1. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan
masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pengembangan sains pada anak belum berkembang
secara optimal dikarenakan media kegiatan pengembangan
sains yang digunakan kurang memberkan kesempatan kepada
anak untuk melakukan percobaan secara langsung.
b. Perkembangan sains anak belum terstimulasi dengan optimal
dikarenakan tema belajar sains di kelas kurang mendorong
untuk mengoptimalkan kemampuan berfikirnya.
c. Dalam kegiatan permainan sains terlihat beberapa anak
mengobrol dengan temannya.
d. Terlihat anak belum memahami konsep sains yang
dipelajari.
e. Media yang digunakan kurang bervariasi sehingga kurang
menarik minat siswa.
f. Beberapa anak masih terlihat bingung saat kegiatan
permainan sains.
g. Anak terlihat pasif dalam melakukan kegiatan.
h. Kegiatan yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak
sesuai harapan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan penjelasan mengenai masalah di atas maka
dapat disimpulkan beberapa analisis masalah sebagai berikut :
a. Metode yang digunakan guru tidak menarik minat siswa
sehingga siswa terasa bosan dan mengobrol dengan teman.
b. Guru menyampaikan materi dengan ceramah sehingga siswa
merasa bosan dan kegiatan pengembangan terlihat monoton.
c. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba melakukan percobaan sains sehingga siswa tidak
memahami konsep sains yang di pelajari.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah peneliti
ini adalah : Bagaimana upaya meningkatkan kognitif anak usia 5-
6 tahun dengan media permainan sains di TK Tunas Harapan
Bangsa?
B. Tujuan Perbaikan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
penggunaan media permainan sains untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini di TK Tunas Harapan Bangsa.
C. Manfaat Perbaikan
a. Manfaat secara teoritis
Mengembangkan kognitif anak, dan penalaran pada anak di
TK Tunas Harapan Bangsa.
b. Manfaat secara praktis
Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam kegiatan
pengembangan sains sederhana dan memberikan inovasi
serta pengalaman baru dalam kegiatan pengembangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Mills (2000) PTK merupakan suatu “systematic
Inquiry” yang di lakukan guru, kepala sekolah atau konselor
untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang
dilakukannya. Sedangkan menurut Carr & Kemmis dalam
McNiff (1991,p.2) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai berikut :
a. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penyelidikan
yang dilakukan melalui refleksi diri.
b. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh peserta yang
terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa atau
kepala sekolah.
c. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam situasi social,
termasuk situasi pendidikan.
d. Tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki, dasar
pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman
terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat
praktik tersebut dilaksanakan.
Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi
(2007:3), Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan dari guru yang dilakukan anak. Selanjutnya
Hopkins (H. Sujati, 2000:1) mengartikan Penelitian Tindakan
Kelas sebagai suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
terhadap kelasnya, di mana guru melakukan suatu tindakan
dengan tujuan meningkatkan kualitas mengajarnya berdasarkan
suatu asumsi atau teori pendidikan.
Dari pengertian para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan
mencermati yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu kegiatan pengembangan di kelas, dengan
melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban dari
permasalahan di kelas.
3. Prosedur PTK
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan
refleksi. Langkah-langkah dalam melakukan PTK pada
program PKP dapat digambarkan sebagai berikut :
Merencanakan
Mengamati
Keterangan gambar :
1. Refleksi pertama yang bertujuan untuk :
a. Identifikasi masalah
b. Analisis masalah
c. Perumusan masalah
2. Merencanakan perbaikan kegiatan
Setelah masalah dapat dirumuskan, langkah berikutnya
yang dapat dilakukan guru/pendidik adalah membuat rencana
perbaikan kegiatan.
3. Melakukan tindakan perbaikan kegiatan
Rencana perbaikan kegiatan ini kemudian dilaksanakan
oleh guru/pendidik di kelas.
4. Refleksi
Setelah guru/pendidik selesai melakukan tindakan
perbaikan, siklus kembalu kepada kegiatan refleksi dengan
tujuan melihat kelemahan dan kelebihan tindakan perbaikan
yang telah dilakukannya untuk merencanakan perbaikan
kegiatan selanjutnya.
5. Dan seterusnya.
Tujuan :
Media
Prosedur
Tujuan :
Media :
1. Minyak goring
2. Minyak tanah
3. Sirup
4. Air
5. 6 gelas bening
Prosedur
1. Guru bertanya pada anak apa yang terjadi kalau susu/air
dicampur dengan sirup.
2. Anak membentuk kelompok dan melakukan percobaan
mencampurkan dua benda cair dalam wadah yang bening :
a. Air dicampur sirup
b. Air dicampur minyak goreng
c. Air dicampur minyak tanah
d. Minyak goreng dengan minyak tanah
e. Minyak goreng dengan sirup
f. Sirup dengan minyak tanah
3. Anak menyimpulkan bahwa ada benda cair yang dapat
dicampur dan ada yang tidak dapat dicampur.
