan dan konseling dalam
pembinaan akhlak siswa. Karena dengan observasi dapat kita memperoleh gambaran
yang lebih jelas.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknin pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabial peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang
lebih mendalam. Susan stainback mengemukakan bahwa dengan wawancara maka
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal tidak bisa

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan R&D.
ditemukan melalui observasi.4
Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Dalam
melakukan wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah direncanakan dan telah disusun
sebelumnya. Pihak yang diwawancarai adalah kepala Sekolah SMA IT Al-Kautsar
Mukokuko, Guru PAI dan Guru BK serta perwakilan siswa SMAIT Al-Kautsar
Mukomuko. Wawancara digunakan untuk menggali informasi dan mengetahui
secara mendalam mengenai pembinaan Akhlak Siswa di SMAIT Al-Kautsar
Mukomuko.
a. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Studi
dokumen merupakan pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data
tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data
berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, jurnal dan sebagainya.5
E. Teknik Keabsahan Data
Menurut Nasution, validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah
penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami
pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan
kenyataan dan memang sesuai yang sebenarnya atau kejadian. Teknik pengujian
validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
triangulasi. Menurut Emzir, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan
memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau
pengecekan dari data itu sendiri. 6 Dalam penelitian ini, teknik triangulasi yang akan
digunakan yaitu:
1. Triangulasi Data
Menurut sugiyono, teknik triangulasi data dalam penelitian kualitatif dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data yang
berbeda. Jadi dalam penelitian ini, penggunaan triangulasi data adalah data tentang
Sinergitas Guru Pendidikan Agama Islam Dan Bimbingan Konseling dalam
pembinaan akhlak Siswa di SMAIT Al-Kautsar Mukomuko dikumpulkan dari
beberapa sumber data (informasi dari guru yang diwawancara berbeda-beda).
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif.
5
D.A. Trisliatanto, “Metodologi Penelitian,” 2020.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif.
2. Triangulasi Metode
Sedangkan dalam teknik triangulasi metode dalam penelitian kualitatif, Sugiyono,
menjelaskan bahwa triangulasi metode dilakukan dengan cara menggali data yang
sama dengan metode yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
penggunaan triangulasi metode adalah penggunaan metode yang berbeda
(wawancara, observasi, dan dokumentasi). Untuk memperoleh data yang sama
yakni data tentang Sinergitas Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan
dan Konseling dalam pembinaan akhlak Siswa di SMAIT Al-Kautsar Mukomuko.
F. Teknik Analisis Data
Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan bahan lain, sehingga
mudah dipahami dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut
Nasution analisis mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun
kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data
menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya jika mungkin teori yang grounded. 7
Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang bersifat
terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi reduksi data,
perbaikan dan verifikasi atas data yang diperole hal ini dimaksudkan untuk lebih
mempermudah pemahaman dan kejelasan. Adapun langkah-langkah analisis data
dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik
menggunakan teknik wawancara, pengamatan maupun observasi, data yang
terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu
dipilih data yang penting dan tidak.
2. Reduksi Data
Reduksi data dimaksudkan merangkum, memilih dan memilah hal hal yang
pokok, memfokuskan pada hal hal penting. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaranyang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3. Penyajian Data
Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai
kumpulan informasi terusan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan R&D.
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Peneliti membuat ini dengan naratif guna
memperjelas hasil penelitian ini.
4. Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi, pengertian
diverifikasi adalah yaitu proses mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,
pola-pola dan penjelasan, kemudian data disajikan dan disimpulkan. Kesimpulan
yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah
1. Sejarah Singkat SMAIT Al-Kautsar Mukomuko
Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Al-Kautsar Mukomuko
merupakan sekolah swasta dibawah naungan Yayasan Al-Amanah Mukomuko yang
beralamat di Desa Pasar Sebeah kecamatan Kota Mukomuko kabupaten Mukomuko.
Lembaga swasta ini memulai kegiatan pendidikan belajar mengajarnya pada tahun
2021. Pada waktu ini SMA IT Al-kautsar masih menggunakan program kurikulum
belajar SMA 2013 MIPA. SMA IT Al-kautsar dipimpin oleh seorang kepala sekolah
yang bernama Hanif Fathin Siddiq ditangani oleh seorang operator yang bernama
Afrizal Junaidi. SMA IT Al-Kautsar Mukomuko didirikan berdasarkan SK
001/SKEP/VII/YAM/2021. Sejak awal berdirinya SMA IT Al-kautsar Mukomuko
belum memiliki Gedung sendiri sehingga saat ini masih menumpang di Gedung
kampus Akom yang berhenti beroperasi, saat ini Yayasan masih mengupayakan
pembangunan Gedung sendiri. Masyarakat sekitar hanya memiliki beberapa guru
honorer.
a. Visi
Terwujudnya Lembaga Pendidikan yang melahirkan generasi Islami, unggul, kritis
dan terdepan.
b. Misi
1) Untuk membangun suasana kondusif dan produktif untuk mendukung proses
pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter islami, unggul, kritis
dan global.
2) Menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur’an dengan system yang terstandarisasi
(metode wafa’).
3) Mengkolaborasi kurikulum yang mengacu pada pencapaian mutu Pendidikan
berkualitas dan terkoneksi dengan Pendidikan pasca menengah atas.
4) Menumbuhkan semangat dalam mengasah life skill broadcasting, multimedia dan
lain lain melalui proses pembelajaran yang sitematis dan ekstrakulikuler yang
tepat.
5) Menyiapkan system pembinaan terpadu dalam upaya membentuk kebiasaaan
melakukan penelitian serta menumbuhkan jiwa competitor yang sehat.8
2. Data Guru Dan Staf Tata Usaha
Dibawah ini merupakan data guru dan Staf Tata Usaha di SMAIT Al-Kautsar
Mukomuko pada tabel 4.1 berikut:9
Tabel 4.1

N NAMA L/P JABATAN


O
1 Afrizal Junaidi, S. E L Guru maple
2 Asponi Arwan, M.Pd. I L Guru Mapel
3 Felia Nopita, S.Pd P Guru Mapel
4 Nike Ardila, S.Pd P Guuru Mpel
5 Yelly Jelita, S.Pd P Guru Mapel
6 Yusrianti, S.Pd., Gr P Guru Mapel
7 Lia Fitriani, C.NET P T. Adm. Sekolah
8 Fauzi Rohmadani, S. T L Tata Usaha
9 Fesi Ramadeni, S. E P Adm Keuangan

3. Data Jumlah Peserta Didik


Dibawah ini merupakan daftar jumlah peserta didik di SMAIT Al-Kautsar
Mukomuko pada tabel 4.2 berikut:10
Tabel 4.2

