PENDAHULUAN
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul PTK ini, beberapa istilah
yang perlu penulis tegaskan disini antara lain:
1. Implementasi
Implementasi dalam kamus besar bahasa indonesia berarti pelaksanaan atau perencanaan.
Implementasi di sini merupakan aplikasi atau penerapan yang berasal dari teori yang kemudian
diterapkan pada lapangan, sehingga dari permasalahan yang ada akan menghasilkan sebuah
kesimpulan realitas.
2. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara
aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa
dengan pengajar dalam proses pembelajaran.
3. Role playing (Bermain Peran)
Role playing (bermain peran) dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial. Sedangkan dalam metode role playing pembelajaran
biologi ini adalah suatu metode mengajar konsep dalam sistem organ. Di sini hendaknya siswa
diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih
berhasil.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dan individu dengan lingkungannya. Perubahan ini berarti bahwa seseorang setelah mengalami
proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
5. Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan manusia adalah materi pada mata pelajaran biologi yang diajarkan kepada siswa
kelas VIII SMP. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan
multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisa dari proses tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam PTK ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran aktif role playing untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi sistem pencernaan di kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga?
2. Bagaimana keaktifan siswa mengikuti pelajaran biologi pada materi sistem pencernaan dengan
metode role playing di kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran aktif role playing dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi sistem pencernaan di kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga.
2. Untuk mengetahui keaktifan siswa mengikuti pelajaran biologi pada materi sistem pencernaan
dengan metode role playing di kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti tentang peranan pembelajaran aktif role playing
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Bagi Siswa
a. Memudahkan siswa dalam memahami konsep sistem pencernaan.
b. Meningkatkan kreativitas siswa.
c. Siswa termotivasi untuk belajar biologi.
3. Manfaat Bagi Guru
a. Memperoleh pengetahuan baru tentang penerapan metode pembelajaran role playing.
b. Termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja dan keprofesionalismeannya dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
4. Manfaat Bagi Sekolah
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran biologi siswa kelas VIII-5 SMP
Negeri 5 Sibolga.
b. Mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Aktif Role Playing (Bermain Peran)
a. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar siswa
maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Istilah yang sekarang ada
dan memiliki esensi yang sama dengan pembelajaran aktif adalah PAKEM atau pembelajaran
aktif, efektif, dan menyenangkan. Istilah ini ada dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
manajemen berbasis sekolah.
b. Pengertian Role Playing (Bermain Peran)
Pembelajaran role playing (bermain peran) atau sosiodrama adalah pembelajaran seolah-olah
berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman terhadap suatu konsep.
Role playing (bermain peran) dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakaiannya sering disilihgantikan. Sos iodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah
laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Disini hendaknya murid diberi kesempatan
untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil.
c. Tujuan Pembelajaran Role Playing
Tujuan yang diharapkan dengan pembelajaran Role Playing ini antara lain:
1. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain (toleransi)
2. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
3. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
4. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil berarti sesuatu yang diadakan
oleh usaha. Sedangkan belajar sendiri memiliki definisi yang bermacam-macam.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan
sementara dan masih diperlukan lagi uji kebenarannya.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah
sebagai berikut : “Implementasi Pembelajaran Aktif Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Di Kelas VIII-5 SMP Negeri 5 Sibolga Tahun
Pelajaran 2018/2019.”
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian seringkali disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan
menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
prosedur yang reliabel dan terpercaya.
Suatu penelitian baik dalam pengumpulan data maupun dalam pengolahan data pasti mengharuskan
adanya metode yang jelas, sistematis dan terarah. Jadi metode penelitian adalah cara untuk
memperoleh kembali pemecahan terhadap permasalahan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Masing-
masing siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara guru dengan peneliti dalam
menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan atau siswa di sekolah.
Proses pelaksanaan siklus adalah sebagai berikut :
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Guru menyampaikan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan.
1) menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menjelaskan proses pencernaan pada
manusia
2) guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 siswa.
3) menyampaikan rencana pelaksanaan pelajaran
4) memberikan pengarahan kepada siswa tentang simulasi yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan kelas dilakukan sesuai dengan skenario yang telah
disusun.
Skenario siklus I adalah :
Pada siklus I ini, siswa memperagakan simulasi tentang menjelaskan proses pencernaan makanan
pada manusia. Guru menunjuk 15 siswa dari perwakilan kelompok maju ke depan untuk
memperagakan simulasi tentang menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia.