4. Kemudian mereka mencampur tiga benda cair yaitu sirup,
minyak goreng dan minyak tanah atau variasi dari gabungan
benda cair lain.
5. Anak-anak mencoba dan mengamati apa yang terjadi pada
ketiga cairan tersebut.
6. Anak mencoba menyimpulkan mengapa benda cair di urutkan
seperti di atas.
BAB III
RENCANA PERBAIKAN
1. Siklus Satu
a. Rancangan siklus 1
RKH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 Bercerita tentang Permainan air Menyimpulkan
tema air/ manfaat yang meresap kegiatan
air pengembangan
hari ini
2 Menyebutkan Permainan Menyanyi lagu
huruf kata “air” membuat di obok-obok
pencampuran
warna
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Pendahuluan
Penyajian kelas di awali dengan pendahuluan,
memaparkan tema air, udara api. Menceritakan sub tema
air, manfaat air. Selanjutnya guru menginformasikan
metode permainan sains tentang permainan air yang
meresap.
2) Kegiatan pengembangan inti
Guru menjelaskan permainan air yang meresap
dengan bahan yang telah di sediakan. Bahan yang
digunakan seperti daun talas, daun pisang, kain, kayu,
batu, plastic, kapas, air dan wadah. Guru memperagakan
permainan air yang meresap dengan memasukkan benda
secara bergantian. Guru memberikan kesempatan kepada
anak untuk mempraktekkan permainan air yang meresap
secara bergantian.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup guru dan siswa
menyimpulkan benda yang dapat meresap dan tidak
meresap.
c. Pengamatan(observing)
Observasi dilakukan oleh supervisor/teman sejawat
yang menilai selama proses kegiatan pengembangan
berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk melihat
kelebihan dan kekurangan dari metode permainan sains
yang diterapkan untuk meningkatkan kognitif siswa.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, refleksi merupakan suatu kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan terhadap poses serta hasil belajar mengajar
tadi, biasanya akan muncul permasalahan atau pemikiran
baru yang mendapat perhatian, sehingga dapat membuat
rencana/perencanaan yang baru pada pertemuan
berikutnya.
b) Pelaksanaan (acting)
1) Pendahuluan
Penyajian kelas diawali dengan pendahuluan,
dimana guru memaparkan tema air, udara api. Guru
memaparkan sub tema air dan menyebutkan kata air
bersama-sama. Guru menuliskan kata air di papan tulis,
guru dan murid mengenal kata air.
2) Kegiatan pengembangan inti
Guru memaparkan permainan sains yang akan
dilakukan yaitu permainan perncampuran warna. Warna
yang digunakan yaitu warna biru, merah, dan kuning.
Pencampuran warna yang dilakukan yaitu warna merah-
warna kuning, warna kuning-warna biru, warna biru-
warna merah, warna merah-warna kuning-warna biru.
Guru memperagakan di depan anak lalu memberikan
kesempatan kepada anak untuk memperagakan yang guru
lakukan.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan ini di akhiri dengan menyimpulkan hasil
kegiatan pengembangan hari ini dan di tutup dengan
menyanyikan lagu di obok-obok bersama-sama.
c) Pengamatan (observing)
Observasi pada siklus 1 pertemuan 2 ini dilakukan
oleh guru sendiri. Pada observasi siklus 1 pertemuan 2
ini nantinya akan menjadikan bahan refleksi pada siklus
2.
d) Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, refleksi merupakan suatu kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan terhadap proses serta hasil belajar mengajar
tadi, biasanya akan muncul permasalahan atau pemikiran
baru yang mendapat perhatian, sehingga dapat membuat
rencana/perencanaan yang baru. Jika dalam permainan
sains yang kedua ini terlihat banyak anak yang belum
berkembang, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus
kedua.
2. Siklus Dua
a. Rancangan Siklus Dua
Berikut ini di sajikan rancangan kegiatan siklus 2 dalam
tabel:
Rencana kegiatan siklus kedua
RKH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 Bercakap-cakap Permainan Berhitung dengan
tentang sub tema timbul jari tangan 1-10
(udara) tenggelam
2 Menyebutkan Permainan Menyimpulkan
huruf kata “udara” gelembung hasil kegiatan
udara pengembangan
b. Langkah-langkah perbaikan siklus
1. Pelaksanaan Siklus II (pertemuan 1)
a) Perencanaan (planning)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan guru adalah
sebagai berikut :
1) Siklus 2 pertemuan 1 ini direncanakan dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 23 Mei 2022.
2) Mempersiapkan materi alat dan bahan dalam
permainan sains yaitu permainan timbul tenggelam
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan
pengembangan (RPP) sesuai dengan tema air, udara,
api sub tema udara.
4) Mempersiapkan lembar observasi.
b) Pelaksanaan (acting)
1) Pendahuluan
Penyajian kelas di awali dengan pendahuluan,
memaparkan tema air, udara, api. Menceritakan sub tema
udara, manfaat udara. Selanjutnya guru
menginformasikan metode permainan sains tentang
permainan timbul tenggelam.