Tahun Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah


2020/2021
8
Dokumen SMA IT Al-Kautsar Mukomuko
9
Dokumen SMA IT Al-Kautsar Mukomuko
10
Dokumen SMA IT Al-Kautsar Mukomuko
2021/2022 27 27
2022/2023 12 24 36
2023/2024 18 12 29 59

4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui wawancara yang dilakukan peneliti
kepada Kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, guru bimbingan konseling dan
siswa mengenai sinergitas guru Pendidikan agama Islam dan bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa serta dokumentasi sebagai pelengkap penyajian
hasil skripsi ini maka dapat diketahui sebagai berikut:
1. Apakah ada sinergitas guru Pendidikan agama Islam dengan guru bimbingan
konseling dalam pembinaan akhlak siswa?
Untuk mengetahui apakah ada sinergitas atau kerjasama antara oleh guru
Pendidikan agama Islam dan bimbingan koseling maka peneliti melakukan
wawancara langsung dengan ustadz Hanif selaku kepala sekolah beliau mengatakan:
“Menurut saya bukan hanya guru PAI semua guru itu harus bekerjasama karena
bekerja sendirian itu tentunya lebih berat dengan adanya kerjasama dengan guru guru
lain, maka tugasnya akan terbagi dengan guru lainnya jadi nggak hanya fokus pada
guru agama saja tapi semua guru harus seperti itu dan ini mungkin jarang terjadi
sekolah sekolah umum mungkin kalau di sekolah sekolah umum hanya guru agama
yang di segani dalam hal agama tapi kalau di sini semua guru wajib untuk
mengajarkan adab atau akhlak itu tadi dan kita memang dituntut untuk jadi teladan
guru itu dan kalau teladan itu misal satu orang melakukan yang lainnya tidak maka
anak itu akan merasakan ketimpangan kaya kata ustad ini nggak kata ustad ini nggak
hal inilah yang kita hindari maka perlu adanya sinergisitas, kerjasama kekompakan
jadi apa yang kita inginkan itu bisa kita wujudkan kalau kerjasama.”11
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz Asponi selaku Guru pendidikan
Agama Islam beliau mengatakan:
“Harus ada, kalau guru agama dengan guru BK saling berkaitan memang guru BK
pada hakikatnya dia membimbing anak anak yang katakanlah dalam bahasanya nakal
atau sulit di atur sedangkan pelajaran agama itu menuntun agar anak anak berperilaku
yang baik yang sopan jadi sangat berkaitan.”12
Hasil wawancara dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan konseling beliau
mengatakan:
“Guru PAI dengan guru BK harus sinergi dalam membina akhlak anak anak
apalagi kalau guru BK mau membuat peraturan peraturan harus banyak konsultasi
atau kolaborasi sama guru PAI pastinya untuk pembinaan akhlaknya anak anak”13

11
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah Ustadz Hanif Tanggal 14 November 2023.
12
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023.
13
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa sinergitas antara guru Pendidikan agama islam dan guru bimbingan konseling
sudah ada. Karena semua guru juga bertanggungjawab mengenai pembinaan akhlak
siswa terutama guru Pendidikan agam Islam dan guru bimbingan konseling. Jadi
harus ada sinergitas atau kerjasama antara guru PAI dan Guru BK disekolah. Dan di
SMA IT Al-Kautsar Mukomuko ini sinergi atau kerjasama antara guru pendidikan
agama Islam dengan guru bimbingan konseling itu sudah terjalin tapi belum sempurna
karena belum terjadwalkan dengan baik.
2. Bagaimana bentuk sinergitas atau kerjasama yang dilakukan oleh guru
Pendidikan agama Islam dengan guru Bimbingan konseling dalam pembinaan
akhlak siswa?
Untuk mengetahui bentuk kerjasama antara guru pendidikan agama Islam dan
guru bimbingan konseling dalam dalam pembinaan akhlak siswa. Maka peneliti
mendapatkan hasil wawancara dengan dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan
konseling beliau mengatakan:
“Dalam pembuatan tata tertib tadi aturan aturan yang harus sesuai dengan konsep
agama kita apa enggak dalam pembuatan tata tertib biasanya kaya gitu sama
menangani hal hal yang terjadi sama anak anak jadi kalau itu menyangkut tentang
agama kita melanggar aturan yang ada pastinya manggil juga dengan guru agama
untuk berdiskusi. Dan juga ada bentuk kegiatan untuk membina akhlak siswa
diantaranya ada BPI itu kan ada di kurikulum Islam terpadu jadi ada satu mata
pelajaran yang wajib diikuti anak anak sekolah islam terpadu seperti kami ini jadi itu
sangat bagus banget Bina Pribadi Islam jadi membina pribadi mereka sesuai dengan
ajaran Islam jadi sangat penting jadi dengan mengikuti kaya gitu anak anak jadi tahu
mereka harus seperti apa dalam islam ilmunya penting banget.
Kemudian setiap jum’at ada yang namanya jum’at rohani yang dilakukan setiap
pagi dilapangan. Jadi setiap jum’at pagi anak anak berkumpul dilapangan untuk
berceramah, tilawah dan doa didepan anak anak yang lain gunanya untuk melatih
kepribadian anak anak, keberanian, kepercayaan diri mereka nanti, itu dilakukan
bergilir setiap minggu beda kelas dari kelas 10, 11 dan 12”14

Hasil wawancara dengan ustadz Asponi selaku guru agama beliau mengatakan:
“Biasanya saya lebih sering ke pendekatan kepada anak anak berdialog diajak
ngobrol kenapa melanggar jadi pendekatannya lebih ke pendekatan secara pribadi
ataupun secara diskusi dengan anak anak.”15

Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz Hanif selaku kepala sekolah, beliau
mengatakan:

14
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
15
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
“Kami sering menyampaikan kepada beliau bagaimana caranya supaya anak ini
berubah tentu berubah dalam konteks yang lebih baik tanpa ada paksaan jadi seperti
kegiatan yang itu sebenarnya mengajarkan mereka kepada akhlak kalau di kami sholat
wajib dilakukan berjamaah kemudian setelah sholat ada dzikir bersama kemudian
bagaimana ketika sholat itu mereka bisa belajar bareng untuk menghadap Tuhannya,
akhlak itu tidak hanya kepada manusia tapi bagaimana kepada Tuhannya bagaimana
kepada kitab kitab Allah dan sebagainya jadi memang di setiap kegiatan kami sebisa
mungkin kami mengarahkan guru PAI untuk terus mengawasi dan memberikan
pembelajaran kepada anak anak.
Sedangkan untuk guru BK sendiri memiliki beberapa program yang intinya
meningkatkan kapasitas keagamaan tapi selain itu juga ya tentu bagaimana cara kita
meningkatkan akhlak siswa jadi kami dorong juga untuk guru BK untuk membuat
program program yang bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas dalam
aklak mereka contohnya kalau kegiatan rutin ada kegiatan MABIT (Malam Bina Iman
dan Taqwa) ya itu kegiatannya menginap disekolah setiap hari besar umat muslim
Maulid Nabi, satu Muharram dsb yang tentu kegiatan yang mengingatkan atau
mungkin mengulas kembali pelajaran keagamaan misalnya maulid nabi yang dibahas
yaitu Rasulullah. Kalau membahas Rasulullah pasti tidak jauh tidak bukan ya
pembahasan kita yaitu bagaiman meneladani akhlak beliau kemudian ada kegiatan
jumat rohani, jum’at rohani itu bagaimana kita bisa mencetak generasi generasi
selanjutnya nanti generasi generasi masa depan yang mereka piawai dalam
menyampaikan dakwah, dakawah itukan bagaimana kita bisa mengajak orang lain
hasilnya kita ajarkan disitu supaya mereka bisa ketika selesai dari SMA ini mereka
kalau di minta untuk ceramah mereka sudah terbiasa, ya tidak lain juga akhlak mereka
terhadap masyarakat nantinya bagaimana supaya tidak menyakiti orang lain
bagaimana supaya bisa diterima mungkin itu untuk pembinaan akhlak guru.”16
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dan guru
bimbingan konseling adalah pembuatan tata tertib atau peraturan peraturan disekolah
yang sesuai dengan kosep agama. Dan juga pembinaan akhlak siswa dilakukan secara
individual maupun berkelompok, pembinaan yang dilakukan individu dilakukan
seperti berdiskusi dengan siswa atau mengajak siswa mengobrol mengenai akhlak
atau sikap yang tidak sesuai dengan akhlakul karimah. Sedangkan pembinaan yang
dilakukan secara berkelompok diantaranya MABIT, BPI, Dzikir pagi, sholat
berjamaah, tilawah Al-Qur’an dan JUMROH. Jadi bentuk kerjasama yang dilakukan
oleh guru Pendidikan agama Islam dan bimbingan konseling yaitu:
a. Kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa)
Dalam kegiatan ini dilakukan setiap hari besar umat muslim seperti Maulid Nabi
dan 1 Muharram, siswa menginap disekolah selama satu hari dan biasanya ada
kegiatan tadarus Al-Qur’an, dzikir pagi dan petang, mendengarkan ceramah,
hafalan dan kegiatan islami lainnya. Kerjasama ini dilakukan untuk membina

16
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah Ustadz Hanif Tanggal 14 November 2023
akhlak siswa supaya menjadi lebih baik, yang berpartisipasi dalam kegiatan ini
tidak hanya guru agama dan BK namun ada juga guru guru lainnya yang
membantu.
b. Kegiatan BPI (Bina Pribadi Islam)
Dalam hal BPI ini termasuk dalam kurikulum Islam terpadu, kegiatan ini
dilakukan seperti halnya kegiatan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan di
jam pelajaran.
c. Kegiatan dzikir pagi
Kegiatan dzikir pagi dilakukan sebelum memulai pembelajaran dikelas dan
diawasi oleh guru yang akan mengajar pelajaran selanjutnya. Kegiatan ini
dilakukan untuk membiasakan siswa.
d. Kegiatan sholat berjamaah
Dalam hal ini guru pendidikan agama Islam dan guru bimbingan konseling
bekerjasama mengawasi siswa untuk selalu mengikuti sholat wajib berjamaah,
apabila ada yang tidak ikut sholat berjamaah (bagi siswa perempuan yang sedang
menstruasi) diganti dengan mengikuti kultum.
e. Kegiatan Tilawah Al-Qur’an
Kerjasama ini bertujuan untuk melatih siswa membaca Al-Qur’an dengan lancar
karena ada hafalan Al-Qur’an yang wajib bagi siswa untuk menyetorkan setiap
minggu kepada guru pendidikan agam Islam.
f. Kegiatan JUMROH (Jum’at Rohani)
Kerjasama ini dilakukan setiap jum’at pagi dan dilaksanakan dilapangan dengan
tujuan melatih pribadi siswa menjadi lebih percaya diri dan berani apabila
berbicara dengan banyak orang.
3. Apakah guru-guru lain mendukung sinergitas yang anda lakukan dalam
pembinaan akhlak siswa?
Dalam hal kerjasama semua dewan guru melakukan pembinaan akhlak peneliti
mendapatkan hasil wawancara dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan
konseling, beliau mengatakan:
“Iya pastinya guru guru lain pasti sangat mendukunglah untuk membina akhlaknya
anak anak”17

Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz Asponi selaku gur pendidikan agama
Islam beliau mengatakan:
17
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
“Tentunya guru guru lainnya mendukung sekali untuk membina akhlak siswa
supaya menjadi lebih baik. Dan juga pembinaan akhlak sendiri kalau hanya dilakukan
dengan guru agama atau guru BK sepertinya sedikit susah karena kita sebagai guru
juga menjadi contoh yang baik bagi anak anak.”18

Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz Hanif selaku kepala sekolah, beliau
mengatakan:
“Alhamdulillah mendukung contohnya dalam kegiatan BPI, kegiatan BPI itu tidak
hanya guru BK ataupun guru PAI tapi semua guru yang dianggap memenuhi kriteria
akhlak untuk membina akhlak kita libatkan bahkan kita terkadang melibatkan dari unit
lain misal dari SD, SMP jadi tidak hanya disini bahkan itu mereka rela artinya mereka
mendukung program ini. Yang kedua, ketika kita menjalankan satu program kegiatan
kesiswaan maka yang lain juga mendukung bekerjasama bagaimana untuk
mensukseskan contonya tadi yang jumat rohani, maka kita jadwalkan setiap jumat
pagi sebelum anak anak belajar masuk kelas mereka dikumpulkan dilapangan untuk
mebikuti kegiatan ini dan itu pun tidak hanya BK saja tapi semua guru terlibat.
Mereka memastikan kegiatan berjalan dengan lancar dan juga mungkin guru guru
yang lain juga walaupn mereka tidak ada kewajiban di BK ataupun di agama islam
mereka pun sama kami dorong mereka supaya dalam pembelajaran selipkanlah niali
niali islami ini gitukan jadi semua guru sudah seperti itu jadi mereka tidak hanya
mengajarakan ilmu duniawi saja tetapi sedikit sedikit kaitkan ke ilmu agama.” 19
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa guru
guru lainnya sangat mendukung adanya kerjasama yang dilakukan oleh guru
pendidkan agama Islam dan guru bimbingan koseling di SMA IT Al-Kautsar
Mukomuko meskipun guru guru lainnya tidak da kewajiban dalam hal bimbingan
konseling ataupun agama.
4. Bagaimana siswa merespon sinergitas yang anda lakukan dalam upaya
pembinaan akhlak siswa?
Untuk mengetahui bagaimana respon siswa dalam kerjasama yang dilakukan oleh
guru pendidikan agam Islam dan guru bimbingan konseling peneliti mendapatkan
hasil wawancara dengan ustadz asponi selaku guru pendidikan agama Islam beliau
mengatakan:
“Ya mereka turut semangat positif karena ya mereka melihat adannya kerjasama
karena mereka mersa betul betul diinginkan lebih baik betul betul diperhatikan bukan
hanya salah satu dari mereka jadi hampir semua guru nggak hanaya guru PAI saja jadi
kalau ada mereka yang tidak taat dengan aturan ya biasanya langsung ditegur
insyaAllah mereka menanggapinya dengan positif artinya mereka sadar kalau mereka
betul betul diajak kedalam kebaikan.”20
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadzah yanti selaku guru bimbingan
konseling beliau mengatakan:
18
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
19
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah Ustadz Hanif Tanggal 14 November 2023
20
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
“Responnya anak anak karena penanganannya dengan lembut ya dengan
berdiskusi jadi responnya anak anak ya welcome berbeda kalau dengan kekerasan
pasti anak anak nggak suka kan tapi dengan cara berdiskusi menyadari mereka yang
dilakukan mereka tu salah atau betul jadi mereka sendiri yang bisa menilai salah
enggaknya apa yang mereka lakukan dan mereka juga yang harus memberikan solusi
dari apa yang mereka lakukan nah itukan diskusi ya jadi mereka senang, kalau
sistemnya memarahi memberi hukuman pasti anak anak nggak suka tergantung cara
kita menyikapinya.”21
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa para siswa menanggapinya dengan positif karena kerjasama ini
dilakukan tanpa ada paksaan dari guru dan penangan yang dilakukan oleh guru
bimbingan konseling dan guru pendidikan agama Islam menggunakan cara
pendekatan dengan para siswa tidak dengan hukuman ataupun ancaman bila tidak
ingin mengikuti kegiatan tersebut.
5. Bagaimana cara anda melakukan pengawasan dalam upaya pembinaan akhlak
siswa?
Dalam melakukan sinergitas atau kerjasama yang dilakukan guru pendidikan agama
islam dengan guru bimbingan konseling perlu adanya juga pengawasan terhadap siswa
dalam membina akhlak. Hasil wawancara dengan ustadz Asponi selaku guru
pendidikan agama Islam beliau mengatakan:
“Kalau pengawasan itu biasanya kita salah satunya pakai jasus, jasus itu ya dari
mereka sendiri mengawasi sesama mereka jadi salah satu kita panggil jadi meminta
tolong kepada salah satu siswa untuk mengawasi siswa lainnya bila ada yang
melanggar untuk segera dilaporkan begitupun yang lainnya kita panggil padahal
semuanya hampir dari separuh mereka itu kita panggil dia ketika kita panggil merasa
seolah olah merasa dirinya sendiri yang mendapat kepercayaan dari kita dan dia tidak
tahu bahwa dia juga diawasi oleh temannya yang lain itu diantaranya karena apabila
kita mengawasi seluruh siswa juga sulit, yang kedua ya mereka kita ingatkan bahwa
pengawasan sejati itu pengawasan dari Allah SWT. Diamanapun dan kapanpun karena
Allah tidak akan lalai karena kalaupun menunggu diawasin oleh ustadnya tidak akan
selamanya.”22
Sedangkan ustadzah Yanti selaku guru Bimbingan konseling mengatakan:
“Terus memantau tapi nggak selalu dipantau kadang anak anak juga kalau terus
dipantau juga nggak nyaman jadi ya terus memantau tanpa mereka sadari kalau kita
terus memantau bagaimana kesehariannya gitu jadi kalau udah ngeliat gurunya
mereka sadar sendiri oh iya salah misal kalau berbuat salah terus memantau anak
anak.”23
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa pengawasan yang dilakukan tidak hanya melibatkan guru
pendidikan agama Islam dan guru bimbingan konseling saja tapi juga melibatkan
21
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
22
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
23
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
siswa dalam pengawasan tersebut dan pengawsan tidak setiap waktu dilakukan karena
hal tersebut juga membuat siswa merasa tidak nyaman.
6. Bagaimana sikap anda terhadap siswa dalam pembinaan akhlak?
Untuk mengetahui sikap guru terhadap siswa dalam kerjasama yang dilakukan
oleh guru pemdidikan agama Islam dan guru Bimbingan konseling. Hasil wawancara
dengan ustadz Asponi selaku guru pendidikan agama Islam beliau mengatakan:
“Kalau saya pribadi lebih banyak kalau anak anak kan sudah besar sudah SMA jadi
dia lebih banyak nasehat dan pengertianya jadi dia tidak bisa dengan ancaman atau
reward kaya gitu kan nggak terlalu tergiur jadi mau nggak mau dengan kesadaran
mereka yang harus dibangkitkan ya itulah namanya yang jadi pemicu mereka untuk
kebaikan kebaikan kalau dengan ancama hukuman itu nggak terlalu berefek begitu
juga dengan kita siapa yang rajin kita kasih reward juga jadi nggak begitu tertarik tapi
kalau mereka sadar mereka tahu memahami tentang sesuatu itu insyaAllah mereka
akan dengan sendirinya akan melakukan misalnya keutamaan dari perbuatan apa yang
mereka lakukandan dampak buruknya apa kalau mereka melakukan suatu keburukan
