Anda di halaman 1dari 9

Nama Dimas Wahyu Surya Darma INSTITUT ADHI

TAMA SURABAYA
NPM 09.2018.1.00612
Jurusan Teknik Lingkungan
Mata kuliah Ekologi lingkungan
Review Jurnal
Judul “PENGELOLAAN LAHAN DENGAN SISTEM
AGROFORESTRY OLEH MASYARAKAT BADUY DI
BANTEN SELATAN”
Jurnal Jurnal Bumi Lestari,
Volume & Halaman Volume 12, hlm. 283 - 293
Tahun 2012
Penulis Hairiah et al
Reviewer Dimas Wahyu Surya Darma (09.2018.1.00612)
Tanggal 30 Mei 2018

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sistem agroforestry yang


dilakukan oleh masyarakat Baduy dalam mengolah
lahannya, yakni pertanian padi lahan kering dengan
perladangan berpindah dan penerapan masa bera.
Penelitian dilakukan di wilayah ulayat masyarakat Baduy
di Desa Kanekes, Lebak, Banten, pada bulan November
2009.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah serta memahami sistem
agroforestry masyarakat Baduy dalam mengelola lahan
pertaniannya.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik sketsa kebun merupakan teknik PRA untuk
menggali informasi melalui penggambaran keadaan kebun
pada lokasi- lokasi tertentu dan mencakup berbagai aspek
kegiatan pengelolaan lahan, jenis tanam serta pola
tanamnya. Pengamatan kebun dilakukan pada berbagai
umur masa bera lahan, yakni mulai dari umur 1 - 5 tahun.
Pada setiap umur bera lahan dibuat tiga plot pengamatan
berukuran 20 m x 20 m (mencacah pohon); yang
didalamnya dibuat plot 5 m x 5 m (mencacah pancang) dan
2 m x 2 m (mencacah tumbuhan kecil)
Definisi Operasional Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Variabel Dependen Menurut Senoaji (2011), mata pencaharian utama
masyarakat Baduy adalah ngahuma, yaitu berladang
dengan menanam padi pada lahan kering, dengan sistim
perladangan berpindah dan masa bera, yang
dikombinasikan dengan berbagai jenis tanaman lainnya,
baik tanaman pohon ataupun tanaman pertanian lainnya.
Lebih lanjut,

Senoaji (2010a) menjelaskan bahwa dalam lima


belas tahun terakhir ini, masyarakat Baduy-Luar mulai
menanam tanaman kayu (pohon) di areal ladangnya. Jenis-
jenis tanaman kayu tersebut diantaranya adalah : sengon
(Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia
macrophyla), sungkai (Peronema canescens) dan mindi
(Melia azedarach). Tanaman kayu tersebut akan ditebang
pada akhir masa bera untuk dijual ataupun dipakai sendiri.

Putranto (1988) menjelaskan bahwa sistem


perladangan masyarakat Baduy adalah sistem perladangan
berpindah masa bera 7 atau 9 atau 11 tahun; namun
sekarang ini masa bera-nya hanya 5 tahun.

Cara & Alat Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur variabel
Mengukur Variabel dependen yaitu:
Dependen Cara yang digunakan untuk mengukur variabel
dependen yaitu Data dan informasi tentang kondisi lahan
pertanian dan tata cara pengolahannya serta aturan
pelestarian hutan akan dianalisis melalui pendekatan
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini
diharapkan memberikan gambaran tentang bagaimana
sistem agroforestry masyarakat Baduy dalam mengelola
lahan pertaniannya. Untuk mengetahui kondisi penutupan
vegetasi di lahan pertanian masyarakat Baduy dilakukan
analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan untuk
mengetahui dominasi jenis di lokasi penelitian. Parameter
yang digunakan untuk mengetahu dominasi jenis adalah
dengan menentukan Nilai Indeks Penting (INP), yang
merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif (KR),
frekuensi relatif (FR), penutupan relatif (CR) (Indriyanto,
2006).

Definisi Operasional Variabel independen dalam penelitian ini adalah


Variabel Independen Foresta et al. (2000) membagi agroforestry menjadi dua
kelompok, yakni agroforestry sederhana dan agroforestry
kompleks. Sistem agroforestri sederhana adalah
perpaduan- perpaduan konvensional yang terdiri atas
sejumlah kecil unsur, yakni unsur pohon yang memiliki
peran ekonomi penting (seperti kelapa, karet, cengkeh, jati,
dll.) atau yang memiliki peran ekologi (seperti dadap dan
petai cina), dengan sebuah unsur tanaman musiman
(misalnya padi, jagung, sayur-mayur, rerumputan), atau
jenis tanaman lain seperti pisang, kopi, coklat dan
sebagainya yang juga memiliki nilai ekonomi. Sistem
agroforestry kompleks adalah sistem-sistem yang terdiri
dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman
musiman dan atau rumput. Penampakan fisik dan dinamika
di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer
maupun sekunder. Sistem agroforestri kompleks bukanlah
hutan-hutan yang ditata lambat laun melalui transformasi
ekosistem secara alami, melainkan merupakan kebun-
kebun yang ditanam melalui proses perladangan.