2) Kegiatan inti
Guru menjelaskan permainan timbul tenggelam
dengan bahan yang telah di sediakan. Guru memberikan
kesempatan kepada anak untuk mempraktekkan permainan
gelembung warna secara bergantian.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan
hasil kegiatan pengembangan hari ini lalu menghitung
dengan jari 1-10.
c) Pengamatan (observing)
Observasi dilakukan oleh supervisor/teman sejawat
yang menilai selama proses kegiatan pengembangan
berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk melihat
kelebihan dan kekurangan dari metode permainan sains
yang diterapkan untuk meningkatkan kognitif siswa. Pada
observasi siklus 2 pertemuan 1 ini nantinya akan menjadi
bahan refleksi pada pertemuan ke 2
d) Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, refleksi merupakan suatu kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan terhadap poses serta hasil belajar mengajar
tadi, biasanya akan muncul permasalahan atau pemikiran
baru yang mendapat perhatian, sehingga dapat membuat
rencana/perencanaan yang baru pada pertemuan
berikutnya.
b) Pelaksanaan (acting)
1) Pendahuluan
Penyajian kelas diawali dengan pendahuluan,
dimana guru memaparkan tema air, udara api. Guru
memaparkan sub tema udara dan menyebutkan kata udara
bersama-sama. Guru menuliskan kata udara di papan
tulis, guru dan murid mengenal kata udara.
2) Kegiatan pengembangan inti
Guru memaparkan permainan sains yang akan
dilakukan yaitu gelembung warna. Guru memperagakan
di depan anak lalu memberikan kesempatan kepada anak
untuk memperagakan yang guru lakukan.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan ini di akhiri dengan menyimpulkan hasil
kegiatan pengembangan hari ini.
c) Pengamatan (observing)
Observasi pada siklus 2 pertemuan 2 ini dilakukan
oleh guru sendiri. Pada observasi siklus 2 pertemuan 2
ini nantinya akan menjadikan bahan penentu pada tahap
refleksi
d) Refleksi
Pada tahap ini, refleksi merupakan suatu kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan terhadap proses serta hasil belajar mengajar
tadi, biasanya akan muncul permasalahan atau pemikiran
baru yang mendapat perhatian, sehingga dapat membuat
rencana/perencanaan yang baru, atau apakah dengan
kegiatan 2 siklus ini sudah dinyatakan berhasil atau
belum.
C. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian
tindakan yang dikembangkan oleh “Kemmis dan Mc Taggart
(dalam H. Sujati, 2000: 24)”. Dalam perencanaan Kemmis dan Mc
Taggart menggunakan siklus sistem spiral.
1. Perencanaan
Membuat rencana kegiatan penelitian dan Rencana
Kegiatan Harian(RKH). RKH ini akan digunakan sebagai
pedoman guru dalam melakukan kegiatan pengembangan di
kelas. Selanjutnya mempersiapkan lembar observasi
tentang peningkatan kognitif anak melalui permainan
sains, mempersiapkan media kegiatan pengembangan yang
akan digunakan, dan alat untuk dokumentasi.
2. Tindakan dan Observasi
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana kegiatan yang
telah dibuat yaitu RKH yang dalam pelaksanaannya
bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan. Selama proses kegiatan pengembangan
berlangsung, guru melaksanakan kegiatan mengajar sesuai
dengan RKH yang telah dibuat.Peneliti mengamati
aktivitas anak dalam mengikuti proses kegiatan
pengembangan yang berhubungan dengan permainan sains.
Observasi dilaksanakan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat dan dilakukan selama proses kegiatan
pengembangan berlangsung. Observasi dilakukan untuk
melihat perkembangan kognitif anak secara langsung
melalui permainan sains. Observasi dilakukan oleh peneliti
dan teman sejawat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009: 329).
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh peneliti selama masa observasi dan memberikan
gambaran konkret tentang keterampilan sains anak.
Dokumen yang digunakan berupa RKH dan apa saja yang
berkaitan dengan penelitian. Lembar observasi dan daftar
isi dokumentasi dapat dilihat pada Lampiran.
BAB 4
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Kemampuan Awal Anak Sebelum Tindakan
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti sebelum mengadakan
penelitian adalah mengetahui kemampuan awal anak sebelum
tindakan dilaksanakan. Observasi dilakukan pada tanggal 9 Mei
2022. Kegiatan pengembangan yang diberikan oleh guru dalam
bidang kognitif khususnya keterampilan proses sains sebelum
tindakan yaitu menggunakan metode pemberian tugas. Metode
tersebut belum dapat meningkatkan kognitif anak secara
keseluruhan. Sehingga dari hasil observasi yang dilakukan,
dapat diketahui bahwa keterampilan proses sains anak masih
rendah. Adapun rekapitulasi dari data kemampuan kognitif
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
b. Tindakan
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pertemuan Pertama pada tindakan Siklus I dilaksanakan
pada hari Senin, 16 Mei 2022, yang berlangsung dari pukul
08.00-10.30 WIB. Tema kegiatan pengembangan yang akan
disampaikan yaitu air, udara, api sub tema air dan kegiatan
sains yang akan dilakukan yaitu permainan air yang meresap.