itu lebih cepat untuk pahan, berbeda dengan apabila dihukum dikasih reward
kayaknya kurang kalau untuk anak anak SMA mungkin berbeda dengan anak anak SD
masih takut kalau di ancam atau kalau dikasih reward mereka lebih senang begitu kan
kalau disini pendekatan ya seperti itu.”24
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan
konseling beliau mengatakan:
“Anak anak inikan sudah SMA jadi kalau membina akhlaknya anak anak ini nggak
bisa jika pakaian kekerasan, kalau anak SMA semakin dikerasin dia akan semakin
keras jadi ada trik trik khususnya yang harus dilakukan pada saat anak anak itu
misalnya melanggar sesuatu khususnya akhlak atau ngomong sembarangan atau
bagaimana jadi caranya nggak harus dimarah marahin, jadi caranya harus dipanggil
dulu apa yang tadi dibicarakan kenapa tadi bicara begitu tujuannya apa menurut kamu
yang kamu bicarakan itu betul atau enggak jadi pembinaan itu bentuknya itu diskusi
bukan menyalahkan atau memberi hukuman jadi diskusi dulu karena anak anak ini
sudah besar jadi pola mendidikanya itu bukan cara mendidik anak anak SD kalo masih
SD kan kita galak sedikit mereka sudah takut kalau ini enggak anak SMA ini nggak
bisa kaya gitu kalau semakin kita keras semakin jadi caranya gitu.”25
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz hanif selaku kepala sekolah beliau
mengatakan:
“Tentu sikap kami apalagi kami lembaga pendidikan Islam kami serius dalam
membentuk akhlak para siswa karena itu juga menjadi tuntutan wali murid yang
menyekolakan anaknya ke Al- kautsar dengan tujuan supaya akhlak mereka sekurang
kurangnya bisa meneladani Rasulullah.
Maka dari itu kami melakukan beberapa langkah langkah mulai dari kegiatan yang
sifatnya wajib kemudian kegiatan yang sifatnya tidak wajib dan juga kegiatan yang
sifatnya pilihan, kalau yang wajib ada beberapa program seperti bina pribadi islami
unutk membina akhlak siswa yang sedangkan yang tidak wajib sebagaimana
merekadapatkan diluar misalnya mengikuti kajian kalau yang pilihan ketika kami
24
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
25
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
menwarkan ekstra contohnya ekstra Al-Qur’an ekstra yang lainnya yang tujuannya
untuk membina akhlak siswa itu sendiri dan juga pembinaan wajib ya ada juga
pendidikan agama islamdi kelas mereka masing masing yang pilihan tadi siapa yang
mau aja mendatangi gurunya misal guru BK jika anak ini memiliki pertanyaan
pertanyaan, begitupun saya selaku kepala sekolah ya sering anak anak datang ke saya
menanyakan ini sebaiknya bagaimana itu sebaiknya bagaimana jadi itu yang sifatnya
pilihan jadi merekan bisa datang kalau pun nggak juga nggak masalah, tapi kami tetap
mewajibkan mereka mengikuti kegiatan wajib yang itu untuk meningkatkan akhlak itu
sendiri seperti BPI tadi, meski dibilang tidak wajib sebenarnya perlu juga dilakukan
tapikan nggak harus juga”26
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakuakn oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa sikap guru pendidikan agam Islam dan guru bimbingan konseling
adalah memberi nasehat dan melakukan tindakan yang sekiranya tidak berupa
kekerasan atau ancaman kepada siswa karena guru agama dan guru bimbingan
konseling mengetahui jika saat ini bukanlah siswa sekolah dasar dan karena sudah
terbentuknya karakter pada siswa. Guru pendidikan dan guru bimbingan konseling
hanya bisa melakukan pembinaan akhlak supaya siswa memiliki akhlak yang lebih
baik.
7. Bagaimana cara anda melakukan bimbingan dan penyuluhan untuk pendukung
dalam upaya pembinaan akhlak siswa?
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ustadzah Yanti beliau
mengatakan:
“Bentuknya itu dalam penangana anak pembuatan peraturan dalam mencari solusi
dalam mencari bagaimana solusi pada anak yang berbuat masalah yang berhubungan
dengan agama misalnya dengan anak anak yang dirumah nggak pernah sholat gitukan
bagaimana bentuk penanganannya diskusi gitu dengan guru PAI.”27
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadz Hanif selakua kepala sekolah beliau
mengatakan:
“Kalau bimbingan itu memang harus kita lakukan untuk menciptakan atau untuk
mewujudkan akhlak yang baik untuk anak anak kita ya tentu kita harus melakukan
pembinaan, karena pembinaan itu menurut kami cara yang paling sesuai makanya
kami buat program BPI pembinaan setiap minggu kalu nggak ada itu ya ada yang
kurang adakalu penyuluhan kami itu biasanya mungkin kalau dari luar kita yang
ngundang selama ini belum ada yang datang ke kami untuk penyuluhan akhlak tapi
kalau di dalam anak setiap pagi karena mereka harus melakukan majelis pagi, majelis
pagi disitulah tempat guru guru menyiram rohani mereka tiap pagi biasanya wali kelas
mereka jadi walikelas setiap pagi memastiakn anak sholat dhuha yang kedua tilawah
atau al ma’tsurat atau dzikir pagi atau menyapaikan siraman rohani menyemangati
anak anak supaya mereka smakin hari semakin baik seperti itu, dan kami pun ketika
istirahat tidak ada namanya istirahat di SMAIT ini adanya pembiasaanadab islami jadi
saat istirahat itu semua guru harus berperan pengawasan akhlak disitu ketika mereka
26
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah Ustadz Hanif Tanggal 14 November 2023
27
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
melakukan kesalahan ya kita tegur ketika mereka berperilaku kurang sopan kita tegur
karena disitu bukan istirahat sebenarnnya kalau istirahat ya istirahat, kalau dikita
pembiasaaan adat islami contohnya misal mereka beli jajan entah mereka lupa makan
sambil berdiri secara islami kan kurang baik jadi kita tegur silahkan duduk jadi seperti
itu kalau kami adab ya kalau akhlak kan sama ya.”28
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan penyuluhan dalam upaya pembinaan akhlak adalah pembuatan
peraturan dalam mencari solusi supaya akhlak siswa menjadi lebih baik dan sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Bagaimana Akhlak siswa setelah anda menerapkan sinergitas dalam upaya
pembinaan akhlak?
Untuk mengetahui akhlak siswa setelah adanya kerjasama atau sinergitas yang
dilakukan guru pendidikan agam Islam dan guru Bimbingan konseling hasil
wawancara yang dilakukan dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan konseling
beliau mengatakan:
“Alhamdulillah semakin diberikan pengertian kepada anak anak bagaimana
seharusnya bersikap berperilaku alhamdulillah semakin baik anak anak.”29
Sedangkan hasil wawancara dengan Ustadz Asponi selaku guru pendidikan agama
Islam beliau mengatakan:
“Ya insyaallah lebih baik dengan pemahaman yang telah diberikan dan lebih baik
dengan kesadaran anak anak.”30