Langkah-langkah Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penelitian


Terapi ini adalah:
1. Tahun 2002 dilakukan perekrutan di tujuh sekolah
menengah di daerah metropolitan utama California utara
dengan bantuan dari administrator sekolah (dipilih
berdasarkan kriteria).
2. Meminta persetujuan dari keluarga mengenai penelitian
tersebut.
3. Peserta diberi paket kuesioner yang akan dikumpulkan
dua sampai tiga minggu setelah surat oleh staf penelitian
diterima peserta.
4. Melakukan studi tingkat lanjut pada tahun 2006.
5. Membagikan dua versi kuesioner kepada peserta, yaitu
kuesioner dalam bahasa China dan bahasa Inggris.
Hasil Penelitian Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan
beberapa dukungan untuk gagasan bahwa disonansi
generasi berhubungan dengan dukungan orangtua dan
tingkat kebersamaan simtomatologi depresi. Secara umum,
memiliki orangtua dengan profil bicultural tampaknya
paling menguntungkan jika remaja sama memiliki profil
bicultural. Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini
bukan ibu atau ayah bicultural, melainkan kombinasi dari
sebuah biculturally orangtua dan remaja. Konfigurasi ini
mungkin optimal, karena melibatkan jarak minimal antara
orangtua dan anak di kedua budaya China dan Amerika
saat masih berada pada lingkungan keluarga yang memiliki
aspek nilai-nilai budaya dan tradisi Cina serta sama
dihargainya oleh orang tua dan anak.
Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam
penelitian berupa kuesioner cukup mudah digunakan oleh
subjek penelitian sehingga dalam pengambilan datanya
tidak dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode
kualitatif.
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah rentan waktu penelitian
Penelitian yang digunakan pada wave 1 ke wave 2 cukup jauh, yaitu 4
tahun sehingga subjek yang dapat ikut pada wave 2 hanya
80%.

Contoh Review Jurnal

Review Jurnal Psikologi

I.A. Judul Penelitian


Jurnal Penelitian Kualitatif
B. Nama Penulis
Fitria Ismali (Universitas Negeri Gorontalo)
C. Nama Jurnal
Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam
Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone
Bolango

II.Latar Belakang masalah


Pendidikan menjadi
kebutuhan yang primer, karena dengan arus globalisasi yang semakin pesat,
manusia harus dapat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan belajar. Dengan belajar, manusia diharapkan dapat
menyerap informasi sebanyak-banyaknya melalui pembelajaran dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, siswa atau
pembelajar harus bisa ikut berpartisipasi, ikut mencoba dan melakukan
sendiri yang sedang dipelajari. Pembelajaran yang mengacu pada pembelajar
an aktif adalah jika guru mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang
memungkinkan siswa berkembang secara optimal. Salah satu metode
pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam kelas di SDN 6 Bulango Selatan
adalah metode ceramah. Pembelajaran matematika dengan metode ceramah
cenderung meminimalkan keterlibatan siswa dalam belajar dan siswa menjadi
kurang aktif.
Kenyataan ini nampak pada siswa kelas V di SDN 6 Bulango Selatan,
sebagian siswa mengalami kesulitan belajar mata pelajaran matematika.
Agar ketuntasan
belajar siswa dapat tercapai salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif yang di maksud adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions). Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif (Slavin, 2010:143).
Slavin (dalam Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions), siswa ditempatkan
dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dala
m
setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah at
au variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.

III. Masalah/ Pertanyaan Penelitian


-

IV. Hipotesis
-

V. Metode
- Jenis/ Metode Penelitian
Metode pendekatan fenomenologis dengan
jenis penelitian kualitatif, maksudnya bahwa dalam penelitian ini peneliti
berusaha memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek
penelitian.
- Metode Pengambilan Data
Sebelum dilakukan pengambilan dan pengumpulan data. Data keseluruhan
dikelompokkan terlebih dahulu menjadi 2 jenis data, yaitu :
1.
Data primer, merupakan informasi utama dalam penelitian, meliputi seluruh
data kualitatif yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dalam hal ini, yang menjadi data penelitian adalah deskripsi
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui buku–
buku referensi berupa pengertian–pengertian dan teori–
teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. Yang
menjadi sumber data adalah guru dan siswa.
Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, observasi
dilakukan untuk mengetahui secara detail tentang lokasi maupun kondisi tempat
(sekolah) yang akan di teliti baik dari segi siswa, guru bahan ajar, sumber belajar,
lingkungan belajar dan sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat,
aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan proses belajar siswa.Keg
iatan wawancara dilakukan secara langsung yaitu mengadakan tanya jawab
dengan responden seperti guru, siswa dan ditunjang dari berbagai data lainn
ya.
Instrumen pedoman wawancara dilakukan secara terstruktur untuk mendapatk
an informasi yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan
tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumentasi merupakan bukti fisik beru
pafoto yang diambil pada saat mengadakan penelitian, dalam kegiatan observ
asi, wawancara, dan pengamatan proses pembelajaran.
- Metode Analisis Data
Sedangkan analisis data dalam penelitian ini, Milles dan Hubberman (dalam
Tohirin, 2012 : 141) menjelaskan bahwa analisis data merupakan langkah-langkah
untuk memproses temuan penelitian yang telah ditranskripkan melalui proses
reduksi data, yaitu data disaring dan disusun lagi, dipaparkan, diverifikasi at
au dibuat kesimpulan.