Adapun kegiatan dalam proses kegiatan pengembangan
sebagai berikut:
b) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal guru meminta anak duduk
membentuk lingkaran lalu membuka kegiatan pengembangan
dengan membaca doa sebelum belajar. Selanjutnya guru
memberikan pertanyaan kepada anak “Sekarang hari apa?”,
“Tanggal berapa?”, dan “Tahun berapa?” seperti biasanya.
Selanjutnya guru mengajak anak untuk bercakap-cakap
tentang tema hari ini yaitu air, udara dan api sub tema air.
Guru memberikan pertanyaan kepada anak “Apa itu air?” dan
“Apa saja manfaat air?”. Anak-anak mengungkapkan
pendapatnya. Guru menjelaskan tentang air dan manfaat air
serta penciptanya.
c) Kegiatan inti
Kegiatan inti dimulai dengan menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan oleh anak. Kegiatan di sentra bahan
alam inilah yang akan dijadikan tindakan oleh peneliti. Guru
memberikan petunjuk kepada anak tentang kegiatan yang akan
mereka lakukan. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu
permainan air yang meresap. Guru menjelaskan bahan-bahan
yang akan digunakan. Bahan yang akan digunakan yaitu
kapas, kayu, kain, batu, karet, daun talas, dan satu mangkuk
air. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada anak
tentang benda apa saja yang bisa meresap dan benda yang
tidak bisa meresap air. Hanya beberapa anak yang mencoba
menjawab pertanyaan guru. Sedangkan sebagian besar anak
tidak menjawab karena masih bingung. Setelah itu guru
mempraktekkan bagaimana cara bermainnya. Awalnya anak
terlihat bingung dengan bahan-bahan yang ia lihat namun
setelah guru mempraktekkan dengan memasukkan benda satu
persatu ke dalam air, telihat anak penasaran dan ingin
mencoba melakukannya. Selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukannya. Beberapa anak
terlihat bingung membedakan kayu apakah bisa meresap atau
tidak. Disamping itu masih banyak anak yang masih malu
untuk mengungkapkan pendapatnya dan hanya diam saat
ditanya.
Anak yang sudah selesai melakukan kegiatan permainan
sains di persilahkan melanjutkan kegiatan di sentra bahan
alam sesuai RPPH yang telah di susun. Setelah semua
kegiatan selesai dilakukan anak istirahat, boleh bermain di
dalam maupun di luar kelas atau makan bekal yang dibawa.
d) Kegiatan akhir
Pada tahap ini guru memberi pujian kepada anak yang
mampu mengerjakan seluruh kegiatan. Selanjutnya guru
melakukan tanya jawab dan mengulas kegiatan yang
dilakukan. Untuk kegiatan permainan air yang meresap guru
mengevaluasi dengan memberikan pertanyaan kepada anak
tentang benda yang bisa meresap dan benda yang tidak
meresap. Lalu guru memberikan kesimpulan tentang mengapa
benda tersebut bisa meresap. Dari evaluasi tersebut dapat
dilihat kemampuan anak dalam menyerap kegiatan permainan
air yang meresap yang dilakukan dengan metode permainan
sains.
Pertemuan pertama tindakan siklus I dengan metode
permainan sains berjalan dengan baik, meskipun pada
awalnya banyak anak yang malu-malu. Sebelum menutup
kegiatan pengembangan, guru mengajak anak menyanyikan
lagu di obok-obok´Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa untuk
pulang yang dipimpin oleh guru.
b) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal guru meminta anak duduk
membentuk lingkaran lalu memberikan pertanyaan kepada
anak “Sekarang hari apa?”, “Tanggal berapa?”, dan “Tahun
berapa?” seperti biasanya. Selanjutnya guru mengajak anak
untuk bercakap-cakap tentang tema hari ini yaitu air, udara
dan api sub tema air. Guru memberikan pertanyaan kepada
anak “Apa itu air?” dan “Apa saja manfaat air?”. Anak-anak
mengungkapkan pendapatnya. Guru menjelaskan tentang air
dan manfaat air serta penciptanya.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti dimulai dengan menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan oleh anak. Kegiatan di sentra bahan
alam inilah yang akan dijadikan tindakan oleh peneliti. Pada
kegiatan permainan sains kegiatan yang dilakukan yaitu
permainan pencampuran warna. Guru terlebih dahulu
memberikan pertanyaan kepada anak tentang macam-macam
warna, dan mengajak anak melakukan prediksi warna apa
yang dihasilkan dari pencampuran warna yaitu merah-kuning,
merah-biru, kuning-biru, dan merah-kuning-biru. Hanya ada
beberapa anak yang mencoba menjawab pertanyaan dari guru,
sedangkan sebagian besar anak tidak menjawab karena masih
bingung. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada anak
untuk mencoba sendiri kegiatan mencampur warna. Guru
memanggil nama anak sesuai urutan absen. Dalam kegiatan
tersebut terlihat anak-anak sangat antusias untuk melakukan
kegiatan mencampur warna karena mereka benar-benar
melakukan sendiri, mengamati proses, dan melihat hasilnya.