9. Hambatan-hambatan apa yang anda hadapi dalam menerapkan sinergitas


pembinaan akhlak siswa?
Untuk mengetahui hambatan hambatan apa saja yang terjadi selama menerapkan
sinergitas atau kerjasama dalam pembinaan akhlak siswa peneliti mewawancarai
langsung dengan ustadz Asponi selaku guru agama Islam, beliau mengatakan:
“Kalau hambatan karena termasuk sekolah baru juga ya mungkin secara program
belum terprogram dengan baik karena kan harus ada penjadwalan.”31
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan
konseling, beliau mengatakan:
“Pastilah kadang ada anak yang dibilangin sekali diajak diskusi sekali tetap
melakukan yang sama jadi penaganannya harus di tingkat yang berbeda jadi
hambatannya anak masih mengulangi kesalahan yang sam meski sudah diberikan
masukan diajak diskusi berarti itu jadi PR bagi guru bagaimana cara menindak

28
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah Ustadz Hanif Tanggal 14 November 2023
29
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
30
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
31
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
lanjutinya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi biar penerapannya
berbeda biar dia tambah bisa mneyadari lagi dan tidak mau mengulanginya lagi” 32
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa belum maksimalnya program program kerjasama yang telah
dilakukan dikarenakan belum terjadwal dengan baik dan juga terkadang masih ada
siswa yang mengulangi kesalahan yang sama meskipun sudah ditegur oleh guru.
10. Usaha-usaha apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut?
Adapun usaha yang dilakukan oleh guru agama Islam dan bimbingan konseling
dalam mengatasi hambatan hambatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan
ustadz Asponi selaku guru pendidikan agama Islam beliau mengatakan:
“Mungkin kita kedepannya kita akan mencari guru yang latar belakangnya di
bidang tersebut dan yang kedua kerjasama yang lebih baik lagi apa yang perlu di
evaluasi yang sudah sudah. Pertama memang harus ada kerjasama antar masyarakat
guru dan orang tua kalau ini tiga semuanya peduli insyaAllah anak anak kita ini ketika
disekolah dibilang nggak boleh ketika disekolah dibilang nggak boleh maka dia tahu
oh ini nggak boleh tapi ketika oh ini disekolah nggak boleh di rumah boleh oh ini
berarti boleh begitu pun sebaliknya padahal pendidikan akhlak itu kan umum kan
semua pasti berlaku karna ini nggak boleh curang berarti nggak boleh tapi karna
kurang kepedulian mungkin kesalah satunya mungkin menyebabkan mereka seolah
olah ada celah oh ini hanya berlaku di sekolah atau oh ini hanya berlaku di rumah
selama ini kan mungkin kurang nya kerjasama ya kaya kita mau biasakan anak anak
puasa sunah tapi ada yang dari mereka yang tidak karena ada yang tidak diangunkan
sahur atau alasan yang lain atau kata orangtua tidak usah kan Cuma sunah akhirnya
nggak jadi puasa ya intinya ada kerjasama disekolah maupun dirumah diusahakan ada
kerjasama yang baik jadi nangi anak anak bisa menjadi anak yang soleh solehah.”33
Sedangkan hasil wawancara dengan ustadzah Yanti selaku guru bimbingan
konseling mengatakan:
“Biasanya waktu pengambilan rapot itu walikelas tanya juga bagaimana keadaan
dirumah jadi akalu pembagian rapot walikelas wajib menanyakan keadaan siswa tu
seperti apa biar proses pembenahan anak anak itu berkelanjutan jangan samapai anak
anak disekolah aja yang benar akhlaknya karena takut ternyata dirumah mereka tetap
melakukan hal hal yang mereka mau tanpa aturan. Jadi membina anak anak itu nggak
bisa hanya satu pihak orang tua juga berepran penting kalau orang tua nggak ada
kerjasama ya nggak akan bisa terjadi gitu.”34
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan
bahwa usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan program program yang ada
dan bekerjasama dengan orangtua untuk melakukan pembinaan akhlak juga dirumah
supaya proses pembenahan akhlak siswa dapat berkelanjutan dengan baik.

32
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
33
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
34
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ustadzah Yanti tanggal 14 November 2023.
11. Apakah orang tua siswa mendukung kerjasama yang anda lakukan dalam
pembinaan akhlak?
Dengan adanya sinergitas atau kerjasama yang telah dilakukan oleh guru
pendidikan agama Islam dengan guru bimbingan konseling terhadap pembinaan
akhlak juga perlu adanya dukungan dari orang tua, berdasarkan hasil wawancara
dengan ustadz Asponi selaku guru pendidikan agama Islam mengatakan:
“Ya pastinya lebih mendukung karena juga orangtua mneyekolahkan anaknya
disini ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi”35

Sedangkan hasil wawancara dengan ustadzah yanti, beliau mengatakan:


“Ya sangat mendukung orang tua pada hal hal yang baik yang dilakukan sekolah
sangat mendukung sekali.”

Selain melakukan wawancara dengan guru disini peneliti juga melakukan


wawancara dengan siswa. Hal ini dilakukan juga untuk membantu peneliti dalam
menggumpulkan data. Adapun hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa:
1) Bagaimana pendapat anda tentang pembinaan akhlak?
Berdasarkan hasil wawancara dengan Husnul (siswa), ia mengatakan:
“Menurut saya itu baik tapi masih ada beberapa siswa yang masih tidak taat pada
tata tertib yang telah dibuat oleh guru, jadi pembinaan akhlak ini sangat bagus.”36
Hal senada juga disampaiakan oleh Qiansi, ia mengatakan:
“Menurut saya baik karena karena biasanya sebelum masuk kita sholat dhuha
terlebih dahulu kemudian membaca Al-Qur’an sebelum memulai pelajaran” 37
Zeva juga mengatakan:
“Menurut saya hal itu baik dilakukan karena juga untuk menjadikan kita sebagai
siswa untuk memiliki akhlak yang lebih baik lagi.”38
Dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak yang dilakukan di SMAIT Al-
Kautsar sudah berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa anak yang belum
mengikutinya dengan baik.
2) Bagaimana pendapat anda tentang sinergitas atau kerjasama yang dilakukan
guru Pendidikan agama Islam dan Guru BK dalam upaya pembinaan akhlak
siswa?
Berdasarkan hasil wawancara dengan Qiansi:
“Menurut saya kerjasamanya bagus karena ada sebagian kegiatan yang sifatnya
wajib kaya baca Al-Ma’tsurat waktu pagi, sholat dhuha sebelum masuk pelajaran,
35
Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ustadz Asponi Tanggal 14 November 2023
36
Hasil wawancara dengan siswi Husnul tanggal 16 November 2023.
37
Hasil wawancara dengan siswi Qiansi tanggal 16 November 2023.
38
Hasil wawancara dengan siswi Zeva tanggal 16 November 2023.
membaca Al-Qur’an dan hal itu kita jadi terbiasa karena awalnya wajib dilakukan
disekolah dan dilakukan setiap hari.”39
Hal senada juga disampaikan oleh Zeva, ia mengatakan:
“Kerjasama yang dilakukan sudah baik dan juga setiap hari jum’at biasanya ada
kegiatan jum’at rohani dilapangan jadi kita kumpul semua kelas dilapangan terus ada
yang jadi MC ada yang tilawah ada yang kultum, kegiatan itu juga untuk melatih diri
kita untuk lebih percaya diri berbicara didepan banyak orang karena yang melihat
semua siswa dan guru.”40
Husnul juga menambahkan, ia mengatakan:
“Kerjasamanya bagus, tadi ada jumroh atau jum’at rohani itu juga untuk melatih
diri kita untuk tampil dengan percaya diri didepan banyak orang melatih public
speaking kita untuk jadi lebih baik lagi. Kemudian ada puasa senin kamis, sholat
dhuha, tilawah Al-Qur’an juga, tilawah Al-Qur’an juga membantu kami, kan kami
ada setoran hafalan setiap minggu dari yang belum lancar membaca Al-Qur’an
sekarang alhamdulillah sudah lancar jadi ketika hafalan jadi mudah untuk
mengahafal.”41
Dari hasil wawancara dan observasi oleh peneliti dapat disimpulkan dengan
adanya kerjasama atau sinergitas guru Pendidikan Agama Islam dan guru bimbingan
konseling siswa menjadi terbiasa melaksanakan sholat dhuha, lancar membawa Al-
Qur’an dan merasa dilatih untuk lebih percaya diri berbicara didepan banyak orang.
3) Apakah anda setuju dengan adanya sinergitas atau kerjasama yang dilakukan
oleh guru?
Berdasarkan hasil wawancara dengan Husnul (siswa) ia mengatakan:
“Tentu setuju karena nanti pasti banyak perkembangannya karena kita masih perlu
banyak bimbingan akhlak oleh guru untuk menjadi lebih baik lagi.”42
Hal senada juga disampaikan oleh Qiansi, ia mengtakan:
“Setuju, karena biar buat menambah wawasan pengetahuan tentang akhlak yang
baik dan benar yang sesuai dengan ajaran Islam.”43
Zeva menambahkan:
“Setuju karena kita bisa mendapat ilmu pengetahuan tentang akhlak yang kebih
banyak lagi.”44
4) Setelah adanya pembinaan akhlak bagaimana kondisi siswa lebih baik dari
sebelumnya?
Berdasarkan hasil wawancara dengan Husnul:

39
Hasil wawancara dengan siswi Qiansi tanggal 16 November 2023.
40
Hasil wawancara dengan siswi Zeva tanggal 16 November 2023.
41
Hasil wawancara dengan siswi Husnul tanggal 16 November 2023.
42
Hasil wawancara dengan siswi Husnul tanggal 16 November 2023.
43
Hasil wawancara dengan siswi Qiansi tanggal 16 November 2023.
44
Hasil wawancara dengan siswi Zeva tanggal 16 November 2023.
“Tentunya menjadi lebih baik namun masih ada yang belum. Tapi untuk saya
sendiri alhamdulillah dengan adanya kerjasama yang dilakukan guru agama dengan
guru BK merasa lebih baik karena yang biasanya saya jarang untuk sholat dhuha kini
setiap hari melaksanakannya dan itu menjadi terbiasa.”45
Hal senada juga di sampaikan oleh Qiansi:
“Alhamdulillah dengan adanya pembinaan akhlak ini kita menjadi lebih baik
meskipun memang masih ada yang belum melaksanakan pembinaan akhlak dengan
baik. Dan untuk saya sendiri saya merasa menjadi lebih baik, karena sudah menjadi
kebiasaan disekolah jadi dirumah pun terbawa misalnya kan yang dulu jarang sholat
sunnah dirumah sekarang jadi terbiasa atau yang biasanya jarang puasa senin kamis
jadi terbiasa puasa senin kamis.”46
Zeva juga menambahkan:
“Alhamdulillah menjadi lebih baik, tapi masih ada yang belum terlihat
perkembangannya. Untuk saya sendiri tentunya alhamdulillah menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan itu menjadi terbiasa dilakukan dirumah maupun disekolah.”47
5) Bagaimana sikap guru Pendidikan agama Islam dan guru BK terhadap anda
dalam pembinaan akhlak?
Berdasarkan hasil wawancara dengan Husnul:
“Kalau biasanya dibuat santai jadi kami tidak tegang saat dibina atau dinasehati,
dan biasanya apabila kami berbuat kesalahan langsung di tegur dengan cara yang
halus tidak langsung dikasih hukuman.”48
Hal senada juga disampaikan oleh Qiansi, ia mengatakan:
“Pembawaannya santai jadi saat dinasehati kami mengikuti juga arahan yang
diberikan oleh guru, tidak terlalu kaku juga saat penyampaian tentang pembinaan
akhlak karena kalua terlalu kaku siswa biasanya tidak terlalu mengikuti apa yang
disampaikan. Biasanya ketika kami melakukan kesalahan awalnya ditegur dulu terus
kalau diulangi lagi ditegur dan dipanggil.”49
Zeva juga menambahkan:
“Sikap guru agama dan guru BK waktu pembinaan akhlak itu mengajak kami
mengobrol santai jadi kami tidak tegang.”50
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dalam penyampaian pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru
Pendidikan agama Islam dan bimbingan konseling di SMAIT Al-Kaustar Mukomuko
dilakukan dengan santai dan tidak kaku sehingga siswa siswi dapat memahami dan
mengikuti apa yang telah disampaikan oleh guru serta meminimalisir siswa untuk
mengulanginya lagi.
45
Hasil wawancara dengan siswi Husnul tanggal 16 November 2023.
46
Hasil wawancara dengan siswi Qiansi tanggal 16 November 2023.
47
Hasil wawancara dengan siswi Zeva tanggal 16 November 2023.
48
Hasil wawancara dengan siswi Husnul tanggal 16 November 2023
49
Hasil wawancara dengan siswi Qiansi tanggal 16 November 2023.
50
Hasil wawancara dengan siswi Zeva tanggal 16 November 2023.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah penulis melakukan penelitian dan mengumpulkan data dari hasil penelitian
yang diperoleh dari hasil wawancara, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisis
untuk melakukan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan analisis dan yang dipilih
oleh penulis menggunakan analisis dekskriptif kualitatif (pemaparan) dengan mengalasis
data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, selama penulis mengadakan
penelitian di SMAIT Al-Kautsar Mukomuko. Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh
penulis akan di analisis oleh penulis sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada
rumusan masalah dibawah ini adalah analisis hasil penelitian:
1. Sinergitas guru pendidikan agama Islam dan Bimbingan konseling dalam pembinaan
akhlak siswa di SMA IT Al-Kautsar Mukomuko.
Berdasarkan hasil penelitian dari kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam
dan guru bimbingan konseling di SMA IT Al-Kautsar Mukomuko bahwa sinergitas
yang mereka lakukan yaitu guru pendidikan agama Islam memberikan wawasan
pengetahuan tentang akhlak dalam agama Islam atau disebut juga dengan konseling
Islami. Memberikan pembinaan kepada siswa tentang akhlak, sikap dan adab yang
baik dilakukan kepada Allah, sesama manusia dan makhluk lainnya. Pembinaan
akhlak yang telah dilakukan diharapkan dapat menjadi pembiasaan kepada siswa
dengan berakhlak dengan baik dan benar. Berikut bentuk sinergitas dalam pembinaan
akhlak terhadap siswa diantaranya:
a. Kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa)
Kegiatan dilakukan setiap hari besar umat muslim seperti Maulid Nabi dan 1
Muharram, siswa menginap disekolah selama satu hari dan biasanya ada kegiatan
tadarus Al-Qur’an, dzikir pagi dan petang, mendengarkan ceramah, hafalan dan
kegiatan islami lainnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membina akhlak siswa
supaya menjadi lebih baik, yang berpartisipasi dalam kegiatan ini tidak hanya guru
agama dan BK namun ada juga guru guru lainnya yang membantu. Kegiatan
MABIT bertujuan untuk membina jiwa siswa agar menjadi pribadi yang tidak
hanya cerdas secara intelektual (rohaniyah) namun juga menjadi pribadi yang sehat
secara jasmani (jasmaniyah) dan memiliki kekuatan spiritual yang kuat kepada
Allah SWT. Kegiatan MABIT melibatkan guru pendidikan agama Islam, guru