VI. Hasil Penelitian


Peneliti mengamati bahwa guru sudah baik dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, mulai dari menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa terlihat sangat baik, menyajikan materi, mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok kooperatif, evaluasi, dan sampai pada penghargaan
kelompok terlihat baik. Meskipun dalam kegiatan membimbing kelompok bekerja
dan belajar masih cukup, namun penerapan model pembelajaran kooperatif i
ni dapat terlaksana dengan baik, karena sebagian besar langkah-langkah dari
model kooperatif tipe STAD, dilaksanakan dengan baik. Namun dalam proses
pembelajaran guru sering mendapati siswa yang sulit untuk diatur, terlihat hanya
bermain dan tidak aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok, sehingga seringkali teman-teman kelompoknya, ataupun kelompok
yang lain merasa terganggu. Sedangkan untuk siswa, dalam mengerjakan tug
as
kelompok terkadang siswa merasa sulit atau kurang paham dalam mengerjak
an
tugas yang diberikan oleh guru, hal ini karena guru belum maksimal dalam
membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Karena guru hanya sesek
ali
membimbing siswa dalam kelompok, guru kebanyakan hanya duduk di depa
n kelas dan menyuruh siswa bertanya apabila ada yang belum dipahami. peneliti
mengamati bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dala
m
pembelajaran matematika, pada materi pecahan telah dilaksanakan dengan bai
k, terdiri dari 6 (enam) langkah utama yaitu: Menyampaikan tujuan dan
memotivasi
siswa, menyajikan/menyampaikan materi, mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan
memberikan penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat dilihat atau
diamati dengan jelas ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu guru ataupun
siswa sudah menerapkan langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik,
interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu sis
wa dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.
VII.Review/ Komentar
Secara konten keseluruhan jurnal ini sudah terlihat sangat baik dalam hal
mendeskripsikan apa yang ingin disampaikan oleh peneliti. Karena penelitian ini
termasuk penelitian yang menggunakan metode secara kualitatif yakni dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Deskripsi yang detail dan mendalam
tentang kasus merupakan sebuah keharusan bagi peneliti kualitatif. Kemudian dari
segi struktural, meskipun dalam penelitian kualitatif narasi yang disampaikan
berdasarkan dengan kebutuhan penelitian, namun akan lebih baik lagi jika
ditambahkan poin masalah atau pertanyaan penelitian. Hal ini tentunya akan
membantu peneliti untuk mempermudah dalam hal mengkategorikan atau
mengklasifikasikan tujuan penelitiannya. Seperti pertanyaan “bagaimana cara
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Stad dalam pembelajaran
Matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango?” dan
“mengapa siswa Matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone
Bolango memerlukan model pembelajarn kooperatif tipe Stad?” .

VIII. Abstrak Jurnal


Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran koopera
tif tipe STAD dalam pembelajaran matematika, telah dilaksanakan dengan ba
ik,
terdiri dari 6 (enam) langkah utama yaitu: Menyampaikan tujuan pembelajar
an
dan memberi motivasi, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, memberikan
evaluasi, dan memberikan penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat
dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses pembelajaran berlangsung, ya
itu guru ataupun siswa sudah menerapkan langkah-
langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan
dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain
itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.
Kata kunci : Penerapan, Model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
pembelajaran matematika.

IX. Referensi
Asma, Nur. 2006. Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Depertemen
Pendidikan Nasional
http://nopiwanabadi.blogspot.com/2011/5/hakikat-pembelajaranmatematika.html
Jonson, D. W., & Johnson, R.1991, Learning Together and Alone, Cooperat
ive and individualisti learning. Boston: Allyn and Bacon.
Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbinga
n Konseling – Pendekatan Praktid untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi
dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Ko
nsep,Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Madia Group
Wardhani, Sri. 2008. Paket fasilitasi pemberdayaan kkg/mgmp matematika
Analisis si dan skl mata pelajaran matematika smp/mts untuk optimalisasi tujuan
mata pelajaran matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Anda mungkin juga menyukai