Pada waktu anak sedang melakukan kegiatan mencampur
warna, peneliti dan teman sejawat memberi arahan kepada
anak warna apa saja yang harus dicampur dan bertanya
kepada anak warna apa yang dihasilkan dari pencampuran
warna tersebut. Sebagian anak bingung membedakan warna
merah dan oranye. Disamping itu masih banyak anak yang
masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya dan hanya
diam saat ditanya. Anak yang sudah selesai melakukan
kegiatan permainan sains diperbolehkan untuk melanjutkan
kegiatan pengembangan di sentra bahan alam sesuai dengan
RPPH yang telah di susun di area lain. Setelah semua
kegiatan selesai dilakukan anak istirahat, boleh bermain di
dalammaupun di luar kelas atau makan bekal yang dibawa.
c) Kegiatan akhir
Pada tahap ini guru memberi pujian kepada anak yang
mampu mengerjakan seluruh kegiatan. Selanjutnya guru
melakukan tanya jawab dan mengulas kegiatan yang
dilakukan. Untuk kegiatan permainan sains guru
mengevaluasi dengan memberikan pertanyaan kepada anak
tentang warna baru yang dihasilkan, apa saja warna primer
dan warna sekunder. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat
dilihat kemampuan anak dalam menyerap kegiatan mencampur
warna yang dilakukan dengan metode permainan.
Pertemuan kedua tindakan siklus 1 dengan metode
permainan sains berjalan dengan baik, meskipun pada
awalnya banyak anak yang berebut dalam melakukan kegiatan
tersebut. Sebelum menutup kegiatan pengembangan, guru
mengajak anak menyanyikan lagu “di obok-obok”. Kegiatan
dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang dipimpin oleh
guru.
c. Observasi
Tahap selanjutnya dari penelitian tindakan kelas ini
adalah observasi. Observasi pada anak Kelompok B TK Tunas
Harapan Bangsa pada Siklus I dirangkum melalui dua kali
pertemuan. Observasi yang dilakukan melalui metode
permainan sains yaitu kegiatan permainan air yang meresap
dan permainan pencampuran warna. Anak-anak terlihat
antusias dalam mengikuti kegiatan dengan metode permainan
sains, hal ini terlihat dari keinginan mereka untuk dapat
mengerjakan kegiatan tersebut. Selain itu juga dilihat dari
rasa penasaran anak yang bertanya kepada guru kegiatan
apalagi yang akan mereka lakukan besok. Aspek keterampilan
proses sains yang di observasi meliputi: perencanaan
kegiatan, aktivitas eksploratif dan menyelidik, klasifikasi,
sebab-akibat, pemecahan masalah, dan inisiatif.
3 SEBELUM TINDAKAN
SIKLUS 1
2
0
BB MB BSH BSB
d. Refleksi
Refleksi pada Siklus I dilakukan pada akhir siklus oleh
peneliti supervisor 2. Refleksi dimaksudkan untuk membahas
kendala atau masalah yang dialami selama pelaksanaan Siklus
I. Kegiatan refleksi yang dilakukan nantinya akan dijadikan
masukan pada perencanaan siklus selanjutnya. Berdasarkan
hasil tindakan pada Siklus I, dapat diketahui bahwa
kemampuan kognitif anak melalui metode permainan sains
sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
tindakan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase yang
dicapai oleh anak.
Dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh
peneliti dan supervisor 2, hal-hal yang menjadi hambatan atau
kendala pada tindakan Siklus I,antara lain sebagai berikut:
1) Tidak adanya pembagian kelompok yang jelas sehingga
anak sering berebut satu sama lain.
2) Anak kurang aktif dalam menjawab pertanyan guru.
3) Anak kurang berani atau masih malu dalam
mengungkapkan pendapatnya.
4) Anak yang memiliki keterampilan proses sains dalam
kriteria baik masih mendominasi atau keterampilan anak di
dalam kelas belum merata.
5) Kegiatan yang dilakukan dalam satu hari terlalu banyak
yaitu empat kegiatan, sehingga sebagian besar anak
terlihat kurang maksimal dalam mengerjakan.
6) Guru kurang jelas dalam memberikan contoh dalam
kegiatan pengembangan, dan lebig memberi penjelasan.
Sehingga anak kurang memahami apa yang disampaikan
guru.
Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan Siklus I,
kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan kognitif
melalui metode permainan sains sudah mengalami
peningkatan. Akan tetapi, peningkatan tersebut belum
mencapai indicator keberhasilan yang telah ditetapkan
yaitu 70% atau 9 anak dari 12 anak termasuk dalam
kriteria baik dan sangat baik dan hasil yang diperoleh pada
Siklus I baru 42% atau 5 anak yang termasuk dalam
kriteria tuntas. Oleh karena itu, kemampuan kognitif anak
pada Kelompok B Tk Tunas Harapan Bangsa melalui
metode permainan sains perlu dilanjutkan pada tindakan
Siklus II. Selain itu juga perlu adanya perbaikan terhadap
hambatan yang ditemukan pada Siklus I.
Adapun langkah-langkah perbaikan yang dilaksanakan
adalah sebagaiberikut:
1. Guru membagi anak menjadi 4 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3 anak. Guru membuat
undian untuk menentukan urutan dalam melakukan
kegiatan sains. Anak melakukan percobaan sesuai
urutan kelompoknya dan wajib mengikuti aturan
tersebut.
2. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada anak,
agar anak lebih berani dalam bicara dan mengungkapkan
pendapatnya. Selain itu guru juga dapat memberikan
reward agar anak lebih bersemangat dan termotivasi,
agar keterampilan proses sains anak dapat lebih merata.
3. Guru hanya memberikan tiga kegiatan untuk proses
kegiatan pengembangan dalam satu hari. Sehingga anak
memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan
percobaan dan tugas yang lain dapat dikerjakan dengan
optimal.
4. Guru memberikan penjelasan dan juga contoh kepada
anak tentang langkah-langkah mengerjakan dan
penggunaan alat dalam percobaan. Hal ini perlu
dilakukan agar anak lebih memahami apa yang
disampaikan oleh guru.
b. Tindakan
1. Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama pada tindakan Siklus II dilaksanakan
pada hari Senin, 23 Mei 2022, yang berlangsung dari pukul
08.00 - 10.30 WIB. Tema kegiatan pengembangan yang akan
disampaikan yaitu air, udara, api sub tema udara dan kegiatan
sains yang akan dilakukan yaitu tenggelam terapung. Adapun
kegiatan dalam proses kegiatan pengembangan sebagai
berikut:
a) Kegiatan sebelum masuk kelas
Semua anak berkumpul di halaman sekolah untuk
melaksanakan upacara. Guru memilih anak untuk menjadi
petugas upacara. Anak yang menjadi pemimpin upacara
memberikan aba-aba berbaris kepada semua anak. Setiap anak
berbaris sesuai kelasnya masing-masing. Saat mengikuti
upacara, beberapa anak terlihat bercanda dengan teman
disebelahnya. Setelah upacara selesai anak-anak
diperkenankan untuk masuk ke kelas masing-masing.
b) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan dimulai seluruh anak duduk di atas
tikar. Kegiatan dimulai dengan berdoa sebelum belajar yang
dipimpin oleh guru, selanjutnya guru mengucap salam dan
anak menjawab salam dari guru. Kemudian guru mengajak
anak untuk menyanyikan beberapa lagu dan melakukan
presensi seperti biasa. Setelah selesai anak melakukan
aktivitas motorik yaitu menggerakkan tangan bersama-sama.
Selanjutnya guru mengajak anak untuk bercakap-cakap
tentang tema hari ini yaitu tentang air, udara, api sub tema
udara.
c) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan menginformasikan kegiatan
yang akan dilakukan oleh anak. Kegiatan hari ini berbeda
dengan hari sebelumnya, guru hanya memberikan tiga
kegiatan dari sebelumnya empat kegiatan. Hal itu dilakukan
untuk mengoptimalkan tugas anak seperti yang telah
direncanakan pada refleksi Siklus I. Kegiatan yang telah
disediakan guru yaitu bermain timbul tenggelam. Agar anak
tidak saling berebut untuk mengerjakan di permainan sains,
kali ini sebelum melakukan kegiatan guru membagi anak
menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok berisi 4 anak. Guru
akan memanggil anak sesuai dengan urutan kelompoknya.
Sebelum kegiatan guru memberikan petunjuk kepada anak
tentang kegiatan yang mereka lakukan. Sebelum guru
membagikan kegiatan, guru mengajak anak melakukan
prediksi tentang benda apa saja yang timbul dan tenggelam
saat dimasukkan ke dalam air. Guru memberikan penguatan
positif seperti “anak pintar” dan “hebat” kepada anak yang
aktif menjawab. Anak senang sekali dengan pujian yang
diberikan oleh guru. Guru juga menjelaskan seperti apakah
saat benda dikatakan terapung dan tenggelam. Agar anak
menjadi lebih bersemangat dan termotivasi, di samping
memberikan penguatan hari ini guru akan memberikan
reward kepada anak yang aktif dan melaksakan tugas dengan
baik. Anak-anak terlihat penasaran reward apa yang akan
mereka peroleh. Selanjutnya guru juga memberikan contoh
dengan memasukkan benda ke dalam air. Anak-anak harus
memasukkan benda-benda ujicoba pada wadah berisi air
kemudian melihat reaksi yang ditimbulkan. Selesai memberi
contoh guru mempersilakan anak untuk mencoba sendiri
dengan urutan kelompok yang telah ditetapkan.