bimbingan konseling dan guru guru lainnya.
b. Kegiatan BPI (Bina Pribadi Islam)
BPI merupakan program yang diusung JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu)
dalam bentuk kebijakan yang wajib dilaksanakan, untuk mengoptimalkan dalam
membentuk karakter Islami terhadap peserta didik. Maka dari itu kepala sekolah
mendorong kerjasama antara guru bimbingan konseling dan guru Pendidikan
agama Islam untuk kegiatan ini dilakukan seperti halnya kegiatan pembelajaran
pada umumnya yang dilakukan di jam pelajaran. BPI termasuk juga dalam
pelajaran seperti bimbingan konseling namun lebih menjurus ke membina pribadi
siswa sesuai dengan ajaran agama Islam.
c. Kegiatan dzikir
Kegiatan dzikir dilakukan sebelum memulai pembelajaran dikelas dan diawasi
oleh guru yang akan mengajar pelajaran selanjutnya. Kegiatan ini dilakukan untuk
membiasakan siswa. Kegiatan dzikir ini juga dilakukan setiap stelah sholat dzuhur
dan ashar yang dilaksanakan berjamaah, biasanya di pimpin oleh guru pendidikan
agama Islam.
d. Kegiatan sholat berjamaah
Dalam hal ini guru pendidikan agama Islam dan guru bimbingan konseling
bekerjasama mengawasi siswa untuk selalu mengikuti sholat wajib berjamaah,
apabila ada yang tidak ikut sholat berjamaah (bagi siswa perempuan yang sedang
menstruasi) diganti dengan mengikuti kultum. Adapun guru pendidikan agama
Islam juga mewajibkn setiap siswa untuk sholat sunnah dhuha sebelum dimulainya
pembelajaran.
e. Kegiatan Tilawah Al-Qur’an
Kerjasama ini bertujuan untuk melatih siswa membaca Al-Qur’an dengan
lancar karena ada hafalan Al-Qur’an yang wajib bagi siswa untuk menyetorkan
setiap minggu kepada guru pendidikan agam Islam. Siswa wajib bisa untuk
membaca Al-Qur’an apabila ada yang belum lancar membaca Al-Qur’an ada jam
tersendiri bagi siswa untuk belajar membaca Al-Qur’an hal ini sesuai dengan misi
sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur’an.
f. Kegiatan JUMROH (Jum’at Rohani)
Kerjasama ini dilakukan setiap jum’at pagi dan dilaksanakan dilapangan
dengan tujuan melatih pribadi siswa menjadi lebih percaya diri dan berani apabila
berbicara dengan banyak orang. Kegiatan jum’at rohani melibatkan semua guru
terutama guru pendidikan agama Islam yang melatih siswa untuk berani
berdakwah.
Hal ini sesuai yang terdapat pada halaman 42 mengenai pengertian pembinaan
menurut Arifin H. M adalah usaha manusia secara sadar untuk membimbing dan
mengarahkan kepribadian serta kemampuan anak (murid) baik dalam pendidikan
formal maupun nonformal. pembinaan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
manusia(pendidik) untuk mendayagunakan semua potensi yang ada, dalam upaya
membantu, membimbing serta mengarahkan seseorang (peserta didik) kearah yang
lebih baik. Dan tujuan pembinaan akhlak menurut syekh az-Zarnuji yaitu Memiliki
niat yang baik (tulus/ikhlas) hanya mengharap ridha Allah Swt. guna memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak, Untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang keislaman dan menghilangkan kebodohan, Memilih ilmu yang perioritas
(terbaik) untuk dipelajari, mengrhargai ilmu pengetahuan dan menghormati
(memuliakan) ahli ilmu (ulama/guru), Menjadi orang yang suka meminta saran dan
bermusyawarah, Kerja keras, rajin dan semangat, Menyantuni diri (akhlak diri),
bercita-cita tinggi, Memiliki sifat wara’, Memiliki rasa kasih sayang dan saling
menasehati, Istifadzah (mengambil pelajaran) dan tawakkal.51
2. Faktor penghambat guru pendidikan agama Islam dan bimbingan konseling dalam
pembinaan akhlak siswa di SMA IT Al-Kautsar Mukomuko.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMA IT Al-Kautsar
Mukomuko terdapat beberapa faktor penghambat dalam pembinaan akhlak siswa
diantaranya yaitu:
a. Kerjasama atau program yang sudah dibuat belum terlaksanakan dengan
sempurna karena di sekolah tersebut masih baru dan belum terorganisir dengan
baik.
b. Dalam upaya pembinaan akhlak masih ada beberapa siswa yang masih tidak
sesuai dengan akhlakul karimah atau melanggar tata tertib yang telah dibuat oleh
guru bimbingan konseling dan guru pendidikan agama Islam.
Hal ini terjadi dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum melakukan
pembiasaan akhlak yang sesuai ajaran agama Islam dirumah maupun di masyarakat.
Adapun usaha usaha yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dan guru
bimbingan konseling untuk pembinaan akhlak siswa sebagai berikut:
a. Mendorong semua guru terutama guru pendidikan agama Islam dalam membina
dan menanamkan nilai nilai islami kepada siswa supaya berakhlak sesuai dengan
ajaran agama Islam dan meneladani akhlak Rasulullah SAW.
51
Mawardi, Alim, dan Al-Hamat.
b. Bekerjasama dengan walikelas dan orangtua siswa sehingga pembinaan akhlak
tidak hanya dilakukan di sekolah tapi juga dirumah dengan membiasakan
berakhlak yang baik kepada keluarga maupun masyarakat sekitar.
Sesuai dengan peran guru yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah guru
sebagai organisator sebagai pembuat tata tertib sekolah, korektor yang dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sebagai informator dengan
memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan terutama pengetahuan tentang
akhlak kepada siswa, sebagai fasilitator dengan memberikan fasilitas kepada siswa,
sebagai pembimbing yaitu membimbing siswa untuk menjadi lebih baik berakhlak
mulia dan berbudi pekerti luhur.52

52
“Akhlak Dan Hubungannya Dengan Aqidah Dalam Islam Nurhayati 1.”

Anda mungkin juga menyukai