Mekanisme role playing tentang proses pencernaan makanan pada manusia adalah sebagai berikut :
1) Guru dibantu siswa menggambar susunan alat pencernaan manusiadi atas lantai kelas.
2) 15 orang perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan untuk melakukan simulasi
tentang proses pencernaan makanan.
3) Siswa-siswa yang melakukan simulasi berdiri di tempatnya masing-masing di atas lantai yang
sudah diberi gambar.
4) Makanan (siswa 1,2, dan 3)
5) Masuk kedalam mulut (siswa 4) 6) Makanan (siswa 1,2, dan 3) melewati lidah, kelenjar ludah
dan gigi (siswa 5, 6 dan 7)
7) Makanan (siswa 1, 2, dan 3) didorong oleh lidah (siswa 5) ke kerongkongan (siswa 8)
8) Kerongkongan (siswa 8) mendorong makanan (siswa 1,2, dan 3) masuk kedalam lambung
(siswa9)
9) Lambung (siswa 9) mengganti kalung makanan (siswa 1, 2, dan 3) menjadi kalung yang
bertuliskan kim
10)Lambung (siswa 9) mendorong kim (siswa 1, 2, dan 3) ke usus halus (siswa 10)
11) Usus halus (siswa 10) mengganti kalung kim (siswa 1 da 2) menjadi kalung sari makanan,
sedang kim (siswa 3) menjadi materi (sisa makanan)
12) Usus halus (siswa 10) menggandeng sari makanan (siswa 1 dan 2) sedangkan materi (siswa 3)
didorong oleh usus halus (siswa 10) ke usus besar (siswa 11)
13)Usus besar (siswa 11) mengganti kalung materi menjadi feses dan didorong ke rektum (siswa
12)
14) Rektum (siswa 12) mendorong feses (siswa 3) ke anus (siswa 13)
15) Anus (siswa 13) menggandeng feses (siswa 3)
c. Observasi
Pada tahapan ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakanembar observasi yang diisi oleh peneliti sebagai bentuk kolaborasi guru dengan
peneliti. Pada akhir siklus siswa mengerjakan tes.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahapan observasi, hasil tes dikumpulkan dan dianalisis sehingga
diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Yang harus dilakukan pada tahap ini
adalah memperhatikan kekurangan pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Guru menyampaikan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan.
1) Permasalahan diidentifikasikan dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus 1
2) Guru merancang kegiatan pembelajaran pada materi selanjutnya yaitu sistem pencernaan pada
hewan memamah biak
3) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan untuk siklus II. Disini siswa
benar-benar dipersiapkan untuk lebih terarah pada indikator pencapaian yaitu pada penekanan
keaktifan dan hasil belajar siswa, untuk mengetahui apakah ada peningkatan dalam pembelajaran
biologi melalui metode role playing ini.
b. Tindakan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan kelas dilakukan sesuai dengan skenario yang telah
disusun.
Skenario siklus II adalah:
Pada siklus II ini, siswa memperagakan simulasi tentang menjelaskan proses pencernaan makanan
pada hewan memamah biak contohnya sapi. Guru menunjuk 13 anak perwakilan dari kelompok
maju kedepan untuk memperagakan simulasi tentang menjelaskan proses pencernaan makanan pada
sapi. Mekanisme role playing tentang proses pencernaan makanan pada sapi adalah sebagai berikut:
1) Guru dibantu siswa menggambar susunan alat pencernaan pada sapi di atas lantai
2) 13 orang perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan untuk melakukan simulasi
tentang proses pencernaan makanan
3) Siswa-siswa yang melakukan simulasi berdiri di tempatnya masing-masing di atas lantai yang
sudah diberi gambar
4) Makanan (siswa 1 dan 2)
5) Masuk kedalam mulut (siswa 3)
6) Makanan (siswa 1 dan 2) melewati lidah (siswa 4) dan gigi (siswa 5)
7) Makanan (siswa 1 dan 2) didorong oleh lidah (siswa 4) ke kerongkongan (siswa 6)
8) Kerongkongan (siswa 6) mendorong makanan (siswa 1 dan 2) masuk kedalam rumen (siswa 7)
9) Dari rumen (siswa 7) makanan (siswa 1 dan 2) masuk ke dalam retikulum (siswa 8) dalam
bentuk makanan kasar
10) Dari retikulum (siswa 8) makanan menuju ke omasum (siswa 9)
11) Omasum (siswa 9) mendorong makanan menuju ke abomasum (siswa 10)
12) Abomasum (siswa 10) mengganti kalung makanan (siswa 1 dan 2) menjadi kalung yang
bertuliskan kim
13)Abomasum (siswa 10)mendorong kim (siswa 1 dan 2)masuk ke usus halus (siswa 11)
14)Usus halus (siswa 11) mengganti kalung kim (siswa 1) menjadi sari makanan, sedangkan kim
(siswa 2) menjadi sisa makanan
15) Usus halus (siswa 11) menggandeng sari makanan (siswa 1) sedangkan sisa makanan (siswa 2)