Pada Pertemuan Pertama ini, terlihat anak sudah tertib
dalam melakukan kegiatan. Mereka sudah melaksanakannya
sesuai urutan yang ditetapkan oleh guru. Anak mulai
melakukan percobaan dengan memasukkan satu per satu
benda yang digunakan dalam uji coba ke dalam wadah berisi
air. Mereka mengamati apa yang terjadi setelah benda
dimasukkan. Apakah benda tersebut tenggelam atau
terapung. Setelah semua benda diuji coba, mereka
mengelompokkan benda apa saja yang tenggelam dan apa
saja yang terapung. Anak-anak terlihat mencari benda-benda
lain untuk dimasukkan ke dalam wadah, seperti: plastik,
pensil,sedotan, dan gunting.
Selanjutnya guru memberikan tantangan kepada anak
untuk membuat benda yang tenggelam pada air yaitu
plastisin menjadi terapung. Anak-anak berpikir bagaimana
cara untuk melakukannya. Guru memberikan bantuan kepada
anak dengan memperlihatkan reaksi mangkok plastik saat
dimasukkan ke dalamair. Beberapa anak mengerti bahwa
mereka harus merubah plastisin menjadi bentuk seperti
mangkok. Ada juga anak yang meletakkan plastisin tersebut
di atas mangkok. Selain itu, guru juga menyuruh anak yang
berhasil membuat plastisin terapung menjadikannya
tenggelam kembali. Beberapa anak langsung meremas
plastisin menjadi bentuk semula, ada juga yang memasukkan
kerikil ke dalam plastisin yang berbentuk seperti mangkok
sehingga membuatnya tenggelam. Sementara itu, ada anak
yang membuat daun dari terapung menjadi tenggelam dengan
cara menindihnya menggunakan plastisin. Berbagai cara
dilakukan oleh anak untuk memecahkan permasalahan yang
diberikan oleh guru dalam percobaan. Anak yang berhasil
melakukannya terlihat senang dan puas. Walaupun begitu,
masih terdapat beberapa anak yang belum mampu
melakukannya. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan
anak diperbolehkan untuk istirahat. Anak dapat bermain di
dalam maupun di luar kelas atau makan bekal yang mereka
bawa.
d) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberi pujian kepada anak
yang mampu mengerjakan seluruh kegiatan. Selanjutnya
guru melakukan tanya jawab dan mengulas kegiatan yang
dilakukan. Untuk kegiatan yang dilakukan dalam permainan
sains,seperti pada siklus sebelumnya guru mengevaluasi
dengan memberikan pertanyaan kepada anak tentang benda
yang terapung dan tidak terapung pada air, mengapa benda
tersebut bisa terapung dan tidak terapung. Dari evaluasi
tersebut dapat dilihat kemampuan anak dalam mengingat dan
menyerap kegiatan bermain tenggelam terapung yang
dilakukan dengan metode permainan sains.
Pertemuan Pertama Siklus II berjalan dengan baik dan
lebih lancar. Sebelum menutup kegiatan pengembangan,
guru mengajak anak bercakap-cakap tentang siapa yang
menciptakan air, udara, api. Kegiatan dilanjutkan dengan
berdoa untuk pulang yang dipimpin oleh guru.
b) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan dimulai seluruh anak duduk di atas
tikar. Kegiatan dimulai dengan berdoa sebelum belajar
yang dipimpin oleh guru, selanjutnya guru mengucap
salam dan anak menjawab salam dari guru. Selanjutnya
anak melakukan aktivitas motorik yaitu melompat dari
ketinggian 30-40 cm.Setelah itu anak mengucap syair
“udara”. Selanjutnya bercakap-cakap tentang sub tema
udara.
c) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan menginformasikan
kepada anak tentang kegiatan yang akan mereka lakukan.
Seperti yang dilakukan pada Pertemuan Pertama, kali ini
guru juga memberikan tiga kegiatan pada anak. Kegiatan
yang telah disediakan guru yaitu permainan gelembung
warna. Sebelum melakukan kegiatan guru membagi anak
menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok berisi 4 anak
yang berbeda dari pertemuan pertama. Guru akan
memanggil anak sesuai dengan urutan kelompoknya.
Sebelum kegiatan di mulai, guru memberikan petunjuk
kepada anak tentang kegiatan yang mereka lakukan.
Sebelum kegiatan permainan di mulai terlebih dahulu
menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada anak
untu melakukan permainan trsebut sesuai kelompok yang
telah dibuat sebelumnya. Agar anak menjadi lebih
bersemangat dan termotivasi, di samping memberikan
penguatan hari ini guru akan memberikan reward kepada
anak yang aktif dan melaksakan tugas dengan baik. Anak-
anak terlihat penasaran reward apa yang akan mereka
peroleh. Selanjutnya guru juga memberikan contoh
membuat gelembung warna. Anak-anak harus
memasukkan bahan satu persatu lalu meniupnya secara
perlahan. Selesai memberi contoh guru mempersilakan
anak untuk mencoba sendiri sesuai dengan urutan
kelompok yang telah ditetapkan.
Pada Pertemuan Kedua ini, terlihat anak sudah tertib
dalam melakukan kegiatan. Mereka sudah
melaksanakannya sesuai urutan yang ditetapkan oleh
guru. Anak mulai melakukan permainan dengan
memasukkan bahan satu persatu. Mereka mengamati apa
yang terjadi setelah benda dimasukkan. Setelah semua
bahan tercampur, mereka meniup alat yang mereka buat
dengan semangat. Anak yang berhasil melakukannya
terlihat senang dan puas. Walaupun begitu, masih
terdapat beberapa anak yang belum mampu
melakukannya. Setelah semua kegiatan selesai dilakukan
anak diperbolehkan untuk istirahat. Anak dapat bermain
di dalam maupun di luar kelas atau makan bekal yang
mereka bawa.
d) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukan dan memberi pujian kepada anak yang
mampu mengerjakan seluruh kegiatan. Untuk kegiatan
permainan gelembung warna, seperti pada siklus
sebelumnya guru mengevaluasi dengan memberikan
pertanyaan kepada anak tentang benda apa saja yang
digunakan dalam kegiatan tersebut, bagaimana cara
bermainnya lalu menyimpulkan hasil kegiatan tersebut.
Evaluasi ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana
kemampuan anak dalam mengingat dan menyerap kegiatan
percobaan gelembung warna yang dilakukan dengan
metode permainan sains.
Sebelum menutup kegiatan pengembangan, guru
memberikan reward kepada anak-anak seperti yang telah
dijanjikan. Anak-anak sangat senang mendapatkan hadiah
dari guru. Selanjutnya guru bercakap-cakap dengan anak
tentang membuang sampah pada tempatnya. Guru juga
berpesan kepada anak bahwa mereka harus lebih rajin
dalam belajar. Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa untuk
pulang yang dipimpin oleh guru.
.
c. Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah
observasi. Observasi pada anak Kelompok B TK Tunas
Harapan Bangsa pada Siklus II juga dirangkum melalui dua
kali pertemuan. Observasi yang dilakukan melalui metode
permainan sains yaitu kegiatan bermain terapung tenggelam
dan permainan gelembung warna. Aspek keterampilan proses
sains yang diobservasi meliputi: perencanaan kegiatan,
aktivitas eksploratif dan menyelidik, klasifikasi, sebab-
akibat, pemecahan masalah, dan inisiatif. Dari hasil
observasi, keterampilan proses sains anak selama tindakan
Siklus II peningkatan yang sangat baik. Adapun rekapitulasi
dari data siklus 2
3 SIKLUS 1
SIKLUS 2
2
0
BB MB BSH BSB
d. Refleksi
Refleksi pada Siklus II dilakukan pada akhir siklus oleh
peneliti dan supervisor 2. Hambatan-hambatan yang diperoleh
pada tindakan Siklus I sudah diatasi pada Siklus II. Kegiatan
berjalan dengan lancar dan anak-anak terlihat antusias dalam
mengikuti kegiatan yang diberikan karena dapat terlibat
secara langsung dalam kegiatan pengembangan sehingga tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Adapun masih
ditemukan satu atau dua anak yang masih belum memenuhi
kriteria dan aspek pemecahan masalah belum memenuhi
indikator keberhasilan, tetapi hal tersebut tidak menjadi
masalah disebabkan secara keseluruhan indicator
perkembangan kognitif anak sudah meningkat secara
signifikan melalui metode permainan sains pada anak
Kelompok B TK Tunas Harapan Bangsa.
Peningkatan kemampuan kognitif anak telah memenuhi
indikator yang ditetapkan, yaitu sebanyak 82,6% atau 10
anak dari 12 anak masuk dalam kriteria Baik(BSH) dan
Sangat Baik(BSB). Hal tersebut dapat dilihat dari persentase
yang dicapai oleh anak. Oleh karena itu penelitian dirasa
cukup dan dihentikan sampai Siklus II.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, hendaknya mematuhi tata cara pelaksanaan dan
prosedur metode permainan sains serta melakukan pembagian
kelompok percobaan dengan benar untuk kelancaran kegiatan
percobaan.
2. Bagi sekolah, dapat menerapkan metode permainan sains dalam
kegiatan pengembangan sains pada kelompok lain di TK Tunas
Harapan Bangsa, agar keterampilan proses sains dapat diajarkan
pada semua anak didik.
3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini terbatas pada peningkatan
kognitif anak melalui metode permainan saina, maka perlu
adanya penelitian lebih lanjut dalam bidang kemampuan anak
yang lainnya yang belum pernah dilakukan