didorong oleh usus halus (siswa
11) ke usus besar (siswa 12)
16) Sisa makanan (siswa 2) berhenti di dalam usus besar (siswa 12)
17) Usus besar (siswa 12) mengganti kalung sisa makanan menjadi feses dan didorong ke anus
(siswa13)
18) Anus (siswa 13) menggandeng feses (siswa 2)
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Hampir sama dengan siklus I tetapi
lebih menekankan pada hasil belajar dimana perubahan yang lebih diinginkan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II adalah hasil penelitian yang dilakukan dalam kedua siklus tersebut. Jika
dari analisis data mengalami peningkatan yang signifikan, maka penelitian dianggap berhasil.
G. Indikator keberhasilan
1. Indikator hasil belajar
Indikator keberhasilan hasil belajar dari penelitian ini didasarkan pada Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75 yang ditetapkan SMP Negeri 5 Sibolga untuk mata pelajaran biologi
kelas VIII-5, penelitian dikatakan berhasil apabila jumlah individu yang mencapai nilai > 75
sebanyak 87% atau 38 siswa dari seluruh siswa dalam kelas yaitu 43 siswa.
2. Indikator aktifitas siswa
Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa
sekurang-kurangnya 70% atau 30 siswa dari 43 siswa terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran dilihat dari lembar observasi aktivitas siswa.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh: Hasil tes (ranah kognitif) siklus I nilai rata-rata kelas 65,5
dengan ketuntasan belajar kelas 65%, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90, siswa yang tuntas
belajar secara individu sebanyak 28 siswa dan 15 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II nilai tes
rata-rata kelas mencapai 71,5 dengan ketuntasan belajar kelas 87,5% nilai terendah 45 dan nilai
tertinggi 95, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 38 siswa dan 5 siswa yang belum
tuntas.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali, M., 1998. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, jakarta: Bumi Aksara, 2008.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 12.
Aziz, Sholeh Abdul, dan Abdul Aziz Abdul Majid, at Tarbiyah wa Thuruqu at Taddris, Jus 1, Mesir
: Darul Ma'arif, 1968.
Biomed, Rusdi, dan Bambang Karnoto, Seribu Pena Biologi SLTP Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2001.
Campbell, dkk, Biologi, Jilid I1 Jakarta; Erlangga, 2004, Ed. 5. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: Asy-syifa’, 1992.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metode Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2001, Cet. 3.
, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi aksara, 2007.
Morgan, Clifford T., Introduction to Psychologi, Sixth edition, New york : MC.Graw Hill
International Book Company,1971.
Nawawi, Hadari, dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada
University Press, 1995, cet II.
NK, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka cipta, 2003.
Purwanto, Ngalim, prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2001.
Rustaman, Nuryani Y., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2003.
S., Winata Putra Udin, dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Saktiyono, Sains Biologi SMP Untuk Kelas VI, Jakarta: Esis, 2004. Samadhi, Ari,”Pembelajaran
Aktif”, http://www.google.co.id/.
Samporno, Agus,”Penerapan Metode Belajar Aktif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek”,
http://gurukreatif.wordpress.com/2007/09/18/.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana,
2007.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. 15.
Silberman, Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2007.
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1995.
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Subagyo, P Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka cipta, 1991.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008.
Sumarwan, dkk, IPA SMP Untuk Kelas VI, Jakarta: Erlangga, 2007.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2000, Cet. 5.
Usman, Moh Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rusdakarya, 1995.
Whelpton, Tony, and Daphne Jenkins, Role play Practice Spanish, United Kingdom: Long Man
Group, 1988.
Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.